WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI MAGELANG PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

TENTANG BUPATI SERANG,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DI KABUPATEN KARANGASEM

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TASIKMALAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BUPATI BENGKULU SELATAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 70 TAHUN 2011

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DINAS KESEHATAN DAERAH KOTA BLITAR

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 25 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KONTRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN SUMEDANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 32 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 NOMOR 32 TENTANG

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PONDOK BERSALIN DESA DAN PONDOK KESEHATAN DESA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI BERAU

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK KABUPATEN TAPIN

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 16 TAHUN 2012 TENT ANG

BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 7.K TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2012

NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM MULTIGUNA BIDANG KESEHATAN KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG,

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2013

TENTANG. dan Jaminan

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 90 TAHUN 2012

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 61 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM ASURANSI KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 50 TAHUN 2014

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 36 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2013

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 11TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DI KABUPATEN BLITAR

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BUPATI LAMONGAN TENTANG BUPATI LAMONGAN, bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PERSALINAN DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 27 SERI E

suplemen Informasi Jampersal

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 89 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

DRAFT RANPERBUP TTG POLA BAGI JASA PELAYANAN RSUD BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 42 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN KOTA KEDIRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 19 SERI F NOMOR 315 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 18 TAHUN 2014

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Transkripsi:

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT, JAMINAN PERSALINAN, DAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI PUSKESMAS DAN JAJARANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan sebagaimana upaya mempercepat pencapaian Millenium Development Goal s (MDG s), perlu memberikan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jaminan Persalinan (Jampersal), dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) di Puskesmas dan Jajarannya; b. bahwa agar pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat, Jaminan Persalinan, dan Jaminan Kesehatan Daerah di Puskesmas dan Jajarannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien, perlu didukung dengan dana dari Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Kota Batu, dan dana APBD Kota Batu; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Pedoman Operasional Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat, Jaminan Persalinan, dan Jaminan Kesehatan Daerah di Puskesmas dan Jajarannya; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); 7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 631/Menkes/Per/III/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan; 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 903/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat; 13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat; 14. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Nomor: 188/3441/101.5/2011 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011; 15. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah Kota Batu; 16. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Batu;

17. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 1 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012; 18. Peraturan Walikota Batu Nomor 1 Tahun 2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PEDOMAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT, JAMINAN PERSALINAN, DAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI PUSKESMAS DAN JAJARANNYA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Pemerintah Pusat adalah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu. 3. Walikota adalah Walikota Batu. 4. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Batu. 5. Kepala Dinas Kesehatan adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu. 6. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas meliputi Puskesmas tanpa rawat inap, Puskesmas dengan rawat inap (perawatan), Puskesmas PONED yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah. 7. Jaringan Puskesmas meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Pondok Kesehatan Desa, Pondok Bersalin Desa. 8. Puskesmas Rawat Inap adalah Puskesmas yang memiliki tempat tidur yang digunakan untuk melakukan rawat inap tingkat pertama. 9. Puskesmas PONED adalah Puskesmas yang telah disiapkan tenaga dokter, bidan dan perawat sebagai Tim PONED untuk melakukan pertolongan persalinan dengan risiko tinggi pada ibu dan bayi. 10. Pelayanan kesehatan adalah segala bentuk tindakan yang diberikan kepada seseorang dalam bentuk observasi, diagnosis, pengobatan, atau tindakan medis lainnya oleh petugas kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatannya. 11. Pelayanan rawat jalan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan (dalam dan luar gedung) yang diberikan pada orang tanpa harus menginap di Puskesmas. 12. Pelayanan rawat inap tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada orang yang datang ke Puskesmas dengan harus menginap di Puskesmas. 13. Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang diberikan secepatnya untuk mencegah/mengurangi terjadinya risiko yang lebih berat atau kematian.

14. Tindakan medis adalah pelayanan kesehatan yang bersifat khusus dari dokter umum, dokter gigi, atau petugas kesehatan lainnya dengan kompetensi dan peralatan khusus. 15. Pelayanan penunjang medis adalah pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk menunjang penegakan diagnosa penyakit. 16. Pertolongan persalinan normal adalah pelayanan kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten untuk menolong wanita hamil yang akan melahirkan secara normal (tidak dengan penyulit). 17. Pertolongan persalinan PONED adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tim yang memiliki kompetensi pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar (PONED) kepada wanita hamil yang akan melahirkan dengan penyulit tertentu di Puskesmas. 18. Jasa pelayanan adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan atas pelayanan yang telah diberikan dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, tindakan medis, konsultasi dan pelayanan kesehatan lainnya. 19. Jasa sarana adalah imbalan yang diterima Puskesmas dan Jajarannya atas pemakaian sarana, fasilitas, bahan kimia, alat kesehatan habis pakai yang digunakan dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, tindakan medis, konsultasi dan pelayanan kesehatan lainnya. 20. Akomodasi adalah segala bentuk biaya yang diperlukan untuk makanan dan minuman pasien saat pelayanan kesehatan diberikan. 21. Retribusi pelayanan adalah penyetoran ke Kas Daerah sebagai bentuk pendapatan asli daerah (PAD) dari jenis pendapatan lain-lain yang sah. 22. Penerimaan Daerah adalah penyetoran pendapatan Puskesmas ke Kas Daerah yang akan dikeluarkan lagi ke Puskesmas melalui mekanisme keuangan daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 23. Upaya kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada orang yang bersifat kuratif dan rehabilitative. 24. Upaya kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang bersifat peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif). 25. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah upaya kesehatan perorangan bagi masyarakat miskin yang sumber biayanya dari APBN Kementerian Kesehatan. 26. Jaminan Persalinan (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir. 27. Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) adalah upaya kesehatan perorangan bagi masyarakat miskin yang sumber biayanya dari APBD Kota Batu.

BAB II KETENTUAN KEPESERTAAN Pasal 2 (1) Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah masyarakat miskin yang ditetapkan oleh Keputusan Walikota dan memiliki kartu peserta Jamkesmas serta peserta lainnya sesuai dengan ketentuan Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas yang berlaku. (2) Peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) adalah masyarakat miskin di luar kuota Jamkesmas yang ditetapkan oleh Keputusan Walikota Batu yang dibuktikan dengan kepemilikan kartu Jamkesda, masyarakat miskin yang membawa Surat Pernyataan Miskin (SPM) yang ditetapkan oleh Walikota atau pejabat eselon II yang ditunjuk, serta peserta lainnya sesuai dengan ketentuan Pedoman Teknis Pelaksanaan Jamkesda yang berlaku. (3) Peserta Jaminan Persalinan (Jampersal) adalah seluruh sasaran ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan kesehatan sesuai Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan yang berlaku. BAB III PELAYANAN JAMKESMAS DAN JAMKESDA Pasal 3 (1) Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dilakukan di Puskesmas dan Jajarannya baik dalam dan luar gedung yang meliputi: a. konsultasi medis, pemeriksaan fisik, dan penyuluhan kesehatan; b. pelayanan pengobatan umum; c. pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut dan tambal; d. pemeriksaan ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan balita termasuk imunisasi wajib bagi bayi; e. penanganan gawat darurat; f. penanganan gizi kurang/buruk; g. pelayanan kesehatan melalui kunjungan rumah; h. pelayanan KB dan penanganan efek samping; i. laboratorium sederhana (darah, urine, dan faeces rutin); j. tindakan medis kecil; k. pemberian obat sesuai dengan formularium Jamkesmas; dan l. rujukan. (2) Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) dilakukan di Puskesmas dengan rawat inap yang meliputi: a. akomodasi rawat inap; b. penanganan gawat darurat;

c. konsultasi medis, pemeriksaan fisik, dan penyuluhan kesehatan; d. pemberian asuhan keperawatan termasuk perawatan gizi buruk dan gizi kurang; e. laboratorium sederhana (darah, urine, dan faeces rutin); f. tindakan medis kecil; g. perawatan persalinan; h. perawatan satu hari (one day care); i. pemberian obat sesuai dengan formularium Jamkesmas; dan j. rujukan. (3) Pelayanan Pertolongan Persalinan Normal dilakukan di Puskesmas dan Jajarannya, sedangkan pertolongan persalinan pervaginam dengan penyulit dilakukan di Puskesmas PONED, meliputi: a. observasi proses persalinan; b. pertolongan persalinan normal; c. pertolongan persalinan pervaginam dengan penyulit; d. pelayanan gawat darurat persalinan; e. perawatan nifas (ibu dan neonatus); f. pemeriksaan laboratorium dan penunjang diagnostik lain; g. pemberian obat sesuai dengan formularium Jamkesmas; h. akomodasi dan makan pasien; dan i. rujukan. (4) Pelayanan gawat darurat dilakukan di UGD Puskesmas. (5) Pelayanan rujukan gawat darurat dan non gawat darurat dari Jaringan Puskesmas ke Puskesmas, dari Puskesmas ke Puskesmas Rawat Inap, dan dari Puskesmas ke Rumah Sakit. (6) Pelayanan yang dibatasi (tidak dapat diklaim tersendiri) meliputi: a. kaca mata; b. alat bantu dengar; dan c. alat bantu gerak. (7) Pelayanan yang tidak dijamin meliputi: a. pelayanan yang tidak sesuai dengan prosedur serta ketentuan yang berlaku; b. bahan, alat, dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika; c. general check up; d. prothesis gigi tiruan; e. pengobatan alternatif seperti akupuntur, pengobatan tradisional, dan pengobatan lain yang belum terbukti secara ilmiah; f. rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya mendapatkan keturunan, termasuk bayi tabung, dan pengobatan impotensi; g. pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam; h. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti social; dan i. pelayanan kesehatan atas permintaan sendiri.

BAB IV PELAYANAN JAMINAN PERSALINAN Bagian Kesatu Pelayanan Jaminan Persalinan Tingkat Pertama Pasal 4 (1) Pelayanan persalinan dilakukan secara terstruktur dan berjenjang berdasarkan rujukan. (2) Pelayanan jaminan persalinan di tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan Jajarannya serta fasilitas pelayanan kesehatan swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Kota Batu. (3) Jenis pelayanan jaminan persalinan di tingkat pertama meliputi: a. pemeriksaan kehamilan; b. pertolongan persalinan normal dan persalinan dengan penyulit (PONED); c. pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan; dan d. penanganan komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir (Puskesmas PONED). Bagian Kedua Paket Manfaat Jaminan Persalinan Pasal 5 (1) Peserta jaminan persalinan mendapatkan manfaat pelayanan meliputi: a. pemeriksaan kehamilan/ante Natal Care (ANC) sebanyak 4 (empat) kali selama kehamilan yaitu 1 (satu) kali pada tribulan pertama, 1 (satu) kali pada tribulan kedua dan 2 (dua) kali pada tribulan ketiga; b. pemeriksaan kehamilan risiko tinggi; c. pertolongan persalinan normal; d. pertolongan persalinan dengan komplikasi dan/atau penyulit pervaginam yang merupakan kompetensi Puskesmas PONED; e. pelayanan nifas sebanyak 4 (empat) kali; f. pelayanan nifas dengan tindakan emergensi dasar yang merupakan kompetensi Puskesmas PONED; g. pelayanan bayi baru lahir; h. pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi dasar yang merupakan kompetensi Puskesmas PONED; i. pelayanan pasca keguguran; j. pemeriksaan rujukan kehamilan risiko tinggi; k. penanganan kehamilan ektopik terganggu (KET); l. pelayanan KB pasca persalinan serta komplikasinya; dan m. pelayanan rujukan terencana sesuai indikasi medis untuk ibu dan janin/bayinya.

(2) Pelayanan pasca nifas diupayakan untuk menjadi akseptor KB kontrasepsi jangka panjang (alat kontrasepsi disediakan oleh BKKBN). BAB V KETENTUAN TARIF PELAYANAN JAMKESMAS, JAMPERSAL DAN JAMKESDA Pasal 6 (1) Besaran tarif pelayanan Jamkesmas dan Jamkesda di Puskesmas dan Jajarannya sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan, dengan beberapa ketentuan lain sebagai berikut: a. rawat inap dengan perawatan di kelas III Rp20.000,00 per hari; b. makan minum pasien Rawat Inap Rp20.000,00 per orang/makan; dan c. visite dokter pasien Rawat Inap kelas III Rp10.000,00 per hari. (2) Besaran tarif pelayanan Jampersal sesuai dengan petunjuk teknis Jampersal tahun berjalan. BAB VI TATA CARA PENGAJUAN KLAIM Bagian Kesatu Persyaratan Klaim Jamkesmas dan Jamkesda di Puskesmas dan Jajarannya Pasal 7 (1) Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan pelayanan UGD di Puskesmas dengan melampirkan: a. fotokopi kartu Jamkesmas atau Jamkesda atau tanda kepesertaan lain yang sah menurut Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat; dan b. rekapitulasi atau daftar tagihan klaim pelayanan rawat jalan (dalam dan luar gedung) dan atau pelayanan di UGD beserta jumlah klaimnya. (2) Pelayanan tindakan medik dengan melampirkan: a. fotokopi kartu Jamkesmas atau Jamkesda atau tanda kepesertaan lain yang sah menurut Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat; b. bukti pelayanan tindakan medic; dan c. rekapitulasi atau daftar tagihan klaim pelayanan tindakan medik beserta jumlah klaimnya.

(3) Pelayanan one day care dengan melampirkan: a. fotokopi kartu Jamkesmas atau Jamkesda atau tanda kepesertaan lain yang sah menurut Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat dan KTP/KSK/Domisili/Identitas lainnya; b. bukti pelayanan one day care; dan c. rekapitulasi atau daftar tagihan klaim pelayanan one day care beserta jumlah klaimnya. (4) Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) dengan melampirkan: a. fotokopi kartu Jamkesmas atau Jamkesda atau tanda kepesertaan lain yang sah menurut Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat dan KTP/KSK/Domisili/Identitas lainnya; b. bukti pelayanan rawat inap; dan c. rekapitulasi atau daftar tagihan klaim pelayanan rawat inap beserta jumlah klaimnya. (5) Pelayanan tranportasi rujukan, dengan melampirkan: a. surat tugas dari kepala Puskesmas; b. bukti pelayanan ambulan; c. Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD); dan d. fotokopi kartu Jamkesmas dan KTP/KSK/Domisili/ Identitas lainnya; e. fotokopi formulir rujukan; dan f. rekapitulasi pelayanan rujukan beserta jumlah klaimnya. (6) Batas waktu pengajuan klaim pelayanan paling lambat 1 (satu) bulan setelah pelayanan diberikan. (7) Jumlah berkas klaim yang diajukan sebanyak 1 (satu) lembar tiap berkas. Bagian Kedua Persyaratan klaim pelayanan jaminan persalinan di Puskesmas dan Jajarannya serta fasilitas kesehatan lain yang memiliki kerjasama Pasal 8 (1) Pelayanan pemeriksaan kehamilan/ ante natal care (ANC) dengan melampirkan: a. fotokopi KTP/KSK/Kartu Jamkesmas/Jamkesda yang masih berlaku; b. fotokopi pelayanan ANC di buku KIA; dan c. rekapitulasi klaim pelayanan ANC. (2) Pelayanan pertolongan persalinan normal dengan melampirkan: a. fotokopi KTP/KSK/kartu Jamkesmas/Jamkesda yang masih berlaku; b. bukti pertolongan persalinan; c. bukti kelahiran; d. partograf; dan e. rekapitulasi klaim pelayanan persalinan.

(3) Pelayanan pertolongan persalinan dengan risiko tinggi/penyulit di Puskesmas PONED dengan melampirkan: a. fotokopi KTP/KSK/kartu Jamkesmas/Jamkesda yang masih berlaku; b. bukti pelayanan persalinan beserta tindakan PONED yang diberikan oleh tim PONED; c. bukti kelahiran; d. partograf; e. bila kasusnya rujukan harus disertai dengan formulir rujukan dari bidan; dan f. rekapitulasi klaim pelayanan persalinan dengan risiko tinggi/penyulit. (4) Pelayanan nifas (pasca persalinan) dengan melampirkan: a. fotokopi KTP/KSK/kartu Jamkesmas/Jamkesda yang masih berlaku; b. fotokopi pelayanan nifas di buku KIA; dan c. kwitansi klaim pelayanan nifas. (5) Batas waktu pengajuan klaim paling lambat 1 (satu) bulan setelah pelayanan diberikan. (6) Jumlah berkas klaim yang diajukan sebanyak 1 (satu) lembar tiap berkas. Bagian Ketiga Mekanisme Klaim Pelayanan Jamkesmas, Jampersal, dan Jamkesda Pasal 9 (1) Kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Jajarannya yang terdiri dari pelayanan kesehatan dasar kepada peserta Jamkesmas dan pelayanan Jampersal diklaimkan ke Dinas Kesehatan untuk dilakukan verifikasi oleh Tim Pengelola Jamkesmas Kota, dan selanjutnya akan dibayarkan ke Puskesmas sesuai dengan hasil verifikasi yang layak bayar. (2) Kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Jajarannya yang terdiri dari pelayanan kesehatan dasar kepada peserta Jamkesda diklaimkan ke Dinas Kesehatan untuk dilakukan verifikasi oleh Tim Pengelola Jamkesda Kota, dan selanjutnya diklaimkan ke bagian keuangan Sekretaris Daerah Kota Batu, kemudian akan dibayarkan oleh bagian keuangan Sekretaris Daerah Kota Batu ke Puskesmas melalui transfer ke rekening yang telah ditentukan puskesmas. (3) Batas waktu pengajuan klaim pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) di atas paling lambat 1 (satu) bulan setelah pelayanan. (4) Jumlah berkas yang diajukan untuk klaim pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) di atas sebanyak 1 (satu) lembar tiap berkas.

BAB VII PENDANAAN DAN PEMANFAATAN DANA HASIL KLAIM Bagian Kesatu Pendanaan Jamkesmas, Jampersal, dan Jamkesda Pasal 10 (1) Kegiatan Jamkesmas dan Jampersal didanai oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan yang merupakan belanja bantuan sosial kepada Pemerintah Daerah. (2) Kegiatan Jamkesda didanai oleh Pemerintah Daerah Kota Batu melalui Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Batu. Bagian Kedua Pemanfaatan Dana Hasil Klaim Program Jamkesmas dan Jamkesda Pasal 11 (1) Dana hasil klaim pelayanan Jamkesmas dan Jamkesda di Puskesmas dan Jajarannya harus disetor bruto ke Kas Daerah melalui Dinas Kesehatan sebagai penerimaan daerah, selanjutnya akan dikembalikan ke Puskesmas melalui mekanisme keuangan daerah dengan ketentuan sebagai berikut: a. pelayanan Rawat Jalan dan UGD, Pelayanan Tindakan Medik, Pelayanan Kesehatan Penunjang, digunakan untuk Jasa pelayanan sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari tarif sesuai perda. b. pelayanan Rawat Inap termasuk pelayanan one day care, digunakan untuk: 1. Jasa pelayanan sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari tarif sesuai perda; 2. Makan minum pasien Rawat Inap Rp20.000,00 per orang/makan; dan 3. Visite dokter pasien Rawat Inap kelas III Rp10.000,00 per hari. (2) Dana hasil klaim pelayanan Jamkesmas dan Jamkesda yang telah disetor retribusinya pada akhir tahun sebelumnya, maka jasa pelayanan, makan minum, dan visite dokter dapat diklaim pada awal tahun berikutnya. Bagian ketiga Pemanfaatan dana hasil klaim program Jampersal Pasal 12 (1) Dana hasil klaim pelayanan dalam program Jampersal di Puskesmas dan Jajarannya harus disetor secara bruto ke Kas Daerah melalui Dinas Kesehatan sebagai penerimaan

daerah, untuk selanjutnya akan dikembalikan ke Puskesmas melalui mekanisme keuangan daerah dengan ketentuan sebagai berikut: a. jasa pelayanan sebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari tarif pelayanan sesuai Juknis Jampersal; dan b. makan minum pasien sebesar Rp20.000,00 per orang/makan. (2) Dana hasil klaim pelayanan Jampersal yang telah disetor retribusinya pada akhir tahun sebelumnya, maka jasa pelayanan dan makan minum pasien dapat diklaim pada awal tahun berikutnya. (3) Dana hasil klaim pelayanan Jampersal bagi Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) swasta (dokter praktik swasta, bidan praktik swasta, klinik bersalin, dll) yang menjalin perjanjian kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Batu maka sepenuhnya menjadi pendapatan PPK tersebut. BAB VIII PELAPORAN JAMKESMAS, JAMPERSAL, DAN JAMKESDA Bagian Kesatu Pelaporan Pelayanan Jamkesmas, Jampersal, dan Jamkesda Pasal 13 (1) Laporan pelayanan kesehatan dalam program Jamkesmas, Jampersal, dan Jamkesda di Puskesmas dan Jajarannya harus dikirim ke Dinas Kesehatan paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya. (2) Petugas pengelola program Jamkesmas, Jampersal, dan Jamkesda di Puskesmas harus mencatat segala penggunaan dana hasil klaim dalam buku kas tunai, serta membuat laporan realisasi dana setiap bulan. BAB IX PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PEMERIKSAAN Pasal 14 (1) Kepala Dinas Kesehatan sebagai penanggungjawab pelaksana pembinaan, pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan program Jamkesmas, Jampersal, dan Jamkesda di Kota Batu. (2) Secara teknis pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) dilakukan oleh Tim Pengelola Jamkesmas Kota Batu. (3) Hasil pembinaan, pengawasan, dan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) dilaporkan secara berkala kepada Walikota.

BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 15 Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan peraturan ini diatur dengan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu. Ditetapkan di Batu pada tanggal 22 Maret 2012 WALIKOTA BATU, ttd Diundangkan di pada tanggal 22 Maret 2012 SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU, ttd EDDY RUMPOKO WIDODO, SH.,MH Pembina Utama Muda NIP. 19591223 198608 1 002 BERITA DAERAH KOTA BATU TAHUN 2012 NOMOR 3/E