PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERFORMAT FOUR-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI

dokumen-dokumen yang mirip
Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi. Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI

PENGEMBANGAN TERBATAS TES DIAGNOSTIK FORCE CONCEPT INVENTORY BERFORMAT FOUR-TIER TEST

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Penerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan Benda Tegar

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K

MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP MOMENTUM DAN IMPULS

KELAYAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK PADA MATERI ASAM- BASA DAN KESETIMBANGAN KELARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

MENGUNGKAP MISKONSEPSI MEKANIKA MAHASISWA CALON GURU FISIKA SEMESTER AKHIR PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI LAMPUNG

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA

DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

PERBANDINGAN MISKONSEPSI MAHASISWA PGSD UHAMKA MATERI OPTIK GEOMETRI

PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract

IDENTIFIKASI HASIL ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE TIER PADA SISWA SMP

Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke Volume 6 Nomor ISSN :

Desain Didaktis Pembelajaran Konsep Energi dan Energi Kinetik Berdasarkan Kesulitan Belajar Siswa pada Sekolah Menengah Atas

Keywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI).

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY SIMULATIONS

Konsistensi Konsepsi Siswa Melalui Penerapan Model Interactive Lecture Demonstration pada Materi Gelombang Mekanik


DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2

Tingkat Pemahaman Konsep Mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret pada Materi Momentum

Journal of Innovative Science Education

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

MODEL PPE (PEMBIMBINGAN, PRESENTASI, EVALUASI) UNTUK REMEDI MISKONSEPSI IPA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Indah Rizki Anugrah, Mengungkap Miskonsepsi Topik Stoikiometri Pada Siswa Kelas X Melalui Tes Diagnostik Two-Tier

PROFIL HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA SMA PADA MATERI PERSAMAAN GAS IDEAL BERBASIS HASIL ANALISIS TES KEMAMPUAN RESPONDEN

Keyword: four-tier multiple choice, level of understanding, chemical bonding.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

PROFIL MISKONSEPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA KONSEP LISTRIK DINAMIS. Skripsi Oleh: Isdiana Kurniawati NIM K

VALIDASI INSTRUMEN TES ISOMORFIK UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA

PENGEMBANGAN THREE TIER TEST SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENGUNGKAP MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP OPTIK. Hebron Pardede

Pengembangan Alat Peraga Momentum dengan Sistem Sensor

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA KELAS VIII SMP PADA MATERI TEKANAN ZAT CAIR MELALUI TES KEMAMPUAN RESPONDEN

1) Prodi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

ANALISIS INSTRUMEN TES AKHIR SEMESTER II MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI WILAYAH SURAKARTA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

PENGGUNAAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DISERTAI CRI UNTUK MENGANALISIS MISKONSEPSI SISWA

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK ANIMASI BERBASIS MOBILE LEARNING (M-LEARNING) PADA MATERI GERAK LURUS DI SMP

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu

ANALISIS MISKONSEPSI DINAMIKA PARTIKEL PADA BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X

Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Lectora Inspire pada Materi Usaha dan Energi SMA

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN MENDENGARKAN LAGU BERBAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS X SMA ISLAMIC CENTRE DEMAK PADA TAHUN AJARAN 2006/2007

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

REMEDIASI MISKONSEPSI MEMBACA GRAFIK GERAK LURUS DENGAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY

Pengembangan Instrumen Tes Keterampilan Pemecahan Masalah pada Materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi

ANALYSIS OF STUDENT MISCONCEPTIONS IN PHYSICS LEARNING OF STATIC FLUID MATERIALS USING CERTAIN OF RESPONSE INDEX (CRI) METHOD IN SMAN 7 PEKANBARU

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS

PENGGUNAAN KARTUN SEBAGAI INSTRUMEN DIAGNOSTIK MISKONSEPSI PADA HUKUM NEWTON III

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS. Oleh Surya Gumilar

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN COMPUTERIZED TWO TIER MULTIPLE CHOICE (CTTMC) UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

Pengembangan Instrumen Tes Diagnostik VCCI Bentuk Four-Tier Test pada Konsep Getaran

Analisis Kemampuan Siswa Mengubah Representasi dalam Physics Problem Solving Pada Siswa SMA Kelas X

REMEDIASI MISKONSEPSI MEMBACA GRAFIK GERAK LURUS DENGAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY

Pengembangan Instrumen Pengukuran Kompleksitas Soal Kontekstual Matematika

DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Gambar 3.1 Desain Penelitian

MISKONSEPSI DAN SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN LEMAK MELALUI PRAKTIKUM PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN

ANALISIS PERSEPSI SISWA PADA MATERI KOLOID DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN MENTAL IMAGE ANALYSIS OF STUDENT S

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSIS KONSEP IPA FISIKA

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS MATERI FLUIDA STATIS KELAS X SMA/MA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MAJALAH SISWA PINTAR FISIKA (MSPF) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP (Pokok Bahasan Gerak Pada Benda)

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145

ANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN BUATAN GURU BIOLOGI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 DITINJAU DARI TINGKAT TAKSONOMI BLOOM

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 LUBUK BASUNG.

ABSTRAK. Kata Kunci: REACT, Penomoran NHT, Interaksi Belajar, Prestasi Belajar

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus

Analisis Free Body Diagrams pada Siswa SMA dalam Menyelesaikan Tes Uraian Terstruktur

Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi K

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP TERMODINAMIKA Aprilia Dwinta Karlina, Drs.Trustho Raharjo,M.Pd., Drs. PujayantoM.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ANIMASI FLASH TOPIK BAHASAN USAHA DAN ENERGI

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

Ketika konsepsi siswa ada yang berbeda dari yang biasa diterima, dalam Tan (2005) hal itu disebut alternative frameworks, misconceptions, student

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh: Aprilia Dwinta Karlina NIM K

Unnes Physics Education Journal

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TEMA SAMPAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs TESIS

Erna Yunita Sari 37, Sunardi 38, Susanto 39

Transkripsi:

DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.01.rnd.06 PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERFORMAT FOUR-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Dedah Siti Jubaedah 1, a), Ida Kaniawati 1, b), Iyon Suyana 1, c), Achmad Samsudin 1, d) 1, e), Endi Suhendi 1 Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudi 229 Bandung 40154 Email: a) dedah.siti.jubaedah@student.upi.edu, e) endis@upi.edu Abstrak Miskonsepsi merupakan suatu masalah dalam pembelajaran fisika yang cukup menghantui guru dan siswa serta membuat tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Berdasarkan studi literatur, fourtier test dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang dialami siswa. Meskipun demikian, tes diagnostik dalam bentuk four-tier test belum banyak dikembangkan, salah satunya pada topik Usaha dan Energi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan tes diagnostik dalam format four-tier untuk topik Usaha dan Energi. Penelitian ini menggunakan model 4D (Defining, Designing, Developing, and Disseminating) dalam mencapai tujuan penelitian. Sampel yang digunakan adalah 30 siswa pada salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Penelitian menghasilkan pengembangan tes diagnostik dalam format four-tier pada topik Usaha dan Energi. Dengan adanya pengembangan ini, miskonsepsi pada topik tersebut dapat dengan mudah diidentifikasi oleh guru. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengembangan awal untuk penelitian selanjutnya. abstrak dalam bahasa Indonesia pada bagian ini. Kata-kata kunci: Four-Tier Test, Usaha dan Energi, Miskonsepsi, model 4D. Abstract Misconception is a problem in physics learning that is quite haunting teachers and students and make learning goals are not achieved properly. Based on the literature study, four-tier tests can be used to identify student s misconceptions. Nevertheless, diagnostic tests in the form of four-tier tests have not been widely developed, one of them on the topic of Work and Energy. Therefore, it is necessary to develop diagnostic tests in a four-tier format for Work and Energy topics. This research uses 4D model (Defining, Designing, Developing, and Disseminating) in achieving research objectives. The sample used 30 students of Senior High School in Bandung. The research resulted development of diagnostic tests in a four-tier format on Work and Energy topics. Given this development, misconceptions on that topic can be easily identified by the teacher. This research can be used as initial development for further research Keywords: Four-Tier Test, Work dan Energi, Misconception, 4D model SNF2017-RND-35

PENDAHULUAN Salah satu masalah yag paling sering ditemui dalam dunia pendidikan, terutama pada mata pelajaran fisika adalah miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan suatu istilah yang merujuk kepada perbedaan pemikiran antara konsep yang dimiliki siswa dengan konsep dari teori sains yang ditetapkan ahli [2]. Menurut Committee on Undergraduate Science Education, seseorang yang memiliki pemahaman yang berbeda dengan kondisi sebenarnya dalam pemikiran orang tersebut, berarti orang tersebut telah mengalami suatu miskonsepsi [3]. Miskonsepsi ini tentu saja tidak dialami pada semua topik dalam fisika, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nugraha, Hilda Aini, miskonsepsi yang banyak dialami siswa ialah pada topik Usaha dan Energi. miskonsepsi tidak dapat diketahui secara langsung, melainkan harus melalui tes diagnostik agar guru benar-benar yakin bahwa siswa mengalami miskonsepsi dan bukan karena ketidaktahuan mengenai konsep yang diajarkan [4]. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengungkapkan miskonsepsi siswa ialah tes pilihan ganda dengan alasan terbuka [5]. Namun, proses pengolahan data untuk alasan terbuka kurang efisien karena guru juga harus melakukan wawancara untuk menyinkronkan jawaban yang siswa tulis apakah karena mengalami miskonsepsi atau karena ketidaktahuan konsep. Oleh sebab itu, digunakanlah tes diagnostik miskonsepsi berformat fout-tier yang salah satunya dikembangkan oleh Caleon dan Subramaniam yang dapat mendiagnosis miskonsepsi secara langsung tanpa harus melakukan wawancara pada siswa. Four-tier test untuk mendiagnosis miskonsepsi merupakan pengembangan dari tes dua tingkat dimana pada format four-tier ini, satu soal terdiri pertanyaaan, tingkat keyakinan memilih jawaban, alasan, dan tingkat keyakinan memilih alasan. Namun, tes berformat four-tier untuk mendiagnosis miskonsepsi belum banyak dikembangkan, terutama pada topik Usaha dan Energi yang memang kebanyakan siswa mengalami miskonsepsi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan tes diagnostik dalam format four-tier untuk topik Usaha dan Energi agar guru lebih mudah ngengidentifikasi untuk selanjutnya mencari cara mengatasi miskonsepsi tersebut. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, dimana yang dikembangkan adalah instrumen tes diagnostik untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa. Penelitian ini menggunakan model 4D (Defining, Designing, Developing, and Disseminating). Setelah satu set instrumen berformat four-tier terbentuk dan telah melewati judgement oleh ahli, instrumen diuji coba pada siswa kelas XI. Sampel yang digunakan adalah 30 siswa pada salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Data dianalisis untuk mengetahui tingkat kesukaran, validitas, dan reliabilitas tes yang dibuat. Selain itu, data juga dianalisis untuk mengetahui persentase miskonsepsi siswa pada topik Usaha dan Energi. HASIL DAN PEMBAHASAN Defining Miskonsepsi merupakan perbedaan pemahaman konsep yang dimiliki siswa dengan konsep yang ditetapkan ahli. Tes diagnostik merupakan tes yang dilakukan dalam rangka mendiagnosis atau mengidentifikasi kesulitan-kesulitan dalam belajar, mendeteteksi faktor yang menyebabkannya, serta menetapkan cara untuk mengatasinya. Dalam konteks miskonsepsi, tes diagnostik miskonsepsi dapat dikatakan sebagai suatu alat yang dapat digunakan untuk mengungkap miskonsepsi atau kesalahan konsep yang dialami siswa. Tes diagnostik miskonsepsi terdiri dari beberapa jenis, diantaranya dapat dilakukan melalui interview, pertanyaan terbuka, serta tes pilihan ganda. Setiap bentuk tes yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Salah satu contohnya interview, dapat mencari secara lebih dalam mengenai kemampuan siswa, tetapi membutuhkan waktu yang tidak sedikit dan responden yang digunakan tidak bisa dalam jumlah yang besar. Bentuk tes yang paling mudah dianalisis dan dapat dilakukan pada responden yang banyak adalah tes pilihan ganda. Namun, tes seperti ini harus benarbenar dibuat dengan format khusus sehingga dapat mejadi tes diagnostik miskonsepsi yang baik dan SNF2017-RND-36

dapat membedakan miskonsepsi antara satu siswa dengan siswa lain. Bedasarkan kajian literatur, tes berbentuk pilihan ganda berformat four-tier dapat digunakan untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa. Adapun keunggulan dari four-tier test diantaranya guru dapat membedakan tingkat keyakinan jawaban dan tingkat keyakinan alasan yang dipilih siswa sehingga dapat menggali lebih dalam tentang kekuatan pemahaman konsep siswa, mendiagnosis miskonsepsi yang dialami siswa secara lebih dalam, menentukan bagian-bagian materi yang memerlukan penekanan lebih, serta merencanakan pembelajaran yang lebih baik untuk membantu mengurangi miskonsepsi siswa. Designing Format Four-tier diagnostic test yang merupakan tes untuk mendiagnosis miskonsepsi dikembangkan dari soal pilihan ganda dua tingkat. Pilihan ganda dua tingkat dapat mengukur kemampuan siswa dalam memilih jawaban yang benar serta alasan mengapa siswa memilih jawaban tersebut [1]. Meskipun soal pilihan ganda dua tingkat dapat mengukur kemampuan siswa, tetapi masih belum dapat membedakan kesalahan hasil jawaban siswa, apakah siswa yang bersangkutan kurang paham dengan konsep atau memang kesalahan karena benar-benar konsep siswanya yang salah. Selain itu, soal pilihan ganda dua tingkat tidak bisa membedakan jawaban benar karena menebak dan jawaban benar dari hasil pemahaman yang benar. Pada four-tier test, terdapat tingkatan jawaban dan tingkatan alasan seperti pada soal pilihan ganda dua tingkat, namun untuk four-tier terdapat penambahan dua tingkatan lagi yang menuntut siswa untuk menspesifikasikan tingkat keyakinan secara terpisah pada jawaban yang mereka pilih dalam tingkat jawaban dan tingkat alasan [1]. Jadi, secara umum tes berformat four-tier test merupakan tes yang terdiri dari empat tingkat. Tingkat pertama merupakan soal pilihan ganda dengan empat pengecoh dan satu kunci jawaban yang harus dipilih siswa. Tingkat kedua merupakan tingkat keyakinan siswa dalam memilih jawaban. Tingkat ketiga merupakan alasan siswa menjawab pertanyaan, berupa lima pilihan alasan yang telah disediakan. Tingkat keempat merupakan tingkat keyakinan siswa dalam memilih alasan. Developing Pengembangan tes diagnostik miskonsepsi berformat four-tier ini dikembangkan dari tes berformat Certain Respons Index (CRI) yang juga digunakan untuk mendiagnosis miskonsepsi pada topik usaha energi. Namun berdasarkan kajian literatur, soal yang dibuat dengan format CRI tersebut pada tingkat alasan bukan diperoleh dari hasil jawaban siswa. Hal tersebut dirasa kurang baik karena bisa saja alasan yang dibuat peneliti tidak sesuai dengan logika berpikir siswa. Oleh sebab itu, pengembangan tes diagnostik berformat four-tier ini dimulai dengan mencari alasan siswa untuk menjawab 15 soal pilihan ganda pada topik Usaha dan Energi. Proses tersebut dilakukan dengan memberikan tes sebanyak 15 soal dimana tes tersebut terdiri dari pertanyaan, alasan terbuka, dan tingkat keyakinan. Kemudian dari jawaban-jawaban terbuka siswa, dipilih empat jawaban yang salah dan satu jawaban yang benar untuk dijadikan sebagai option pada tingkatan kedua dalam tes berformat four tier. Indikator dari instrumen yang dikembangkan untuk kelimabelas soal berturut-turut diantaranya mengkategorikan usaha yang bernilai positif dan bernilai negatif; menentukan usaha oleh gaya konservatif yang tidak dipengaruhi oleh panjang lintasan; menghitung usaha yang dilakukan gaya konservatif pada lintasan tertutup; menghitung usaha yang dilakukan gaya nonkonservatif pada lintasan tertutup; menganalisis perubahan energi potensial gravitasi, energi kinetik, dan energi mekanik pada buah yang jatuh; menganalisis posisi benda berdasarkan kondisi energinya ketika melalui suatu lintasan; mendiagramkan hubungan antara energi potensial, energi kinetik, dan energi mekanik; menggambarkan hubungan energi kinetik dengan ketinggian untuk benda yang jatuh bebas; menganalisis energi mekanik benda di suatu titik bila usaha yang dilakukan hanya oleh gaya konservatif; memperkirakan energi potensial gravitasi suatu benda bila gaya gesek tidak diabaikan; menganalisis energi mekanik benda di suatu titik bila ada gaya nonkonservatif yang melakukan usaha; menerapkan hukum kekekalan energi mekanik pada suatu kasus; menganalisis hubungan hukum konservasi energi mekanik dengan energi kinetik suatu benda yang menempuh lintasan SNF2017-RND-37

berbeda; menganalisis energi potensial disuatu titik jika menempuh lintasan yang berbeda; serta menganalisis energi kinetik disuatu titik jika menempuh lintasan yang berbeda. Instrumen yang telah dibuat kemudian dijudgement oleh ahli untuk mengecek relevan atau tidakya tes diagnostik miskonsepsi yang telah dibuat. Setelah itu, dilakukanlah pengambilan data untuk melihat tingkat kesukaran, validitas dan reliabilitas tes yang telah dikembangkan. Soal diujikan pada 30 orang siswa SMA kelas XI selama 90 menit. Disseminating Setelah dilakukan pengujian terhadap instrumen tes diagnostik miskonsepsi berformat four-tier, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,63 dengan kategori reliabilitas tinggi. Adapun analisis mengenai tingkat kesukaran dan validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 1. TABEL 1. Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Validitas Butir Soal No. Soal TK Kategori Validitas Kategori keterangan 1 0,33 sedang 0,14 Sangat rendah Perlu perbaikan 2 0,23 sukar 0,55 cukup Dapat digunakan 3 0,10 sukar 0,43 cukup Dapat Digunakan 4 0,13 sukar 0,07 Sangat rendah Perlu perbaikan 5 0,17 sukar 0,47 cukup Dapat digunakan 6 0,67 sedang 0,19 Sangat rendah Perlu perbaikan 7 0,70 sedang 0,63 tinggi Dapat digunakan 8 0,60 sedang 0,47 cukup Dapat digunakan 9 0,53 sedang 0,56 cukup Dapat digunakan 10 0,27 sukar 0,38 rendah Dapat digunakan 11 0,70 sedang 0,66 tinggi Dapat digunakan 12 0,07 sukar 0,34 rendah Dapat digunakan 13 0,03 sukar 0,16 Sangat rendah Perlu perbaikan 14 0,23 sukar 0,68 tinggi Dapat digunakan 15 0,17 sukar -0,01 Tidak valid Perlu diganti TK = Tingkat Kesukaran Tes menggunakan format four-tier dapat mengungkapkan miskonsepsi siswa. Adapun keputusan mengenai siswa mengalami miskonsepsi atau tidak dapat dianalisis menggunakan Tabel 2. Berdasarkan analisis data menggunakan tabel 2, diperoleh persentase siswa yang mengalami miskonsepsi untuk seluruh soal pada topik usaha energi sebesar 38,22 %. Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada setiap indikator soal yang diberikan, dapat dilihat pada Diagram 1. TABEL 2. Keputusan Jawaban Menggunakan Four-Tier Jawaban Tingkat Keyakinan Alasan Tingkat Keputusan Keyakinan Benar Yakin Benar Yakin Memahami konsep Benar Yakin Benar Tidak yakin Memahami konsep sebagian Benar Tidak Yakin Benar Yakin Memahami konsep sebagian Benar Tidak yakin Benar Tidak yakin Memahami konsep sebagian Benar Yakin Salah Yakin Memahami konsep sebagian Benar Yakin Salah Tidak yakin Memahami konsep sebagian Benar Tidak Yakin Salah Yakin Memahami konsep sebagian Benar Tidak yakin Salah Tidak yakin Memahami konsep sebagian Salah Yakin Benar Yakin Memahami konsep sebagian Salah Yakin Benar Tidak yakin Memahami konsep sebagian Salah Tidak Yakin Benar Yakin Memahami konsep sebagian Salah Tidak yakin Benar Tidak yakin Memahami konsep sebagian Salah Yakin Salah Yakin Miskonsepsi Salah Yakin Salah Tidak yakin Memahami konsep sebagian Salah Tidak Yakin Salah Yakin Memahami konsep sebagian SNF2017-RND-38

Jawaban Tingkat Keyakinan Alasan Tingkat Keputusan Keyakinan Salah Tidak yakin Salah Tidak yakin Tidak memahami konsep Sumber: Gurel, et.al. (2015). Diagram 1. Siswa yang Mengalami miskonsepsi pada Setiap Butir Soal SIMPULAN Penelitian yang dilakukan telah menghasilkan satu set instrumen berformat four-tier yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada topik Usaha dan Energi. Penelitian ini merupakan penelitian awal yang dapat digunakan untuk pengembangan penelitian selanjunya. Instrumen dengan format four-tier ini telah terbukti dapat menganalisis miskonsepsi siswa (diagram 1), yaitu pada topik Usaha dan Energi. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada Dr. Ida Kaniawati, M.Si., Endi Suhendi, M.Si., Ahmad Syamsudin, M.Si., Drs. Iyon Suyana, M.Si., sebagai tim dosen pembimbing serta Nuzulira Janeusse F. yang telah banyak membantu peneliti dalam proses penelitian. REFERENSI [1] Caleon, I. S. & Subramaniam, Do Students Know What They Know and What They Don t Know? Using a Four-Tier Diagnostic Test to Assess the Nature of Students Alternative Conceptions, in J. Res Sci Educ, 2010, vol. 40, pp. 313-337. [2] Gurel et. al., A Review and Comparison of Diagnostic Instruments to Identify Students Misconceptions in Science, in Eurasia Journal of Mathematics Science and Technology Education, 2015, vol. 11, pp. 989-1008. J. K. Author, Title of chapter in the book, in Title of His Published Book, xth ed. City of Publisher, Country if not USA: Abbrev. of Publisher, year, ch. x, sec. x, pp. xxx xxx. [3] Neşet D., A study about students misconceptions in force and motion concepts by incorporating a web-assisted physics program, in Journal The Turkish Online, Turkey: 2005, vol. 4, pp. 40-48. SNF2017-RND-39

[4] Nugraha, Hilda A., Analisis miskonsepsi topik usaha dan energi siswa kelas XI setelah pembelajaran kooperatif menggunakan simulasi komputer, Skripsi Dept. Pendidikan Fisika, UPI, Bandung, 2014. [5] Suparno, Miskonsepsi & Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, Jakarta, Gramedia, 2010. SNF2017-RND-40