Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Strategi Pembelajaran Who Wants To Be Smart

Pembelajaran Aktif Team Quiz

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Pengaruh Permainan Scramble dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGSD FKIP UN PGRI KEDIRI OLEH:

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Journal of Mechanical Engineering Learning

ANALISIS PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN MPL

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Trainer Elektronika Dasar

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

Kata kunci : Model pembelajaran Active Learning dengan Strategi Active Knowledge Sharing (AKS), Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Siswa..

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Model Pembelajaran Think-Pair-Share dengan Strategi Index Card Match

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD IMBAS GUGUS DIPONEGORO KABUPATEN BLORA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perbedaan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Metode PQ dan LSQ

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question and Getting Answer

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE PARTISIPATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATERI GESERAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HIMPUNAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

BAB III METODE PENELITIAN

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Widianita*, Elva Yasmi Amran**, dan R. Usman Rery*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Alfi Yusuf S1 Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Model Pembelajaran STAD Dengan Strategi Belajar Reciprocal Teaching

BAB IV HASIL PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Demonstration berbantuan Software PSIM 9.03

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Model Pengajaran Langsung

Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Number Head Together) dengan Kooperatif Tipe Jigsaw

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FESTO FLUIDSIM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PNEUMATIK SISWA KELAS XII DI SMK MUDA PATRIA KALASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil tes maupun pengukuran masih belum berarti

Program studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

ISSN Heri Sutarno Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN MRL KELAS X SMK N 2 PAYAKUMBUH JURNAL

Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Siswa

Keywords: the tipe of model Cooperative Student Teams Achievement Division (STAD), Learning Outcomes

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA SMP ARTIKEL.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Pengaruh Model Problem Based Learning

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Belajar

PENGARUH PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMP

Economic Education Analysis Journal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

Transkripsi:

Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar Siswa Pengaruh Stratgei Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar Siswa pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar- Dasar Elektronika di SMK Negeri 3 Surabaya Tamimatun Niami S1 Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Email: tamimatun.niami@gmail.com J. A. Pramukantoro Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Email: pramukantoro@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran yang menggunakan strategi inkuiri pada standar kompetensi menerapkan dasar- dasar elektronika. Penelitian ini juga untuk mengetahui seberapa aktif siswa dalam proses pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran inkuiri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen, yakni quasi eksperimen design ( the matching only posttest control group design). Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan strategi inkuiri, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan conducting strategy. Dari penelitian diperoleh bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran inkuiri lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan conducting strategy. Perolehan t hitung sebesar 13,620 dan t tabel = 1,68 sehingga t hitung > t tabel. Kelas yang menggunakan stratgei inkuiri dikategorikan aktif dengan prosentase aktivitas siswa sebesar 86,67%. Kata Kunci: strategi pembelajaran inkuiri, aktivitas siswa, dasar- dasar elektonika. Abstract This research aim to improve student learning outcomes through the use of learning strategies of inquiry on the competency standards applying to basics electronics. This study is considered to know how the active students in learning processes that use a strategy of inquiry learning. The method used is experiment research method, namely quasi experiment (the matching only posttest control group design). Experiments class using STAD cooperative learning model with inquiry learning strategy, while for the control class using STAD cooperative learning model with conducting strategy. From research done shows that learning outcomes of students who use the strategy of inquiry learning is better than learning outcomes of students who use the conducting strategy. Obtain t test of 13.620 and t table = 1.68 so it is said t test > t table. Class who use the strategy of inquiry are categorized active with a percentage of 86.67%. Key Word: learning strategies of inquiry, activities of students, basics electronics. PENDAHULUAN Tujuan pembelajaran di pendidikan kejuruan yakni menghasilkan output produktif, yang langsung siap kerja dibidangnya. Di satu pihak materi dalam pendidikan kejuruan sangatlah kaya dengan komponen dan alat ukur sementara di pihak lain pendidikan kejuruan juga terdapat konsep, prinsip, dan hukum yang tiap substansi memiliki karakteristik berbeda yang memerlukan strategi berbeda pula dalam mengajarkannya. Sesuai tujuan awal pendidikan kejuruan adalah menghasilkan output yang produktif. Oleh karena itu, siswa harus dibekali dengan pembelajaran yang berbasis penyelidikan atau praktek, sehingga siswa akan lebik kreatif. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah satu guru TAV di SMK Negeri 3 Surabaya, guru menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajarannya. Sehingga suasana kelas bergantung pada kemampuan komunikasi verbal guru sebagai pemberi materi. Dengan pembelajaran ceramah siswa hanya akan berupaya memberi jawaban benar untuk mencapai keberhasilan tes, siswa kurang bisa mengeksplorasi jawaban tersebut melalui temuantemuannya. Pembelajaran inkuiri diartikan oleh Gulo (2002: 84) sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, 1035

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, 1035 1040 sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Untuk menghasilkan siswa yang mampu memahami konsep dari suatu teori yakni melalui pembelajaran penemuan atau penyelidikan secara mandiri dari sebuah masalah. Dengan pemberian masalah sebagai topik pembelajaran di kelas, siswa akan aktif dan berusaha memecahkan masalah tersebut. Dalam pembelajaran inkuiri, siswa akan melakukan kegiatan seperti merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang instrumen percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta mengkomunikasikan hasilnya di depan kelas. Dengan pembelajaran ini siswa akan berpikir kritis, lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran di kelas serta dapat mengeksplor materi yang telah disampaikan guru. Sejauh ini, dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran hanya terpaku dalam teori-teori semata. Teori- teori tersebut pun hanya dihafal oleh semua siswa. Untuk itu, diperlukan inovasi baru yang menekankan siswa untuk lebih memahami teori dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan pengetahuan secara mandiri. Slavin (2009: 4) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai model pengajaran di mana siswa bekerja dalam kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mediskusikan, dan berargumentasu untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing- masing. Berikut adalah langkahlangkah model pembelajaran kooperatif. Tabel 1.Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah Laku Guru Fase-1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase-2 Menyajikan informasi Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok - kelompok belajar Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Guru membimbing kelompokkelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Fase-5 Evaluasi Fase Fase-6 Memberikan penghargaan Tingkah Laku Guru Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kejanya Guru mempersiapkan cara-cara untuk menghargai upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok (Ibrahim, 2000: 10) Isjoni (2011: 74) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student team Achievement Division) merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil yang maksimal. STAD terdiri atas lima komponen untama yakni, (1) presentasi kelas, (2) kerja tim, (3) kuis, (4) skor kemajuan individu, (5) rekognisi tim. Menurut Wina ( 2007: 194) strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Sedangkan menurut Gulo (2002, 84), strategi inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan- pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Wina (2007: 199) menjelaskan bahwa proses pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah- langkah yakni, (1) Orientasi, guru menjelaskan materi, tujuan, dan hasil belajar yang harus dicapai siswa. (2) merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka- teki. (3) merumuskan hipotesis, guru memberikan arahan kepada siswa untuk membuat jawaban sementara dari permasalahan yang ada. (4) mengumpulkan data, kegiatan menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. (5) menguji hipotesis, proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. (6) merumuskan kesimpulan, proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Tabel 2. Merupakan penjelasan langkah- langkah dari modivikasi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan strategi pembelajaran inkuiri. 1036

Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar Siswa Tabel 2. Langkah- langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri Fase Fase-1 (strategi inkuiri langkah 1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase-2 (strategi inkuiri langkah 1 dan 2) Menyajikan informasi melalui presentasi kelas Fase- 3 (strategi inkuiri langkah 3-6) Kerja tim Fase-4 Kuis Fase-5 Skor Kemajuan Individu Fase-6 Rekognisi Penghargaan Tim/ Tingkah Laku Guru Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Guru mempresentasikan materi kepada siswa. Kemudian guru mengajukan permasalahan berupa pertanyaan pada siswa. Guru mengkondisikan siswa dengan membentuk kelompok belajar heterogen, 4-5 orang tiap kelompok dan menjelaskan cara kerja kelompok dan mengarahkan siswa untuk merumuskan hipotesis dari masalah yang dikaji. Siswa diarahkan mampu mengumpulkan data, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan dari permasalahan yang dikaji secara berkelompok. Satu persatu kelompok mempresentasikan hasil dari penemuannya yang dibimbing oleh guru. Guru memberikan kuis kepada setiap siswa yang dikerjakan secara mandiri Guru memberikan skor hasil tes dan dijumlahkan untuk disumbangkan ke skor kelompoknya. Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing tim atau kelompok berdasarkan perolehan skor rata-rata terbaik Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka akan dilakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikombinasi dengan strategi pembelajaran inkuiri, melalui suatu penelitian yang berjudul Pengaruh strategi pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada standar kompetensi menerapkan dasar- dasar elektronika di SMK Negeri 3 Surabaya. Dalam penelitian ini, strategi pembanding adalah conducting strategy yang juga dimodivikasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Istilah conducting strategy adalah untuk mempermudah penyebutan dari pembelajaran yang sedang berlangsung di sekolah yang diteliti. Sesuai hasil observasi dan wawancara pada salah satu guru TAV di SMK Negeri 3 Surabaya proses pembelajaran menggunakan metode ceramah diselingi diskusi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apakah pengaruh strategi pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa lebih baik daripada conducting strategy? (2) Bagaimanakah aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran inkuiri? Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan strategi pembelajaran inkuiri. (2) Mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran inkuiri. METODE Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experiment, the matching only posttest control group design. Pola penelitian menggunakan desain ini dapat digambarkan sebagai berikut: M X 1 O 1 M C 2 O 2 (Zuriah, 2007: 66) Dimana: O 1 : Kelas eksperimen setelah diberi perlakuan O 2 : Kelas kontrol setelah diberi perlakuan X 1 : Perlakuan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri C 2 : Perlakuan menggunakan conducting strategy M : Matching (penyamaan kemampuan awal siswa) Dalam desain ini terdapat dua kelompok,yang tidak dipilih secara random dan keduanya diberi perlakuan yang berbeda, yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen yakni kelas yang diberi perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikombinasi dengan strategi pembelajaran inkuiri. Sedangkan kelas kontrol yakni kelas yang diberi perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan conducting strategy. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X TAV SMK Negeri 3 Surabaya. Sampelnya adalah kelas X TAV 2 dan X TAV 3, masing- masing kelas terdiri dari 30 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap awal, (1) survey awal untuk menemukan masalah, (2) menyusun proposal, (3) menyusun perangkat pembelajaran, (3) menyusun instrument, (4) validasi perangkat dan instrument, (5) melakukan uji instrument. Tahap pelaksanaan, dilakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kontrol. Tahap akhir, memberikan soal posttest untuk kelas eksperimen dan kontrol. Pada penelitian ini digunakan uji-t untuk pengolahan data. Sebelum uji- t dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sampel berdasarkan nilai posttest pada kelas 1037

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, 1035 1040 kontrol dan kelas eksperimen. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan pada post-test dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Langkah yang ditempuh untuk melakukan uji normalitas adalah statistika Kolmogorov- Smirnov dengan SPSS versi 16.0. Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah varians samplesample yang digunakan sama (homogen). Untuk uji statistik homogenity test (Levene Statistic) dilakukan menggunakan SPSS versi 16.0. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t. Uji- t dilakukan untuk membandingkan atau membedakan apakah kedua data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Dalam penelitian ini, uji- t dilakukan untuk membedakan hasil belajar yang menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dengan hasil belajar yang menggunakan conducting strategy, dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Taraf signifikansi yang digunakan adalah α = 0,05. Hipotesis pada uji- t adalah sebagai berikut: H 0 : hasil belajar siswa yang menggunakan MPK tipe STAD dengan strategi inkuiri sama dengan hasil belajar siswa yang menggunakan MPK tipe STAD dengan conducting strategy. H 1 : hasil belajar siswa yang menggunakan MPK tipe STAD dengan strategi inkuiri lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan MPK tipe STAD dengan conducting strategy. Peneliti melakukan pengamatan aktivitas siswa melalui lembar pengamatan. Analisis lembar pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan menggunakan presentase (%), yakni jumlah aktivitas siswa yang terlaksana dibagi dengan jumlah total keseluruhan aktivitas dan dikalikan 100%. Rumus presentase aktivitas siswa adalah sebagai berikut. Presentase tiap aktivitas siswa = (1) Keterangan: A = jumlah aktivitas yang terlaksana B = jumlah seluruh aktivitas (Diadaptasi dari Nana Sudjana, 2011: 132) Siswa dikategorikan aktif apabila telah mencapai aktivitas lebih dari 70% dari aktivitas maksimum. Berikut adalah kategori penilaian presentase aktivitas siswa. 0 20 = Sangat Tidak Baik 21 40 = Tidak Baik 41 60 = Cukup Baik 61 80 = Baik 81 100 = Sangat Baik (Diadaptasi dari Riduwan, 2011:41) HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui nilai posttest dan LP dalam tiap KD. Hasil belajar siswa dilakukan pada 30 siswa kelas X TAV 2 sebagai kelas eksperimen dan 30 siswa kelas X TAV 3 sebagai kelas kontrol di SMK Negeri 3 Surabaya pada standar kompetensi menerapkan dasar- dasar elektronika. Berdasarkan hasil pengujian validitas soal, taraf kesukaran, daya beda, dan reliabilitas, maka soal yang digunakan sejumlah 25 yang terdiri dari 21 soal objektif dan 4 soal esay. Sedangkan soal yang tidak digunakan sejumlah 7 yang terdiri dari 5 soal objektif dan 2 soal esay. Soal awal adalah 32 soal yang terdiri dari 26 soal objektif dan 6 soal esay. Data hasil belajar diperoleh dari nilai LP 1, LP 2, dan LP 3 pada tiap KD serta nilai posttest. (5) Sebelum dilakukan uji-t perlu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogolov-Smirnov dengan SPSS 16.0. Hipotesis dalam uji normalitas adalah sebagai berikut: H 0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan normalitas diperoleh bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig 2-tailed) kelas eksperimen adalah 0,908 dan kelas kontrol sebesar 0,601. Hal ini menyatakan bahwa nilai signifikansi kelas eksperimen dan kontrol keduanya memiliki nilai lebih besar dari α = 0,05 sehingga H 0 diterima yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan uji Levene Statistic dengan SPSS 16.0. Hipotesis dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut: H 0 : data berasal dari populasi yang memiliki ragam sama (homogen) H 1 : data berasal dari populasi yang memiliki ragam berbeda (tidak homogen) Dari hasil perhitungan homogenitas diperoleh data P-value = sig. 0,067 yang lebih besar dari α = 0,05 sehingga H 0 diterima berarti data berasal dari populasi yang memiliki ragam sama (homogen). Dalam penelitian ini perhitungan uji-t dilakukan cara manual dan menggunakan SPSS versi 16.0. Jenis data pada penelitian ini adalah 2 sampel independen, maka jenis statistik yang digunakan adalah independent sample T-Test. Uji-t independen digunakan untuk menguji (2) (3) (4) 1038

Presentase (%) Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar Siswa perbedaan antara dua kelompok independen (menguji dua kelas yakni kelas X TAV 2 dan kelas X TAV 3). Dengan mengacu pada hasil uji normalitas dan uji homogenitas dengan menggunakan SPSS versi 16.0 yang menunjukkan bahwa data normal dan homogen maka selanjutnya dilakukan analisis uji-t (Independent Samples Test) untuk menguji hipotesis. Nil ai Ak hir Tabel 3. Hasil Uji-t dengan SPSS Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variance s F Equal varian 3.49 ces 7 assum ed Equal varian ces not assum ed Sig. t df.06 13.6 7 20 13.6 20 t-test for Equality of Means Sig. (2- taile d) 58.000 Mea n Diffe renc e 12.3 473 33 54.6 81.000 12.3 473 33 Std. Erro r Diffe renc e.906 574.906 574 95% Confidenc e Interval of the Difference Low er 10.5 326 28 10.5 302 80 Upp er 14.1 620 39 14.1 643 87 Hasil perhitungan uji-t satu pihak antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan taraf signifikan sebesar 0,05 yaitu dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Dengan ketentuan apabila t hitung > t tabel maka diinterpretasikan signifikan dan sebaliknya apabila t hitung < t tabel maka interpretasikan tidak signifikan atau tidak ada perbedaan yang signifikan diantara variabel-variabel penelitian. Berdasarkan Tabel 3. diperoleh nilai t hitung sebesar 13,620. Nilai t tabel = t (1-a) = t (1-0,05) = t (0,95) dengan derajat kebebasan (dk) = n 1 + n 2 2 = 58 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,67. Maka nilai t hitung > t tabel. Begitu juga dengan nilai t hitung secara manual t hitung = 13,635, maka t hitung > t tabel. Di lihat dari hasil perhitungan, didapatkan t hitung manual adalah sebesar 13,635 sedangkan t hitung menggunakan SPSS versi 16.0 adalah sebesar 13,620. Dari hasil tersebut dapat dikatakan perhitungan t pada manual dan SPSS versi 16.0 adalah sama meskipun terdapat beda angka dibalakang koma namun masih dalam taraf ditoleransi karena perbedaannya hanya sedikit. Gambar 1. Distribusi Uji-T Pihak Kanan Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa t hitung berada pada daerah penolakan H 0, sehingga H 1 diterima. Berdasarkan hasil perhitungan manual dan melalui SPSS, nilai t hitung sama- sama berada pada daerah penolakan H 0. Hal ini berarti hasil belajar siswa yang menggunakan MPK tipe STAD strategi inkuiri lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan MPK tipe STAD conducting strategy. Data aktivitas siswa diperoleh melalui pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan memberikan tanda cekhlist ( ) pada indikator aktivitas belajar siswa yang terlaksana selama 4 kali pertemuan. Indikator aktivitas belajar siswa berdasarkan aktivitas inkuiri. Hasil analisis kategori penilaian aktivitas siswa selama 4 kali pertemuan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 4. Presentase Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Kriteria Jumlah siswa Presentase (%) Sangat Baik 2 6,67 Baik 24 80 Cukup Baik 3 10 Tidak Baik 1 3,33 Sangat Tidak - - Baik Total 30 100 Berdasarkan Tabel 4. dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kriteria aktivitas sangat baik sejumlah 2 siswa, kriteria baik sejumlah 24 siswa, cukup baik 3 siswa, dan aktivitas tidak baik 1 siswa, serta untuk kategori sangat tidak baik tidak ada. Untuk kategori sangat baik dan baik maka dikatakan memiliki aktivitas belajar yang aktif, sedangkan untuk kategori cukup baik, tidak baik, dan sangat tidak baik dikatakan memiliki aktivitas belajar yang tidak aktif. Sehingga terdapat siswa yang aktif dalam pembelajaran inkuiri sejumlah 26 siswa dan 4 siswa yang tidak aktif. Presentase rata- rata aktivitas belajar siswa ditunjukkan pada Gambar 2. berikut. 100 Presentase Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa 0 6.67 80 10 3.33 0 Kriteria Aktivitas Gambar 2. Presentase Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Berdasarkan Gambar 2. dapat disimpulkan bahwa kriteria aktivitas sangat baik sebesar 6,67%, kriteria baik sebesar 73,33%, kriteria cukup baik sebesar 23,33%, dan kriteria tidak baik sebesar 3,33%, serta kriteria sangat 1039

Presentase (%) Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, 1035 1040 tidak baik ada 0%. Untuk kategori sangat baik dan baik maka dikatakan memiliki aktivitas belajar yang aktif, sedangkan untuk kategori cukup baik, tidak baik, dan sangat tidak baik dikatakan memiliki aktivitas belajar yang tidak aktif. Presentase Keaktifan Siswa 100 50 0 86.67 Aktif 13.33 Tidak Aktif Keaktifan Siswa Gambar 3. Presentase Keaktifan Siswa Berdasarkan Gambar 3. keaktifan siswa memiliki presentase sebesar 86,67% sedangkan siswa yang tidak aktif memiliki presentase sebesar 13,33%. Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang menerapkan pembelajaran inkuiri menunjukkan bahwa aktivitas inkuiri memiliki kategori aktif. Berdasarkan pengamatan, dengan menggunakan pembelajaran inkuiri siswa lebih bisa berfikir kritis terhadap masalah yang dibahas dalam pembelajaran. Didukung dengan pemecahan masalah melalui praktik secara langsung, maka siswa dituntut untuk aktif dalam memahami materi yang diberikan dalam pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA De Gulo, W. 2002. Strategi strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Ibrahim, M. 2000. Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar. Surabaya: Unesa University Press. Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Riduwan. 2011. Dasar- Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina, Dr. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung. Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. UNESA. 2000. Pedoman Penulisan Artikel Jurnal, Surabaya: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Surabaya. Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. PENUTUP Simpulan Simpulan dalam penelitian ini adalah: (1) Hasil belajar siswa yang menggunakan MPK tipe STAD strategi pembelajaran inkuiri lebih baik dari pada hasil belajar yang menggunakan MPK tipe STAD dengan conducting strategy. Dibuktikan dengan hasil uji- t sebesar 13,620 yang didapatkan dari perhitungan hasil belajar ranah kognitif dan psikomotor. Hal ini dapat dikatakan t hitung > t tabel, yakni 1,68 dengan taraf signifikansi α = 0,05. (2) Aktivitas siswa pada kelas eksperimen yang diterapkan strategi inkuiri dalam proses pembelajaran selama 4 kali pertemuan dikategorikan dalam kategori aktif dengan presentase sebesar 86,67%. dan kategori aktivitas baik sebesar 80%. Saran Saran dalam penelitian ini adalah: (1) Dalam proses pembelajaran menggunakan strategi inkuiri memerlukan banyak waktu sehingga guru harus pandai mengatur waktu yang ada agar seluruh siswa dapat memahami materi secara maksimal. (2) Untuk menambah keaktifan siswa serta sikap berfikir kritis, guru yang menggunakan strategi ini diharapkan memperbanyak soal. 1040