BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Brigham dalam Borolla (2011) menjelaskan bahwa suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan kemakmuran dari pemilik atau pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan. Ketika nilai perusahaan semakin tinggi, maka kemakmuran yang dirasakan oleh pemegang saham juga semakin tinggi. Kepentingan pemegang saham (publik) sebagai pemilik perusahaan dan kreditur sebagai penyandang dana ekstern adalah merupakan salah satu alasan diterapkannya perbaikan tata kelola yang baik pada perusahaan-perusahaan di Indonesia (Good Corporate Governance -GCG). Perbaikan tata kelola perusahaan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan investor baik domestik maupun asing. Standar kelola yang baik (Good Corporate Governance) secara internasional sudah banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan berskala internasional. Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia mempunyai tanggungjawab untuk menerapkan standar Good Corporate Governance yang telah diterapkan di tingkat internasional. Sistem Good Corporate Governance yang diterapkan diyakini akan memberikan perlindungan efektif kepada pemegang saham dan kreditor untuk memperoleh kembali atas investasi yang ditanamkan. Sehingga Corporate Governance dapat diartikan sebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan baik intern maupun ekstern yang terkait dengan hak dan kewajiban mereka. Corporate Governance merupakan interaksi antara pemilik dan manajer dalam pengawasan dan pengarahan perusahaan. Good Governance secara tradisional menunjukkan apakah sistem dan prosedur menjamin secara baik bahwa manajer bertanggungjawab terhadap aset yang mereka percayakan. Prinsip-prinsip dari 1
2 Good Corporate Governance adalah: pemenuhan hak pemegang saham, perlakuan yang adil terhadap pemegang saham, peran shareholder, penjelasan dan transparansi, dan pertanggungjawaban lembaga. Harapan terhadap penerapan Corporate Governance adalah tercapainya nilai perusahaan. Dalam suatu pelaksanaan aktivitas perusahaan, prinsip Good Corporate Governance (GCG) dituangkan dalam suatu mekanisme. Struktur GCG di Indonesia menurut www.iicg.org menjelaskan ada tiga mekanisme yang mendukung tingkat GCG, antara lain proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan komite audit. Peran dewan komisaris independen adalah melakukan fungsi pengawasan terhadap operasional perusahaan oleh pihak manajemen. Komposisi dewan komisaris independen dapat memberikan kontribusi yang efektif terhadap hasil dari proses penyusunan laporan keuangan yang berkualitas. Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, audit eksternal dan sistem pengendalian internal. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa perusahaan yang mempunyai komite audit memiliki risiko yang lebih kecil dalam manajemen laba dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mempunyai komite audit.. Kepemilikan institusional di dalamnya terdapat kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi. Institusi biasanya dapat menguasai mayoritas saham karena mereka memiliki sumberdaya yang lebih besar dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Adanya pemegang saham seperti institusional ownership memiliki arti penting dalam memonitor manajemen. Adanya kepemilikan oleh institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan-perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi-institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Mekanisme monitoring tersebut akan menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham. Signifikasi institusional ownership sebagai agen pengawas ditekankan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan (Kep.29/PM/2004). Di Indonesia terdapat organisasi independen yang memiliki tujuan untuk memasyarakatkan konsep, praktek dan manfaat Corporate Governance, yang
3 dimana organisasi tersebut mengadakan riset dan pemeringkatan bagi perusahaan yang mengikuti survey dari organisasi tersebut, pemeringkatan tersebut bernama Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang merupakan survey yang dilakukan oleh The Indonesian For Corporate Governance (IICG). Perusahaanperusahaan tersebut dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas penerapan konsep Corporate Governance (CG) melalui perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) dengan melaksanakan evaluasi dan benchmarking, akan tetapi pada praktiknya perusahaan-perusahaan yang mengikuti riset dan pemeringkatan tersebut masih terdapat kisruh pada beberapa perusahaan tersebut. Sebagai contoh peneliti mengambil 2 perusahaan yang mengikuti survey, riset dan pemeringkatan tetapi masih melanggar praktik GCG.. PT Timah sebagai salah satu contoh perusahaan yang terdapat kisruh di dalam perusahaan, dimana para pejabat PT Timah tersandung kasus korupsi di wilayah Kabupaten Belitung (Bangka pos.com), padahal PT Timah merupakan perusahaan yang menerapkan GCG dan pada tahun 2011 menerima penghargaan sebagai 30 perusahaan dengan GCG terbaik, yang dimana perhitungan skor ini menggunakan acuan ASEAN CG scorecard GCG atau tata kelola perusahaan terbuka di Indonesia. (Tempo.co).Tersandungnya kasus korupsi para pejabat PT Timah juga berdampak pada harga saham PT Timah yang mengalami fluktuatif selama 3 tahun yaitu 2012-2014 yaitu pada harga Rp.1500,Rp.1600,dan Rp.1200. Kasus Korupsi di PT Timahpun terdapat beberapa kasus lainnya yaitu di dalam PT Timah terdapat pengeluaran biaya sebesar 9Milyar atas asset yang tidak beroperasi, kasus proses penghapusan dan penjualan asset berupa wisma bougenville di Tanjung Pandan, Belitung tidak dicatat dan disajikan secara memadai dalam laporan keuangan. Tanah Kantor Pusat PT Timah, renovasi gedung serba guna, renovasi masjid, dan pembangunan bangunan tidak dicatat dalam register asset PT Timah dan PT Tambang Timah (Anak Perusahaan). (Stikornews.co.id). Perusahaan yang juga mengikuti survey IICG, riset dan pemeringkatan adalah PT Panorama Transportasi, dimana perusahaan yang bergerak di bidang jasa trasnportasi ini mengalami kejanggalan dalam pola transaksi yang tidak wajar
4 pada saham perseroan di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA).padahal PT Panorama Transportasi ini merupakan perusahaan yang memperoleh predikat The Most Trusted Company padah tahun 2010. Dalam catatan BEI, perseroan terakhir melakukan publikasi pada 12 Agustus lalu. Isinya tentang laporan kepemilikan saham perseroan dan para 15 Agustus 2014 tentang laporan keuangan kuartal kedua 2014. Oleh karena itu dengan adanya kejanggalan dari pola transaksi saham BEI melakukan pengawasan dalam transaksi saham PT Panorama Transportasi, Pada perdagangan saham, saham WEHA berakhir di Rp294 setelah naik 0,3%. Pada 1 Agustus saham WEHA di harga Rp295. Sedangkan harga pada penutupan 13 Agustus berada di Rp304 per lembar ( Inilah.com). Dilihat dari dua kasus diatas, penerapan GCG di Indonesia masih kurang baik, dimana perusahaan yang menerapkan gcg mereka masih kurang transparansi,pertanggungjawaban lembaga dan juga kurang professional sehingga jauh dari prinsip-prinsip GCG. Salah satu informasi terpenting yang harus diketahui oleh investor adalah informasi kinerja keuangan perusahaan emiten. Bahan pertimbangan dalam menganalisis dan menilai posisi dan informasi keuangan, kemajuan serta potensi sebuah perusahaan di masa mendatang diantaranya adalah informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam mengelola perusahaan untuk menghasilkan laba (profitabilitas). Rasio keuangan suatu perusahaan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan dan dapat dipergunakan oleh para stakeholders dengan kepentingannya masing-masing. Bagi investor, laporan keuangan juga dapat menjadi pertimbangan suatu keputusan untuk berinvestasi, apakah akan membeli, menahan dan menjual surat berharga yang dimilikinya karena mendapatkan return merupakan tujuan utama para investor dalam perdagangan di pasar modal. Pendapatan investasi saham yang berupa capital gain akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan harga saham, sedangkan pendapatan yang berupa deviden selain dipengaruhi oleh kinerja perusahaan juga dipengaruhi keadaan eksternal perusahaan. Informasi mengenai kinerja perusahaan dapat diperoleh investor dari
5 analisis terhadap laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan (Rintistya Kurniadi, 2012). Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Tingkat profitabilitas perusahaan pada analisis fundamental biasanya diukur dari beberapa aspek, yaitu berdasarkan, ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), dan EPS (Earning per Share) Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Peningkatan kemakmuran pemilik modal diarahkan pada penciptaan nilai perusahaan yang diukur melalui peningkatan nilai pasar saham. Perusahaan harus dapat memahami kegiatan-kegiatan yang akan dapat menciptakan nilai secara terus menerus sehingga dapat memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Investor mengharapkan bahwa investasinya aman dan dalam melakukan investasi di pasar saham tentu mengharapkan deviden dan return yang tinggi, oleh karena itu investor perlu melakukan analisis terhadap faktor kinerja keuangan sebelum membeli saham untuk melihat prospek dari perusahaan tersebut. Yang sangat penting untuk diperhatikan adalah tentang kenaikan return saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Saham suatu perusahaan dapat dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh para pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham biasa berupa deviden tunai atau adanya perubahan harga saham pada suatu periode. Return suatu saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dibagi dengan periode sebelumnya. Membeli saham bukanlah merupakan investasi yang sifatnya pasti. Karena perubahan tinggi rendahnya return saham menjadi hal penting untuk diperhatikan oleh para pelaku dalam pasar saham baik para pemodal, anggota bursa dan emiten. Untuk itu diperlukan suatu analisis tentang return saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
6 Jika laporan keuangan yang dihasilkan bisa menunjukkan perusahaan selalu untung tentunya akan memperlihatkan kinerja perusahaan yang bagus sehingga akan mempengaruhi harga saham. Karena dengan naiknya harga saham tentu akan menaikkan return saham. Karena return saham merupakan selisih dari harga saham sekarang dengan harga saham berikutnya. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Susi Dwimulyani (2012) menemukan bahwa (1) Economic Value Added (EVA) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan public yang mendapat pemeringkatan dari CGPI. (2) Market Value Added (MVA) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan public yang mendapat pemeringkatan dari CGPI. (3) Good Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan public yang mendapat pemeringkatan dari CGPI. Variabel yang tidak diteliti oleh susi dwimulyani, akan tetapi di teliti kembali oleh Rian Sumarta (2012) yang menunjukan hasil bahwa Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang gopublic non-perbankan yang mengikuti survey The Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG), Price to Book Value (PBV) tidak berpenaruh terhadap return saham pada perusahaan yang go-public non-perbankan yang mengikuti survey The Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG), Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang go-public non-perbankan yang mengikuti survey The Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG), dan Good Corporate Governance berpegaruh positif terhadap return saham pada perusahaan yang go-public nonperbankan yang mengikuti survey The Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG). Penelitian yang dilakukan oleh Rian didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Awan Werdhy (2013) yang memberikan hasil bahwa Good Corporate Governance berpengaruh secara signifikan terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance Perception Index dan Bursa Efek Indonesia.
7 Seluruh rasio yang digunakan dalam penelitian ini telah diteliti oleh penelitian terdahulu, seperti dalam penelitian Giovanni Budialim (2012) yang memberikan hasil bahwa (1) Return On Asset (ROA) berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor consumer goods (2) Return On Equity berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor consumer goods, dan (3) Earning Per Share (EPS) berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor consumer goods. Penelitian terdahulu ini memberikan hasil yang berbeda dengan giovanni budialim, dikarenakan hasil penelitian Roniko Pardede (2013) menunjukan hasil bahwa (1) Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI (2) Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI (3) Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI. Rasio yang tidak diteliti oleh giovanni dan roniko dan terdapat juga di dalam penelitian ini, dijelaskan kembali oleh penelitian Jullie Sondakh (2011) memberikan hasil secara parsial Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Debt To Asset( DTA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaaan industri manufaktur yang terdaftar di BEI.. Tidak konsistennya temuan penelitian disebabkan adanya variabel kondisional yang menginteraksi pengaruh antar variabel penelitian Amalia (2007). Fenomena tersebut mendorong peneliti untuk menguji bagaimana PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO-PUBLIC NON- PERBANKAN YANG MENGIKUTI SURVEY THE INDONESIAN INSTITUTE FOR CORPORATE GOVERNANCE(IICG) 2012-2014
8 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dijadikan batasan dalam penelitian ini. Rumusan masalah tersebut adalah : 1. Bagaimana pengaruh GCG (Komisaris independen, kepemilikan institusional, komite audit) terhadap return saham secara parsial pada perusahaan Go Public non- perbankan yang mengikuti survey The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) periode 2012-2014? 2. Bagaimana pengaruh Rasio Profitabilitas (ROA,ROE, dan EPS) terhadap return saham secara parsial pada perusahaan Go Public non- perbankan yang mengikuti survey The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) periode 2012-2014? 3. Bagaimana pengaruh GCG (Komisaris independen, kepemilikan institusional, komite audit) dan Rasio Profitabilitas (ROA,ROE, dan EPS) terhadap return saham secara simultan pada perusahaan Go Public nonperbankan yang mengikuti survey The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) periode 2012-2014? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Untuk mengetahui pengaruh GCG (komisaris independen, kepemilikan institusional, dan komite audit ) secara parsial dan simultan terhadap return saham pada perusahaan Go Public non- perbankan yang mengikuti survey The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) periode 2012-2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas (ROA,ROE, dan EPS ) secara parsial dan simultan terhadap return saham pada perusahaan Go Public non- perbankan yang mengikuti survey The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) periode 2012-2014.
9 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak pihak yang terkait. Adapun manfaat yang diharapkan antara lain : 1. Bagi emiten yaitu khususnya perusahaan-perusahaan nonperbankan yang mengikuti survey The Indonesian Insitute For Corporate Governance, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan yang baik,serta kinerja keuangan perusahaan. 2. Bagi Investor, dapat digunakan sebagai bahan pengambil keputusan dalam menginvestasikan dananya pada sekuritas yang menghasilkan return saham yang optimal. Dengan menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi return saham seperti penilaian terhadap penerapan GCG, dan penilaian kinerja saham yang dapat dihitung dengan rasio-rasi keuangan. 3. Bagi Penulis, menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan penganalisaan tentang penerapan Good Corporate Governance pada suatu perusahaan, rasio profitabilitas, dan return saham. 4. Bagi Pembaca dan peneliti lain, dapat digunakan sebagai referensi serta informasi mengenai penerapan Good Corporate Governance pada suatu perusahaan, rasio profitabilitas, dan return saham, khususnya dalam perusahaan non-perbankan yang mengikuti survey The Indonesian Institute For Corporate Governance. 1.5. Metode Penelitian 1) Jenis Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010 :29) adalah sebagai berikut: Metode deskriptif adalah metode yang
10 digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Selanjutnya definisi metode verifikatif menurut Masyhuri (2010:45) pengertian metode verifikatif adalah sebagai berikut : Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan. Metode penelitian verikatif ini bertujuan untuk menjawab permasalahan mengenai hubungan antara pengaruh Good Corproate Governance, dan rasio profitabilitas sebagai variabel independen dan Return saham sebagai varibel dependen. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan Good Corporate Governance, rasio profitabilitas dan return saham, digunakan analisis statistik. Untuk menguji hipotesis tentang pengaruh Good Corporate Governance, rasio profitabilitas dan return saham secara partial digunakan uji t statistik 2 pihak, sedangkan untuk menguji secara simultan digunakan uji F. Karena menggunakan data panel, maka pengolahan data menggunakan program Eviews 6. 2) Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder.. Sumber datanya diperoleh dari data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Indonesian Capital Market Directory (ICMD), literatur, jurnal ilmiah dan hasil penelitian. Selain itu, penulis memperoleh data melalui internet dan juga data didapatkan dari perusahaan yang mengikuti pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) merupakan survey yang dilakukan oleh The Indonesian Intitute For Corporate Governance (IICG) tahun 2012-2014.
11 3) Teknik Pengumpulan Data 1. Riset Kepustakaan (Library Research) Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membahas dan mempelajari buku, jurnal, catatan kuliah dan penelitian pihak lain yang mempunyai hubungan erat dengan objek penelitian yang dianalisis. 2. Pengumpulan data sekunder Pada penelitian ini, data yang digunakan merupakan data-data sekunder yang diperoleh melalui situs internet www.idx.co.id. Yaitu berupa annual report perusahaan, laporan keuangan, dan dari ICMD 2012-2014. 4) Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini yang digunakan adalah perusahaan go-public yang mengikuti pemeringkatan dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI) merupakan survey yang dilakukan oleh The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) pada tahun 2012-2014. Sedangkan pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Sampel yang dipilih harus memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan-perusahaan yang telah go-public dari tahun 2012-2014. 2. Perusahaan yang menyediakan laporan keuangan lengkap atau yang dibutuhkan dalam meneliti dari tahun 2012-2014. 3. Perusahaan yang konsisten selalu ikut serta dalam pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) pada periode tahun 2012-2014. 4. Perusahaan yang konsisten selalu ikut serta dalam pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan non-perbankan pada periode tahun 2012-2014. 1.6.Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian merupakan daerah pengamatan tempat diadakannya penelitian untuk mengumpulkan data. Pada penyususnan skripsi ini lokasi penelitian yang dilakukan penulis adalah pada website Bursa Efek Indonesia
12 (http://www.idx.co.id), website IICG (http://www.iicg.org), pustaloka Universitas Widyatama yang berlokasi di Jalan Cikutra 204A Bandung. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2015 sampai dengan Desember 2015.