LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

1. COVER LAKIP.doc 2. DAFTAR ISI, TABEL & GAMBAR.doc 3. IKHTISAR EKSEKUTIF.DOC 4. BAB I (PENDAHULUAN).DOC 5. BAB II (PERENCANAAN & PERJANJIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU TENGAH,

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN AGAM

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 1 TAHUN22014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

GULANG BENCANA BENCAN DAERAH KABUPATEN KABUPATE MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NGADA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

dddddd PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI KLUNGKUNG PROVINSI BALI

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 3 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PINRANG

Powered by TCPDF (

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

LAPORAN KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 54 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 07 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 8 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah TA. 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI ROKAN HILIR PERATURAN DAERAH ROKAN HILIR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2011

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERENCANAAN KINERJA BAB II VISI : Masyarakat Gorontalo yang Siaga dan Terlindung dari Ancaman Bencana. 2.1 RENCANA STRATEGIS 2.1.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

perencanaannya yang harus mengacu pada Rencana Strategis SKPD, pelaksanaan teknis di lapangan, maupun pengawasan/ monitoringnya.

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016

Transkripsi:

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) KABUPATEN BADUNG TAHUN 2017 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2017 i

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-nya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dibuat sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2016. Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan bekerja sama dengan baik sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini jauh dari sempurna maka masukan dan saran pendapat dari semua pihak sangat kami harapkan sebagai bahan penyempurnaan penyusunan laporan dimasa mendatang. Semoga laporan ini bermanfaat serta dapat dijadikan bahan evaluasi. Kuta, 2 Pebruari 2017 Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung Drs. I Nyoman Wijaya, M.M Pembina Utama Muda NIP. 19580823 198603 1 013 ii

DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Halaman i ii iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud dan Tujuan........ 2 1.3 Gambaran Umum Badan Penanggulangan Bencana... Daerah Kabupaten Badung 1.4 Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan... 4 1.5 Isu Strategis.... 5 2 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 2.2 Rencana Strategis...... Rencana Kinerja... 8 11 2.3 Perjanjian Kinerja... 13 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Kinerja Organisasi... 16 3.2 3.3 Pengukuran Kinerja BPBD.... Analisis Kinerja... 16 17 BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan..... 37 4.2 4.3 Strategi Peningkatan Kinerja.......... Saran... 38 38 LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. Perjanjian Kinerja Rencana Kinerja Laporan Monitoring Rencana Aksi SOP Pengumpulan Data Akuntabilitas Kinerja BPBD iii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama 10 Tabel 2.2 Rencana Kinerja an 13 Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja 14 Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja 16 Analisa Sasaran Terwujudnya Kesiapsiagaan Dalam Tabel 3.2 Pengurangan 18 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Resiko Bencana Akumulasi Sasaran Terwujudnya Kesiapsiagaan Dalam 23 Pengurangan Resiko Bencana Sampai Dengan 2016 Dibandingkan Dengan Target RENSTRA 2016-2021 Analisa Sasaran Mengingkatnya Penanganan Kedaruratan 26 Bencana yang Efektif Tabel 3.5 Kejadian Bencana di Kabupaten Badung 2016 26 Tabel 3.6 Kejadian Bencana di Kabupaten Badung 2011-2016 27 Tabel 3.7 Akumulasi Sasaran Meningkatnya Penanganan Kedaruratan 28 Bencana yang Efektif Sampai Dengan 2016 Dibandingkan Dengan Target Akhir RENSTRA 2016-2021 Tabel 3.8 Penetapan Status Bencana Oleh Bupati Badung 29 Tabel 3.9 Hasil Verifikasi Proposal 2011-2016 31 Tabel 3.10 Analisis Sasaran Dampak Bencana yang Siap Dipulihkan 32 Tabel 3.11 Akumulasi Sasaran Dampak Bencana yang Siap Dipulihkan 33 Sampai Dengan 2016 Dibandingkan Dengan Target Akhir RENSTRA 2016-2021 Tabel 3.12 Bantuan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana 2016 33 Tabel 3.13 Realisasi Anggaran Berdasarkan Pagu Anggaran BPBD 35 Tabel 3.14 Realisasi Anggaran Program Sesuai Perjanjian Kinerja 2016 35 iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan organisasi. Dalam rangka mencapai good governance diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimasi sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung adalah merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 3 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dikelompokkan dalam Lembaga teknis Daerah. Badan Penangggulangan Daerah Kabupaten Badung dibentuk untuk melaksanakan amanah Undang Undang Nomor 24 2007 tentang Penanggulangan Bencana. LKjIP merupakan wujud kinerja yang pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKjIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2017 dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan mandat, visi dan misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja 2016, serta sebagai umpan balik untuk perbaikan kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung pada tahun mendatang. Pelaporan kinerja ini juga dimaksudkan sebagai media untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.target kinerja yang harus dicapai Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2016, yang merupakan penjabaran dari visi, misi Pemerintah Kabupaten Badung dan tujuan yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) 2016 2021 serta Rencana Kerja (Renja) 2016 perlu dilakukan penilaian dan evaluasi. Pengukuran pencapaian kinerja tersebut untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan efektifitas dari kebijakan dan program serta dapat menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung. 1

Oleh karena itu, substansi penyusunan LKjIP didasarkan pada hasil-hasil capaian indikator kinerja pada masing-masing sasaran strategis, program dan kegiatan yang dilaksanakan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung. 1.2 Maksud dan Tujuan Salah satu bentuk pertanggungjawaban akhir dari pelaksanaan tugas pengendalian program penanggulangan bencana di Kabupaten Badung, maka disusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2017. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dimaksudkan sebagai perwujudan kinerja penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian kinerja, visi, misi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran serta target yang telah ditetapkan. Adapun tujuan penyusunan LKjIP ini adalah : 1. Mengukur kinerja Indikator Kegiatan (CIK) berdasarkan indikator masukan (inputs), keluaran (outputs) dan hasil (outcomes) sesuai dengan program dan kebijakan yang telah ditetapkan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2016; 2. Mengevaluasi aspek-aspek kinerja keuangan dalam penyelenggaraan program dan kegiatan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2016. 1.3. Gambaran Umum Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung merupakan pelaksana Otonomi Daerah di bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah membawahi unsur pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung bertanggung jawab langsung kepada Bupati Badung. Unsur pelaksana mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi yang meliputi prabencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana. Unsur pelaksana terdiri dari : 2

- Kepala Pelaksana - Sekretariat, terdiri dari: Subag Umum dan Kepegawaian Subag Perencanaan Subag Keuangan Bidang Pencegahan dan Kesiapsigaan, terdiri dari : Seksi Pencegahan Seksi Kesiapsiagaan Bidang Kedaruratan dan Logistik, terdiri dari : Seksi Kedaruratan Seksi Logistik Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, terdiri dari : Seksi Rehabilitasi Seksi Rekonstruksi Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Badung tugas : Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung mempunyai 1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara; 2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan ketentuan peraturan perundang undangan; 3. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana; 4. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanggulangan bencana; 5. Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah; 6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang; 7. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 8. Melakukan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; 9. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana. 3

Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung adalah : 1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien; 2. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. Selanjutnya struktur organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung diilustrasikan dalam bagan, sebagai berikut : Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Unsur Pengarah Kepala Pelaksana Sekretariat Subag Umum dan Kepegawaian Subag Keuangan Subag Perencanaan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bidang Kedaruratan dan Logistik Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Seksi Pencegahan Seksi Kedaruratan Seksi Rehabilitasi Seksi Kesiapsiagaan Seksi Logistik Seksi Rekonstruksi Kelompok Jabatan Fungsionall Gambar.1.1 Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 1.4. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan Sumber daya manusia yang merupakan Personalia di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Harian Lepas (THL) dan Tenaga Kontrak dengan jumlah personil yang ada sebanyak 78 4

orang dengan rincian, pegawai dengan status PNS berjumlah 37 orang, THL berjumlah 1 orang dan Pegawai Kontrak 40 Orang. Data susunan kepegawaian pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung digambarkan sebagai berikut : 1 9 4 Eselon II/b Eselon III/b Eselon IV/a Gambar 1.2. Grafik Jumlah Pejabat/Eselon 2 5 10 21 35 GOL. IV GOL. III GOL. II Gambar 1.3 Grafik Jumlah Pegawai Menurut Golongan 19 55 Laki - Laki Perempuan Gambar 1.4 Grafik Jumlah Pegawai Menurut Jenis Kelamin 1 9 4 SMA / SMK S1 S2 Gambar 1.5 Grafik Jumlah Pegawai Menurut pendidikan Peralatan dan perlengkapan yang ada pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung sebagai pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi, berupa kendaraan operasional, sarana dan prasarana tanggap darurat, peralatan komunikasi, peralatan kesehatan dan perlengkapan kantor lainnya, secara umum digambarkan sebagai berikut: Kendaraan operasional dan kendaraan emergency response Alat alat besar berupa water treatment 1 unit, dan 2 portable generating set Alat bengkel dan alat ukur berupa mesin gergaji, Alat studio dan alat komunikasi Alat-alat kedokteran Perlengkapan kantor berupa meja kursi, perangkat komputer dan kelengkapannya, peralatan ukur dan inventaris kantor lainnya. 1.5 Isu Strategis 5

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung sebagai pelaksana tugas bidang penanggulangan bencana, dituntut berperan dalam upaya memberikan pelayanan kepada masyarakat yang terkena bencana. Pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana meliputi pelayanan pra bencana, pelayanan tanggap darurat dan pelayanan pasca bencana. Kabupaten Badung merupakan daerah yang tidak luput dari kerawanan bencana. Karakteristik iklim Kabupaten Badung sangat ekstrem yakni sebelah utara merupakan pegunungan dan sebelah selatan beriklim laut. Struktur tanah di sebelah utara merupakan struktur sidemen yang berlapis dan banyak aliran aliran air bawah tanah sehingga keadaan tanahnya sangat labil. Kawasan rawan bencana alam Kabupaten Badung terdiri atas : Kawasan potensi rawan bencana angin kencang tersebar di Kecamatan Petang, Kecamatan Abiansemal, Kecamatan Mengwi, Kecamatan Kuta Utara, Kecamatan Kuta dan Kecamatan Kuta Selatan. Kawasan potensi rawan bencana tanah longsor tersebar di Kecamatan Petang, Kecamatan Abiansemal, Kecamatan Mengwi. Kawasan potensi rawan bencana kekeringan dengan klasifikasi rendah terdapat di Kecamatan Abiansemal dan Kecamatan Kuta Selatan. Kawasan rawan bencana gelombang pasang/rawan tsunami tersebar di pesisir pantai Kabupaten Badung mulai pantai di Desa Cemagi sampai Pantai Jimbaran, kemudian pantai di Kelurahan Benoa sampai dengan pantai di Kelurahan Tanjung Benoa. Badung sebagai daerah pariwisata juga rawan terhadap bencana sosial (konflik) dan bencana endemik penyakit. Kondisi Kabupaten Badung sebagai daerah rawan bencana sebagai tersebut diatas menuntut upaya pemerintah dalam pengurangan resiko bencana melalui peningkatan pengetahuan, pemahaman masyarakat Desa/Kelurahan maupun masyarakat sekolah dengan membentuk Desa/Kelurahan tangguh bencana dan sekolah aman bencana serta menyiapkan tempat evakuasi melalui penentuan titik evakuasi apabila bencana terjadi. Aparatur pelaksana penyelenggaraan penanggulangan bencana memegang peranan yang sangat besar untuk terlaksananya perlindungan kepada masyarakat. Kemampuan teknis dan manajerial di bidang penanggulangan bencana sangat dominan perlu dimiliki oleh personil pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung. Semua staf dan SKPD terkait yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat diberikan pelatihan dasar dasar kebencanan, manajemen kebencanaan dan teknis penanggulangan bencana yang diselenggarakan secara bertahap mulai tahun 2012 sampai tahun 2016 ini dengan harapan semua personil Tim Reaksi Cepat memiliki kemampuan yang memadai dalam penanggulangan bencana. 6

Pelayanan tanggap darurat harus dilaksanakan secara cepat dan tepat sehingga resiko bencana dapat diminimalisasi. Pelaksanaan pelayanan tanggap darurat bisa terlaksana dengan baik apabila diawali dengan penerimaan informasi yang dapat diterima dan dapat dikomunikasikan dengan baik. Personil Ruang Pusat Pengendalian Operasional (RUPUSDALOPS) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung berjumlah 40 orang yang siaga 24 jam, secara bergiliran bertugas menerima dan mengelola informasi kejadian bencana. Setelah diterima oleh petugas Rupusdalops, informasi tersebut kemudian dikoordinasikan kepada Tim Reaksi Cepat untuk melakukan tindakan tanggap darurat dan penyelamatan. Pada fase pasca bencana pemerintah daerah melakukan pemulihan terhadap sarana dan prasarana yang terkena dampak bencana dan pemulihan sosial ekonomi masyarakat yang terkena resiko bencana. Pemulihan diberikan dengan pemberian bantuan sesuai prosedur yang berlaku. Pengajuan usulan bantuan dilengkapi dengan administrasi proposal yang merupakan dasar pengkajian pemberian nilai bantuan. 7

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Perencanaan merupakan salah satu unsur manajemen yang mempunyai peran yang sangat menentukan keberhasilan dalam proses pembangunan. Dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 25 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dimana dalam undang-undang tersebut ditetapkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah dengan melibatkan masyarakat. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilaksanakan melalui pembangunan secara berkelanjutan, optimalisasi sumber daya dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan untuk menggerakkan potensi pembangunan daerah sesuai dengan kewenangan dan kewajiban dalam penyelenggaraan otonomi daerah hendaknya dilakukan secara terencana dan terukur. Pembangunan yang berdaya guna dan berhasil guna akan dapat diwujudkan apabila didahului oleh adanya perencanaan yang terpadu, baik perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan perencanaan tahunan. Sebagai kerangka perencanaan jangka panjang dijabarkan dengan perencanaan jangka menengah melalui penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung 2016-2021 sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 2016. Penjabaran lebih lanjut dalam perencanaan tahunan di tuangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2016. Rencana Strategis dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung 2016 2021 merupakan dokumen perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan setiap 5 (lima) yang merupakan perencanaan jangka menengah yang menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan Daerah. Dan secara sistematis mengedepankan isu isu lokal, yang diterjemahkan kedalam bentuk strategis kebijakan dan rencana pembangunan yang terarah, efektif dan berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran pembiayaan. Sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan oleh Kabupaten Badung, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dalam melaksanakan strategi pencapaian sasaran melalui Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi berikut. Visi merupakan gambaran tentang kondisi ideal yang diinginkan pada masa mendatang oleh Pimpinan dan seluruh staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung. 8

Visi harus mampu memperlihatkan gambaran keseluruhan apa yang akan dicapai secara jelas, ringkas, mudah diingat, memberi inspirasi, sebagai titik temu, memiliki fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya. Visi harus memenuhi persyaratan - persyaratan sebagai berikut : 1. Dapat dibayangkan ( imaginable ) oleh Pimpinan dan staf; 2. Memiliki nilai yang diinginkan (desirable) oleh Pimpinan dan staf; 3. Memungkinkan untuk dicapai (achievable); 4. Terfokus pada permasalahan utama; 5. Berwawasan jangka panjang (5 s/d 25 tahun) dan tidak mengabaikan perkembangan; 6. Dapat dikomunikasikan dan dimengerti oleh stakeholders. Dengan mempertimbangkan potensi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada, Visi yang hendak dicapai dalam periode pembangunan jangka menengah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung sebagai berikut : Memantapkan arah pembangunan Badung berlandaskan Tri Hita Karana menuju Masyarakat yang maju, damai dan sejahtera Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh instansi pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana serta berhasil dengan baik. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka perlu dituangkan dalam bentuk misi yang dapat memberikan arah, tujuan yang ingin dicapai dan memberikan fokus terhadap program yang akan dilaksanakan serta untuk menumbuhkan partisipasi semua pihak. Untuk dapat mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan kedepan dengan mempertimbangkan peluang yang dimiliki untuk mewujudkan partisipasi masyarakat serta memberikan pelayanan di bidang penanggulangan bencana maka rumusan misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung antara lain : Meningkatkan perlindungan dan pengelolaan terhadap sumber daya alam, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan Visi dan Misi serta didasarkan pada isu isu dan analisis strategis. Disamping itu juga dalam rangka memberikan kepastian operasional dan keterkaitan terhadap peran masing-masing misi yang telah ditetapkan serta menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang. Tujuan 9

yang ingin dicapai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung sebagai berikut : dan Pulih Terwujudnya Penanggulangan Bencana di Kabupaten Badung yang Siap, Tanggap Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur. Sasaran yang ingin dicapai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung adalah : 1. Terwujudnya kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana 2. Meningkatnya penanganan kedaruratan bencana yang efektif 3. Dampak bencana yang siap untuk dipulihkan Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran. Strategi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung untuk mencapai tujuan adalah dengan menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai alat ukur keberhasilan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung telah menetapkan lima indikator kinerja utama yang dianggap mampu untuk mengukur kinerja dalam melaksanakan Visi dan Misi di dalam mewujudkan tujuan dan sasaran sebagai berikut : Tabel. 2.1 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung SASARAN STRATEGIS Sasaran Strategi 1 : Terwujudnya Kesiapsiagaan Dalam Pengurangan Resiko Bencana Sasaran Strategi 2 : Meningkatnya Penanganan Kedaruratan Bencana yang Efektif Sasaran Strategi 3 : Dampak Bencana yang Siap Untuk Dipulihkan INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) 1. Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya 2. Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk 3. Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan Response Time yang Telah Ditentukan Persentase Kerusakan/Kerugian Akibat Bencana yang Siap Direhabilitasi dan Direkonstruksi Kembali Sesuai dengan strategi Badan Penanggulangan Bencana Daerah, maka tujuan akhir yang diharapkan pada akhir periode adalah terwujudnya penanggulangan bencana di Kabupaten Badung yang siap, tanggap dan tangguh dengan tercapainya target Renstra 2016 sebagai berikut : 10

Indikator 1 : Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya sejumlah 124 Orang Indikator 2 : Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk sejumlah 9 Desa/Kelurahan Indikator 3 : Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk sejumlah 7 Sekolah Indikator 4 : Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan Response Time yang Telah Ditentukan sebesar 100% Indikator 5 : Persentase Kerusakan/Kerugian Akibat Bencana yang Siap Direhabilitasi dan Direkonstruksi Kembali sejumlah 100% dengan jumlah 70 proposal 2.2 Rencana Kinerja Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Penyusunan rencana kinerja dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan dari kebijakan anggaran serta merupakan komitmen instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (RPJM SKPD) Kabupaten Badung 2016 merupakan dokumen perencanaan an sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat informasi tentang Sasaran yang ingin dicapai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dalam tahun bersangkutan, indikator kinerja sasaran serta rencana capaian/target. Rencana Kinerja 2016 yang telah ditetapkan memberikan titik berat pada tercapainya 3 sasaran. Fokus pertama adalah meningkatnya kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana dengan meningkatkan pengetahuan 124 orang tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat memegang peranan sangat penting dalam rangka penyebarluasan informasi tentang penanggulangan bencana. Tokoh masyarakat yang telah terdidik dan terlatih diharapkan dapat mentransfer pengetahuan dan keterampilannya kepada masyarakat disekitarnya dalam berbagai pertemuan pertemuan dengan anggota masyarakatnya, sehingga masyarakat di Desa/Kelurahan di Wilayah Kabupaten Badung mendapatkan informasi tentang penanggulangan bencana. Langkah kedua adalah membentuk Desa/Kelurahan tangguh bencana. Kegiatan ini lokusnya adalah Desa/Kelurahan di wilayah Kabupaten Badung yang lokasinya berada di daerah rawan bencana. Desa/Kelurahan tangguh bencana adalah Desa/Kelurahan yang didalamnya telah terdapat sarana prasarana pencegahan dan pengurangan resiko bencana berupa 11

dokumen kebencanaan, peta kebencanaan serta rambu- rambu, memiliki tokoh dan anggota masyarakat berpengetahuan dan berketerampilan dalam penanggulangan bencana, terlembaga dalam bentuk Desa/Kelurahan tangguh bencana dan Forum pengurangan Resiko Bencana tingkat Desa/Kelurahan, memiliki pendanaan sendiri, dan memiliki rencana kerja yang berkelanjutan. Dalam periode Renstra 2010 2015 lokusnya Desa/Kelurahan yang rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Sampai akhir periode Renstra 2010-2015 telah terbentuk 6 (enam) Desa/Kelurahan tangguh bencana. Untuk periode Renstra 2016 2021 lokusnya adalah Desa/Kelurahan yang berada pada daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami serta daerah rawan bencana longsor. 2016 akan dibentuk 3 (tiga) Desa/Kelurahan tangguh bencana sehingga pada periode Renstra 2016 terdapat 9 (sembilan) Desa/Kelurahan tangguh bencana. Langkah ketiga adalah membentuk sekolah aman bencana. Sekolah adalah salah satu wahana yang sangat efektif dalam rangka mewujudkan upaya pengurangan resiko bencana karena di sekolah tersebut terdapat guru guru yang dengan mudah bisa mentransper pengetahuan dan keterampilan penanggulangan bencana kepada anak anak didiknya. Disamping itu juda di sekolah adalah tempat beraktifitasnya anak anak yang menjadi kelompok rentan dalam penanggulangan bencana yang wajib diberikan informasi dan keterampilan penanggulangan bencana. Dalam sekolah aman bencana terdapat gedung sekolah yang berstandar SNI, terdapat sarana dan prasarana pengurangan resiko bencana, terdapat SDM terdiri dari guru guru, pegawai sekolah dan murid murid yang terdidik seta terlatih. Dalam periode Renstra 2010 2015 telah dibentuk 4 (empat) sekolah aman bencana, selanjutnya 2016 akan dibentuk 3 (tiga) sekolah aman bencana, sehingga pada akhir periode Renstra 2016 telah terbentuk 7 (tujuh) sekolah aman bencana. Fokus selanjutnya memulihkan dampak bencana. Sebagaimana kita pahami bahwa bencana tidak bisa diprediksi terjadinya. Apabila bencana datang siapapun tidak kuasa untuk menolaknya, dengan kata lain harus dihadapi. Dalam rangka memberikan pelayanan tanggap darurat kepada masyarakat yang terkena bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung berupaya memberikan pelayanan tanggap darurat dengan membentuk Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung yang berkoordinasi dengan SKPD teknis terkait dengan target kinerja semua kejadian bencana dapat tertangani (100%). Fokus ketiga adalah memulihkan kondisi fisik dan sosial masyarakat yang terdampak bencana. Pemerintah daerah harus memberikan perhatian yang sama besar antara saat tanggap darurat dengan saat pemulihan yang dikenal dengan istilah pasca bencana. Kegiatan pemulihan dengan melakukan rehabilitasi yaitu memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana dan rekonstruksi yaitu membangun kembali sarana prasarana yang rusak. Rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas umum akibat bencana dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana 12

dan Perangkat Daerah teknis dilingkungan Pemerintah Kabupaten Badung dan untuk fasilitas sosial diberikan bantuan kepada kelompok sosial yang terkena dampak bencana. 2016 Target kinerja adalah seluruh dampak bencana siap untuk dipulihkan. Rencana Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.2 Tabel 2.2 Rencana Kinerja an Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Badung 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 Terwujudnya Kesiapsiagaan Dalam Pengurangan Resiko Bencana 2 Meningkatnya Penanganan Kedaruratan Bencana yang Efektif 3 Dampak Bencana yang Siap Untuk Dipulihkan Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan Response Time yang Telah Ditentukan Persentase Kerusakan/Kerugian Akibat Bencana yang Dapat Di rehabilitasi dan Direkonstruksi Kembali 124 Orang 9 Desa/Kelurahan 7 Sekolah 100% 100% 2.3 Perjanjian Kinerja Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Penyusunan rencana kinerja dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan dari kebijakan anggaran serta merupakan komitmen instansi untuk mencapainya dalam tertentu. Mengawali suatu pelaksanaan program/kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung menyusun dokumen Perjanjian Kinerja setelah diterimanya Daftar Penetapan Anggaran. Dokumen Penetapan Kinerja memuat sasaran strategi, Indikator Kinerja, Target, Program dan Anggaran yang merupakan perikatan antara Bupati Badung dengan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung. Penetapan Kinerja yang ingin dicapai Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2016 ditetapkan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, akuntabel. Dalam mewujudkan Rencana Kinerja an (RKT) tahun 2016, telah ditetapkan kinerja program dan kegiatan dengan anggaran yang mencukupi untuk mencapai target sasaran seperti yang diuraikan sebagai berikut : 13

Untuk mencapai sasaran strategis 1 yaitu terwujudnya kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana, dilaksanakan melalui beberapa program antara lain Program Pencegahan dan Peringatan Dini, Program Pencegahan dan Pengurangan Resiko Bencana, Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana, dan Program Kesiapsiagaan dengan cakupan kegiatan : Sosialisasi Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Pembentukan Sekolah Aman Bencana Pengendalian Penanggulangan Bencana Peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana Bimbingan Teknis Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Badung Untuk mencapai sasaran strategis 2 yaitu meningkatnya penanganan kedaruratan bencana yang efektif, dilaksanakan melalui program Pengadaan Sarana dan Prasarana Kedaruratan dan Logistik dan Program Penanganan Darurat Bencana dengan cakupan kegiatan : Siaga Penanggulangan Bencana Penanganan Bencana di Kabupaten Badung dan Lintas Kabupaten Pengadaan Sarana Kebencanaan Penanganan Tanggap Darurat Untuk mencapai sasaran strategis 3 yaitu Dampak bencana yang siap untuk dipulihkan, dilaksanakan melalui Program Pemulihan Pasca Bencana dengan kegiatan kegiatan : Verifikasi Kejadian Bencana Inventarisasi dan Identifikasi Tingkat Kerusakan/Kerugian Bencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Anggaran yang dikelola oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk kegiatan prioritas sebagai tersebut di atas adalah Rp. 5.361.679.125,00- Perjanjian Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.3 Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Badung 2016 No Sasaran Indikator Satuan Target Realisasi 1 Terwujudnya Kesiapsiagaan Dalam Pengurangan Resiko Bencana Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk Kinerja (%) Orang 124 124 100 Desa/ Kelurahan 9 11 100 14

No Sasaran Indikator Satuan Target Realisasi 2 Meningkatnya Penanganan Kedaruratan Bencana yang Efektif 3 Dampak Bencana yang Siap Dipulihkan Kinerja (%) Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk Sekolah 7 7 100 Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan Response Time yang Telah Ditentukan Persentase Kerusakan/Kerugian Akibat Bencana yang Dapat Direhabilitasi dan Direkonstruksi Kembali Persen 100 100 100 Persen 100 100 100 Program Anggaran Keterangan 1. Program Pencegahan Rp. 10.658.100 Sumber Dana ABPD Dan Peringatan Dini 2. Program Pengadaan Sarana Rp. 135.818.850 Sumber Dana ABPD dan Prasarana Kedaruratan dan Logistik 3. Program Pencegahan Rp. 89.755.825 Sumber Dana APBD dan Pengurangan Resiko Bencana 4. Program Pemberdayaan Masyarakat Rp. 206.541.500 Sumber Dana APBD Dalam Menghadapi Bencana 5. Program Kesiapsiagaan Rp. 28.383.400 Sumber Dana APBD 6. Program Penanganan Darurat Bencana Rp. 1.862.917.150 Sumber Dana APBD 7. Program Pemulihan Pasca Bencana Rp. 3.027.604.300 Sumber Dana APBD 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Kinerja Organisasi Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung selaku pengemban amanah dari Bupati Badung melaksanakan kewajiban akuntabilitas melalui penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKjIP ) sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 2014 Tentang Sistem Akuntabilias Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. 3.2 Pengukuran Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung. Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2016 dengan realisasinya. Tingkat capaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2016 berdasarkan pengukurannya dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut : Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Badung 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/Satuan Realisasi 1 Terwujudnya Kesiapsiagaan Dalam Pengurangan Resiko Bencana 2 Meningkatnya Penanganan Kedaruratan Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan 124 Orang 124 Orang 100% 9 Desa/Kelurahan 11 Desa/Kelurahan 100% 7 Sekolah 7 Sekolah 100% 100% 100% 100 % 16

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/Satuan Realisasi Bencana yang Efektif 3 Dampak Bencana yang Siap Dipulihkan Response Time yang Telah Ditentukan Persentase Kerusakan/ Kerugian Akibat Bencana yang Dapat Direhabilitasi dan Direkonstruksi Kembali 100% 100% 100 % 3.3 Analisis Kinerja Analisis capaian kinerja dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut : mengumpulkan data dasar dan data kinerja, mengolahnya dengan cara mengkompilasi, membandingkan, dan dilanjutkan dengan melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat capaiannya, kendala kendala dalam pelaksanaan serta upaya upaya perbaikan tahun berikutnya. Prosedur Standar Operasional Pengumpulan Data Kinerja sebagai dalam lampiran dokumen LKjIP. Data dasar berupa jumlah Desa/Kelurahan di wilayah Kabupaten Badung, jumlah sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas bersumber dari Buku Badung dalam Angka 2015. Data dasar berupa data lokasi daerah rawan bencana beserta petanya bersumber dari Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Kabupaten Badung 2012, dan data dasar berupa jumlah anggaran bersumber dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran BPBD Kabupaten Badung 2016. Data kinerja berupa data realisasi keuangan bersumber dari Laporan Keuangan BPBD Kabupaten Badung 2016, dan data realisasi pelaksanaan kegiatan bersumber dari Laporan Pelaksanaan Kegiatan 2016 yang dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) serta dari hasil surve tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh BPBD Kabupaten Badung. Pengolahan data dan evaluasi dilakukan oleh Tim Penyusun Akuntabilitas Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung. Tim ini terdiri dari pejabat eselon 2, eselon 3, eselon 4 dan staf sekretariat BPBD. Analisis atas capaian kinerja ini menyajikan capaian tujuan yang ingin dicapai seperti tertuang pada RENSTRA 2016 2021 dan menyajikan capaian kinerja setiap pernyataan kinerja yang diperjanjikan melalui sasaran strategis tahunan dari 2016 2021 sesuai hasil pengukuran kinerja dengan rencana akhir yang ingin dicapai berdasarkan pelaksanaan program dan kegiatan setiap tahunnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung sebagai berikut : 17

dan Pulih Terwujudnya Penanggulangan Bencana di Kabupaten Badung yang Siap, Tanggap Analisis capaian masing-masing sasaran dan indikator sasaran secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : SASARAN STRATEGI 1 : TERWUJUDNYA KESIAPSIAGAAN DALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA Dalam pencapaian sasaran strategis ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung menetapkan Indikator Kinerja Utama yaitu jumlah tokoh masyarakat yang meningkat pengetahuannya, jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang terbentuk, dan jumlah sekolah aman bencana Simulasi Sekolah Aman Bencana yang terbentuk. Penetapan Indikator Kinerja Utama ini merupakan ukuran untuk menunjukan adanya kesiapsiagaan masyarakat Desa/Kelurahan dalam menghadapi bencana dan meminimalisasi resiko bencana apabila terjadi bencana. Untuk lebih jelasnya capaian kinerja alat ukur terinci pada analisa sebagai berikut: Tabel 3.2 Analisis Sasaran Terwujudnya Kesiapsiagaan dalam Pengurangan Resiko Bencana No Indikator Sasaran Kinerja 2011 Kinerja 2012 Kinerja 2013 Kinerja 2014 Kinerja 2015 Target 2016 Reali sasi Kinerja 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Jumlah Tokoh Masyarakat yang 600 1500 2400 3300 124 124 3424 0 Meningkat Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Pengetahuannya 2 Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk 3 Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk 0 0 2 Desa/ Kelurahan 2 Sekolah 2 Desa/ Kelurahan 3 Sekolah 4 Desa/ Kelurahan 3 Sekolah 6 Desa/ Kelurahan 4 Sekolah 9 Desa/ Kelurahan 7 Sekolah 11 Desa/ Kelurahan 7 Sekolah 11 Desa/ Kelurahan 7 Sekolah Analisis terhadap capaian kinerja masing-masing indikator kinerja sasaran Terwujudnya Kesiapsiagaan dalam Pengurangan Resiko Bencana secara rinci dijelaskan sebagai berikut : Indikator 1. Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya. 18

Di Bali umumnya tokoh masyarakat terutama tokoh adat memegang peranan sangat penting untuk menggerakkan masyarakat di desa, karena masyarakat memandang bahwa tokoh tersebut merupakan panutan, sehingga kata kata seorang tokoh akan diikuti oleh warga masyarakat tersebut. Hal ini sangat baik sebagai upaya mempercepat dan memperluas penyebaran informasi terkait upaya pengurangan resiko bencana, sehingga cakupan penyebaran informasi dalam rangka pengurangan resiko bencana cepat terwujud. Program utama untuk mendukung capaian indikator jumlah tokoh masyarakat yang meningkat pengetahuannya adalah program kesiapsiagaan dengan kegiatan Bimbingan Teknis dan Pelatihan Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Badung dan Pengendalian Penanggulangan Bencana. Kedua kegiatan ini sasarannya adalah peningkatan wawasan dan pengetahuan. 2016 tokoh masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan peningkatan pengetahuan adalah tokoh masyarakat di wilayah kecamatan Petang yang tersebar pada 5 (lima) Desa yaitu Desa Petang, Desa Pangsan, Desa Pelaga, Desa Belok dan Desa Sulangai. Berdasarkan Tabel 3.2 realisasi kinerja untuk indikator jumlah tokoh masyarakat yang meningkat pengetahuannya tahun 2016 sejumlah 124 orang sudah sesuai dengan target. Tokoh masyarakat di 5 desa di wilayah Kecamatan Petang tersebut terdiri dari Bendesa Adat, Kelian Adat, Babinsa, Baninkamtibmas, Pecalang, Ketua FPRB dan Ketua Kelompok Tani. Berdasarkan Tabel 3.2 kita juga dapat menyimak bahwa jumlah tokoh masyarakat yang mendapat sosialisasi tentang penanggulangan bencana yang menghasilkan peningkatan pengetahuan tokoh masyarakat tersebut dari 2011-2016 menunjukkan terjadi peningkatan target capaian. Hal tersebut dapat digambarkan dalam diagram di bawah ini : Gambar 3.1 Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya 4000 3000 2400 3300 3424 2000 1000 0 1500 600 0 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah Indikator 2. Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk. Program utama untuk mendukung capaian indikator Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Yang Terbentuk adalah Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana dengan kegiatan Sosialisasi Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. 19

Ketentuan perundang undangan sebagai dasar hukum kegiatan Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 2012 tentang Pedoman Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Pelaksanaan kegiatan Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang difasilitasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2016 meliputi : 1. Sosialisasi penanggulangan bencana yang dilakukan terhadap tokoh masyarakat dan anggota masyarakat di daerah rawan bencana tanah longsor; 2. Pembentukan Forum Pengurangan Resiko Bencana yang masing masing Desa berjumlah 30 (tiga puluh) orang; 3. Pembentukan Tim Relawan 4. Penyusunan dokumen kontijensi dan dokumen penanggulangan bencana yang dilakukan oleh anggota Forum, tokoh masyarakat dan anggota masyarakat; 5. Pelaksanaan simulasi/gladi posko dengan peserta tokoh masyarakat, anggota forum dan masyarakat di wilayah Kecamatan Petang; 6. Legalisasi kebijakan dengan menetapkan pembentukan Desa Tangguh bencana dengan Surat Keputusan Kepala Desa bersangkutan. Desa yang menjadi sasaran kegiatan pembentukan Desa/Kelurahan tangguh bencana adalah Desa Petang, Desa Pangsan, Desa Pelaga, Desa Belok dan Desa Sulangai yang lokasinya berada pada daerah rawan tanah longsor. Tiga desa yaitu Desa Pangsan, Desa Belok dan Desa Petang difasilitasi dengan anggaran APBD Badung 2016, sedangkan pembentukan Desa/Kelurahan tangguh bencana di Desa Sulangai dan Desa Plaga difasilitasi oleh pemerintah pusat melalui BPBD Provinsi Bali dengan anggaran bersumber dari APBN tahun 2016. Dengan terbentuknya 5 Desa tangguh bencana tahun 2016, Kabupaten Badung telah memiliki 11 Desa/Kelurahan tangguh bencana. 6 (enam) Desa/Kelurahan tangguh bencana yang telah terbentuk sebelumnya adalah : 1. Kelurahan Kuta 2. Kelurahan Tanjung Benoa 3. Kelurahan Kedonganan 4. Kelurahan Jimbaran 5. Kelurahan Seminyak 6. Kelurahan Legian. Berdasarkan Tabel 3.2 realisasi kinerja untuk indikator Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk tahun 2016 sebesar 11 Desa/Kelurahan. Dari tabel perbandingan capaian kinerja tersebut diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan target capaian yaitu targetnya 9 Desa/Kelurahannya sedangkan realisasinya 11 Desa/Kelurahan. kinerja dengan indikator Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk dari Tabel 3.2 dapat disimak bahwa jumlah desa tangguh bencana semakin meningkat 20

dari 2011-2016. Hal merupakan bukti peningkatan kesiapsiagaan Kabupaten Badung dalam penanggulangan bencana. Sebagai perbandingan keberhasilan peningkatan capaian kinerja kami bandingkan jumlah Desa/Kelurahan tangguh bencana di Kabupaten/Kota yang terdekat yaitu Kota Madya Denpasar dan Kabupaten Tabanan. Bila dibandingkan dengan Kotamadya Denpasar yang memiliki 2 Desa/Kelurahan tangguh bencana dan Kabupaten Tabanan yang memiliki 3 Desa/Kelurahan tangguh bencana, jumlah Desa/Kelurahan tangguh bencana di Kabupaten Badung yang berjumlah 11 Desa/Kelurahan merupakan capaian yang cukup besar. kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam membentuk Desa/Kelurahan tangguh bencana dapat digambarkan dalam diagram dibawah ini : Gambar 3.2 Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk 12 10 8 6 4 2 0 11 6 4 2 2 0 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah Indikator 3. Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk. Kegiatan penguatan kelembagaan dalam rangka mewujudkan kesiapsiagaan yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah disamping menyasar organisasi pemerintah terendah, juga menyasar organisasi pendidikan yaitu dengan pembentukan sekolah aman bencana. Program utama untuk mendukung indikator jumlah sekolah aman bencana terbentuk adalah program Pencegahan dan Pengurangan Resiko Bencana dengan kegiatan Pembentukan Sekolah Aman Bencana. Kriteria pembentukan Sekolah Aman Bencana sebagaimana terdapat dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 2012 tentang Pedoman Pembentukan Sekolah Aman dari Bencana adalah : 1. Konstruksi fisik sekolah untuk mengurangi resiko bencana meliputi : a. lokasi aman dari bencana dimana lahan sesuai peruntukan lokasi, luas lahan dapat digunakan secara efektif untuk bangunan, tempat bermain dan tempat berolah raga, lahan terhindar dari potensi bahaya; 21

b. struktur bangunan berdasarkan SNI dan peraturan perundangan yang berlaku, desain bangunan memperhitungkan analisa gempa, bangunan didesain dengan menyediakan jalur evakuasi, menyediakan sirkulasi udara dan pencahayaan yg alami, akses penyediaan air bersih dan sanitasi; c. desain dan penataan kelas yaitu tiap kelas memiliki 2 (dua) pintu dengan pintu membuka keluar dan memiliki jalur evakuasi yang aman; d. dukungan sarana dan prasarana seperti peralatan pendidikan, buku- buku, teknologi informasi dan komunikasi, memiliki sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran (APAR) pada setiap lantai. 2. Non Fisik sekolah untuk mengurangi resiko bencana berupa pembuatan kebijakan, kampanye, membangun sikap dan tindakan kesiapsiagaan kepada seluruh warga sekolah dengan penyiapan SDM melalui pendidikan dan pelatihan. Sasaran pembentukan sekolah aman bencana untuk kurun waktu RPJMD 2016-2021 adalah sekolah sekolah yang lokasinya rawan bencana gempa bumi dan tsunami serta sekolah sekolah yang rawan bencana tanah longsor. Untuk sekolah yang lokasinya rawan bencana gempa bumi dan tsunami yaitu di wilayah Kuta Utara, Kuta dan Kuta Selatan sedangkan untuk sekolah yang berlokasi pada daerah rawan longsor yaitu sekolah yang berlokasi di wilayah Kecamatan Petang dan Kecamatan Abiansemal. Masyarakat sekolah yang berada di lokasi rawan bencana wajib menjadi perhatian Pemerintah Daerah Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam pembentukan sekolah aman bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung yaitu : 1. Sosialisasi Penanggulangan Bencana 2. Menyediakan sarana pengurangan resiko bencana berupa peta evakuasi, rambu evakuasi dan papan informasi 3. Memfasilitasi pembentukan sekolah aman bencana Berdasarkan Tabel 3.2 realisasi kinerja untuk indikator jumlah sekolah aman bencana yang terbentuk 2016 sejumlah 7 (tujuh) sekolah sudah sesuai dengan target. Dari Tabel 3.2 dapat disimak bahwa jumlah sekolah aman bencana dari 2011-2016 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan target capaian. Peningkatan capaian kinerja tersebut dapat digambarkan dalam diagram dibawah ini : 22

Gambar 3.3 Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk 8 6 4 2 0 7 4 3 3 2 0 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah Realisasi akumulasi capaian kinerja sasaran Terwujudnya Kesiapsiagaan Dalam Pengurangan Resiko Bencana sampai dengan 2016 dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam Renstra dapat dilihat pada Tabel 3.3 Tabel 3.3 Akumulasi Sasaran Terwujudnya Kesiapsiagaan dalam Pengurangan Resiko Bencana sampai dengan 2016 dibandingkan dengan Target Restra 2016-2021 No Indikator Sasaran Kondisi awal Realisasi Kinerja s/d. 2016 Target Akhir Renstra Persentase Kinerja (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat 3300 Orang 3424 Orang 3424 Orang 100% Pengetahuannya. 2 Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk. 3 Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk 6 Desa/Kelurahan 11 Desa/Kelurahan 30 Desa/Kelurahan 36,6% 4 Sekolah 7 Sekolah 36 Sekolah 19,4% 2016 merupakan tahun pertama pelaksanaan Renstra 2016-2021. Tabel 3.5 menunjukan pada kita bahwa untuk indikator Jumlah Tokoh yang Meningkat Pengetahuannya sudah mencapai 100%, sehingga tahun berikutnya tidak menjadi sasaran utama lagi. Sedangkan untuk indikator kedua yaitu Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Terbentuk capaian kinerja baru 11 Desa/Kelurahan sedangkan target akhir Renstra adalah 30 Desa/Kelurahan. Demikian pula dengan indikator ketiga yaitu Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk capaian kinerja sampai akhir tahun 2016 baru 7 sekolah dengan target ahir Renstra 36 sekolah. Mengingat capaian kinerja terhadap target akhir Renstra 2016-2021 untuk indikator kedua dan ketiga masih kecil maka upaya peningkataanya harus terus digiatkan 23

mengingat masih banyak Desa/Kelurahan dan sekolah yang berada di daerah pesisir yang sangat rawan terhadap bencana belum bisa dikatagorikan sebagai desa tangguh bencana dan sekolah aman bencana. Kesiapan sarana dan prasarana peringatan dini terhadap bencana tsunami di wilayah pesisir Kabupaten Badung dapat dikatakan cukup memadai dengan telah terpasang 5 buah early warning system (sirene peringatan dini) yang memberikan peringatan bila ada gejala akan terjadi tsunami. Sampai akhir 2016 sirene ini tetap dipantau dan diuji coba setiap bulan pada tanggal 26, dengan hasil pemantauan peralatan tersebut berfungsi dengan baik. Demikian pula dengan tempat evakuasi juga telah tersedia dengan baik. Dari uraian tersebut diatas dapat kami sampaikan bahwa upaya meningkatkan kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana pada 2016 dapat dikatakan berhasil dengan baik. Hal ini disebabkan karena beberapa hal yaitu : 1. Dukungan anggaran yang sangat memadai. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana dengan kegiatan Sosialisasi Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana memberikan pengaruh peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam pengurangan resiko bencana. Suatu Desa/Kelurahan masuk katagori Desa/Kelurahan tangguh bencana berarti pada Desa/Kelurahan tersebut sudah terdapat tokoh dan anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam penanggulangan bencana, sudah terdapat sarana pencegahan dan kesiapsiagaan, sudah terbentuk wadah yang baik untuk berkoordinasi berupa Forum Pengurangan Resiko Bencana, dan sudah ada komunikasi yang baik dengan para pengusahan terdekat dari wilayahnya. Adanya dukungan anggaran APBD Kabupaten Badung tahun 2016 yang sangat memadai ditambah lagi dukungan anggaran dari APBN sehingga jumlah Desa/Kelurahan tangguh bencana realisasinya melampoi target yaitu target 9 Desa/Kelurahan menjadi 11 Desa/Kelurahan. Demikian pula dengan program Pencegahan dan Pengurangan Resiko Bencana yang kegiatannya adalah pembentukan sekolah aman bencana sangat besar memberi peran dalam peningkatan kesiapsiagaan terutama terhadap anak anak sekolah yang merupakan kelompok rentan. 2. Dukungan instansi terkait Badan Penanggulangan Bencana Daerah memiliki pegawai sangat sedikit dan dengan kwalifikasi propesional dalam penanggulangan bencana yang belum memadai. Sejak berdiri BPBD beberapa instansi terkait yaitu Dinas Perumahan dan Permukiman, Dinas PU, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, Dinas Peternakan, PMI Kabupaten Badung, Dinas Kesehatan, BPBD Provinsi Bali, PMI Provinsi Bali, Forum pengurangan Resiko Bencana Provinsi Bali, TNI, dan POLRI telah telah 24

menjadi mitra kerja BPBD. Dengan dukungan instansi terkait inilah maka Badan Penanggulangan Bencana dapat meningkatkan kesiapsiagaan. 3. Dukungan masyarakat Program pencegahan dan peringatan dini dengan kegiatan Peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana memberikan manfaat terhadap peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya peningkatan kesiapsiagaan. Masyarakat Kabupaten Badung sudah mulai sadar akan adanya ancaman bencana dan dampak yang ditimbulkan sehingga dengan bekerjasama mereka ingin meningkatkan kesiapsiagaan dengan harapan apabila bencana datang maka dampak bencana dapat diminimalisasi. Pelaksanaan program dan kegiatan untuk mencapai sasaran Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Pengurangan Resiko Bencana yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung telah melakukan efisiensi terhadap sumber daya yang disiapkan yaitu Sumber Daya Manusia. Secara keseluruhan pegawai yang bertugas pada Badan Penanggulangan Bencana daerah sangat sedikit. Pegawai yang bertugas menyelenggarakan kegiatan terkait dengan upaya peningkatan kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana berjumlah 8 (delapan) orang yang terdiri dari 3 (tiga) unsur pejabat dan 5 (lima) orang staf. Kwalifikasi keahlian yang dimiliki petugas juga belum memadai. Dengan keterbatasan kwantitas dan kwalitas pegawai kegiatan dapat terlaksana dengan baik. Hal ini merupakan efisiensi penggunaan sumber daya manusia. Selanjutnya efisiensi dilakukan dengan memilih sasaran yaitu tokoh masyarakat yang sangat efisien dalam mempercepat penyebarluasan informasi pengurangan resiko bencana. SASARAN STRATEGI 2 : MENINGKATNYA PENANGANAN KEDARURATAN BENCANA YANG EFEKTIF Dalam mencapai sasaran strategis 2 ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah menetapkan Indikator Kinerja Utama yaitu Persentase Korban Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Response Time yang Telah Ditentukan. Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk melindungi masyarakat. Pada saat masyarakat tertimpa Penanganan Pohon Tumbang 25

bencana pemerintah harus memberikan pertolongan secara cepat dan tepat sehingga korban bencana dapat diminimalisasi dan dampak bencana tidak meluas. Untuk lebih jelasnya capaian kinerja alat ukur terinci pada analisa dalam Tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.4 Analisis Sasaran Meningkatnya Penanganan Kedaruratan Bencana yang Efektif No Indikator Sasaran Kinerja 2011 Kinerja 2012 Kinerja 2013 kinerja 2014 Kinerja 2015 2016 Target Reali sasi Kinerja 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) (10) (11) 1 Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan Response Time yang Telah Ditentukan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Penanganan pada saat tanggap darurat kegiatannya berupa : 1. Melakukan kajian (assessment) 2. Pencarian dan penyelamatan korban 3. Pelayanan kesehatan darurat 4. Penyediaan hunian sementara 5. Pelayanan logistik dan dapur umum Pelaksanaan penanganan kedaruratan bencana diawali dengan kegiatan siaga penanggulangan bencana. Badan Penanggulangan Bencana menerapkan pola siaga 24/7 yang bertugas selama 24 jam dengan tiga kali pergantian shift. Jumlah personil yang bertugas siaga 40 orang. Masyarakat dapat melaporkan kejadian bencana dengan menghubungi nomor telepon (0361) 41 45 45 atau 08113894000. Tujuan kegiatan siaga ini adalah melakukan olah data kebencanaan di Ruang Pusat Pengendalian Operasional (Rupusdalops). Dari kegiatan siaga penanggulangan bencana tahun 2016 terhimpun data jumlah kejadian bencana yang ditangani Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai dalam Tabel 3.5 berikut : Tabel 3.5 Kejadian Bencana di Kabupaten Badung 2016 No Jenis Bencana Kec. Petang Jumlah Kejadian Per Kecamatan Kec. Kec. Kuta Mengwi Utara Kec. Abian semal Kec. Kuta Kec. Kuta Selatan Jumlah 1 Banjir 0 1 5 1 2 6 15 2 Pohon Tumbang 6 36 24 11 9 7 93 3 Tanah Longsor 16 0 1 0 0 0 17 4 Kebakaran 3 5 9 15 16 8 56 5 Bangunan Roboh 0 0 0 0 0 0 0 6 Orang Tenggelam 0 0 0 1 3 0 4 7 Orang Hilang 0 0 0 0 0 0 0 8 Penemuan Mayat 0 1 0 3 1 0 5 9 Kecelakaan 0 0 0 1 1 0 2 26

No Jenis Bencana Kec. Petang Jumlah Kejadian Per Kecamatan Kec. Kec. Kuta Mengwi Utara Kec. Abian semal Kec. Kuta Kec. Kuta Selatan Jumlah 10 Pembunuhan 0 0 0 0 0 0 0 11 Senderan jebol 2 0 2 2 0 1 7 12 Tembok penyengker Jebol 2 0 1 0 0 0 3 13 Atap roboh/genteng jatuh 0 0 3 0 1 0 4 14 Kapal Tenggelam 0 0 0 0 0 0 0 15 Konflik Sosial 0 0 0 0 0 0 0 16 Gempa Bumi 0 0 0 0 0 0 0 17 Tsunami 0 0 0 1 1 1 3 18 Putting Beliung 0 0 1 3 0 0 4 19 Gunung Meletus 0 0 0 0 0 0 0 20 Kekeringan 0 0 0 0 0 0 0 JUMLAH 29 43 46 38 34 23 213 Sumber Data : Laporan Kegiatan Bidang Kedaruratan dan Logistik 2016 Data kejadian bencana 2016 diatas menunjukan bahwa kejadian bencana didominasi oleh pohon tumbang, kebakaran, tanah longsor dan banjir. Kejadian bencana tersebut diakibatkan oleh curah hujan yang sangat besar, musim kemarau yang cukup panjang oleh hembusan angin atau yang dikenal dengan angin puting beliung dan disertai dengan hujan. Jumlah kejadian bencana 2016 sangat banyak. Berkat kesigapan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dan lancarnya koordinasi dari instansi terkait serta masyarakat seluruh kejadian bencana 2016 sudah mendapat penanganan ( capaian kinerja 100%). Sebagai analisa perbandingan data kejadian bencana yang terjadi dari tahun 2011-2016 yang ditangani Badan penanggulangan Bencana Daerah sebagai tertera dalam Tabel 3.6 berikut : Tabel 3.6 Kejadian Bencana di Kabupaten Badung 2011 2016 No Jenis Bencana 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah 1 Banjir 0 11 1 2 0 15 29 2 Pohon Tumbang 2 97 19 24 42 93 277 3 Tanah Longsor 0 14 2 14 4 17 51 4 Kebakaran 10 88 67 113 97 56 431 5 Bangunan Roboh 35 52 6 0 3 0 96 6 Orang Tenggelam 4 6 8 1 2 4 25 7 Orang Hilang 0 0 0 1 0 0 1 8 Penemuan Mayat 2 4 10 6 3 5 30 9 Kecelakaan 2 1 7 2 0 2 14 10 Pembunuhan 0 0 0 1 0 0 1 11 Senderan jebol 0 16 16 12 6 7 57 12 Tembok penyengker Jebol 0 7 4 1 0 3 15 13 Bangunan roboh 0 22 0 1 0 4 27 14 Kapal Tenggelam 0 0 0 0 0 0 0 15 Konflik Sosial 0 0 0 0 1 0 1 16 Gempa Bumi 51 0 0 0 0 0 51 17 Tsunami/Gelombang Pasang 0 1 0 1 0 3 5 18 Puting beliung 0 2 0 0 0 4 6 19 Tersambar petir 0 1 0 0 0 0 1 20 Tersengat listrik 0 0 1 0 0 0 1 27

21 Keracunan makanan 0 0 1 0 0 0 1 JUMLAH 106 322 142 179 158 213 1120 Sumber Data : Laporan Kegiatan Bidang Kedaruratan dan Logistik 2016 Dari Tabel 3.6 diatas terlihat bahwa kejadian bencana yang terjadi dari 2011-2016 jumlah dan jenisnya bervariasi. Namun untuk jenis bencana masih didominasi oleh kebakaran dan angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang. Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dari 2011 2016 telah melalukan tugasnya dengan baik, hal ini dibuktikan dengan semua kejadian bencana telah mendapatkan penanganan kedaruratan sesuai SOP. Keberhasilan ini disebabkan karena meningkatnya intensitas koordinasi antar instansi terkait, ketersediaan sarana dan prasarana yang semakin meningkat jumlahnya dan sesuai kebutuhan teknis operasional di lapangan, serta meningkatnya pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung. kinerja Badan Penanggulangan Bencana ini bila dapat digambarkan dalam diagram dibawah ini : Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan Response Time yang Telah Ditentukan 100 100 100 100 100 100 100 80 60 40 20 0 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Persentase Realisasi akumulasi capaian kinerja sasaran sampai dengan 2016 dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam Renstra dapat dilihat pada Tabel 3.7 No Tabel 3.7 Akumulasi Sasaran Meningkatnya Penanganan Kedaruratan Bencana yang Efektif sampai dengan 2016 dibandingkan dengan Target Akhir Restra 2016-2021 Indikator Sasaran Kondisi awal Realisasi Kinerja s/d. 2016 Target Akhir Renstra 2016-2021 Persentase Kinerja (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 28

1 Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan Response Time yang Telah Ditentukan 100% 100 % 100 % 100% Tabel 3.7 menunjukan bahwa sasaran Meningkatnya Penanganan Kedaruratan Bencana yang Efektif sampai 2016 capaian kinerjanya 100%. kinerja 100% ini sudah menjadi kewajiban pemerintah Kabupaten Badung karena merupakan perintah Undang Undang 24 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Keberhasilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah mewujudkan sasaran tersebut diatas karena : 1. Dukungan Anggaran Anggaran untuk kegiatan penanganan darurat bencana tersedia cukup memadai sehingga penanganan bencana 2016 dapat terlaksana dengan cepat dan tepat. 2. Dukungan Sumber Daya Manusia Pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat mulai 2011 telah mendapat Bimbingan Teknis dan pelatihan pelatihan manajemen penanggulangan bencana sehingga menjadi tenaga yang siap pakai. 3. Dukungan Instansi Terkait dan Masyarakat Masyarakat dan instansi terkait sangat aktif memberikan informasi terjadinya bencana melalui petugas siaga di Rupusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah, sehingga dapat dengan segera dikoordinasikan penanganannya. Penanganan kejadian bencana dilaksanakan melalui program Pengadaan Sarana dan Prasaranan Kedaruratan dan Logistik serta Program Penanganan Darurat Bencana. Kegiatan Penanganan Kedaruratan dengan dana siap pakainya yang penggunaannya berdasarkan Surat Keputusan Bupati sangat besar menunjang peningkatan penanganan kedaruratan karena prosedur pengeluaran anggaran yang cukup sederhana dan ketersediaan jumlah anggaran yang sangat memadai. Demikian pula dengan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana kedaruratan dan logistik yang out putnya berupa sarana dan prasarana yang dipakai pada saat penanganan darurat bencana sangat besar perannya untuk penanganan kedaruratan tersebut tersaji dalam Tabel 3.8 berikut : tercapainya target kinerja 100%. Data Tabel : 3.8 Penetapan Status Bencana Oleh Bupati Badung 2016 No Tanggal Penetapan Uraian No. SK Lokasi 1 18 Februari 2016 Penetapan status keadaan darurat penanganan bencana akibat peningkatan intensitas angin dan curah hujan 2 21 April 2016 Penetapan status keadaan darurat penanganan 713/03/HK/2016 1200/03/HK/2016 Beberapa titik di wilayah Kabupaten Badung Wilayah Desa Cemagi, Mengwi 29

No Tanggal Penetapan Uraian No. SK Lokasi bencana cuaca ekstrim 3 22 Juni 2016 Penetapan status keadaan darurat penanganan bencana kebakaran di Kabupaten Badung 4 22 Juni 2016 Penetapan status keadaan darurat penanganan cuaca ekstrim dan pohon tumbang 5 15 September 2016 Penetapan status keadaan darurat penanganan bencana kebakaran di Kabupaten Badung 6 3 Oktober 2016 Penetapan status keadaan darurat penanganan bencana cuaca ekstrim 7 17 Oktober 2016 Penetapan status keadaan darurat cuaca ekstrim 8 3 November 2016 Penetapan status keadaan darurat cuaca ekstrim 9 16 November 2016 Penetapan status keadaaan darurat cuaca ekstrim 10 20 Desember 2016 Penetapan status keadaan darurat cuaca ekstrim 11 20 Desember 2016 Penetapan status keadaan darurat cuaca ekstrim Sumber : Hasil Pendataan Bidang Kedaruratan dan Logistik 1508/03/HK/2016 1509/03/HK/2016 2051/03/HK/2016 2116/03/HK/2016 2195/03/HK/2016 2328/03/HK/2016 2376/03/HK/2016 2483/03/HK/2016 2482/03/HK/2016 Pura Dalem Gede Abiansemal Pura Dalem Solo Desa Adat Sedang, Abiansemal Gang Seruni Kelurahan Kuta Beberapa titik wilayah Kabupaten Badung Beberapa titik wilayah Kabupaten Badung Beberapa titik wilayah Kabupaten Badung Beberapa titik wilayah Kabupaten Badung Beberapa titik wilayah Kabupaten Badung Beberapa titik wilayah Kabupaten Badung Pelaksanaan penanganan kedaruratan yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2016 telah melakukan efisiensi sumber daya yang tersedia yaitu dengan menggunakan anggaran yang ada secara tepat sasaran. Penggunaan Sumber Daya Manusia juga diefisiensi dengan mengatur ship jaga bagi petugas dan bertugas keseluruhan apabila ada kejadian yang membutuhkan penanganan dengan jumlah tenaga yang lebih banyak. Kualitas pelayanan dalam tanggap darurat bencana perlu terus ditingkatkan mengingat dalam kurun waktu 2010 2016 status bencana masih berstatus lokal dengan dampak yang tidak terlalu luas dan besar. Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam penanganan kedaruratan bencana yang efektif untuk kedepannya yaitu ketersediaan tenaga Rupusdalops dan tenaga teknis yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat perlu ditingkatkan jumlah dan kwalitasnya. Hal ini sebagai antisipasi bila terjadi bencana dengan dampak cukup luas. 30

SASARAN STRATEGI 3 : DAMPAK BENCANA YANG SIAP DIPULIHKAN Dalam mencapai sasaran strategis 3 ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah menetapkan Indikator Kinerja Utama yaitu Persentase kerusakan/kerugian akibat bencana yang dapat direhabilitasi dan direkonstruksi kembali yang telah ditentukan. Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk memulihkan kehidupan sosial masyarakat Verifikasi Kerusakan Akibat Bencana dengan melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi terhadap kerusakan fasilitas umum dan fasilitas sosial sebagai dampak dari bencana. Kegiatan pemulihan berupa rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan secara langsung oleh pemerintah daerah melalui SKPD teknis, maupun dengan memberikan bantuan kepada kelompok kelompok sosial, serta kepada individu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah memberikan pelayanan dengan jalan memfasilitasi masyarakat yang mengajukan permohonan bantuan dengan memverifikasi proposal dan melengkapi persyaratan surat permohonan bantuan tersebut. Kegiatan verifikasi proposal ini juga bertujuan untuk memberikan masukan kepada Pimpinan (Bupati) dalam menentukan besar nilai bantuan yang akan disetujui. Proposal yang dapat diverifikasi oleh Tim yang dikordinasikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah. 2016 jumlah proposal bantuan bencana yang masuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung berjumlah 70 (tujuh puluh) proposal. Proposal bantuan bencana sejumlah 70 (tujuh puluh) tersebut dapat diverifikasi keseluruhannya (capaian kinerja 100%). Sebagai perbandingan jumlah data proposal yang telah diverifikasi dari 2011 2016 tersebut tersaji dalam Tabel 3.9 dibawah ini. Tabel 3.9 Hasil Verifikasi Proposal tahun 2011 2016 Jenis 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah Proposal Kerusakan Akibat Bencana 111 169 93 69 58 70 570 Sumber Data : Laporan Kegiatan Bidang Kedaruratan dan Logistik 2016 Dari Tabel 3.9 terlihat bahwa jumlah proposal yang diverifikasi setiap tahunnya berbeda beda sesuai dengan jumlah proposal diterima. Dari 2011 sampai dengan 2016 31

terdapat 570 proposal yang telah diverifikasi. Setiap tahun sejumlah proposal bantuan bencana yang masuk semuanya dapat diverifikasi sehingga dapat dikatakan capaian kinerjanya 100%. Namun sebagai tindak lanjut dari usulan proposal tersebut yaitu berupa bantuan dana terutama untuk permohonan bantuan dari perseorangan baru sebagian kecil terealisasi melalui bantuan dari APBD Provinsi Bali. Tabel analisa capaian kinerja sebagai dibawah ini : Tabel 3.10 Analisis Sasaran Dampak Bencana Yang Siap Dipulihkan No Indikator Sasaran Kinerja 2011 Kinerja 2012 Kinerja 2013 Kinerja 2014 Kinerja 2015 2016 Target Reali sasi Kinerja 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (8) (9) (10) (11) 1 Persentase Kerusakan/ Kerugian Akibat Bencana yang Dapat Direhabilitasi dan Direkonstruksi 100% 100 % 100 % 100% 100 % 100 % 100 % 100 % Dari tabel perbandingan capaian kinerja tersebut diatas menunjukkan bahwa capaian kinerja untuk sasaran strategis dampak bencana yang siap dipulihkan dari 2011-2016 capaiannya 100%. kinerja tersebut diatas dapat digambarkan dalam diagram dibawah ini : Persentase Kerusakan/Kerugian Akibat Bencana yang Dapat Direhabilitasi dan Direkonstruksi 100 80 60 40 20 0 100 100 100 100 100 100 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Persentase Akumulasi realisasi sampai dengan 2016 terhadap target Renstra sebagai dalam Tabel 3.11 berikut : Tabel 3.11 32

No Akumulasi Sasaran Dampak Bencana yang Siap Dipulihkan sampai dengan 2016 dibandingkan dengan Target Akhir Restra 2016-2021 Indikator Sasaran Kondisi awal Realisasi Kinerja. 2016 Target Akhir Renstra 2016-2021 Persentase Kinerja (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Persentase Kerusakan/Kerugian Akibat Bencana yang Siap Direhabilitasi dan Direkonstruksi 100% 100 % 100 % 100% Dari Tabel 3.11 tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung akan selalu berusaha memberikan pelayanan pasca bencana dengan hasil 100%. Penyelenggaraan penanganan pasca dilaksanakan melalui program pemulihan pasca bencana dengan kegiatan yaitu Verifikasi Kejadian Bencana serta kegiatan Infentarisasi dan Identifikasi Tingkat Kerusakan/Kerugian Akibat Bencana. Ada hal yang menarik dari penyelenggaraan pasca bencana di 2016 yaitu dengan disetujuinya kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca bencana pada Anggaran Perubahan 2016. Hal ini sangat baik untuk meningkatkan kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah sehingga dapat memberikan pelayanan pasca bencana dengan lebih baik kepada masyarakat terdampak bencana. Untuk lebih jelasnya dibawah ini disajikan data bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi yang telah diberikan sebagai dalam Tabel 3.12 sebagai berikut: Tabel 3.12 Tabel Bantuan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana 2016 No Jenis Bantuan Penerima 1 Rehabilitasi tembok penyengker Pura Batan Bingin, Br. Pengenderan, Desa Adat Kedonganan, Kelurahan Kuta, Kecamatan Kuta 2 Rekonstruksi pelinggih Balai Banjar Tegal Saat Delodan, Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi Bendesa Adat Kedonganan Kepala Lingkungan Tegal Saat Jumlah anggaran yang digunakan Rp.76.251.000,00 Rp.167.442.000 Keterangan Dari Tabel 3.12 tersebut diatas tampak sangat sedikit kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang dapat dilaksanakan, Hal ini diakibatkan oleh keterbatasan waktu karena kejadian bencana tersebut terjadinya mendekati penghujung tahun. Pelaksanaan penanganan pasca bencana yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2016 telah melakukan efisiensi sumber daya yang 33

tersedia yaitu dengan menggunakan anggaran yang ada secara tepat sasaran. Disamping itu juga penggunaan Sumber Daya Manusia juga diefisiensi yaitu jumlah pegawai yang menangani kegiatan penanganan pasca bencana ini berjumlah 6 (enam) orang yang terdiri dari 3 orang pejabat dan 3 (tiga) orang staf. Jumlah ini sangat minim sekali dan cukup jauh dari ukuran ideal. Tentu merupakan pelaksanaan pasca bencana telah berhasil dengan capaian kinerja 100%. Penanganan pasca bencana kedepannya perlu terus ditingkatkan capaiannya terutama dari segi kecepatan penanganan sehingga dampak bencana dapat lebih cepat terpulihkan. Untuk mewujudkannya dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang memadai baik dari kwantitas maupun kwalitas dan ketersediaan anggaran yang memadai serta komitmen para pemegang kebijakan. 3.2 AKUNTABILITAS KEUANGAN Dalam rangka pencapaian kinerja 2016 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung didukung oleh anggaran dari APBD Kabupaten Badung tahun 2016, dimana pagu anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2016 pada awal penetapan pagu indikatif adalah sebesar Rp. 8.398.426.254,00 dan dalam perkembangannya pagu tersebut mengalami kenaikan karena adanya perubahan anggaran sehingga pada akhirnya pagu 2016 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung menjadi Rp. 12.100.788.116,00. Pagu tersebut dipergunakan untuk melaksanakan program dan kegiatan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung yang dibagi kedalam 8 (delapan) program antara lain : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran sebesar Rp.1.234.510.832,00. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur sebesar Rp.482.449.000,00. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan sebesar Rp.135.390.700,00 Program Pencegahan dan Peringatan Dini sebesar Rp.10.658.100,00 Program Pengadaan Sarana dan Prasarana Kedaruratan dan Logistik sebesar Rp.135.818.850,00 Program Pencegahan dan Pengurangan Resiko Bencana sebesar Rp.89.755.825,00 Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana sebesar Rp.206.541.500,00 Program Kesiapsiagaan sebesar Rp.28.383.400,00 Program Penanganan Darurat Bencana sebesar Rp.1.862.917.150,00 Program Pemulihan Pasca Bencana sebesar Rp.3.027.604.300,00 Penyerapan anggaran berdasarkan pagu anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung tahun 2016 sebesar Rp. 12.100.788.116,00 telah terserap sebesar 66,40% atau sejumlah Rp. 8.034.960.001,00 atau selisih sebesar 33,60%. 34

Tabel 3.13 Realisasi Anggaran Berdasarkan Pagu Anggaran BPBD No Jenis Belanja Pagu Anggaran Realisasi Sisa (%) 1 Belanja Daerah 12.100.788.116,00 8.034.960.001,00 4.065.828.115,00 66,40 2 Belanja Tidak Langsung 4.886.758.459,00 4.320.108.294,00 566.650.165,00 88,40 3 Belanja Langsung 7.214.029.657,00 3.714.851.707,00 3.499.177.950,00 51,49 Sedangkan untuk mendukung tercapainya sasaran strategis didukung dengan anggaran sesuai dengan Penetapan Kinerja : Untuk mencapai sasaran strategis 1; didukung anggaran dari beberapa program antara lain Program Pencegahan dan Peringatan Dini, Program Pencegahan dan Pengurangan Resiko Bencana, Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana dan Program Kesiapsiagaan sebesar Rp.335.338.825,00 Untuk mencapai sasaran strategis 2; didukung anggaran dari 2 program yaitu Program Pengadaan Sarana dan Prasarana Kedaruratan dan Logistik serta Program Penanganan Darurat Bencana sebesar Rp.1.998.736.000,00 Untuk mencapai sasaran strategis 3; didukung anggaran dari Program Pemulihan Pasca Bencana sebesar Rp.3.027.604.300,00 Secara tabulasi akuntabilitas keuangan dijelaskan sebagai berikut : Tabel 3.14 Realisasi Anggaran Program Sesuai Perjanjian Kinerja 2016 No Indikator Program 1 Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk 2 Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Program Kesiapsiagaan Program Pencegahan dan Peringatan Dini Anggaran ( Rp ) Realisasi ( Rp) ( % ) 206.541.500 152.188.800 73,68 39.041.500 37.368.100 95,71 3 Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk Program Pencegahan dan Pengurangan Resiko Bencana 89.755.825 87.665.100 97,67 35

No Indikator Program 4 Persentase Korban Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan Response Time yang Telah Ditentukan 5 Persentase kerusakan/kerugian akibat bencana yang siap direhabilitasi dan direkonstruksi kembali Program Pengadaan Sarana dan Prasarana Kedaruratan dan Logistik Program Penanganan Darurat Bencana Program Pemulihan Pasca Bencana Anggaran ( Rp ) Realisasi ( Rp) ( % ) 1.998.736.000 1.789.914.100 89,55 3.027.604.300 266.303.950 8,79 Dilihat dari tabel diatas, penyerapan anggaran dalam Penetapan Kinerja dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 5.361.679.125,00 telah terserap sebesar 43,52% atau sejumlah Rp. 2.333.440.050,00 hal ini dapat dijelaskan : 1. Program Pencegahan dan Peringatan Dini dengan sisa anggaran Rp. 30.400,00 atau sebesar 0,29% (sisa anggaran merupakan efisiensi) 2. Program Pengadaan Sarana dan Prasarana Kedaruratan dan Logistik dengan sisa anggaran Rp. 3.384.950,00 atau sebesar 2,49% (sisa anggaran merupakan efisensi) 3. Program Pencegahan dan Pengurangan Resiko Bencana dengan sisa anggaran Rp. 2.090.725,00 atau sebesar 2,32% (sisa anggaran merupakan efisiensi) 4. Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana dengan sisa anggaran Rp. 54.352.700,00 atau sebesar 26,32 % 5. Program Kesiapsiagaan dengan sisa anggaran Rp. 1.642.900,00 atau sebesar 5,79 % (sisa anggaran merupakan efisiensi) 6. Program Penanganan Darurat Bencana dengan sisa anggaran Rp.205.436.950,00 atau sebesar 1.10% 7. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi dengan sisa anggaran sebesar Rp.2.761.300.350,00 atau sebesar 91,21% (akibat keterbatasan waktu pelaksanaan) 36

BAB IV PENUTUP 4.1 SIMPULAN Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2016 merupakan pertanggung jawaban atas kinerja Badan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2016 2021, yang didalamnya diuraikan tentang capaian indikator kinerja utama sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung 2016. Mengacu pada 3 (tiga) sasaran strategis yang diturunkan kedalam 5 IKU, dapat disimpulkan tingkat pencapaiannya sebagai berikut: 1. Sasaran Strategis 1: Terwujudnya kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana, dengan 3 Indikator Kinerja Utama yaitu : IKU 1 : Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya, dengan capaian sebanyak 124 orang artinya telah sesuai target tahun 2016 sebanyak 124 orang; IKU 2 : Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk dengan capaian 11 Desa/Kelurahan dari target 9 Desa/Kelurahan; IKU 3 : Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk dengan capaian 7 sekolah dari target 7 sekolah; 2. Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya penanganan kedaruratan bencana yang efektif, dengan 1 Indikator Kinerja Utama, IKU 1 : Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan Response Time yang Telah Ditentukan, dengan capaian sebesar 100% dari 100% yang di targetkan. 3. Sasaran Strategis 3 : Dampak bencana yang siap untuk dipulihkan, dengan 1 Indikator Kinerja Utama, IKU 1 : Persentase Kerusakan/Kerugian Akibat Bencana yang Siap Direhabilitasi dan Direkonstruksi Kembali, dengan capaian sebesar 100% dari 100% yang di targetkan. Dari hal tersebut diatas, tiga sasaran yang harus dipertanggungjawabkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung, yaitu terwujudnya kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana, meningkatnya penanganan kedaruratan bencana yang 37