ISSN 0125-9849, e-issn 2354-6638 Ris.Geo.Tam Vol...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX) 2014 Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN MENGGUNAKAN METODE RMR, SMR, DAN KESETIMBANGAN BATAS PADA TAMBANG TERBUKA KABUPATEN BELITUNG TIMUR ANALYSIS OF SLOPE STABILITY USING RMR, SMR, AND EQUILIBRIUM METHODS AT OPEN MINE REGENCY EAST BELITUNG Teguh Samudera Paramesywara1,Budhi Setiawan2 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Geologi Universitas Sriwijaya 2 Dosen Program Studi Teknik Geologi Universitas Sriwijaya ABSTRAK Penambangan yang dilakukan dengan metode tambang terbuka memiliki resiko terjadinya longsor apabila lereng tambang yang dibuat tidak stabil. Dalam penentuan lereng tambang yang stabil perlu dilakukannya studi geoteknik dengan metode geomekanik meliputi penentuan nilai Rock Mass Rating (RMR) dan Mass Rating (SMR) dari data pemboran Serta melakukan analisis kestabilan lereng untuk mendapatkan nilai faktor keamanan lereng karena nilai RMR dan SMR belum bisa menggambarkan nilai keamanan lereng secara pasti. Penelitian dilakukan di Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berlokasi di daerah tambang terbuka milik perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan data bor didapatkan nilai RMR berkisar antara 12 78 dan SMR berkisar antara 22 88 pada titik bor BT_01. Nilai RMR berkisar antara 29 71 dan SMR berkisar antara 39 81 pada titik bor BT_02. Nilai RMR berkisar antara 11 58 dan SMR berkisar antara 21 68 pada titik bor BT_03. Nilai RMR berkisar antara 32 75 dan SMR berkisar antara 42 85 pada titik bor BT_04. Berdasarkan hasil penelitian, untuk mendapatkan nilai FK > 1,25 yang aman dan stabil (Bowles, 1989, dalam Zakaria, 2009) maka perlu dilakukannya penambahan dan pengurangan nilai lebar, ketinggian, dan sudut lereng yang dibuat. Tetapi hasil yang didapatkan belum maksimal sehingga perlu dilakukannya pembuatan ramp pada lereng agar dihasilkan suatu desain lereng yang stabil dan optimal untuk ditambang. Kata kunci : Tambang Terbuka, geomekanika, analisis kestabilan lereng, desain lereng optimal ABSTRACT Mining by open pit method has a risk of landslide if the mine slopes are unstable. In the determination of stable slope of the mine, geotechnical studies with geomechanical methods involve determining the Rock Mass Rating (RMR) and Mass Rating (SMR) values because the RMR and SMR values can not yet describes the exact value of the slope security. The Research was conducted in Damar District, East Belitung Regency, Bangka Belitung Islands Province located in the company s open pit area. Based on the calculation of drill data obtained RMR value ranges between 12 78 and SMR ranged from 22 to 88 on drill point BT_01. The RMR value ranges from 29 71 and SMR ranged from 39 81 on drill point BT_02. The RMR value ranges 11 58 and SMR ranged from 21 68 on drill point BT_03. The RMR value ranges 32 75 and SMR ranges from 42 85 on drill point BT_04. 1
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX Based on the results of the research, to obtain a safe and stable FK > 1.25 value (Bowles, 1989, in Zakaria, 2009) it is necessary to add and subtact the width, height, and angle of the slopes. But the results obtained are not maximal so it is necessary to make the ramp on the slope to produce a stable slope design and optimal to be mined. Keywords : Open Mine, geomechanics, slope stability analysis, optimal slope design. batuan sesuai kelasnya (RMR) dan untuk mengetahui sudut yang dibentuk dari massa batuan (SMR), kemudian dilakukan analisis kestabilan lereng dengan menggunakan metode kesetimbangan batas yang dibantu dengan software Slide V.6.0 untuk mendapatkan nilai faktor keamanan lereng yang aman dan stabil pada kondisi nonstaurated, saturated, dan saturated dengan seismic load dengan menggunakan 3 metode perhitungan yaitu bishop yang disederhanakan, janbu yang disederhanakan, dan spencer. PENDAHULUAN LOKASI PENELITIAN Penambangan dengan sistem tambang terbuka (surface mining) tentunya memerlukan perencanaan lereng yang optimal untuk ditambang, salah satunya dengan menggunakan metode geomekanik dan analisis kestabilan lereng. Analisis geomekanika terdiri dari data RMR dan SMR yang didapatkan dari perhitungan data bor serta uji laboratorium untuk mengetahui sifat fisik batuan (Sjoberg, 1997, dalam Swana, 2012). Lain halnya dengan analisis kestabilan lereng yang memerlukan model design lereng yang meliputi lebar, tinggi, kemiringan lereng, air tanah, strike dip, struktur geologi (baik itu berupa kekar, sesar, maupun lipatan) untuk mendapatkan suatu nilai keamanan lereng yang dinyatakan dengan FK. Penelitian dilakukan pada tambang terbuka yang terdapat di Daerah Batubesi Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Data pemboran geoteknik dan uji laboratorium diberikan dari perusahaan yang kemudian digunakan sebagai acuan dalam menghitung RMR dan SMR. Data RMR diperlukan untuk mengetahui kelas massa batuan yang didapatkan dari menjumlahkan bobot nilai dari masing masing parameter RMR seperti Unconfined Compressive Strength (UCS), Rock Quality Designation (RQD), spacing of discontinuities, condition of discontinuities, groundwater condition, orientation of discontinuities (Bieniawski, 1989). Nilai SMR didapatkan dari hasil pembobotan nilai RMR yang kemudian dijadikan acuan dalam pembobotan SMR sesuai parameter parameter SMR (Romana, 1993). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui model design lereng optimal yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penambangan berdasarkan nilai SMR. Untuk mencapai hal tersebut, dengan cara mengklasifikasikan massa 2 Lokasi penelitian terletak pada Formasi Diorit Kuarsa Batubesi dengan litologi diorit yang berumur Kapur, Formasi Granodiorit Burungmandi dengan litologi granit yang berumur Kapur dan Formasi Kelapakampit dengan litologi batupasir dengan sisipan batulempung yang berumur Permo Karbon (Baharuddin dan Sidarto, 1995) yang disajikan pada Gambar 1. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan oleh perusahaan sesuai daerah tambang yang memerlukan kajian geoteknik. Kajian geoteknik ini memperhatikan beberapa faktor faktor kemantapan lereng seperti geometri lereng, struktur batuan, sifat fisik dan mekanik batuan (Karyono, 2004). METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ialah pengamatan lapangan untuk mengetahui kondisi daerah penelitian secara langsung dan pengumpulan data geomekanik dengan cara mengklasifikan data pemboran, yaitu :
ISSN 0125-9849, e-issn 2354-6638 Ris.Geo.Tam Vol...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX) 2014 Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Gambar 1. Peta geologi regional lokasi penelitian (Baharuddin dan Sidarto, 1995) 1. Menurut Bieniawski (1989) mengatakan bahwa pembobotan nilai RMR berdasarkan parameter UCS, RQD, jarak diskontinuitas, kondisi diskontinuitas, dan kondisi air tanah. Kemudian dilakukan penjumlahan dari keseluruhan parameter untuk mendapatkan nilai RMR dasar. 2. Nilai RMR terkoreksi diperlukan dalam penentuan kelas massa suatu batuan dengan cara menjumlahkan nilai bobot dari langkah pertama dan kedua. 3. Nilai SMR diperlukan untuk mengetahui seberapa besar sudut yang dapat dibuka dalam design lereng dengan cara mengambil parameter terkait yaitu orientasi diskontinuitas (strike dan dip serta slope). 4. Menurut Romana (1993) mengatakan bahwa nilai rata rata SMR dan nilai SMR terkecil diasumsikan sudah mewakili dari semua nilai RMR yang ada sehingga dapat digunakan dalam pembuatan geometri lereng keseluruhan (overall slope). 5. Analisis kestabilan lereng dengan menggunakan metode kesetimbangan batas yang dibantu dengan software Slide V.6.0. untuk mendapatkan nilai faktor keamanan lereng pada kondisi nonsaturated, saturated tanpa pengaruh gempa, saturated dengan pengaruh koefisien gempa. Berdasarkan data kegempaan regional Belitung Timur yang memiliki nilai seismic load horizontal sebesar 0,1 dan vertikal 0,05 (Puskim, 2014). 6. Dalam melakukan analisis perlu adanya suatu perbandingan nilai FK, sehingga dalam metode perhitungan kestabilan lereng pada lokasi penelitian menggunakan 3 metode perhitungan yaitu bishop yang disederhanakan, janbu yang disederhanakan dan spencer. 7. Model design lereng optimal dibuat berdasarkan acuan dari nilai SMR dan modifikasi geometri lereng (lebar, tinggi, slope, inter-ramp, single slope, dan overall slope) agar di dapatkan 3
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX lereng yang aman dan stabil untuk ditambang. HASIL DAN PEMBAHASAN Klasifikasi RMR Klasifikasi RMR (Rock Mass Rating) merupakan suatu klasifikasi geomekanik dengan metode empiris dalam menentukan pembobotan dari massa batuan, yang digunakan untuk mengevaluasi ketahanan massa batuan sebagai salah satu cara untuk menentukan kemiringan lereng maksimum dengan memperhatikan 6 parameter yaitu Unconfined Compressive Strength (UCS), Rock Quality Designation(RQD), spacing of discontinuities, condition of discontinuities, groundwater condition, orientation of discontinuities (Bieniawski, 1989, dalam Swana, 2012). Klasifikasi SMR Untuk mendapatkan suatu gambaran geometri lereng dapat dihitung menggunakan rumus matematis dengan metode Mass Rating (Romana, 1993, dalam Swana, 2012) : SMR = RMR (F1 X F2 X F3) + F4 Keterangan : F1 = rata rata strike dari joint dikurangi slope strike F2 = rata rata dip dari joint F3 = rata rata dip dari joint dikurangi sudut slope F4 = ditentukan berdasarkan metode ekskavasi yang digunakan Sifat Fisik dan Mekanik Dalam membuat suatu design lereng dipengaruhi oleh sifat fisik batuan yang terdiri dari berat isi batuan (ϒ), kadar air dalam batuan (w), kohesi batuan (c), dan sudut geser dalam ( o) (Swana, 2012). Sifat fisik batuan dapat diketahui dengan melakukan analisa laboratorium terhadap sampel batuan menggunakan uji sifat fisik (physical properties test) dan uji geser langsung (direct shear test). Faktor Keamanan Faktor keamanan dapat dinyatakan dengan FK yang memberikan gambaran nilai suatu lereng 4 dikategorikan kedalam 3 jenis seperti pada Tabel 1 (Bowles, 1989, dalam Zakaria, 2009) yaitu : Tabel 1. Hubungan nilai faktor kemanan lereng dan intensitas longsor (Bowles, 1989) Nilai Faktor keamanan FK < 1,07 1,07 < FK < 1,25 FK > 1,25 Kejadian / Intensitas longsor Longsor terjadi sering (lereng labil) Longsor pernah terjadi (lereng Kritis) Longsor jarang terjadi (lereng relatif stabil) Tabel 2. Hubungan antara nilai faktor kemanan dengan pergerakan tanah (Lubis, 2012,dalam Wijayanti,2015) F Keterangan < 1,2 1,2 1,7 1,7-2 Kerentanan tinggi, kemungkinan tinggi untuk pergerakan tanah >2 Kerentanan sedang, gerakan tanah bisa terjadi Kerentanan rendah,gerakan tanah bisa terjadi Kerentanan rendah, gerakan tanah jarang atau gerakan tanah hampir tidak pernah terjadi Pada Tabel 2. Menjelaskan mengenai hubungan pergerkan tanah berdasarkan nilai FK yang sesuai dengan kondisi daerah penelitian yang berada pada tambang timah di perusahaan PT.Timah Tbk. Sehingga untuk mendapatkan nilai FK yang aman dan stabil berdasarkan kedua tabel tersebut dengan membuat FK lebih dari 1,25. Untuk mengatasi gerakan tanah yang bisa terjadi kapanpun bisa menggunakan penguatan lereng berdasarkan klasifikasi SMR (Romana, 1985). Metode Kesetimbangan Software Slide V.6.0 Batas dalam Metode kesetimbangan batas (Limit equilibrium method) adalah suatu metode dalam kestabilan lereng yang dihitung menggunakan kesetimbangan gaya atau kesetimbangan momen, atau keduanya yang menghasilkan
ISSN 0125-9849, e-issn 2354-6638 Ris.Geo.Tam Vol...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX) 2014 Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia output berupa nilai faktor keamanan yang dirumuskan (Eberhardt, 2005, dalam Swana, 2012) sebagai berikut : Salah satu software rockscience yang dapat digunakan dalam perhitungan dan pemodelan geoteknik adalah Slide V.6.0. yang sering digunakan para ahli geoteknik untuk memodelkan suatu lereng batuan pada kegiatan penambangan. Geologi Teknik Keterangan : Resisting Force : Gaya Penahan Driving Force : Gaya Penggerak Dalam penentuan faktor keamanan dengan metode ini, terdapat beberapa persamaan statis yang digunakan meliputi : Hasil uji geser langsung (direct shear test) pada sample batuan pada daerah penelitian diperoleh sifat fisik dan mekanik batuan seperti pada Tabel 2. Penulis membagi menjadi 4 bagian bahasan berdasarkan posisi titik bornya yaitu BT_01, BT_02, BT_03 dan BT_04. Posisi titik bor ini seperti yang digambarkan pada Gambar 2. 1. Penjumlahan gaya pada arah vertikal untuk setiap irisan yang digunakan dalam menghitung gaya normal pada bagian dasar irisan. 2. Penjumlahan gaya pada arah horizontal untuk setiap irisan yang digunakan dalam menghitung gaya normal irisan. 3. Penjumlahan momen untuk keseluruhan irisan yang bertumpu pada satu titik. 4. Penjumlahan gaya pada arah horizontal untuk seluruh irisan. Tabel 2. Sifat mekanik batuan pada daerah penelitian Lubang Bor GT_01 GT_02 GT_03 GT_04 LITOLOGI Unconsolidated Material Top Soil Oxide Clay Skarn Greisen Weathered Granite Fresh Granite Oxide Clay Skarn Greisen Weathered Granite Fresh Granite ϒdry (kn/m3) 19,32 19,52 20,00 22,26 18,53 18,63 22,46 19,91 22,65 18,83 23,63 22,95 ϒsat (kn/m3) 21,77 21,97 22,36 24,03 21,28 21,28 25,60 22,06 24,32 21,48 26,67 26,09 C (Kpa) ϕ 54,00 74,00 75,00 1003,33 34,75 45,00 4650,00 86,80 4230,00 55,00 4180,00 21,15 22,31 22,32 36,92 18,78 19,97 36,27 20,53 38,93 19,98 38,98 5
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX Gambar 2. Posisi titik pemboran di daerah penelitian 6
ISSN 0125-9849, e-issn 2354-6638 Ris.Geo.Tam Vol...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX) 2014 Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Geomekanik Batuan BT_01 Nilai RMR yang diperoleh dari hasil pembobotan berkisar 12 78 yang termasuk ke dalam kelas massa batuan II dan V sebagai nilai RMR terkecil seperti yang digambarkan pada Gambar 3. Nilai SMR berkisar antara 22 88 yang digambarkan pada Gambar 3 dan untuk model design lereng digunakan nilai rata rata dan nilai SMR terkecil. Semakin besar nilai lereng keseluruhan (overall slope) maka akan semakin kecil nilai Fk yang didapatkan (Swana, 2012) seperti pada Tabel 4. Berdasarkan hasil model design lereng pada section SE akan stabil jika menggunakan nilai overall slope sebesar 31o yang digambarkan pada Gambar 4. Nilai overall slope didapatkan dari nilai rata rata SMR. Akan tetapi, nilai FK nya kritis pada kondisi saturated + seismic load sehingga perlu dilakukannya penambahan dan pengurangan pada geometri lereng seperti pada Tabel 3. Gambar 3. Rekapitulasi data RMR dan SMR pada Section SE terhadap kedalaman 7
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX BT_02 Tabel 3. Geometri lereng pada titik bor BT_01 Section SE Rata - rata SMR SMR Terkecil Optimalization Overall Jumlah Undak an Lebar Berm (m) Single Bench Height (m) 57 23 31 13 13 16 2,175 5 4,547 81 39 52 5,213 6,5 7,304 Tabel 4. Hasil analisis kestabilan lereng pada titik bor BT_01 Section NW Rata - rata SMR SMR Terkecil Optimalization Overall 56,45 23 31 Bishop Simplified Non saturated 1,366 1,301 1,123 1,4 1,805 1,38 1,735 1,2 1,404 Faktor Keamanan (FK) Janbu Simplified Non saturated 1,36 1,297 1,099 1,41 1,7 1,383 1,636 1,19 1,307 Nonsaturated 1,361 1,295 1,43 1,801 1,34 1,726 Gambar 4. Model design optimalization lereng dengan menggunakan metode bishop simplified, janbu simplified and spencer. 8 Spencer 1,138 1,24 1,397
ISSN 0125-9849, e-issn 2354-6638 Ris.Geo.Tam Vol...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX) 2014 Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nilai RMR pada BT_02 diperoleh dari hasil pembobotan berkisar antara 29 71 yang termasuk kedalam kelas massa batuan II dan IV sebagai nilai RMR terkecil yang digambarkan pada Gambar 5. Nilai SMR berkisar antara 39 88 yang digambarkan pada Gambar 5 dan untuk model design lereng digunakan nilai rata rata dan nilai SMR terkecil. Berdasarkan hasil model design lereng pada section NE akan stabil jika menggunakan nilai sudut overall slope sebesar 44o yang digambarkan pada Gambar 6. Tabel 5. Geometri lereng pada titik bor BT_02 Section NW Overall Jumlah Undak an Lebar Berm (m) Single Bench Height (m) Rata - rata SMR SMR Terkecil Optimalization 58 40 44 8 8 12 2,917 4,811 5,735 84 70 72 5,155 5,282 8,29 Nilai overall slope ini tidak menggunakan nilai rata rata SMR dikarenakan pada kondisi saturated + seismic load FK nya berada pada zona kritis sehingga perlu dilakukannya penambahan dan pengurangan terhadap geometri lereng yang digunakan seperti pada Tabel 5. Tabel 5 dan 6 memberikan gambaran bahwa semakin besar nilai sudut overall slope yang dibentuk maka semakin kecil nilai FK yang akan didapatkan (Swana, 2012). 9
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX 10
ISSN 0125-9849, e-issn 2354-6638 Ris.Geo.Tam Vol...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX) 2014 Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tabel 6. Hasil analisis kestabilan lereng pada titik bor BT_02 Section NW Rata - rata SMR SMR Terkecil Optimalization Overall Bishop Simplified Non saturated Faktor Keamanan (FK) Janbu Simplified Non saturated 58 0,889 0,852 0,735 0,879 0,843 40 44 1,27 1,901 1,218 1,799 1,01 1,505 1,206 1,735 1,156 1,652 0,716 0,957 1,369 Spencer Nonsaturated 0,893 0,856 1,271 1,969 1,214 1,867 0,753 1,008 1,581 Gambar 5. Rekapitulasi data RMR dan SMR pada Section NE terhadap kedalaman Gambar 6. Model design optimalization lereng dengan menggunakan metode bishop simplified, janbu simplified and spencer. 11
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX BT_03 Nilai RMR pada BT_03 diperoleh dari hasil pembobotan berkisar antara 11 58 yang termasuk kedalam kelas massa batuan III dan V sebagai nilai RMR terkecil yang digambarkan pada Gambar 7. Nilai SMR berkisar antara 21 68 yang digambarkan pada Gambar 7 dan untuk model design lereng pada section SW akan stabil jika 12 menggunakan nilai sudut overall slope sebesar 19 o yang digambarkan pada Gambar 8. Nilai overall slope ini tidak menggunakan nilai rata rata sama halnya dengan BT_01 dan BT_02. Tabel 7 dan 8 memberikan gambaran bahwa semakin besar nilai sudut overall slope yang dibentuk maka semakin kecil nilai FK yang akan didapatkan (Swana, 2012).
ISSN 0125-9849, e-issn 2354-6638 Ris.Geo.Tam Vol...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX) 2014 Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tabel 7. Geometri lereng pada titik bor BT_03 Section NW Overall Jumlah Undak an Lebar Berm (m) Single Bench Height (m) Rata - rata SMR SMR Terkecil 58 22 18 18 2,732 5,37 83 38 5,102 6,352 Optimalization 19 14 5,846 45 8,975 Tabel 8. Hasil analisis kestabilan lereng pada titik bor BT_03 Section NW Overall Bishop Simplified Non saturated 0,788 0,753 0,659 Faktor Keamanan (FK) Janbu Simplified Non saturated 0,781 0,748 0,637 Rata - rata SMR SMR Terkecil 58 22 1,914 1,848 1,424 1,778 1,727 Optimalization 19 2,374 2,283 1,714 2,236 2,154 Nonsaturated Spencer 0,788 0,748 0,669 1,324 1,908 1,844 1,423 1,609 2,37 2,279 1,713 Gambar 8. Model design optimalization lereng dengan menggunakan metode bishop simplified, janbu simplified and spencer. 13
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX BT_04 Nilai RMR pada BT_04 diperoleh dari pembobotan berkisar antara 32 75 yang termasuk kedalam kelas massa batuan II dan IV sebagai nilai RMR terkecil yang digambarkan pada Gambar 9. Nilai SMR berkisar antara 42 85 yang digambarkan pada Gambar 9 dan untuk model design lereng pada section NW akan stabil jika Tabel 9. Geometri lereng pada titik bor BT_04 Section NW Rata - rata SMR SMR Terkecil Optimalization Overall Jumlah Undak an Lebar Berm (m) Single Bench Height (m) 65 41 22 13 13 13 2,038 4,895 11,683 85 75 43 4,954 4,714 15,917 menggunakan nilai sudut overall slope sebesar 22o yang digambarkan pada Gambar 10. Nilai overall slope tidak menggunakan nilai rata rata SMR dikarenakan hasil perhitungan nilai FK nya tidak mencapai 1,25 sehingga dilakukan perubahan geometri lereng seperti pada Tabel 9 dan 10. 14
ISSN 0125-9849, e-issn 2354-6638 Ris.Geo.Tam Vol...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX) 2014 Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tabel 10. Hasil analisis kestabilan lereng pada titik bor BT_04 Section NW Overa ll Faktor Keamanan (FK) Bishop Simplified Janbu Simplified Spencer Nonsaturated Nonsaturated Nonsaturated Rata - rata SMR 65 0,688 0,652 0,576 0,733 0,697 0,586 0,734 0,695 0,588 SMR Terkecil 41 0,702 0,678 0,551 0,719 0,693 0,547 0,719 0,696 0,548 Optimalization 22 1,93 1,795 1,359 1,879 1,75 1,323 1,98 1,795 1,43 Gambar 9. Rekapitulasi data RMR dan SMR pada Section NW terhadap kedalaman Gambar 10. Model design optimalization lereng dengan menggunakan metode bishop simplified, janbu simplified and spencer. 15
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX KESIMPULAN (CONCLUSION) Dari analisis stabilitas kemiringan dengan mengggunakan Slide V.6.0 dapat disimpulkan bahwa nilai SMR terkecil tidak memberikan kepastian bahwa lerengnya akan stabil. Pada lereng NW SE pada titik bor BT_01 dan pada lereng dengan bagian SW NE pada BT_03 umumnya stabil dengan nilai SMR. Tapi tidak seperti lereng di NW SE pada BT_04 dan SW NE pada BT_02 kemiringannya tidak stabil dengan menggunakan nilai SMR. Untuk mengatasinya hal tersebut, maka perlu untuk dilakukannya optimalisasi lereng dengan mengubah lebar, tinggi, dan sudut kemiringan sehingga akan mendapatkan nilai FK yang stabil pada kondisi unsaturated, saturated dan saturated + seismic load. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam proses penelitian ini khususnya kepada PT. Timah TBK, yang telah memberikan memberikan izin untuk melakukan penelitian tugas akhir. DAFTAR PUSTAKA Baharuddin dan Sidarto, 1995. Laporan Geologi Lembar Belitung, Sumatera, Skala 1 : 250000. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bieniawski, Z. T., 1989. Enginering Rock Mass Classifications. John Wiley & Sons, New York, Chichester, Brisbane, Toronto, Singapore: s.n. Bowles, J. E. 1989. Sifat sifat fisik dan Geoteknis Tanah, Jakarta : Erlangga. Eberhardt, E. 2005. Geotechnical Engineering Practice & Design : Lecture : Limit Equilibrium, EOSC. Karyono. 2004. Diktat Perencanaan Tambang Terbuka, Bandung : Universitas Islam Bandung. Puskim. 2014. Peta Zonasi Gempa. Retrieved from PUSAT LITBANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Badan penelitian dan pengembangan Kementrian pekerjaan umum dan perumahan rakyat : http://puskim.pu.go.id/petazonasi-gempa/ Romana, M. R., 1993. A Geomechanical Classification for s : Mass Rating. Spain : Universidad Politecnica Valencia. 16 Swana, G. W., Muslim, D and Sophian, I. 2012. Desain Lereng Final dengan Metode RMR, SMR, dan Analisis Kestabilan Lereng : Pada Tambang Batubara Terbuka, di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Buletin Sumber Daya Geologi, vol. 7, no.2., pp. 92 108. Sjoberg. 1997. Estimating Rock Mass Strength Using the Hoek Brown Failure Criterion and Rock Mass Classification. Sweden : Lulea University of Technology Division of Rock Mechanics. Wijayanti, Kemala., dkk. 2015. The analysis of the slope stability design on pemali, North Bangka, Bangka Belitung islands, indonesia. Asian Regional Conference of IAEG. Pp. 1-4. Zakaria, Z. 2009. Diktat kuliah Analisis Kestabilan Lereng Tanah, Bandung : Universitas Padjajaran.