Farikha Maharani, Indah Riwayati Universitas Wahid Hasyim, Semarang *

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

PENETAPAN KADAR PROTEIN TEMPE JAGUNG (Zea mays L.) DENGAN KOMBINASI KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB IV. HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN PADA PROSES BLANCHING DAN KONSENTRASI NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP MUTU SUSU KEDELAI

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SUSU KEDELAI

I. PENDAHULUAN. berbagai macam variasi, baik warna, bahan baku, maupun flavor. Bahan utama

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

YUWIDA KUSUMAWATI A

BAB III METODE PENELITIAN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

OLEH: YULFINA HAYATI

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Tempe merupakan makanan tradisional khas Indonesia, sebagian besar

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, makanan yang dikonsumsi merupakan makanan yang sehat, dengan vegetarian. Makanan vegetarian saat ini mulai digemari oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Alat yang digunakan dalam proses pembuatan yoghurt jagung adalah

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. biji cempedak ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana. kriteria tertentu yang diharapkan dalam penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. termusuk dalam penelitian ekperimental karena terdapat sejumlah perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI

METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai. bulan Maret 2012 di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Analisa

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB I PENDAHULUAN. Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB I PENDAHULUAN. Pola konsumsi pangan di Indonesia saat ini belum sesuai dengan. Harapan (PPH) merupakan rumusan komposisi pangan yang ideal yan g

BAB 3 METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

UJI SERAT, PROTEIN SERTA ORGANOLEPTIK TEMPE BIJI TURI (Sesbania grandiflora) DENGAN PENAMBAHAN JAGUNG (Zea mays) DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A DATA PENELITIAN DAN HASIL PERHITUNGAN

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

Transkripsi:

ANALISA KADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK SUSU KACANG TOLO (Vigna unguiculata) DAN SUSU KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L) YANG DI KOMBINASI DENGAN KACANG KEDELAI Farikha Maharani, Indah Riwayati Universitas Wahid Hasyim, Semarang *Email : farikhamaharani@gmail.com Abstrak Susu merupakan salah satu asupan gizi yang penting untuk tubuh, hal ini karena dalam susu mengandung protein yang sangat diperlukan oleh tubuh. Salah satu sumber protein nabati adalah dari kacang kacangan yang diolah menjadi susu nabati. Pada penelitian ini menggunakan kacang tolo dan kacang merah yang dikombinasi dengan kacang kedelai. Kombinasi dari ketiga kacang tersebut menggunakan prosentase 75%, 50% dan 25%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kadar protein dan organoleptik susu kacang tolo, susu kacang merah dan susu kacang kedelai, sehingga bisa digunakan sebagai pengganti susu kedelai. Hasil penelitian menunjukkan kadar protein kombinasi kacang tolo dengan kacang kedelai tertinggi pada prosentase 75% sebesar 1,5852 mg/ml, sedangkan hasil terendah dari kombinasi tersebut adalah pada prosentase 25% sebesar 0,9628 mg/ml. Kadar protein kombinasi kacang merah dan kacang kedelai tertinggi pada prosentase 25% sebesar 0,9236 mg/ml dan hasil kadar protein terendah pada prosentase 75% sebesar 0,7910 mg/ml. Uji organoleptik menunjukkan tekstur yang kental pada susu kacang merah dan tekstur encer pada susu kacang kedelai. Sedangkan untuk rasa pada kacang merah lebih manis bila dibandingkan dengan kedua kacang lainnya. Kata kunci : Kacang tolo, kacang merah, kacang kedelai, protein, organoleptik PENDAHULUAN Susu merupakan minuman yang bergizi bagi tubuh manusia terutama bagi pertumbuhan anak anak. Susu juga sumber protein yang fungsinya antara lain membentuk jaringan, mengatur proses dalam tubuh dan memelihara jaringan yang ada ditubuh manusia. Protein terbagi menjadi 2, yaitu protein hewani yang biasanya diperoleh dari hewan seperti susu sapi dan susu kambing serta protein nabati yang diambil dari tumbuh tumbuhan seperti dari golongan kacang kacangan. Salah satu susu nabati yang sudah dikenal luas oleh masyarakat adalah susu kedelai. Susu kedelai merupakan produk minuman yang sama seperti susu sapi, tetapi dibuat dari kacang kedelai, sehingga bisa dikonsumsi mereka yang alergi terhadap susu sapi. Hanya saja harga kedelai yang sangat mahal menjadikan masyarakat mulai mencari alternative jenis kacang lain yang dapat di buat susu, salah satunya adalah kacang tolo dan kacang merah (Aniswatul dkk, 2012). Proses pembuatan susu dari kacang tolo dan kacang merah ini dilakukan sama seperti proses pembuatan susu kedelai, tetapi pada penelitian ini akan dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan kombinasi antara susu kacang tolo dengan kacang kedelai dan kacang merah dengan kacang kedelai. Kacang tolo atau tunggak (Vigna unguiculata) merupakan salah satu jenis kacang yang banyak dikenal di Indonesia. Salah satu keunggulan kacang tolo yaitu mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi dan harganya relatif terjangkau bila dibandingkan dengan kacang kedelai, selain itu kacang tolo mudah didapat dan dibudidayakan sehingga diharapkan dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri (Halifah, 2011). Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L) banyak terdapat di Indonesia, memiliki nama ilmiah yang sama dengan kacang buncis yaitu Phaseolus vulgaris L tetapi tipe pertumbuhan dan kondisi panen yang berbeda. Sebenarnya kacang merah juga merupakan kacang buncis tipe tegak atau tidak merambat, sedangkan kacang buncis tumbuhnya 40 ISSN 2528-5912

merambat. Biji kacang merah berbentuk bulat agak panjang dan berwarna merah berbintik bintik putih. METODE PENELITIAN Bahan Kacang tolo, kacang merah dan kacang kedelai, larutan tembaga sulfat, pereaksi Folin Ciocalteau dan kurva standar (larutan bovine serum albumin) Alat Beaker glass, erlenmeyer, gelas ukur, pengaduk, timbangan digital analitik (Ohauss), spektrofotometer uv vis (Shimadzu), centrifuse Prosedur Penelitian Pembuatan susu kacang tolo dan kacang merah Proses pembuatan susu kacang tolo dan merah di awali dengan merendam kacang selama 12 jam, kemudian kacang hasil rendaman dicuci menggunakan air mengalir dan dikupas kulit arinya. Setelah itu dihancurkan dengan menggunakan blender selama 2 menit. Puree kacang tolo dan kacang merah kemudian disaring dengan kain sehingga didapatkan susu kacang tolo dan susu kacang merah (Istiqomah dkk, 2014). Analisa kadar protein Ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 buah dimasukkan 1 ml sampel yang sebelumnya disaring terlebih dahulu, kemudian ke dalam masing masing tabung ditambahkan dalam air hingga volume 4 ml. Selanjutnya ditambahkan 5,5 ml pereaksi tembaga sulfat, dicampur hingga merata dan dibiarkan selama 10 15 menit pada suhu kamar. Kemudian ditambahkan 0,5 ml pereaksi Folin Ciocalteau ke dalam masing masing tabung reaksi, lalu segera dikocok merata dengan cepat. Kemudian dibiarkan selama 30 menit hingga warna biru terbentuk. Intensitas warna biru tersebut di ukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 600 nm, kemudian dibuat kurva hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi protein standar. Uji Organoleptik Uji yang akan diamati pada susu kacang tolo dan kacang merah yang disubtitusi dengan kacang kedelai meliputi tekstur, bau, dan rasa. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar protein kombinasi susu kacang tolo dengan kacang kedelai Pengaruh kadar protein dari susu kacang tolo yang dikombinasi dengan susu kacang kedelai dengan beberapa prosentase dapat dilihat pada tabel 1. dibawah ini. Hasil uji kadar protein susu kacang tolo yang di kombinasi dengan kacang kedelai menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar protein dengan bertambahnya konsentrasi kacang kedelai. Hal ini karena kadar protein pada kacang tolo murni (100%) sebesar 2,4747 mg/ml, lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar protein kacang kedelai murni yang hanya sebesar 1,1804 mg/ml, sehingga pada hasil kombinasi konsentrasi kacang tolo dengan kacang kedelai sebesar 75% : 25% masih menunjukkan kadar protein yang cukup besar yaitu sebesar 1,5852 mg/ml. Hasil prosentase kombinasi terendah ditunjukkan pada perbandingan 25% : 75% sebesar 0,9628 mg/ml. Perbedaan kadar protein disebabkan karena adanya degradasi protein oleh aktivitas enzim protease dalam biji menjadi asam asam amino (Sudarmanto, 1992; Sutardi, 1996). Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta 41

Tabel 1. Kadar Protein Susu Kacang Tolo dikombinasi dengan Susu Kedelai Sampel (persen) sampel ke Kadar Protein (mg/ml) Rata2 perb 100 1 2,3556 2,4747 Kacang Tolo 2 2,4270 3 2,6413 perb 75 : 25 1 1,5597 1,5852 75 = Kac Tolo 2 1,4270 25 = Kac Kedelai 3 1,7689 perb 50 : 50 1 1,0291 1,1685 50 = Kac Tolo 2 1,1413 50 = Kac Kedelai 3 1,3352 perb 25 : 75 1 0,9168 0,9628 25 = Kac Tolo 2 0,9270 75 = Kac Kedelai 3 1,0444 Kadar protein kombinasi susu kacang merah dengan kacang kedelai Pengaruh kadar protein dari susu kacang tolo yang dikombinasi dengan susu kacang kedelai dengan beberapa prosentase dapat dilihat pada tabel 2. dibawah ini. Tabel 2. Kadar Protein Susu Kacang Merah dikombinasi dengan Susu Kedelai Sampel (persen) sampel ke Kadar Protein (mg/ml) Rata2 perb 100 1 0,7485 0,7400 kacang merah 2 0,7434 3 0,7281 perb 75 : 25 1 0,6005 0,7910 75 = Kac Merah 2 0,8454 25 = Kac Kedelai 3 0,9270 perb 50 : 50 1 0,8556 0,9151 50 = Kac Merah 2 0,8862 50 = Kac Kedelai 3 1,0036 perb 25 : 75 1 0,9117 0,9236 25 = Kac Merah 2 0,9321 75 = Kac Kedelai 3 0,9270 Hasil uji menunjukkan peningkatan kadar protein kombinasi kacang merah dan kacang kedelai dengan bertambahnya konsentrasi kacang kedelai. Kadar protein dari kacang merah murni (100%) sebesar 0,7400 mg/ml sedangkan kadar protein kacang kedelai murni sebesar 1,1804 mg/ml, sehingga pada kombinasi konsentrasi kacang merah dengan kacang kedelai sebesar 75% : 25% menunjukkan kadar protein yang kecil yaitu sebesar 0,7910 mg/ml. Hasil prosentase kombinasi tertinggi ditunjukkan pada perbandingan 25% : 75% sebesar 0,9236 mg/ml. Menurut Astuti (1986) dan Mardiyanto dan Sudarwati (2015), 42 ISSN 2528-5912

menyatakan bahwa peningkatan kadar protein dapat terjadi karena adanya aktivitas proteolitik dan enzim protease yang menghidrolisis protein menjadi asam asam amino yang bersifat larut dengan berat molekul yang lebih kecil sehingga berpengaruh pada kadar protein tersebut. Semakin banyak protein yang terlarut dalam bahan maka semakin tinggi kadar proteinnya. Uji organoleptik Uji organoleptik ditunjukkan pada tabel 3. dibawah ini meliputi warna, tekstur, bau dan rasa. Tabel 3. Uji Organoleptik Sampel Warna Tektur (kental) Bau Rasa Kacang Putih Khas Kacang + Manis agak langu Kedelai kekuningan Kedelai Kacang Tolo Coklat ++ Khas Kacang Tolo Langu Kacang Merah Merah Bata Khas Kacang +++ Manis Merah Keterangan : + : encer, ++ : agak kental, +++ : kental Hasil uji organoleptis dari ketiga kacang tersebut menunjukkan tekstur yang paling kental adalah pada kacang merah sedangkan yang paling encer adalah kacang kedelai. Sedangkan bau dari ketiga kacang tersebut menunjukkan khas dari masing masing sampel. Rasa yang paling enak dari ketiga sampel adalah susu kacang merah. KESIMPULAN DAN SARAN Susu kacang tolo menunjukkan kadar protein yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai alternative susu nabati selain dari kacang kedelai. Hanya saja rasa susu kacang tolo yang langu membuat susu tersebut kurang disukai, tetapi mengkombinasi kacang tolo dengan kacang kedelai diharapkan bisa mengurangi rasa langu tersebut sehingga disukai oleh masyarakat. Untuk kacang merah juga dapat digunakan sebagai pengganti dari susu kedelai selain kacang tolo. Rasa manis pada susu kacang merah akan disukai oleh masyarakat, hanya saja kadar proteinnya rendah, sehingga kombinasi kacang merah dengan kacang kedelai diharapkan dapat meningkatkan kadar protein. DAFTAR PUSTAKA Aniswatul Khamidah dan Nurul Istiqomah., 2012, Pengolahan sari kedelai sebagai dukungan akselerasi peningkatan gizi masyarakat, Seminar Nasional: Kedaulatan Pangan dan Energi. Astuti, M., 1986, Uji Gizi I, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Halifah Pagarra., 2011, Pengaruh lama perebusam terhadap kadar protein tempe kacang tunggak (vigna unguiculata), Bionature., vol 12 (1), periode April, FMIPA Universitas Negeri Makasar, Sulawesi. Istiqomah., Iwan Taruna dan Sutarsi., 2014, Studi kualitas susu kedelai dari beragam varietas biji kedelai dan kondisi pengolahan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember, Jawa Timur. Mahmud, Mien K., 2005, Daftar Komposisi Bahan makanan. Persatuan ahli gizi Indonesia Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta 43

Mardiyanto, TC., dan Sudarwati, S., 2015, Studi Nilai Cerna Protein Susu Kecambah Kedelai Varietas Lokal Secara In Vitro, Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiv Indonesia, 1(5) : 1256-1264. Nuri A., Feri K dan Dian H., 2011, Analisis Pangan, cetakan pertama, Dian rakyat, Jakarta. Rahmayuni., Faizah H dan Fifin N., 2013, Penambahan madu dan lama fermentasi terhadap kualitas susu fermentasi kacang merah, SAGU, Maret vol 12(1) : 25-33, Universitas Riau, Pekanbaru. Sudarmanto, S., 1992, Perubahan Kecernaan Protein Keping Biji Kedelai Akibat Perkecambahan, Laporan Penelitian Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sutardi, 1996., Perubahan Kadar Vitamin E, B dan Karoten selama perkecambahan beberapa kacang kacangan, Laporan Penelitian Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 44 ISSN 2528-5912