menyerupai fenomena gunung es. Penelitian ini dilakukan pada subjek wanita karena beberapa penelitian menyebutkan bahwa wanita memiliki risiko lebih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.


BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang mengacu pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

Diabetes Mellitus Type II

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB.I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

FAKTOR RISIKO POLA KONSUMSI NATRIUM KALIUM SERTA STATUS OBESITAS TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS LAILANGGA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 : PEMBAHASAN. 1.1 Hubungan Hiperurisemia Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular menjadi penyebab utama kematian di dunia, dari 56 juta kematian global di tahun 2012,

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2020 Indonesia diperkirakan merupakan negara urutan ke-4

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Prevalensi penyakit diabetes mellitus terus meningkat tiap tahunnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM gestasional. 2 Angka kejadian DM

BAB I PENDAHULUAN. atau stroke (Mahan dan Escott-Stump, 2008). Sedangkan prevalensi hipertensi pada golongan usia adalah


BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat dunia. Data World Health Organization (WHO) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.

I. PENDAHULUAN. dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorlan, 2012). disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas telah menjadi masalah kesehatan yang serius di seluruh dunia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan. kehilangan massa otot tubuh sekitar 2 3% perdekade.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prediabetes merupakan pencetus Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2). Penanda prediabetes yaitu kadar glukosa darah puasa 100-125 mg/dl dan atau kadar glukosa darah 2 jam post prandial 140-199 mg/dl.dalam jangka waktu 3-5 tahun, 25% prediabetes dapat berkembang menjadi DMT2, 50% tetap dalam kondisi prediabetes, dan 25% kembali pada kondisi glukosa darah normal (Singh et al., 2012). Prediabetes merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu, umumnya prediabetes memiliki faktor risiko kardiovaskular lain seperti obesitas, hipertensi, dan dislipidemia (Chiasson&Bernard, 2011). Studi yang dilakukan oleh AusDiab, Framingham, Diabetes REduction Assessment with ramipril and rosiglitazone Medication (DREAM), dan Study to Prevent Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus(STOP-NIDDM) menemukan bahwa risiko terjadinya kardiovaskular dua kali lebih tinggipada prediabetes dibanding individu dengan glukosa darah normal(soewondo&pramono, 2011). Pada tahun 2030 International Diabetes Federation(IDF)memprediksikan terdapat 398 juta penduduk dunia mengalami prediabetes(idf, 2011).Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi DMT2 daerah perkotaan di Indonesia adalah 5,7% sedangkan prevalensi prediabetes hampir dua kali lipatnya yaitu 10,2%. Di Jawa Tengah prevalensi DMT2 7,8% sedangkan prevalensi prediabetes 13,1% (Balitbangkes, 2008). Jika diperkirakan prevalensi DMT2 meningkat, maka prevalensi prediabetes akan meningkat lebih tinggi karena menyerupai fenomena gunung es dimana jumlah individu yang belum terdeteksi DMT2 (termasuk prediabetes) lebih banyak dibanding DMT2. Jumlah kejadian DMT2 di Kota Semarang adalah 37.759 kasus pada tahun 2010 dan 45.551 kasus tahun 2011. Kejadian DMT2paling banyak ditemukan di Puskesmas Tlogosari Kulon sebanyak 2957 kasus. Selain itu, kejadian hipertensi di Puskesmas Tlogosari juga tinggi yaitu mencapai 4979 kasus (DKK Semarang, 2012).Jika kejadian DMT2 meningkat maka prediabetes pun meningkat, 1

2 menyerupai fenomena gunung es. Penelitian ini dilakukan pada subjek wanita karena beberapa penelitian menyebutkan bahwa wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami prediabetes dibanding pria (Xu et.al., 2012), (Soewondo&Pramono, 2011). Wanita berisiko lebih tinggi mengalami prediabetes karena wanita lebih sensitif terhadap efek penekanan peningkatan berat badan dibanding pria sehingga risiko overweight dan obesitas lebih tinggi dialami oleh wanita (William, 2004). Selain itu,wanita lebih berisiko prediabetes jika pernah melahirkan bayi dengan berat lahir > 4 kg (Chiasson & Bernard, 2011). Prediabetesberkaitan dengan sindrom metabolik (sindrom resistensi insulin), salah satunya hipertensi (Fronzo&Ghani, 2011).Hiperinsulinemia pada prediabetesmenyebabkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, peningkatan reabsorbsi natrium dan air, serta hipertrofi otot polos vaskular. Hipertrofi otot polos vaskular menyebabkan disfungsi endotel dan penurunan produksi nitrit oksida sehingga menimbulkan hipertensi (Sachdev, 2009), (Rohman, 2007). Risiko hipertensi pada prediabetes 2-3 kali lebih tinggi dibanding individusehat (Fronzo&Ghani, 2011).Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada prediabetes 15,1% sedangkan pada nonhipertensi 8,4% (Balitbangkes, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa kejadian hipertensi banyak dialami oleh prediabetes. Pasien prediabetes dengan hipertensi memilikirisiko tinggi terjadi morbiditas dan mortalitas karena penyakit kardiovaskular dini (Agarwal, 2013). Oleh karena itu, kejadian hipertensi pada prediabetes perlu dicegah sehingga prevalensi penyakit kardiovaskular dapat ditekan. Asupan makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risikohipertensipada prediabetes. Diet tinggi energi dan tinggi lemak berkaitan dengan peningkatan risiko resistensi insulin (Ramachandran&Snelatha, 2005). Hasil sistematik review menunjukkan bahwa penurunan asupan karbohidrat total dapat memperbaiki kontrol glikemik dan sensitivitas insulin (Spritzler, 2012).Studi Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)dietmenunjukkan bahwa diet tinggi sayur, buah, dan hasil olahan susu rendah lemak yang rendah lemak jenuh dan lemak total serta tinggi kandungan kalium, kalsium, dan magnesium dapat

3 menurunkan tekanan darah sistolik 6-11 mmhg dan tekanan darah diastolik 3-6 mmhg (Krummel, 2004). Studi kohort menunjukkan bahwa pola makan DASH diet berhubungan dengan rendahnya insidensi hipertensi pada wanita (Forman et.al., 2009). Pada penelitian ini asupan makan menggunakan pedoman DASH diet hanya saja terdapat beberapa zat gizi yang anjuran konsumsinya menggunakan Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk populasi Indonesia. Oleh karena itu, asupan makan pada penelitian ini disebut asupan makan DASH like diet. Jumlahprediabetes di Indonesia semakin tinggi namun manajemen untuk pasien prediabetes dengan hipertensi belum banyak dikaji terutama dari aspek asupan makan. Selain itu, kurangnya pedoman dan skrining prediabetesmembuat kondisi prediabetes tidak diketahui dan tidak diamati (Soewondo & Pramono, 2011). Jika kondisi prediabetes dengan hipertensi dapat diketahui sejak dini maka peningkatan prevalensi diabetes dan penyakit kardiovaskular yang berhubungan dengan morbiditas, mortalitas, biaya, dan risiko progresifitas penyakit dapat dicegah. Risiko hipertensi pada prediabetes perlu dicegah karena hipertensi dan hiperglikemia bekerja secara sinergi dalam perkembangan komplikasi makrovaskular (penyakit jantung koroner, serebrovaskular, arteri perifer), komplikasi mikrovaskular (nefropati, retinopati, neuropati), dan gagal jantung (Bellet al., 2006). Beberapa faktor prediktif prediabetes untuk tujuan pencegahan dan penatalaksanaanperlu dikaji. Namun, di Indonesia belum terdapat penelitian mengenai asupan makan pada prediabetes dengan risiko hipertensi. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka peneliti bermaksud menelitimengenai hubungan asupan makandash like dietdengan risiko hipertensi pada wanitaprediabetes di daerah Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. B. Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan asupan makan DASH like dietdengan risiko hipertensi pada wanita prediabetes di daerah Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang?

4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Membuktikan bahwa asupan makanyang tidak sesuai DASH like dietberhubungan dengan risiko hipertensi pada wanita prediabetes di daerah Puskesmas Tlogosari KulonKota Semarang 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan asupan makan DASH like diet pada wanita prediabetes b. Mengetahui hubungan asupan makan DASH like dietdengan risiko hipertensi pada wanita prediabetes di daerah Puskesmas Tlogosari KulonKota Semarang D. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi kepada subjek penelitian mengenai asupan makan yang dapat meningkatkan risiko hipertensi pada prediabetes agar dapat dilakukan upaya pencegahan terjadinya hipertensi yang dapat mengakibatkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular 2. Sumber acuan yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan 3. Hasil penelitian diharapkan menjadi pertimbangan dan landasan kebijakan bagi Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam upaya pencegahan hipertensi pada prediabetes 4. Meningkatkan wawasan, ilmu pengetahuan, dan pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian terkait asupan makan DASH like diet dengan risiko hipertensi pada wanita prediabetes

5 E. Keaslian Penelitian Penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan terkait penelitian ini seperti terdapat pada tabel 1. Tabel 1. Keaslian Penelitian Peneliti Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan Riyadi (2006) Asupan Gizi dan Asupan natrium Variabel dependen : Desain penelitian : case Status Gizi Sebagai (p=0,0034), stress hipertensi control Faktor Risiko (p=0,025), dan obesitas Subjek penelitian : lansia Hipertensi Esensial (p=0,008) merupakan Variabel independen : pada Lansia di faktor risiko kejadian asupan makan Puskesmas Curup dan hipertensi esensial, Perumnas Kabupaten sedangkan asupan Rejang Lebong kalium (p=0,025) Provinsi Bengkulu merupakan faktor protektif hipertensi esensial pada lansia. Morton et al. Consistency with the Individu dengan Desain penelitian : cross Subjek penelitian : (2012) DASH Diet among diabetes memiliki sectional individu dengan diabetes Adults with Diabetes asupan serat (p=0,02) Variabel independen : Penilaian asupan makan : dan persentase total menggunakan skor menggunakan food recall lemak terhadap energi yang tinggi (p=0,006) DASH diet. 2x24 jam sedangkan individu dengan diabetes dan hipertensi memiliki asupan natrium yang tinggi (p=0,04). Bardenheier et A Novel Use of Lingkar pinggang Desain penelitian : cross Subjek penelitian : al. (2013) Structural Equation (p<0,01) merupakan sectional dewasa usia >50 tahun Models to Examine faktor yang paling kuat Penilaian asupan makan : Factors Associated hubungannya pada menggunakan metode With Prediabetes kejadian prediabetes. food recall 10x24 jam Among Adults Aged Lingkar pinggang 50 Years and Older merupakan faktor confounding pada efek langsung tekanan darah terhadap prediabetes. de Paula et al. The Role of DASH Sayur (p=0,04) dan buah Desain penelitian : cross Subjek penelitian : pasien (2012) Diet Food Groups in (p=0,039) pada DASH sectional Tujuan DMT2 Blood Pressure in diet dihubungkan penelitian : mengetahui Penilaian asupan makan : Type 2 Diabetes dengan penurunan asupan makan yang menggunakan food tekanan darah pada sesuai untuk mencegah weighing individu dengan DMT2, hipertensi serta konsumsi sayur dan buah memberikan efek protektif untuk mencegah peningkatan tekanan darah.