BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kosmetik berasal dari bahasa Yunani kosmetikos yang berarti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

Laboratorium Farmasetika

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TPA sampah terletak di Kelurahan Tanjung Kramat Kec. Kota Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan

KOSMETOLOGI. = Berasal dari bahasa yunani Cosmein = berias

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu kami hamparkan, maka sebaik-baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat.

Bab 1 Pendahuluan. I. Landasan Teori

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makanan agar tetap segar untuk tentara perang pada masa perang. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berabad abad yang lalu. Pada abad ke 19, pemakaian kosmetik mulai. besaran pada abad ke 20 (Tranggono, 2007).

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional (Undang Undang RI No. 20, 2003).

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

Oksidasi dan Reduksi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GAMBARAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH BIBIR YANG BEREDAR DIPASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan oleh Timah Hitam (Pb) yang ditimbulkan dari asap kendaraan

PENDAHULUAN. Kemajuan sektor perindustrian di Indonesia yang semakin meningkat

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Waspada Keracunan. Akibat Kandungan Logam Berat pada Kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berasal dari Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) dengan persentase ratarata

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Balai Laboratorium Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala)

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

BAB 3 METODE PERCOBAAN

2 Ditinjau dari caranya, kimia analitik digolongkan menjadi : Analisis klasik Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang t

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK IMPOR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. kepala, kecuali pada bibir, telapak tangan dan telapak kaki. Batang-batang

kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sejak zaman dahulu, sudah dikenal khasiat bahan-bahan alamiah untuk

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

Laporan Kimia Analitik KI-3121

BAB I PENDAHULUAN. rabi, dan kale. Jenis kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea

Analisa AAS Pada Bayam. Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmein artinya berhias. Kosmetik digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. perairan telah menjadi permasalahan kesehatan lingkungan hampir semua negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kentang atau potato sudah lama dikenal dan ditanam di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kosmetika Kosmetik berasal dari bahasa Yunani kosmetikos yang berarti keterampilan menghias, dan mengatur. Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sebagai berikut: Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit (Tranggono, 2007). Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan, oleh sebab itu pemakaian bahan kosmetik sebaiknya tidak mempengaruhi struktur dan faal kulit. Namun bila bahan kosmetika tersebut adalah bahan kimia yang berasal dari alam dan organ tubuh yang dikenai adalah kulit, maka dalam hal tertentu kosmetika itu akan mengakibatkan reaksi-reaksi dan perubahan faal kulit tersebut. Tak ada bahan kimia yang bersifat indeferens, jika dikenakan pada kulit. Selama kosmetika tersebut tidak mengandung bahan berbahaya yang secara farmkologis aktif mempengaruhi kulit, penggunaan kosmetika jenis ini mengguntungkan dan bermanfaat untuk kulit itu sendiri (Tranggono, 2007). 4

2.1.1 Penggolongan kosmetik Berdasarkan surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 045/C/SK/1977 tanggal 22 Januari 1977, menurut kegunaannya kosmetik dikelompokkan dalam 13 golongan yaitu: a. Sediaan untuk bayi misalnya minyak bayi, bedak bayi. dll b. Sediaan untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll c. Sediaan untuk make-up mata misalnya maskara, eye-shadow, dll d. Sediaan untuk wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll e. Sediaan rambut misalnya hair spray, shampoo, dll f. Sediaan pewarna rambut, misalnya cat rambut. dll g. Sediaan make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dll h. Sediaan untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dll i. Sediaan kuku, misaalnya cat kuku, lotion kuku, dll j. Sediaan untuk kebersihan badan, misalnya pembersih, dll k. Sediaan cukur, misalnya sabun cukur, dll l. Sediaan perawat kulit, misalnya pelembab, pelindung, dll m. Sediaan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dll Tata rias mata atau sediaan make-up mata merupakan sediaan yang digunakan untuk memperindah penampilan bentuk mata termasuk mascara, eyeshadow, eye brow pensil dan eyeliner (Tranggono, 2007). 2.1.2 Rias kelopak mata (eyeshadow) Setiap wanita pasti menginginkan untuk selalu tampil cantik. Keinginan ini dapat diwujudkan dengan menggunakan berbagai macam kosmetik seperti 5

bedak, lipstik, eyeliner, eyeshadow dan berbagai kosmetik lain untuk membuat wajah mereka terlihat lebih cantik. Salah satu jenis sediaan kosmetika rias adalah perona kelopak mata (eye shadow) yang merupakan sediaan rias yang berisi pigmen warna yang digunakan pada kelopak mata untuk memberi latar belakang atau bayangan yang menarik pada mata sehingga memberi efek berkilau pada mata.perona kelopak mata umumnya berwarna biru, merah tua, perak, hijau, dan coklat (Wasitaatmadja, 1997). 2.1.3 Bahan baku pembuatan kosmetika Bahan baku kosmetika sangat bervariasi dan jumlahnya dapat mencapai puluhan jenis. Untuk memenuhi kebutuhan dasar produksi kosmetika, ada 5 jenis bahan baku yang penting, yaitu: waxes, oil, pengawet, antiseptic, antioksidan, pewarna dan pewangi (Wasitaatmadja, 1997). 2.1.3.1 Pewarna Pewarna yang digunakan dalam kosmetika umumnya terdiri atas 2 jenis yaitu ; a. Pewarna yang dapat larut dalam cairan, air,alkohol atau minyak. Contoh pewarna kosmetik ialah: pewarna asam, solvent dyes misalnya: merah DC, merah hijau no17, violet, kuning dan xanthane dyes misalnya: DC orange, merah dan kuning. b. Pewarna yang tidak dapat larut dalam cairan (insoluble), terdiri dari bahan organik dan inorganik, misalnya besi oksida. Tidak semua warna dapat digunakan untuk kosmetika, sebab kulit di beberapa bagian tubuh sensitif terhadap warna tertentu sehingga memerlukan 6

warna khusus, seperti kulit sekitar mata, kulit sekitar mulut, bibir dan kuku. Penggunaan zat warna untuk kosmetika di Indonesia telah ditetapkan melalui Surat Keputusan dan Permenkes, seperti yang terlampir dalam lampiran (halaman 25) (Wasitaatmadja, 1997). 2.1.4 Keracunan kosmetika Pada kelopak mata, bahan-bahan kimia dapat menyebabkan terjadinya radangpada kelopak mata yang merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Juga dapat menyebabkan terjadinya alergi yang disebabkan oleh debu, asap, bahan kimia iritatif dan bahan kosmetik (Ilyas, 1997). Kosmetika mata (eyeliner, eyeshadow, mascara) atau kosmetik lainnya yang pemakaiannya didekat atau disekitar mata, misalnya kosmetika rambut atau muka, dapat menimbulkan efek samping pada mata berupa: a. Rasa tersengat dan rasa terbakar akibat iritasi oleh zat yang masuk kedalam mata b. Konjungtivitas alergik dengan atau tanpa dermatitis akibat masuknya partikel mascara, eyeshadow dan eyeliner didalam mata c. Infeksi mata ringan sampai berat akibat pemakaian kosmetika yang tercemar oleh kuman(wasitaatmadja, 1997). 2.1.5 Manfaat kosmetika Bila dasar kecantikan adalah kesehatan, maka penampilan kulit yang sehat adalah bagian yang langsung dapat kita lihat, karena kulit merupakan organ tubuh yang berada paling luar dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh. Dengan demikian pemakai kosmetika yang tepat untuk perawatan kulit, rias atau dekoratif akan bermanfaat bagi kesehatan tubuh (Wasitaatmadja, 1997) 7

2.2 Logam berat Logam merupakan kelompok toksikan yang unik.logam ini ditemukan dan menetap dialam, tetapi bentuk kimianya dapat berubah akibat pengaruh fisikokimia, biologis atau akibat aktivitas manusia.toksisitasnya dapat berubah drastis bila bentuk kimianya berubah (Lu, 1995). Kebanyakan logam dan metaloid terdapat di alam, tersebar dalam batubatuan, bijih tambang, tanah, air dan udara. Tetapi, distribusinya nyata sekali tidak rata. Umumnya, kadar ini lebih meningkat bila ada aktifitas geologi, misalnya penambangan (Lu, 1995). Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-logam yang lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk kedalam tubuh organisme hidup dan biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup (Palar, 2008). Terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia dimuka bumi ini. Logam berat dibagi kedalam 2 jenis, yaitu : 1. Logam berat esensial: yakni logam dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah yang berlebihan, logam tersebut menimbulkan efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya 2. Logam berat tidak esensial: yakni logam yang keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. 8

Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat pada tubuh serta besarnya dosis paparan (Widowati, 2008). 2.2.1 Logam kadmium Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadmium oksida bila dipanaskan, umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor (Cd klorida), atau belerang (cd sulfit), memiliki nomor atom 40, berat atom 112,4 g/mol, titik leleh 321 o C, dan titik didih 767 o C, bersifat lentur, tahan terhadap tekanan, serta dapat dimanfaatkan sebagai pencampur logam lain, seperti nikel, emas, kuprumdan besi (Widowati, 2008). Gambar 2.1 : Kadmium Sumber :Anonim 2014 2.2.1.1 Kandungan kadmium di alam Kadar kadmium di udara biasanya dalam rentang 1 µg/m 3, tetapi dapat berjumlah lebih besar di tempat kerja tertentu. Kadarnya dalam air sangat rendah sekitar 1 µg/i kecuali didaerah tercemar (Lu, 1995). 2.2.1.2 Penggunaan kadmium Logam Cd banyak digunakan dalam industri seperti pembuatan alloy, sebagai pigmen pewarna cat, pembuatan keramik, pembuatan plastik, bahan fotografi, pembuatan tabung TV, kembang api, karet, pigmen pewarna gelas, 9

percetakan tekstil, serta pelapisan elektrik, karena kadmium memiliki keistimewaan non korosif (Widowati, 2008). Logam kadmium juga digunakan dalam industri peleburan, dan sisa lumpur kotor sebagai pupuk tanaman pangan, yang menyebabkan kadarnya meningkat dalam lingkungan (Lu, 1995). 2.2.1.3 Efek toksik / bahaya kadmium Kadmium(Cd) adalah logam toksik dan berbahaya terhadap manusia, efek toksik ini dapat bersifat akut dan kronis (Widowati, 2008 ). Efek toksik akut disebabkan oleh uap kadmium oksidasi dari proses pengelasan dan pemotongan logam kadmium atau campuran logam yang mengandung kadmium. Target utama organ yang terkena kadmium ini adalah paru-paru dan manifestasi klinis terpenting berupa pneumonitis kimiawi berat. Gangguan ginjal, biasanya terjadi akibat jangka panjang dalam bentuk proteinuria tubulus. Dapat pula terjadi nekrosis kedua sisi korteks ginjal( Jeyaratnam, 2009 ). Efek toksik kronis kadmium baik melalui inhalasi maupun oral dapat merusak sistem fisiologis tubuh, antara lain sistem urinaria (ren), sistem respirasi (paru-paru), sistem sirkulasi (darah) dan jantung, kerusakan sistem reproduksi, sistem saraf, bahkan dapat mengakibatkan kerapuhan tulang (Widowati, 2008). Kadmium ditransportasikan dalam darah yang berikatan dengan sel darah merah dan protein berat molekul tinggi dalam plasma, khususnya oleh albumin. Sejumlah kecil kadmium dalam darah mungkin ditranspotasikan oleh metalotionin. Kadar kadmium dalam darah orang dewasa yang terpapar kadmium secara berlebihan biasanya 1 µg/dl, sedangkan bayi yang baru lahir mengandung kadmium cukup rendah, kurang dari 1mg dari berat total tubuh 10

Absorbsi kadmium dalam saluran pencernaan meliputi 2 tahap yaitu: 1. Penyerapan kadmium dari lumen usus melewati membran brush border kedalam sel mukosa. 2. Transfor kadmium kedalam aliran darah dan deposisi dalam jaringan, terutama dideposit dalam hati dan ginjal. Seperti halnya Zn, kadmium memiliki afinitas yang tinggi pada testis, sehingga konsentrasi pada jaringan testis lebih tinggi dibandingkan pada jaringan yang lainnya (Widowati, 2008). 2.2.1.4 Pencegahan dan penanggulangan toksisitas kadmium Untuk mencegah dan mengurangi paparan kadmium, lakukan hal-hal berikut ini : 1. Menghindari paparan kadmium, dengan mengurangi rokok, mengurangi konsumsi makanan yang rentan terkontaminasi kadmium, antara lain kerang dan makanan laut lainnya, serta mengurangi minumanan yang rentan tercemar kadmium, antara lain kopi atau teh. 2. Untuk mencegah toksisitas kadmium, pertahankan kecukupan Zn dalam tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung Zn tinggi, antara lain bijibijian yang tidak ditumbuk halus, makanan dari golongan Leguminosal dan kacang-kacangan. Konsumsi suplemen Zn 15-30 mg/hari bisa mengurangi toksisitas kadmium. Konsumsi Zn, Ca, dan Se dosis tinggi dapat mengurangi absorpsi kadmium. Demikian juga konsumsi besi ( Fe), kufrum (Cu), selenium (Se), dan vitamin C yang mampu meningkatkan eliminasi kadmium yang bisa diketahui dari kadar kadmium dalam urin atau kadar kadmium pada rambut. 11

3. Diet atau food supplement bisa mengurangi toksisitas kadmium, hal tersebut mampu menggantikan kadmium atau mengeliminasi kadmium dari tubuh, antioksidan, vitamin E, vitamin K, dan klorofil agar mampu mengurangi toksisitas kadmium. Berikut daftar suplemen untuk mengurangi efek kadmium Suplemen Dosis yang dianjurkan Peranan Alfalfa 2000-3000 mg/hari Kandungan klorofil dan vitamin K membantu mengurangi beban kadmium dalam tubuh Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) 2000 mg/hari 1000 mg/hari Mineral membantu mengusir Cd dari tubuh Vitamin E 600-1000 IU/hari Antioksidan Seng (Zn) 50-60 mg/hari. Mengantikan posisi kadmium kuprum (Cu) 3 mg/hari Membantu Zn mengurangi deposit kadmium Besi (Fe) Diberikan bersama 100mg vitamin C agar Jangan diberikan bila tidak didiagnosa menderita anemia penyerapan lebih baik Sumber (Widowati, 2008). 2.3 Inductively Couple Plasma (ICP) Inductively Couple Plasma adalah alat yang dapat mendeteksi senyawasenyawa logam dengan pembakaran menggunakan plasma. Plasma yang dihasilkan dari gas argon akan membakar sampel yang telah berubah dari fase cairan menjadi aerosol sehingga terjadi atomisasi dilanjutkan dengan ionisasi. Elektron tereksitasi kemudian kembali lagi/beremisi dan mengeluarkan energi 12

cahaya dengan panjang gelombang yang spesifik di setiap senyawa logam. Sistem pembacaan multi element memudahkan bagi analisa untuk mempercepat keluarnya hasil. ICP dapat digunakan dalam analisa kuantitatif untuk jenis sampel bahan-bahan alam seperti batu, tanah, endapan udara, air dan jaringan tanaman dan hewan, pertanian, kehutanan, peternakan, ilmu lingkungan dan industri makanan atau kosmetik (Razi, 2012). ICP termasuk dalam spektro atomik yaitu sebuah teknik yang digunakan untuk mendeteksi jejak logam dalam sampel dan untuk mendapatkan karakteristik unsur-unsur yang memancarkan gelombang tertentu.alat ini menggunakan metode spektrofotometer emisi yang artinya adalah metode analisa yang didapat pada pengukuran intensitas emisi pada panjang gelombang yang khas ada sekitar 80 unsur yang dapat dianalisa (Manday, 2012). 2.3.1 Prinsip Inductively Couple Plasma (ICP) Prinsip utama dari ICP adalah mengukur intensitas energi atau radiasi yang dipancarkan oleh unsur-unsur yang mengalami perubahan tingkat energi atom (eksitasi atau ionisasi).larutan sampel dihisap dan dialirkan dengan capillary tube menuju nebulizer.nebulizer mengubah larutan sampel menjadi aerosol dan kemudian diinjeksikan melalui ICP. Pada temperatur plasma sampelsampel akan teratomisasi dan tereksitas. Atom yang tereksitasi akan kembali ke keadaan awal (ground state) sambil memancarkan sinar radiasi. Sinar radiasai didispersi oleh komponen optik. Sinar yang terdispersi secara berurutan muncul pada masing-masing panjang gelombang unsur dan diubah dalam bentuk sinyal listrik yang besarnya sebanding dengan sinar yang dipancarkan oleh besarnya 13

konsentrasi unsur. Sinyal listrik ini kemudian diproses oleh sistem pengolahan data (Wibawa, 2012). 2.3.2 Instrumentasi alat Inductively Couple Plasma (ICP) 1. Plasma: merupakan campuran gas yang memiliki sifat konduktor yang mengandung konsentrasi besar dari kation dan elektron. Plasma diperoleh dari sebuah gas yang terionisasi, ketika obor dinyalakan maka menghasilkan medan magnet yang kuat. 2. Medan Magnet: adalah medan vektor yang dapat memberikan suatu gaya magnet pada muatan listrik bergerak dan pada dipole magnetic 3. Pompa peristaltik: adalah jenis pompa perpindahan positif digunakan untuk memompa berbagai cairan. Fluida yang terkandung dalam tabung fleksibel dipasang didalam casing pompa melingkar memberikan sebuah sampel organik menjadi nebulizer. 4. Nebulizer: berfungsi untuk mengubah cairan sampel menjadi aerosol. 5. Spray Chamber: berfungsi untuk mentransportasikan aerosol ke plasma, pada spray chamber ini aerosol mengalami desolvasi atau volatisasi yaitu proses penghilangan pelarut sehingga didapatkan aerosol kering yang bentuknya telah seragam. 6. RF generator: adalah alat yang menyediakan tegangan (700-1500 watt) untuk menyalakan plasma dengan Argon sebagai sumber gas-nya. Tegangan ini di transferkan ke plasma melalui load coil, yang mengelilingi puncak dari obor (Wibawa, 2012) 14