BAB I PENDAHULUAN. adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gulat merupakan salah satu jenis olahraga yang tertua. Perkembangannya

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. peranan pelatih yang baik dan memang benar benar bertanggung jawab terhadap

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

BAB I PENDAHULUAN. Gulat adalah olahraga beladiri yang memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

2015 PROFIL BANTINGAN LENGAN, BANTINGAN KEPALA DAN TARIKAN LENGAN PADA GAYA ROMAWI- YUNANI CABANG OLAHRAGA GULAT

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan di Indonesia bahkan tingkat SEA GAMES dan ASEAN GAME sepeti

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menghadapi era globalisasi dan perkembangan zaman yang begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Psikologi Olahraga, Filsafat Olahraga serta banyak lagi ilmu yang lainnya.

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. dan waktu reaksi latihan daya tahan, kelentukan dan kelincahan.

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

BAB I PENDAHULUAN. bahwa renang sebenarnya olahraga yang cukup menarik dan unik.

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP BANTINGAN PINGGUL. ( Jurnal ) Oleh : Mahyudi Dwi Septian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang populer di masyarakat. Permainan. masyarakat dari berbagai tingkat usia, anak-anak, remaja dan dewasa baik

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang permainan yang merupakan olahraga tradisional

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. Ludwig Jahn yang disebut sebut sebagai bapak senam. keterampilan dan menanamkann nilai-nilai mental spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mahendra (2000: 35) kekuatan adalah sejumlah daya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan kesehatan.di samping itu, renang juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembinaan dan pengembangan olahraga perlu ditingkatkan upaya

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan bagi atlet yang menunjukkan prestasi dan pembinaan atlet, baik

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

BAB I PENDAHULUAN. rasa kebanggaan terhadap negara melalui capaian prestasi olahraga itu sendiri.

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB I PENDAHULUAN. passing, smash, dan block (membendung). Penguasaan kelima teknik dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. kembali setelah terjadi pelanggaran seperti tendangan bebas, corner kick,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan alam bebas mempunyai unsur-unsur olahraga melalui cabangcabang

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. minggu. Dalam kegiatan ektrakurikuler ini diajarkan lima nomor gaya renang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemudian yang disebut-sebut sebagai Bapak senam. Hidayat (2004 : 1) mengatakan Senam merupakan suatu latihan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

I. PENDAHULUAN. sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wushu adalah Salah satu Olahraga beladiri, Olahraga ini berasal dari. orang tua jaman dahulu oleh komite yang ditunjuk pemerintah.

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang mulai

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk kesehatan termasuk senam. Sedikit demi sedikit senam terus berkembang sampai pada

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga judo merupakan olahraga kompetitif yang memberikan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latihan merupakan suatu proses yang sistematik untuk meningkatkan kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu metode latihan menjadi sengat penting bagi seorang pelatih. Latihan menjadi sangat efektif jika dilakukan dengan program yang baik. Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, komponen kondisi fisik tersebut terdiri atas kekuatan, kecepatan, kelincahaan, kelentukan, dayatahan, daya ledak otot, koordinasi, keseimbangan, daya lentur, dan reaksi. Dalam olahraga gulat daya ledak otot amat berperan penting dalam menunjang prestasi atlet. Kecepatan dan kekuatan menjadikan power yang menghasilkan teknik bantingan kayang (jublish depan) dari atlet gulat. bantingan kayang (jublish depan) yang dilakukan dari posisi berdiri sangat perlu untuk dilatih sejak dini. Dengan demikian perlu adanya latihan yang khusus untuk meningkatkan kekuatan genggaman tangan, rangkulan badan dan power otot tungkai. Pembinaan fisik, teknik, maupun taktik dan mental tidak lepas dari latihan itu sendiri. Kekuatan genggaman tangan, rangkulan badan serta power otot tungkai merupakan salah satu faktor terpenting untuk mendukung berhasilnya suatu teknik bantingan kayang (jublish depan) pada atlet gulat. 1

Dalam olahraga gulat terdapat dua gaya yang di pertandingkan serta mempunyai peraturan yang berbeda, kedua gaya tersebut yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani). Perbedaan kedua gaya ini terletak pada daerah yang boleh diserang, dan anggota tubuh yang digunakan baik melakukan serangan maupun bertahan. Dalam olahraga gulat ada beberapa jenis teknik bantingan antara lain: bantingan lengan, bantingan leher, bantingan pinggang, bantingan kayang (jublish belakang), dan bantingan kayang (jublish depan). dari jenis bantingan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap teknik bantingan kayang (jublish depan) pada atlet gulat pusat pendidikan latihan pelajar PPLP SUMUT, karena bantingan kayang (jublish depan) merupakan teknik bantingan yang nilai angka paling tinggi. (5 angka teknik? semua bantingan ampelitude tinggi yang dieksekusikan dapat posisi berdiri sehingga pegulat bertahan langsung berada pada posisi danger). dari teknik-teknik bantingan yang lainnya, dan teknik bantingan kayang (jublish depan) ini sangat berbahaya baik yang melakukan bantingan maupun yang di banting. Untuk mencapai gerakan yang baik pada cabang olahraga gulat seorang pegulat juga harus mempunyai potensi atau bakat yang baik. Setelah potensi atau bakat diketahui baru para pelatih dapat membentuk kondisi fisik atlet melalui latihan yang disesuaikan dengan kemampuan individunya. Komponen fisik yang paling dominan pada cabang olahraga ini adalah kekuatan, kecepatan, kelincahaan, kelentukan, dayatahan, daya ledak otot, koordinasi, keseimbangan, daya lentur, dan reaksi.

Karena begitu banyaknya komponen fisik yang digunakan pada cabang olahraga ini, maka penulis tertarik meneliti seberapa besar kontribusi latihan kekuatan genggaman tangan, rangkulan badan dan latihan power otot tungkai, terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan). Latihan yang mendukung hasil bantingan kayang (jublish depan) adalah latihan hand grip otot jari tangan, twister bar latihan kekuatan otot lengan dan squat latihan power otot tungkai. Dalam cabang olahraga gulat, ada dua gaya yang dapat dipertandingkan yaitu gaya bebas (free style) dan gaya Greco-roman (Romawi-Yunanai). Dari kedua gaya di atas teknik bantingan kayang (jublish depan) dapat dilakukan saat pertandingan gaya Greco-roman. apabila pegulat memiliki komponen fisik yang baik terutama kekuatan genggaman tangan, kekuatan otot lengan, dan power otot tungkai. Untuk mencapai suatu gerakan bantingan kayang (jublish depan) yang baik dan sempurna banyak faktor yang mempengaruhi yakni, faktor kondisi fisik, teknik, taktik, dan strategi serta kemantapan mental yang dimiliki seorang pegulat. Teknik bantingan kayang (jublish depan) dapat saja terjadi sewaktu-waktu baik itu pada saat latihan maupun saat pertandingan. Oleh karena itu, seorang pegulat harus bisa melakukan teknik bantingan kayang (jublish depan), karena teknik bantingan ini memiliki nilai/angka yang paling tinggi dari teknik-teknik bantingan lainnya pada cabang olahraga gulat. Untuk dapat memperoleh hasil bantingan kayang (jublish depan) yang maksimal,

maka pegulat harus dapat melakukan bantingan kayang (jublish depan) dengan baik dan sempurna. Table 1. Profil Atlet Gulat Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP SUMUT) Medan Tahun 2014 No Nama Atlet Kelas Usia Lama Latihan Prestasi Terakhir 1 Ilhama maulana 42 15 tahun 3 tahun Juara 2 gaya bebas kelas 42 Kg 2 Tornana natoras 46 15 tahun 4 tahun Juara 2 gaya bebas kelas 46 kg 3 Ismet tohari 50 17 tahun 4 tahun Juara 1 gaya bebas kelas 50 kg 4 Almario 55 17 tahun 4 tahun Juara 2 gaya bebas kelas 55 kg 5 oktavianus 58 16 tahun 4 tahun Juara 2 gaya greco kelas 60 kg 6 Efraim 60 17 tahun 4 tahun Juara 2 gaya greco kelas 60 kg Medan 2011 7 M. husaini 66 17 tahun 5 tahun Juara 1 gaya bebas kelas 47 kg 8 Febrianto 74 17 tahun 3 tahun Juara 1 gaya bebas kelas 55 kg

Dari pengamatan peneliti di pusat pendidikan latihan pelajar atau PPLP SUMUT pada saat atlet gulat berlatih di sasana GOR Gulat PPLP SUMUT Medan pada tanggal 10 Januari 2014 pukul 16:00 wib, pada saat itu penulis melihat pegulat melakukan latihan yang diawali dengan melakukan pemanasan statis dan dinamis lalu dilanjutkan jogging dan dilanjutkan dengan senam gulat. Setelah melakukan pemanasan pegulat melakukan latihan inti yaitu latihan teknik-teknik gulat seperti teknik gulungan dan bantingan. Lalu dilanjutkan dengan latihan tanding, ketika latihan tanding tersebut peneliti melihat atlet gulat pelajar putra kebanyakan melakukan teknik-teknik dorongan dan gulungan saja tidak ada yang melakukan teknik bantingan terutama teknik bantingan kayang (jublish). Peneliti melakukan pengamatan mengapa atlet gulat PPLP SUMUT saat latihan tanding hanya melakukan teknik-teknik dorongan dan gulungan saja, sedangkan teknik bantingan tidak ada yang menerapkannya di saat latihan tanding tersebut. Ternyata atlet gulat PPLP SUMUT jarang melakukan teknik bantingan kayang (jublish depan) karena saat melakukan teknik bantingan kayang (jublish depan) pegulat cenderung gagal dalam melakukan teknik bantingan kayang (jublish depan). Saat latihan teknik bantingan kayang peneliti melihat pegulat tidak mampu melakukan buangan tubuh lawan ke belakang dengan baik. Buangan kayang yang dilakukan pegulat cenderung rendah sehingga hasil bantingan kayang tersebut tidak memperoleh hasil yang maksimal. Hal ini di karena pegulat

tidak memiliki kelentukan pinggang yang baik sehingga buangan yang dilakukan cenderung rendah. Peneliti juga melihat pegulat saat melakukan rangkulan dan angkatan yang menyebabkan lawan lepas kontak dengan matras. Namun pegulat tidak mampu menompang berat badan lawan saat melakukan angkatan sehingga kaki lawan bisa menyentuh matras karena pegulat tidak mampu mengangkat dan menahan berat badan lawan saat melakukan angkatan, sehingga lawan dapat bertahan serta meloloskan diri. Hal tersebut di karenakan pegulat tidak memiliki power otot tungkai yang baik. Pada hal untuk medapatkan hasil bantingan kayang (jublish dpan) yang baik pegulat harus memiliki komponen fisik yang baik seperti kekuatan genggaman otot jari tangan, rangkulan kuncian badan lawan atau power otot lengan dan power otot tungkai. Ketertarikan peneliti dari permasalahan di atas bahwa kekuatan genggaman jari tangan dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan bantingan kayang (jublish depan) hal ini terlihat sewaktu pegulat melakukan teknik tangkapan dan rangkulan terhadap tubuh lawan yang memerlukan power otot lengan untuk menangkap dan mengunci tubuh lawan agar tidak lepas sedangkan rangkulan kuncian tubuh lawan berguna untuk melakukan buangan tubuh lawan ke belakang dengan tinggi sehingga lawan tidak dapat meloloskan diri dan power otot tungkai untuk mengangkat tubuh lawan ke atas sehingga lawan tidak dapat menyentuh matras lalu dilanjutkan dengan membuangan tubuh lawan ke belakang sehingga pundak lawan menyentuh matras.

Tabel 2. Data Tes Pendahuluan Hand Grip Dynamometer, Push Dynamometer, No Nama Leg Dynamometer Dan (Jublish Depan) hand grip dynamomete kanan Kiri Push Dynamometer Leg Dynamometer Jublish 1 Ilham 38 39 27 157 2 2 Tornana 40 39 27 186 3 3 Isme 40 41 28 201 2 4 Almario 43 39 29 213 3 5 Oktavianus 44 44 28 217 2 6 Efraim 43 42 29 222 3 7 M. husaini 45 44 29 224 3 8 Febrianto 46 45 30 241 5 Oleh karena itu berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik membuat suatu penelitian ilmiah dengan memberikan suatu sumbangan ilmu yang mendukung terjadinya teknik bantingan kayang (jublish depan ). Penulis menawarkan bentuk latihan : hand grip, twister bar dan squat dimana latihan hand grip diharapkan dapat meningkatkan kekuatan gengaman otot jari tangan dan latihan twister bar dapat meningkatkan kekuatan rangkulan otot lengan serta latihan squat diharapkan dapat meningkatkan power otot tungkai pegulat. Sehingga dengan bentuk latihan hand grip, twister bar dan squat diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan ) pada atlet gulat pusat pembinaan latihan pelajar (PPLP SUMUT)

Dari penjelasan di atas, maka pembahasan utama dalam penelitian ini adalah Kontribusi latihan hand grip, twister bar, dan squat terhdap hasil bantingan kayang (jublish depan) pada atlet gulat pusat pembinaan latihan pelajar( PPLP SUMUT) Medan tahun 2014 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka peneliti dapat mengindentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: Faktor- faktor apa saja yang mendukung bantingan kayang (jublish depan)? Apakah faktor kondisi fisik dapat mempengaruhi hasil bantingan kayang (jublish depan)? Bila faktor kondisi fisik dapat mempengaruhi hasil bantingan kayang (jublish depan), maka faktor kondisi fisik manakah yang dapat memberi kontribusi terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan)? Apakah latihan hand grip memberi kontribusi terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan)? Apakah latihan twister bar memberi kontribusi terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan)? Apakah latihan power otot tungkai memberi kontribusi terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan)? Apakah latihan kekuatan genggaman otot jari tangan, kekuatan rangkulan badan dan power otot tungkai memberi kontribusi terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan)? Apakah dengan latihan hand grip dapat meningkatkan kekuatan genggaman otot jari tangan atlet gulat pusat pendidikan latihan pelajar (PPLP SUMUT) Medan? Apakah dengan latihan twister bar dapat meningkatkan otot lengan atlet gulat pusat pendidikan latihan pelajar (PPLP SUMUT) Medan? Apakah dengan latihan squat dapat

meningkatkan power otot tungkai atlet gulat pusat pendidikan latihan pelajar (PPLP SUMUT) Medan? Apakah dengan latihan hand grip dapat memberi kontribusi terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan)? Apakah dengan latihan twister bar dapat memberi kontribusi terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan)? Apakah dengan latihan squat dapat memberi kontribusi terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan)? Apakah latihan hand grip, twister bar dan squat dapat memberi kontribusi terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan)? C. Pembatasan Masalah Melihat masalah yang diteliti cukup luas yang tercantum dalam latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini penulis membuat batasan masalah yang akan diteliti dengan tujuan untuk menghindari salah penafsiran dan sekaligus membuat sasaran pembahasan lebih terfokus, maka pembahasan masalah pada penelitian ini yaitu : Kontribusi latihan hand grip, twister bar dan squat terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan) pada atlet gulat Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP SUMUT) Medan tahun 2014 D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu:

1. Apakah ada kontribusi yang signifikan latihan hand grip terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan) pada atlet gulat Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP SUMUT) Medan tahun 2014? 2. Apakah ada kontribusi yang signifikan latihan twister bar terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan) pada atlet gulat Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP SUMUT) Medan tahun 2014? 3. Apakah ada kontribusi yang signifikan latihan squat terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan) pada atlet gulat Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP SUMUT) Medan tahun 2014? 4. Apakah ada kontribusi secara bersama-sama dari latihan hand grip, twister bar dan squat terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan) pada atlet gulat Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP SUMUT) Medan tahun 2014? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan penjelasan dalam permasalahan yang dikemukakan di atas yaitu : 1. Untuk mengetahui kontribusi latihan hand grip terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan) pada atlet gulat Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP SUMUT) Medan tahun 2014. 2. Untuk mengetahui kontribusi latihan twister bar terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan) pada atlet gulat Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP SUMUT) Medan tahun 2014.

3. Untuk mengetahui kontribusi latihan squat terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan) pada atlet gulat Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP SUMUT) Medan tahun 2014. 4. Untuk mengetahui kontribusi secara bersama-sama dari latihan hand grip, twister bar dan squat - jump terhadap hasil bantingan kayang (jublish depan) pada atlet gulat Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP SUMUT) Medan tahun 2014. F. Manfaat Penelitian Bila penelitian yang dilakukan ternyata menunjukkan adanya kontribusi yang signifikan antara ketiga bentuk latihan tersebut, maka penelitian ini bermanfaat bagi: 1. Para pelatih gulat, agar menerapkan latihan hand grip, twister bar dan squat untuk meningkatkan hasil bantingan kayang (jublish depan). 2. Para atlet gulat, sebagai sumbangan pengetahuan dimana untuk meningkatkan hasil bantingan kayang (jublish depan) dapat ditempuh dengan latihan hand grip, twister bar dan squat 3. Para mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan kepelatihan olahraga dibuka kesempatan untuk meneliti dalam menyusun karya ilmiah dengan bentuk latihan yang berbeda yang juga dapat meningkatkan hasil bantingan kayang (jublish depan) dalam cabang olahraga gulat. 4. Menjadi bahan informasi dan menambah khasanah dan pengetahuan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu kepelatihan yang telah diperoleh selama perkuliahan.