BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yaitu menulis.

BAB I PENDAHULUAN. membaca, menulis, menyimak, berbicara. Setiap keterampilan erat sekali kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. membaca, berbicara dan menyimak. Di sekolah keterampilan menulis diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

I. PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

Berdasarkan Kurikulum 2013 Pembelajaran Bahasa Indonesia bermula. pada pengembangan kompetensi dalam ranah sikap (KI-1 dan KI-2), pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk bertindak sesuai dengan pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia

belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (2005: 3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam pengajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pencapaian yang saling berhubungan. penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan membaca merupakan dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fitri Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan produktif yang sangat diperlukan khususnya di bidang pendidikan. Dengan. memaparkan, bahkan mempengaruhi orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh siswa secara rata-rata masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrase lisan dalam kontek bekerja.

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh: JENNY DESLIANA BR SITUMORANG NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu kegiatan yang produktif dan ekspresif yang tidak dapat diperoleh secara alamiah. Keterampilan tersebut harus dipelajari dan dilatih dengan sungguhsungguh serta dibekali dengan keterampilan berbahasa lainya seperti keterampilan membaca, menyimak, dan berbicara. Terampil menulis berarti terampil berbahasa secara tertulis. Berkomunikasi secara tertulis maksudnya dapat menuangkan ide, pikiran, perasaaan, dan gagasan ke dalam bentuk kata, kalimat, paragraf maupun wacana. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi kebahasaan yang dikaji dan harus di capai dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat atau merekam, menyajikan, melaporkan atau memberitahukan dan mempengaruhi sikap pembaca. Kemampuan dalam menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan dan penelitian merupakan salah satu kompetensi dasar yang sesuai dengan Standar Isi (SI) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan KD 12.3. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis artikel ilmiah disebabkan kurangnya minat siswa dalam menulis artikel ilmiah. Hal ini dibuktikan saat Peneliti melakukan obeservasi ke SMA Negeri 15 Medan dan meminta hasil dari 1

2 penulisan artikel ilmiah yang pernah dilakukan oleh guru. Dari hasil yang peneliti terima, peneliti melihat bahwa keterampilan menulis artikel ilmiah siswa masih ada yang berada dibawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), nilai KKM Bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri 15 Medan sebesar 75, dan ada sebanyak 40% siswa yang nilai hasil artikel ilmiah masih di bawah KKM. Faktor yang juga sangat erat hubungannya dengan rendahnya minat siswa dalam menulis artikel ilmiah adalah teknik pengajaran yang diberikan guru selama ini masih konvensional, yakni lebih banyak menerangkan materi dengan ceramah. Ternyata hal ini berdampak buruk terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis artikel ilmiah. Hal itu tampak dari rendahnya keaktifan, perhatian, minat, dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis artikel ilmiah. Hal seperti ini lah yang penulis alami sendiri di lapangan saat melakukan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT). Banyak guru belum kreatif dalam menggunakan model-model pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik untuk belajar. Rendahnya kemampuan menulis Artikel Ilmiah siswa dibuktikan dengan hasil penelitian dari lapangan oleh I Nengah Suandi, Ni Made Halustini, dan Nyoma Widiarsini dengan judul Meningkatkan Keterampilan Menulis Karya Ilmiah melalui Teknik Sispem pada Siswa SMA N 1 Singaraja dinyatakan bahwa kemampuan menulis karya ilmiah siswa tergolong masih kurang. Nilai rata-rata yang diperoleh masih dibawah nilai standar yang ditetapkan sekolah atau di bawah 75. Tegasnya, nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 64. Hanya anak yang kebetulan memilih ekstra KIR ( Karya Ilmiah Remaja ), yang berhasil

3 mendapat nilai diatas tujuh puluh lima atau di atas nilai rata-rata standar sekolah. (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 42 Nomor 2, Juli 2009, hlm. 80-88). Senada dengan itu, penelitian Susilowati, dkk yang berjudul Peningkatan Kompetensi Menulis Karya Ilmiah Dengan Metode Copy The Master Bagi Siswa Kelas XI-IPS 1 SMA Negeri 1 PATI, juga menjelaskan bahwa dari 35 siswa, siswa yang sangat berminat terhadap pembelajaran menulis karya ilmiah sebanyak 7 orang (20%), berminat sebanyak 19 orang (54,29%), kurang berminat sebanyak 9 orang (25,71%). Dari uji kompetensi, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa (68,57%), dan yang belum tuntas sebanyak 11 orang (31,43%). Hasil nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 73,81. Hal itu membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam menulis artikel masih rendah. (Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 12, No. 1, Pebruari 2011: 51-62) Hal yang sama juga di jelaskan oleh Jenny Desliana Br Situmorang dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Tebing Tinggi Tahun Pembelajaran 2012/2013 bahwa kemampuan menulis artikel ilmiah siswa masih dalam kategori cukup. Nilai rata-rata yang diperoleh masih dibawah nilai rata-rata standar yang di tetapkan oleh sekolah atau masih dibawah 75, yaitu nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil penelitiannya yakni 60,23. Data lain menunjukkan bahwa siswa kesulitan dalam menentukan topik/tema serta mengemukakan argumen yang mendukung untuk dikembangkan

4 dalam tulisan berupa artikel ilmiah terlihat dari penelitian Simbolon (2009) yang berjudul Kemampuan Menulis Artikel berdasarkan Teknik Pemodelan oleh Siswa kelas IX SMP N Stabat 2007/2008. Dinyatakan bahwa dari 30 orang siswa yang dijadikan sampel penelitian dikemukakan bahwa skor rata-rata pembelajaran menulis artikel berdasarkan teknik pemodelan adalah 67,60 yang termasuk dalam kategori kurang. Masalah lain dikemukakan oleh Maria Ulfah, Amir Fuady, dan Nugraheni Eko Wardani dalam penelitian mereka yang berjudul Teknik Perr-Correction untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Sekolah Menengah Atas, mereka menjelaskan bahwa rendahnya kemampuan menulis karya ilmiah siswa disebabkan rendahnya penguasaan siswa akan kaidah bahasa Indonesia tulis. Siswa pada umumnya menganggap materi dan tugas menulis artikel ilmiah sebagai hal yang sukar karena dalam penulisan artikel ilmiah terdapat berbagai aturan dan batasan yang harus dipatuhi, baik dari segi sistematika, isi, maupun bahasanya. Disisi lain, penguasaan kaidah bahasa tulis siswa tergolong rendah sehingga membuat mereka kesulitan saat harus menulis artikel ilmiah. Berdasarkan uraian di atas, dibutuhkan perbaikan dalam pembelajaran yang dapat mendorong siswa secara keseluruhan untuk aktif dalam menuangkan ide-idenya secara tertulis. Oleh karena itu, perlu diadakannya penelitian lebih lanjut dalam meningkatkan hasil belajar menulis artikel ilmiah. Dalam meningkatkan hasil belajar menulis artikel ilmiah, penulis menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning ).

5 Model Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based Learning) baik digunakan untuk menunjukkan kemampuan siswa dalam menulis. Sebagai landasannya yaitu sebelumnya model ini pernah dipergunakan dalam penelitian Rina Sylviana yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014. Penelitian ini menyatakan nilai rata-rata dalam menulis paragraf argumentasi 74,13. Nilai rata-rata dari hasil penelitian tersebut termasuk dalam kategori baik. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning ) bukanlah model pembelajaran yang baru dalam dunia pendidikan hanya saja model pembelajaran ini memiliki keunggulan untuk menarik perhatian siswa dalam kegiatan menulis yaitu merangsang siswa untuk aktif dalam belajar karena siswa ditantang untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan model yang menggunakan masalah yang nyata, proses untuk siswa belajar, baik ingatan maupun keterampilan berpikir kritis. Dengan demikian siswa didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pembelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran menulis artikel ilmiah. Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan masalah (problem) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa menemukan masalah, mendefinisikan masalah,

6 mengumpulkan fakta, menyusun hipotesis, melakukan penyelidikan, menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan, menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif, dan melakukan pengujian hasil pemecahan masalah untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Dalam pelajaran bahasa Indonesia (khususnya menulis) model pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk menciptakan dan mengembangkan suatu ide yang dapat dikembangkan menjadi sebuah tulisan artikel ilmiah. Oleh karena itu model pembelajaran ini efektif di gunakan dalam pembelajaran menulis artikel ilmiah. Dari hal tersebut, peneliti tertarik untuk menggunakan teknik ini pada penelitiannya dalam mengkaji kemampuan menulis artikel ilmiah di sekolah SMA Negeri 15 Medan. Karena dari hasil pengamatan diketahui bahwa belum ada yang melakukan penelitian dengan model tersebut dan model tersebut dapat membantu siswa dalam menuangkan gagasannya dalam menulis artikel ilmiah. Berangkat dari asumsi-asumsi di atas, dan setelah penulis memahami model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) terhadap Kemampuan Menulis Artikel Ilmiah Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain sebagai berikut: 1. Kurangnya minat siswa dalam menulis artikel ilmiah. 2. Siswa menganggap materi dan tugas menulis artikel ilmiah sebagai hal yang sukar. 3. Banyak guru belum menggunakan model-model pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik untuk belajar. 4. Kemampuan menulis artikel ilmiah siswa masih tergolong rendah. C. Pembatasan Masalah Batasan masalah perlu dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan hasil yang lebih baik dan terperinci, serta dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya dibatasi dan difokuskan pada keterampilan menulis artikel ilmiah, peningkatan kemampuan menulis artikel ilmiah, dan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kemampuan menulis artikel ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebelum

8 menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)? 2. Bagaimanakah kemampuan menulis artikel ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sesudah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)? 3. Apakah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) berpengaruh terhadap kemampuan menulis artikel ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui kemampuan menulis artikel ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). 2. Untuk mengetahui kemampuan menulis artikel ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sesudah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).

9 3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) terhadap kemampuan menulis artikel siswa XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, manfaat hasil penelitian ini akan diuraikan berikut ini. 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai masukan dan pengembangan wawasan dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis artikel ilmiah siswa dengan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dalam teori pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran menulis artikel ilmiah dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Siswa memperoleh pengalaman, lebih termotivasi dan kreatif dalam menuangkan gagasannya dalam menulis artikel ilmiah.

10 b. Bagi Guru Penelitian ini dapat menambah referensi bagi guru bahasa Indonesia dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dalam kemampuan menulis artikel ilmiah. c. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat memberikan pengalaman, menambah wawasan dan diaplikasikan dalam pembelajaran.