BAB I PENDAHULUAN. sebagai target capaian organisasi dalam visi-misi. Tentunya, aspek SDM baik dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

Bab II Perencanaan Kinerja

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II PERENCANAAN KINERJA

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB II RENCANA STRATEGIS

KATA PENGANTAR. Tebing Tinggi, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Empat Lawang,

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB VI INDIKATOR KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

STANDAR KOMPETENSI. (Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

Bab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan. Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong

SISTEM PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA PEMERINTAHAN NEGARA

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 53 TAHUN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U )

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KINERJA TAHUNAN

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

RENCANA KERJA (RENJA)

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA, 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BADAN PELAYANAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL RENCANA STRATEGIS (RENSTRA ) BAB 1 : PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHUUAN. 1.1.

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN PROGRAM SDM APARATUR

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR... TAHUN TENTANG

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

Jl. KH. Dimyati No. 27 Telp./Fax (0357) Pacitan

PERENCANAAN ANGGARAN BERDASARKAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN

VISI, MISI, TUJUAN, RENCANA STRATEGI DAN KEBIJAKAN BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan suatu organisasi sangat didukung adanya tiga pilar utama agar dapat berjalan dengan baik. Tiga pilar itu terdiri dari keberadaan SDM yang baik, sistem penataan organisasi yang baik, serta proses bisnis yang biasanya dianggap sebagai target capaian organisasi dalam visi-misi. Tentunya, aspek SDM baik dari sisi kuantitas maupun kualitas dapat dilihat dari sisi knowledge, skill, dan attitude. Dari sini tentu dapat difahami bahwa capacity building adalah proses meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan, serta sikap dan perilaku. Harus disadari bahwa berkembang tidaknya suatu organisasi sangat dipengaruhi adanya kepedulian dan kualitas SDM dalam menggerakkan organisasi. Dengan demikian, proses peningkatan kapasitas (capacity building) dan pembangunan karakter (caracter building) SDM menjadi hal yang mutlak dilakukan. Dalam proses ini tentu dapat dilakukan dengan beragam cara, baik melalui pendidikan dan pelatihan (Diklat) berbasis kompetensi, pembinaan pola karir yang jelas, tugas belajar, dan outbond atau pola permainan, yang kesemuanya itu untuk meningkatkan performa SDM organisasi dalam menjalankan tugasnya. Oleh karenanya, pengembangan kapasitas sangat terkait dengan kemampuan SDM, kemampuan institusi, dan kemampuan sistem organisasi. Dengan adanya perubahan sistem pemerintahan daerah berimplikasi pada perubahan UU Nomor 8 Tahun 1974 menjadi UU No. 43 Tahun 1999. tentang Aparatur Sipil Negara.Perubahannya yang paling mendasar adalah tentang 1

manajemen kepegawaian yang lebih berorientasi kepada profesionalisme SDM aparatur (PNS), yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat secara jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan, tidak partisan dan netral, keluar dari pengaruh semua golongan dan partai politik dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pelayanan masyarakat dengan persyaratan yang demikian, sumber daya manusia aparatur dituntut memiliki profesionalisme, memiliki wawasan global, dan mampu berperan sebagai unsur perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Schuler dan Youngblood (dalam Sanerya Hendrawan,2012) yang menekankan bahwa mempelajari pengembangan sumber daya manusia dari organisasi, manusia sebagai bagian dari organisasi, sehingga diungkapkan bahwa pengembangan sumber daya manusia pada suatu organisasi akanmelibatkan berbagai faktor yaitu pendidikan dan pelatihan. Dalam konteks Sumber Daya Manusia, pengembangan dipandang sebagai peningkatan kualitas SDM melalui program-program pelatihan, pendidikan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pelatihan membantu pegawai untuk memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya. Permasalahan pokok yang dihadapi dalam mengangkat seorang pegawai negeri sipil dalam suatu jabatan struktural adalah belum adanya kriteria yang jelas, rinci dan mudah ditafsirkan secara obyektif. Kriteria yang dipakai selama ini lebih cenderung kepada persyaratan formal administratif yang memang lebih mudah mengukurnya, seperti syarat pangkat tingkat dan jenis pendidikan formal, 2

masa kerja, bukti kelulusan dari suatu diklat struktural, dan kedudukan atau pangkat dalam Daftar Urut kepangkatan. Konsekuensi dari Peraturan Pemerintah Kota Padangsidimpuan No. 1 tahun 2008 tentang pemerintahan daerah adalah perlunya pengembangan pendidikan dan pelatihan bagi Aparatur Sipil Negara dimana diperlukan pengembangan strategi sumber daya manusia perlu dilakukan di era globalisasi seperti sekarang ini. Pengembangan sumber daya manusia merupakan usaha yang dilakukan untuk membentuk manusia yang berkualitas dengan memiliki keterampilan, kemampuan kerja dan loyalitas kerja kepada suatu birokrasi ataupun organisasi.terkadang, tidak sedikit dalam suatu birokrat yang menolak calon pegawai karena tidak memenuhi kualifikasi yang dimaksud. Selain itu, banyak birokrat yang dibangun, namun SDM nya tidak tersedia atau kurang. Dalam era globalisasi ini, persaingan akan semakin ketat.era globalisasi seakan memberikan arus teknologi dan informasi serta mobilitas sumberdaya manusia dari satu tempat ke tempat lain. salah satu pengembangan SDM yang harus dilakukan adalah melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan Pelatihan sangat penting dalam mengembangkan SDM karena pengetahuan akan diperoleh salah satunya dengan pendidikan. Orang yang tingkat pendidikannya rendah, cenderung tidak memiliki kemampuan dalam bekerja. Pihak birokrat pun pada dasarnya menyeleksi calon pegawai dilihat dari tingkat pendidikannya. Saat ini jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Perencanaan Daerah Kota Padangsidimpuan berjumlah 52 orang dan secara keseluruhannya sudah mengikuti pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan oleh pihak Bappeda sendiri. 3

BAPPEDA sebagai lembaga teknis yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam perumusan perencanaan pembangunan daerah memiliki peran dan fungsi strategis dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan. Sesuai Peraturan Walikota Padangsidimpuan No.19/PW/2008 tentang Rincian Tugas, Fungsidan Tata kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Padang Sidimpuan.antara lain : a. Perumusan kebijakan teknis perencanaan b. Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan c. Penyelenggara kerjasama antara lembaga untuk mengembangkan statistik skala daerah d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fugsinya. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Padangsidimpuan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku baik dari segi proses, Substansi maupun pengawasannya bertanggungjawab kepada Walikota Padangsidimpuan melalui Sekretaris Daerah. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang demikian, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Padangsidimpuan telah melaksanakan berbagai tugas dalam pencapaian rencana dalam Program Rencana Pembangunan yang pada dasarnya dilaksanakan secara partisipatip, transparan dan akuntabel. Untuk mendukung pelaksanaan tupoksi Bappeda diperlukan suatu pengembangan segi Pendidikan dan Pelatihan yang tujuannya adalah untuk menyelaraskan program dan kegiatan SKPD dengan usulkan dan kegiatan seperti Musrenbang Kecamatan, menyelaraskan program dan kegiatan antar SKPD 4

dengan SKPD lainnya dalam rangka optimalisasi pencapaian sasaran sesuai dengan kewenangan untuk sinergi pelaksanaan prioritas pembangunan daerah dan menyepakati program dan prioritas daerah khususnya setiap kecamatan. Dokumen Renstra Bappeda tersebut harus terintegrasi dengandokumen perencanaan pembangunan jangka menengah kota yaitu KotaPadang Sidempuan. Bahkan para setiap SKPD harus mampu memberikan rumusan Musrenbang yang telah dicapai tersebut mampu menjawab dan menghasilkan jalan keluar atas bebagai permasalahan yang dihadapai masyarakat dan pemerintah daerah, mengkomodir kebutuhan masyarakat, serta mampu menjalankan agenda pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD masing-masing daerah, dalam hal ini pihak BAPPEDA berperan aktif meningkatkan para SKPD segi pengembangan, kualitas dan sumber daya manusia yang siap untuk menyelesaikan permasalahan publik. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota PadangSidempuan selaku badan perencanaan pembangunan daerah harus memiliki kemampuan sumber daya manusia untuk menjalankan konsepsi rencana pembangunan. Jika melihat posisi penting Bappeda Kota Padang Sidimpuan dalam menyusun dan melaksanakan perencanaan pembangunan, maka kualitas pegawai sangat penting demi meningkatkan kinerja pemerintah. Kualitas pegawai dapat dinilai dari pendidikan dan pelatihan, sarana prasarana, kompensasi yang diterima serta promosi masing-masing pegawai. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana inti permasalahan tentang prihal pengembangan sumber daya manusia yang berkualiatas serta memiliki pendidikan dan keahlian sehingga program-program BAPPEDA mampu berjalan dengan semestnya.. Oleh karena 5

itu, penelitian ini berjudul Analisis Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Padangsidempuan 1.2. Perumusan Masalah Adapun perumusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Pengembangan Sumber Daya Manusia tentang tentang pelatihan dan pendidikan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Padangsidimpuan. 2. Bagaimana Hambatan-hambatan yang terjadi dalam pengembangan sumber daya manusia pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Padangsidimpuan. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka peneliti mempunyai tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: 1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengembangan Sumber Daya Manusia tentang tentang pelatihan dan pendidikan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Padangsidimpuan. 2. Untuk Mengetahui dan menganalisis hambatan-hambatan yang terjadi dalam pengembangan sumber daya manusia tentang pelatihan dan pendidikan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Padangsidimpuan. 6

1.4. Manfaat Penelitian Kegunaan penelitian ini ialah sebagai berikut: 1. Bagi penulis, Bagi peniliti baru ataupun calon peneliti yang berminat dalam penelitian sejenis sebagai bahan pemasukan dan pembanding atas penelitian yang akan dilakukan nanti serta menambah wawasan bagi penulis. 2. Bagi Instansi, Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pengembangan sumber daya manusia. 3. Bagi pihak lain bisa dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama dimasa yang akan datang. 1.5. Kerangka Berpikir Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan aset yang berharga bagi organisasi itu sendiri. Keberhasilan suatu organisasi ditentukan dari kualitas orang-orang yang berada di dalamnya. SDM akan bekerja secara optimal jika organisasi dapat mendukung kemajuan karir mereka dengan melihat apa sebenarnya kompetensi mereka. Pengembangan (development) merupakan pengembangan pegawai baru / lama perlu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan Program pengembangan pegawai hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan kepada metode-metode ilmiah serta berpedoman pada ketrampilan yang dibutuhkan pihak BAPPEDA Kota Padang Sidimpuan, suatu instansi pendidikan saat ini maupun untuk masa depan. Pendidikan dan latihan (diklat) merupakan unsur yang mutlak dimiliki oleh individu sumber daya manusia yang berkualitas. Pentingnya pendiidkan dan pelatihan tersebut mengantar pengembangan sumber daya manusia. Karena 7

itu,secara khusus pada hakekatnya pendiidkan dan pelatihan mengandung adanya aspek potensial, aspek fungsional, aspek operasional pada organisasi. Berdasarkan aspek-aspek tersebut, maka keberadaan pelatihan dan pendidikan berperan penting di dalam meningkatkan dan mewujudkan potensi setiap pegawai, profesional pegawai, fungsional pegawai, operasionalisme pegawai dan pengembangan pegawai yang dapat dilaluinya melalui proses pendidikan dan pelatihan, pendidikan dan pelatihan ini merupakan fungsional berdasarkan pembinaan dan pengembangan terhadap pelaksanaan pekerjaan secara khusus sesuai fungsinya, dan pendidikan dan pelatihan yang biasanya dilakukan untuk penerapan proses dan prosedur suatu pelaksanaan dan penerapan setiap dalam diri pegawai. Adapun yang menjadi kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pendidikan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pelatihan Gambar 1.1. Kerangka Berpikir 8