KOMUNIKASI KELUARGA UNTUK MENUMBUHKAN MOTIVASI SEMBUH PADA ANAK PENDERITA KANKER. Misbah Hayati, Universitas Diponegoro.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk kesejahteraan dan kesembuhan orang lain. Maka haruslah tergerak motifmotif

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM DINAMIKA HUBUNGAN PACARAN: STUDI TERHADAP PENGGUNAAN INSTAGRAM PADA PASANGAN BERPACARAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengkaji dan mempelajari secara

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

Pengalaman sakit adalah hal yang dapat terjadi pada siapa pun, kapan pun. dan dimana pun, begitu pula dengan anak-anak. Sebagaimana orang dewasa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Kelompok Usia

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BAB I PENDAHULUAN. psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak. meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa(keliat, 2011).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keeratan hubungan antara dukungan keluarga dengan illness perception, dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB III KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

Komunikasi Risiko. Dokter Spesialis di Kota Yogyakarta. Amelia / Yudi Perbawaningsih. Program Studi Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KETRAMPILAN KOMUNIKASI PADA ANAK AUTIS ADRIANA S. GINANJAR

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

Study Deskriptif Children Well Being Anak Penderita Leukimia All di Rumah Cinta Bandung

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana. individu tidak mampu mencapai tujuan, putus asa, gelisah,

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di

Dr. H. Lilian B Koord. Blok Kedokteran Keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan karena manusia membutuhkan satu dengan lainnya. Everet M.Rogers dan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

KOMUNIKASI KELUARGA UNTUK MENUMBUHKAN MOTIVASI SEMBUH PADA ANAK PENDERITA KANKER Misbah Hayati, Universitas Diponegoro Misbahhayati64@gmail.com Pembimbing: Agus Naryoso, S.Sos, M.Si ABSTRAK Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 (Riskesdas) menunjukkan prevalensi kanker anak umur 0-14 tahun terjadi pada sekitar 16.291 kasus. Sementara jenis kanker yang paling banyak diderita anak di Indonesia adalah leukemia dan kanker bola mata (Retinoblastoma). Pada lebih dari 50 persen kasus kanker pada anak, anak penderita kanker datang ke fasilitas kesehatan sudah dalam keadaan stadium lanjut. Minimnya pengetahuan orang tua tentang kanker, menjadi salah satu penyebab kanker tidak terdeteksi sejak dini. Padahal apabila dapat terdeteksi secara dini, kanker pada anak dapat disembuhkan dengan pengobatan dan terapi yang baik (Pusat Data dan Informasi Kesehatan, 2015). Penelitian ini membahas mengenai bagaimana komunikasi keluarga untuk menumbuhkan motivasi sembuh pada anak penderita kanker. Penemuan sebelumnya menemukan anak dengan kanker yang menjalani kemoterapi merasakan kecemasan dan kegelisahan yang cukup tinggi. Mereka cenderung mengalami depresi, penarikan diri dan stress sosial. Untuk itu perlu adanya dukungan dari orang disekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi yang memahami fenomena dari kehidupan pelakunya. Teori yang digunakan adalah Teori Verbal dan Non verbal, dan Teori Komunikasi Kesehatan. Penelitian dilakukan pada tiga orang tua yang memiliki anak kanker berumur 0-14 tahun dengan lama menderita kanker 1 tahun, ±1 tahun dan 1 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi keluarga yang dilakukan oleh orang tua yang memiliki anak dengan penyakit kanker untuk membangkitkan semangat dan menumbuhkan motivasi anak agar dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya. Orang tua memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, baik itu komunikasi verbal maupun noverbal yang sangat penting dan dibutuhkan dalam perawatan agar dapat mengurangi rasa cemas, takut dan sedih anak yang menderita kanker. Orang tua melakukan komunikasi verbal dan non verbal seperti mencium, memeluk, menggendong, bercerita, bernyanyi dan bermain bersama untuk dapat mengalihkan perhatian anak yang menderita kanker dari rasa sakit dan membuatnya lebih bersemangat. Komunikasi dengan keluarga dan komunikasi dengan lingkungan sekitar termasuk dokter dapat memberikan referensi pada orang tua untuk mengetahui cara perawatan anak yang menderita kanker dengan baik. Melalui komunikasi yang dilakukan oleh orang tua bisa membangkitkan semangat dan motivasi anak untuk dapat sembuh dari penyakit kanker yang dia derita. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan nasehat,

mengucapkan kata-kata yang baik dengan lembut dan memberikan kata-kata yang bernada semangat pada anak. Keywords : Komunikasi Keluarga, Kanker, Motivasi Sembuh I. Pendahuluan Komunikasi merupakan hal yang esensi bagi kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan juga menentukan kadar hubungan interpersonal. Begitu pula dengan komunikasi yang berlangsung orang tua dengan anak penderita kanker sebagai anak yang memerlukan perhatian dan penanganan khusus. Komunikasi yang berlangsung ini, merupakan terapi bagi perkembangan kehidupannya untuk menjadi lebih baik, dan hidup sehat sebagaimana anak lainnya. Berdasarkan data dari Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, menunjukkan prevalensi kanker anak umur 0-14 tahun sebesar 16.291 kasus, dengan jenis kanker yang paling banyak diderita anak di Indonesia adalah Leukemia (Kanker Darah) dan Retinoblastoma (Kanker Bola Mata). Tingginya kasus penderita kanker pada anak terjadi karena masih belum diketahuinya penyebab kanker pada anak. Menurut data yang ada, dari seluruh kasus kanker, 2% sampai 4% keseluruhan penyakit kanker di Indonesia menyerang anak-anak. Bahkan, kanker menyumbang sekitar 10% kematian pada anak-anak. Menurut data yang ada, di Indonesia setiap tahun ditemukan 4.100 pasien baru kanker anak (http://www.pdpersi.co.id). Dalam masa penyembuhan anak penderita kanker akan menjalankan berbagai macam terapi. Dalam masa terapi berlangsung dampak yang ditimbulkan akan beragam, selain perubahan pada fisik, baik permanen maupun sementara, penderita kanker juga mengalami penderitaan psikologis dan sosial dengan tingkat yang bervariasi. Pada anak penderita kanker hal ini akan berkelanjutan sampai pada tingkat kecemasan dan ketakutan yang mendalam. Keadaan ini dapat berkaitan dengan beberapa hal, seperti ada tidaknya rasa nyeri atau stadium penyakit, faktor sosial dan emosional serta faktor psikologis penderita. Banyak proses penyembuhan pada anak penderita kanker lama karena kurangnya komunikasi yang dilakukan antara orang tua dengan anaknya. Komunikasi yang dilakukan dengan anak yang menderita kanker bertujuan agar anak mendapatkan kekuatan dan merasa didukung oleh keluarganya untuk segera mencapai kesembuhannya. Komunikasi orang tua terhadap anaknya ini dilakukan secara verbal maupun non verbal, hal ini seperti memberikan belaian, senyuman, selalu menghibur anaknya dan selalu mengungkapkan rasa sayang

pada anaknya. Perlakuan positif ini akan membantu anak dalam menjalani pengobatannya dan akan membantu dalam mempercepat kesembuhannya. Hasil penelitian Janet M. de Groot menunjukkan bahwa kanker berpengaruh terhadap kondisi psikologis pasien yang mengalami kondisi tertekan atau distress. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi psikologis pasien-pasien kanker dengan kondisi distress yang senantiasa memperoleh dukungan sosial ternyata berhubungan positif terhadap berkurangnya depresi (de Groot, 2002). Banyaknya terdapat anak yang memiliki penyakit serius, dalam penelitian ini adalah penyakit kanker, dimana orang tua yang memiliki anak ini memiliki perasaan yang sangat sedih, dan seringkali dilanda stress. Namun dalam situasi ini, tidak hanya orang tua yang mengalami masa-masa sulit, akan tetapi anak juga mengalami masa sulit karena harus berjuang untuk melawan penyakit yang sewaktu-waktu bisa merenggut nyawanya. Peneliti merasa penting melakukan penelitian ini karena melihat anak penderita kanker harus berjuang keras untuk bertahan hidup, bagaimana cara menumbuhkan motivasi sembuh pada pasien penderita kanker. II. Perumusan Masalah Orang tua memegang peranan penting dalam penanganan anak penderita kanker. Kebanyakan orang tua akan fokus dengan tindakan medis yaitu dengan pemberian obat-obatan dari dokter dengan harapan agar anakanya cepat sembuh dari penyakitnya. Namun terkadang orang tua tidak menyadari bahwa tindakan medis saja tidak cukup untuk membuat anaknya segera sembuh dari penyakit. Komunikasi antara orang tua dan anak yang sakit juga penting. Hal ini seperti memberikan dukungan, menenangkan anak yang sakit, menghibur, memberikan kasih sayang yang lebih secara verbal maupun nonverbal akan membantu kesembuhan anak yang sakit. Namun sayangnya, tidak semua orang tua yang memiliki keterampilan seperti itu. Kebanyakan orang tua akan pasrah dengan pengobatan yang dilakukan pada anak, sehingga komunikasi secara verbal maupun nonverbal menjadi tidak optimal selama proses perawatan. Dengan demikian, sangat penting untuk mengetahui cara menumbuhkan motivasi sembuh pada pasien kanker anak. Berdasarkan permasalahan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan di teliti adalah Bagaimana komunikasi keluarga untuk menumbuhkan motivasi sembuh pada anak penderita kanker? III. Tujuan Penelitian Mendeskripsikan komunikasi keluarga antara orang tua dengan anak dalam menumbuhkan motivasi anak untuk sembuh dari penyakit kanker.

IV. Kerangka Penelitian Teoritis Verbal and Non Verbal Theory Menurut Larry A. Samovar dan Ruchard E. Porter (1991: 179), komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam komunikasi yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang keluar pada diri seseorang tanpa ada suara (komunikasi verbal) yang mempunyai arti atau maksud tersendiri. Dan biasanya komunikasi non verbal selalu diiringi oleh komunikasi verbal untuk memberikan dukungan atau penguat pada saat berkomunikasi. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan smbol-simbol verbal, baik secara lisan ataupun tetrtulis. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol menggunakan satau kata atau lebih (Mulyana, 2012: 260). Hampir semua rangsangan bicar yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar berhubungan dengan orang lain secara verbal. Komunikasi verbal terkait dengan pemakaian simbol-simbol bahasa yaitu berupa rangkaian kata yang mengandung makna tertentu. Health Communication Theory Keluarga berperan penting dalam menentukan cara atau asuhan keperawatan yang diperlukan oleh pasien di rumah sehingga akan menurunkan angka kekambuhan Nurdiana dkk (2007: 2). Keluarga seharusnya menjadi faktor pendukung paling utama dalam keberhasilan memotivasi pasien di rumah, tetapi dalam hal ini banyak keluarga yang memiliki hambatan-hambatan tertentu, seperti hambatan psikologis, dimana keluarga merasa lelah dan menyerah dalam menghadapi pasien kanker terutama dalam hal pengobatan, ini terjadi pada keluarga pasien dalam jangka waktu yang lama (Prosiding Unpad, 2015: 58). Komunikasi kesehatan antar pribadi banyak dibahas oleh pakar komunikasi di Indonesia. Komunikasi kesehatan antar pribadi cenderung berkaitan dengan proses kuratif, atau proses penyembuhan. Komunikasi ini terjadi misalnya antara dokter dengan pasien, perawat dengan pasien. Sifat komunikasi antar pribadi berpotensi lebih besar dalam proses perubahan sikap dibanding bentuk komunikasi yang lain, dan mendukung kecenderungan untuk digunakan sebagai proses terapeutik. (Wahyudin, 2014 : 91). V. Metoda Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah interpretif. Subjek penelitian adalah tiga orang tua yang memiliki anak

penderita kanker, dengan rentang usia anak 0-14 tahun. Anak yang menderita kanker memiliki masa sakit yang berbeda-beda. Analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitiatif ini adalah teknik data analisis fenomenologi dari Stevick (1971), Colaizzi (1973), dan Keen (1975) (dalam Moustakas, 1994: 121-122) menjabarkan langkah-langkah dalam analisis fenomenologi sebagai berikut: 1. Semua rekaman dibuat transkrip verbatim pengalaman informan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mempertimbangkan setiap pernyataan sehubungan dengan signifikansi untuk deskripsi dari pengalaman. b. Daftar masing-masing yang tidak berulang (nonrepetitive), pernyataan nonoverlapping. Ini adalah invarian atau unit dari pengalaman tersebut. c. Menghubungkan dan mengkelompokkan makna invarian dalam tema. d. Mensintesis unit makna dan tema invarian dalam deskripsi tekstural dari pengalaman. e. Merefleksikan deskripsi tekstural. Melalui variasi imajinatif, membangun gambaran tentang struktural dari pengalaman informan. f. Membangun deskripsi tekstural-struktural dan esensi dari pengalaman informan. 2. Dari transkrip verbatim dari pengalaman masing-masing informan, lakukan langkah-langkah di atas, yaitu membangun deskripsi tektural-struktural dan esensi dari pengalaman informan. 3. Dari deskripsi tekstural-struktural individu dari semua pengalaman informan, membangun deskripsi tekstural-struktural gabungan makna dan esensi dari pengalaman, mengintegrasikan semua deskripsi teksturalstruktural individu menjadi gambaran universal pengalaman yang mewakili kelompok secara keseluruhan. VI. Pembahasan Penelitian ini menemukan bahwa komunikasi keluarga memiliki peranan penting untuk menumbuhkan motivasi sembuh pada anak penderita kanker. Komunikasi keluarga ini dilakukan secara verbal maupun non verbal. Selain perawatan medis yang dilakukan di rumah sakit, penting bagi orang tua untuk melakukan komunikasi non medis atau komunikasi keluarga yang dilakukan oleh orang tua pada anak. Orang tua dalam penelitian mendeskripsikan bahwa komunikasi keluarga secara verbal dan non verbal penting sebagai perawatan tambahan untuk mempercepat kesembuhan dan memotivasi anak. Komunikasi secara verbal

sendiri dilakukan dengan mengucapkan kata-kata yang baik, baik itu berupa pujian ataupun compliment pada anak. Berkata dengan lembut saat memberikan nasehat mengenai pantangan makan, larangan bermain terlalu lama dan membujuk anak saat minum obat, serta mengajak anak bercerita, bermain dan bernyanyi akan membuat anak merasa senang, tenang dan melupakan penyakitnya untuk sejenak. Selain itu orang tua juga selalu menngatakan hal-hal baik yang dapat memberikan motivasi pada anak sehingga anak menjadi kuat dan semangat dalam melakukan pengobatan kemoterapi. Hal ini tentu saja memiliki dampak pada kesehatannya, dengan merasakan kesenangan, kenyamanan dan kehangatan, anak tidak lagi memikirkan sakit yang dia derita, tidak merasa sedih ataupun stress. Kondisi seperti ini baik untuk menunjang perawatan anak menuju kesembuhannya. Komunikasi keluarga secara non verbal juga dilakukan oleh orang tua dengan melakukan sentuhan pada sang anak seperti, memeluk, mencium, menggendong dan mengusap kepala sang anak. komunikasi keluarga dilakukan secara verbal dan non verbal. Secara verbal yaitu dengan mengucapkan katakata yang baik dan bersifat positif pada anak. Berkata dengan lembut saat memberikan nasehat mengenai pantangan makan, larangan bermain terlalu lama dan membujuk anak saat minum obat, serta mengajak anak bercerita, bermain dan bernyanyi akan membuat anak merasa senang, tenang dan melupakan penyakitnya untuk sejenak. Selain itu orang tua juga selalu menngatakan hal-hal baik yang dapat memberikan motivasi pada anak sehingga anak menjadi kuat dan semangat dalam melakukan pengobatan kemoterapi. selain secara verbal, orang tua juga melakukan komunikasi keluarga secara non verbal yaitu melalui sentuhan seperti mencium, menggendong, memeluk serta berusaha untuk selalu tersenyum didepan sang anak. Denagn banyak melakukan aktivitas sentuhan, akan membuat anak merasa lebih nyaman dan tenang selama melakukan proses perawatan dan pengobatan. Hal ini juga akan membuat anak lebih kuat dan semangat dalam menghadapi penyakit yang dia derita. Jika selama masa pengobatan dan perawatan, anak merasa tidak nyaman, cemas dan tidak tenang, hal ini akan menyulitkan dalam proses penyembuhannya. Maka dari itu penting melakukan komunikasi keluarga pada anak untuk dapat meningkatkan motivasi dan semangat anak untuk sembuh dari penyakitnya. Dokter juga menyarankan mengenai pemberian obat secara teratur, pola makan yang sehat, aktivitas fisik yang dibatasi, dan selalu berusaha memberikan kesenangan pada anak hingga anak merasa diperhatikan agar anak semangat dalam menjalankan perawatan atupun pengobatan dirumah sakit. Hal ini menjadi rutinitas orang tua setiap harinya dengan maksud menunjukkan kasih sayang dan secara tidak langsung mengatakan bahwa orang tua selalu mendukung dan akan selalu ada bersama sang anak dimanapun dan kapanpun

anaknya membutuhkan. Selain itu, sentuhan ini juga bertujuan untuk membuat anak senang, tenang dan merasa nyaman dan kuat dalam menghadapi penyakit yang dideritanya. Menemani anak melakukan kegiatan yang dia sukai seperti menggambar juga dilakukan oleh orang tua untuk mengalihkan perhatian anak dari melakukan hal-hal yang dilarang seperti melakukan aktivitas fisik yang nantinya membuat tubuh anak merasa lelah. Dalam penelitian ini, orang tua seringkali menggunakan teknik imbalan untuk membujuk anak. Dengan menjanjikan imbalan pada anak, orang tua dapat dengan mudah membujuk anak melakukan seseuatu. Teknik membujuk ini juga sangat efektif dilakukan untuk megurangi ketakutan dan kecemasan anak dalam melakukan pengobatan kemoterapi. Orang tua biasanya menjanjikan anak akan dibelikan es krim, mainan, dibelikan sepatu atupun mengajak anak jalan-jalan jika anak mau tenang dan sabar dalam melakukan pengobatan. Hal ini dilakukan karena biasanya anak akan merasa cemas saat akan menjalani kemoterapi, maka selain menenangkan anak dengan sentuhan, orang tua akan menggunakan teknik imbalan ini untuk dapat mengurangi rasa cemas anak. Orang tua juga akan menjanjikan sesuatu jika anak selalu menurut dan melakukan pengobatan dengan baik, maksudnya agar anak selalu sabar dan semangat dalam menjalani pengobatan hingga akhir, orang tua akan membuat anak semangat dan termotivasi. Misalnya saja orang tua mengatakan bahwa nantinya jika nantinya anak sudah sembuh, mereka akan membelikan apapun yang anak inginkan, juga akan mengajak kemanapun sang anak ingin. Dengan begitu anak menjadi semangat dan termotivasi untuk dapat segera sembuh. VII. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode wawancara indepth interview mengenai komunikasi keluarga untuk menumbuhkan motivasi sembuh pada anak penderita kanker, dapat disimpulkan bahwa komunikasi keluarga yaitu antara orang tua dan anak sangat berperan dalam memberikan motivasi untuk sembuh pada anak penderita kanker.berikut kesimpulan dari uraian hasil penelitian. 1. Orang tua yang memiliki anak yang menderita kanker harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik yang baik dengan anaknya yang sakit. Komunikasi verbal dan noverbal sangat penting dan dibutuhkan dalam perawatan anak yang menderita kanker. Pesan verbal dan nonverbal yang dilakukan oleh sebagian besar informan diantaranya yaitu memeluk, menggendong, mencium, membelai, mengeluarkan kata-kata yang baik, menyanyikan lagu, bercerita, mengajak bermain mainan kesenangan anak, bershalawat, berbicara yang lembut tidak berbicara dengan nada yang tinggi. Ini semua dilakukan oleh orang tua yang memiliki anak yang

menderita kanker untuk memberikan kebahagiaan, kenyamanan, kasih sayang agar sang anak merasa senang, tenang, tidak merasakan sakit dalam dirinya. Ini merupakan salah satu treatment non medis yang dilakukan orang tua untuk menyembuhkan anak yang menderita kanker. 2. Orang tua menghilangkan kecemasan dan ketakutan anak dengan melakukan pelukan, ciuman, memberikan candaan dan membiarkan anak bermain dengan mainan dia sukai. 3. Komunikasi keluarga menjadi hal yang terpenting dalam pengasuhan anak yang menderita kanker, orang tua mendiskusikan pengobatan yang terbaik, serta perkembangan kesehatan sang anak, dan perawatan terbaik untuk sang anak. Dukungan dari keluarga juga mempengaruhi orang tua dalam mengasuh anak yang menderita kanker dengan memberikan semangat, motivasi agar orang tua tidak menyerah dan terus merasa sedih ketika mengasuh sang anak sampai sembuh. 4. Orang tua yang memiliki anak yang menderita kanker sangat penting untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar terutama dengan sesama orang tua yang memiliki anak dengan penyakit serupa, agar mendapatkan informasi mengenai penyembuhan anak, pengobatan terbaik, dan mengenai hal-hal ayang boleh atau tidak boleh dilakukan orang tua ketika mengasuh anaknya yang menderita kanker. 5. Orang tua harus mampu mewujudkan penerimaan diri ketika memiliki anak yang menderita sakit, dimana orang tua harus memiliki pemahaman, pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memiliki harapan yang positif, memiliki kepercayaan diri yang baik tidak menyerah dalam merawat anaknya yang sakit, memberikan kasih sayang dan mengasuh anaknya dengan baik dan benar. 6. Orang tua berkomunikasi dengan dokter mengenai perawatan terbaik yang harus dilakukan pada anak, mulai dari pola makan, waktu minum obat, menjaga anak agar tidak kelelahan, stress ataupun sedih. Hal ini penting karena akan menjaga kondisi anak yang menderita kanker agar tetap stabil.

DAFTAR PUSTAKA Referensi Buku Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: Rosdakarya. Moustakas, Clark. (1994). Phenomenological Research Methods.California : SAGE Publication. Larry A. Samovar dan Richard E. Porter. (1991). Communication Between Culture. California: Wadsworth Referensi Jurnal Prosiding Simposium Komunikasi Kesehatan. (2015). Fakultas Ilmu Komunikasi. Universitas Padjadjaran. Referensi Internet Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2015. Situasi Penyakit Kanker. http://www.pdpersi.co.id diakses tanggal 22 Februari 2017 pukul 20.00 WIB InfoDATIN. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Indonesia. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin -kanker.pdf diakses tanggal 20 Februari 2017 pukul 10.10 WIB