BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 ( DUA BELAS ) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam

BAB II LANDASAN TEORI

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

TERM OF REFERENCE NAMA KEGIATAN : STUDI KEBIJAKAN DAN PENGUATAN KOLABORASI INTERNASIONAL

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan, yang jelas disadari bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Umum Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memberi kesempatan yang sama bagi setiap warga Negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

PENDIDIKAN MENGHADAPI MEA. Oleh: Duski Samad. Dewan Pendidikan Sumatera Barat

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diamanatkan dalam Undang undang Dasar Negara Republik

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya. meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya.

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYYAH AWALIYYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. seperti model pembelajaran, hasil-hasil penelitian, produk-produk lulusan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan zaman, semakin maju pula peradaban dunia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat(3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan. Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Anonim, 2003:7) Visi pendidikan nasional yang bermaksud mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah telah dijabarkan dalam lima misi pendidikan nasional yang sangat operasional, yaitu: 1) Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; 2) Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; 3) Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; 4) Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan 5) Memberdayakan 1

peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Anonim,.2003:53). Berdasarkan misi pendidikan nasional ke empat, dan ke lima di atas, maka bentuk implementasi pendidikan yang diharapkan dapat mengarah pada upaya berdaya saing global di Indonesia tercermin pada pengembangan Sekolah atau Madrasah bertaraf Internasional. Di pasal 50 ayat 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional serta Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam Pasal 61 Ayat (1) menyatakan bahwa: Pemerintah bersamasama pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang ditujukan untuk daya saing global diwujudkan dengan dikembangkannya Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dengan keunggulan pendidikan yang menghasilkan siswa terampil dalam menguasai bidang teknologi dan Bahasa Inggris. Bentuk sekolah yang mengusung label internasional tersebut di Indonesia muncul dengan berbagai nama yang memiliki makna berhimpitan, sebagaimana dinyatakan oleh Susanto (2009) antara lain: sekolah percontohan, sekolah percobaan, sekolah unggulan, sekolah akselerasi, sekolah model dan sejenisnya. 2

Secara umum tujuan Sekolah Bertaraf Internasional adalah menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dan mengembangkan peserta didik atau lulusannya memiliki kemampuan setara dengan peserta didik atau lulusan satuan pendidikan internasional, serta pendidikannya bercirikan pendidikan Indonesia. Model sekolah bertaraf internasional yang secara intitusional di Indonesia telah melembaga telah dituangkan dalam naskah akademik pelaksanaan proses pembelajarannya antara lain: 1) berpusat pada siswa (student-centered); 2) menggunakan sarana teknologi informasi dan komunikasi (ICT); 3) buku yang digunakan berbahasa Inggris dan Indonesia; dan 4) bahasa pengantar yang digunakan dalam pembelajaran tidak seratus persen bahasa asing (Inggris). Bahasa pengantar Inggris digunakan pada mata pelajaran IPA, Matematika, dan bahasa Inggris, sedangkan bahasa Indonesia digunakan untuk pelajaran lainnya terutama untuk pengertian konsep dasar (Balitbang-Depdiknas, 2006). Sehubungan dengan upaya meningkatkan daya saing global di bidang pendidikan di atas, maka mulai tahun ajaran 2007/2008 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP Negeri) 8 Malang telah menetapkan kebijakan untuk menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional dengan membuka Bilingual Class (Program Kelas Bilingual) berbasis ICT sebagaimana tertuang dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) SMP Negeri 8 Malang Tahun 2007 sebagai wujud pelaksanaan tujuan situasional Rencana Operasional SMP Negeri 8 Malang tahun 2007-2008 yang di dalamnya juga tertuang tujuan membuat silabus berbahasa Inggris untuk mata pelajaran bahasa Inggris, Matematika dan Komputer. Inilah dasar kebijakan dilaksanakannya program Bilingual Class berbasis ICT di SMP Negeri 8 Malang. 3

Kebijakan sekolah untuk menetapkan bahwa SMP Negeri 8 membuka program Bilingual Class (kelas bilingual) berbasis ICT diikuti dengan penyiapan sumber daya manusia (guru) dan penyiapan sarana prasarana. Dengan jumlah guru di SMP Negeri 8 sebanyak 52 orang dengan spesifikasi jenjang pendidikan D-3 kependidikan (1 orang), S-1 kependidikan (41 orang), S-2 kependidikan (9 orang) dan S-2 non kependidikan (1 orang), maka SMP Negeri 8 Malang memiliki kesiapan SDM guru yang layak mengajar di program Bilingual Class (kelas Bilingual) serta penyediaan sarana prasarana yang mendukung proses belajar mengajar antara lain adanya penyediaan kelas belajar, laboratorium bahasa, laboratorium IPA, laboratorium komputer, perpustakaan yang dapat diatur untuk digunakan bersama (kelas reguler dan kelas Bilingual). Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti terhadap penyelenggaraan program Bilingual Class berbasis ICT di SMP Negeri 8 Malang melalui penelusuran dokumentasi diketahui, bahwa penyelenggaraan program Bilingual Class berbasis ICT di SMP Negeri 8 belum pernah dikaji dan diteliti. Dan berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan siswa yang diambil secara acak diperoleh informasi, bahwa guru pengajar Matematika dan IPA pada program Bilingual Class berbasis ICT di SMP Negeri 8 Malang belum sepenuhnya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar serta belum maksimal dalam memanfaatkan fasilitas ICT yang tersedia di kelas di dalam proses belajar mengajar (PBM), bahkan ada guru mata pelajaran tertentu yang tidak pernah menggunakan fasilitas ICT tersebut. Lebih lanjut pengakuan siswa dimaksud dalam hal sarana dan prasarana pada program Bilingual Class berbasis ICT di SMP Negeri 8 Malang masih terdapat kekurangan, salah satu contohnya LCD di kelas terkadang tidak bisa dipakai, jaringan internet 4

kurang cepat, head set dilaboratorium bahasa sebagian tidak bisa dipakai, sehingga PMB belum terlaksana dengan maksimal. Berdasarkan temuan dan alasan-alasan di atas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dalam ruang lingkup SDM guru dan sarana prasarana pada program Bilingual Class berbasis ICT di SMP Negeri 8 Malang dengan judul Analisis Implementasi Kebijakan Program Bilingual Class Berbasis ICT di SMP Negeri 8 Malang. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana implementasi penyiapan sumber daya guru dalam pelaksanaan kebijakan program Bilingual Class berbasis ICT di SMP Negeri 8 Malang? 2. Bagaimana implementasi penyiapan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kebijakan program Bilingual Class berbasis ICT di SMP Negeri 8 Malang? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan hal umum tentang: 1. Implementasi penyiapan sumber daya guru dalam pelaksanaan kebijakan program Bilingual Class berbasis ICT di SMP Negeri 8 Malang. 2. Implementasi penyiapan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kebijakan program Bilingual Class berbasis ICT di SMP Negeri 8 Malang. 5

D. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini selesai dan tujuannya tercapai, maka diharapkan dapat memberikan manfaat (kontribusi) pemikiran yang ilmiah tentang pelaksanaan kebijakan progran Bilingual Class berbasis ICT yang baik di SMP Negeri 8 Malang, antara lain adalah: 1. Bagi SMP Negeri 8 Malang Sebagai bahan masukan (input) sekaligus bahan koreksi dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program Bilingual Class berbasis ICT di SMP Negeri 8 Malang guna peningkatan pelaksanaan program Bilingual Class berbasis ICT menuju sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) maupun Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di masa yang akan datang dalam bidang sumber daya manusia dan sarana prasarana. 2. Bagi Kepala Dinas Pendidikan. Sebagai bahan informasi dan kajian dalam merekomendasi pengajuan pelaksanaan program Bilingual Class berbasis ICT di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayah Kota Malang. 3. Bagi Guru Bilingual Class Berbasis ICT SMP Negeri 8 Malang Sebagai bahan informasi dan masukan atas keterlibatannya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di Bilingual Class berbasis ICT, sehingga diharapkan para guru akan selalu berusaha meningkatkan kemampuan profesionalismenya sebagai pendidik maupun pengajar secara berkelanjutan dan terus menerus. 4. Bagi Peneliti Menambah dan meningkatkan pengetahuan peneliti dalam meneliti masalah pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan masalah kebijakan di bidang 6

pendidikan yang ada di lingkungan Sekolah Menengah Pertama (SMP), khususnya kebijakan pelaksanaan program Bilingual Class berbasis ICT di SMP Negeri 8 Malang. 5. Bagi Peneliti Lanjutan Dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut dan mendalam terhadap berbagai aspek pelaksanaan kebijakan program Bilingual Class berbasis ICT di semua jenjang pendidikan khususnya di jenjang pendidikan menengah pertama. E. Batasan Penelitian Untuk memberikan arah dan kejelasan penelitian ini, maka peneliti menetapkan batasan-batasan penelitian sebagai berikut: Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah pelaksanaan kebijakan program Bilingual Class berbasis ICT di SMP Negeri 8 Malang, khususnya pada aspek: a. Implementasi penyiapan Sumber Daya Manusia (guru) dan tindaklanjutnya. b. Implementasi penyiapan Sarana dan Prasarana program Bilingual Class dan tindak lanjutnya F. Penegasan Istilah Agar penelitian ini dapat lebih terarah, maka perlu disampikan penegasan istilah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Kelas Bilingual Berbasis ICT Bilingual Class (Kelas Bilingual) berbasis ICT adalah program kelas kecil dengan proses pembelajaran yang disampaikan menggunakan dua bahasa yaitu 7

bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris pada mata pelajaran Matematika dan IPA dengan input siswa kelas reguler yang berminat melalui tes tulis, wawancara berbahasa Inggris dan tes kemampuan IT yang dilakukan sejak tahun ajaran baru pada siswa baru. 2. Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam penelitian ini adalah usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam menetapkan personil guru yang memenuhi kelayakan mengajar di Bilingual Class berbasis ICT. 3. Penyiapan Sarana Dan Prasarana Penyiapan sarana dan prasarana dalam penelitian ini adalah usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasaran yang memenuhi kelayakan dalam pelaksanaan program Bilingual Class berbasis ICT. 4. Implementasi Implementasi adalah pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk mencapai sasaran, garis haluan. 5. Implementasi Kebijakan Implementasi kebijakan adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, dapat pula berbentuk perintah atau keputusan-keputusan ekskutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Lazimnya keputusan tersebut mengidentifikasi masalah yang ingin diatasi, menyebutkan tujuan/sasaran yang ingin dicapai secara tegas, dan berbagai cara untuk mengatur proses implementasinya. 8