BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari proses interaksi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. itu terbentuk keterkaitan: satu (unit) pengalaman (experimental meaning dan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. bahasa itu, biasanya akan dijawab, bahasa adalah alat komunikasi. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ideasional (ideational function), fungsi interpersonal (interpersonal

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENANDA KOHESI SUBTITUSI PADA WACANA KOLOM JATI DIRI JAWA POS EDISI BULAN JANUARI 2008

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini diawali dengan latar belakang penelitian, batasan masalah, rumusan

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi yang berupa pesan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

ANALISIS GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SYAIR LAGU CIPTAAN IWAN FALS ALBUM WAKIL RAKYAT SKRIPSI

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki kedudukan sebagai penunjang aktualisasi pesan, ide, gagasan, nilai, dan tingkah laku manusia, baik dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial masyarakat sebagai salah satu sarana komunikasi. Dengan bahasa sebagai alat komunikasi, manusia dimungkinkan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Setiap anggota masyarakat dan kelompok sosial tertentu selalu terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, ada yang bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis), ada pula yang bertindak sebagai komunikan (penyimak atau pembaca). Komunikator disebut sebagai penutur, sedangkan komunikan sebagai mitra tutur. Interaksi antar keduanya inilah yang nanti dapat menghasilkan sebuah pesan (message). Makin luas dan tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang akan berbanding lurus dengan kecakapan dalam berkomunikasi. Salah satu indikator kecakapan tersebut dapat dilihat dalam satuan bahasa yang lengkap dan utuh, yakni wacana. Karena itu, wacana dianggap sebagai aspek kebahasaan yang memiliki peran vital. Saat ini dimensi wacana menjadi perhatian serius dalam kajian linguistik modern. Wacana merupakan aspek bahasa di atas kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Menurut Darma (2009: 2), wacana merupakan rekaman kebahasaan 1

2 yang utuh dan lengkap mengenai suatu peristiwa komunikasi. Pendapat ini diperkuat Djajasudarma (2012: 2) yang menyatakan bahwa wacana adalah unsur gramatikal tertinggi yang direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh dengan amanat lengkap dan dengan koherensi serta kohesi tinggi. Ditinjau dari sarananya, wacana dibedakan atas dua kategori, yakni wacana lisan dan wacana tulis. Dalam wacana lisan, penyapa adalah pembicara dan pesapa adalah pendengar. Sementara itu, dalam wacana tulis, penyapa adalah penulis dan pesapa adalah pembaca. Pendengar atau pembaca berhak menafsirkan wacana sesuai dengan pilihan kata, frasa, klausa, dan kalimat yang digunakan. Bentuk-bentuk wacana lisan dibagi menjadi dua macam, yakni wacana lisan transaksional dan wacana lisan interaksional. Wacana lisan transaksional dapat berbentuk pidato, ceramah, tuturan deklamasi, dakwah, dan sebagainya. Wacana lisan interaksional dapat berupa percakapan, debat, tanya jawab, dan sebagainya. Sementara itu, wacana tulis juga dibedakan atas wacana tulis transaksional sebagaimana yang terdapat dalam iklan, surat, cerita, esai, maupun makalah serta wacana tulis interaksional seperti halnya surat-menyurat antara dua orang (Djajasudarma, 2012: 12). Sebagaimana dimensi linguistik yang lain, wacana memiliki ciri dan sifat tertentu. Darma (2009: 3) mengklasifikasikan ciri dan sifat wacana menjadi lima kategori, yakni (1) berupa rangkaian ujar secara lisan atau tulisan; (2) ungkapan suatu hal (subjek); (3) suatu sajian yang teratur, sistematis, koheren, dan lengkap dengan semua situasi pendukung; (4) memiliki satu kesatuan misi dalam rangakaian itu; dan (5) dibentuk oleh unsur segmental dan nonsegmental.

3 Dalam konteks komunikasi tulis, Halliday dan Hasan (1994: 34-35) mengemukakan tiga metafungsi bahasa. Tiga metafungsi yang dimaksud adalah fungsi ideasional (ideational function), fungsi interpersonal (interpersonal function), serta fungsi tekstual (textual function). Tiga metafungsi tersebut sangat penting dalam kaitannya dengan analisis wacana dan penggunaan bahasa dalam sosial masyarakat. Salah satu gambaran wacana tulis dapat dilihat dalam media massa. Wacana yang baik dalam sebuah media massa, antara lain, dapat diwujudkan dengan memperhatikan hubungan antarkalimat. Hal tersebut harus selalu diperhatikan untuk memelihara keterkaitan dan keruntutan antarkalimat. Sejalan dengan pandangan bahwa bahasa itu terdiri atas bentuk (form) dan makna (meaning). Hubungan dalam sebuah wacana bisa dibedakan atas dua jenis, yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi dan hubungan makna atau hubungan semantis yang disebut koherensi. Wacana tulis menarik untuk diteliti dari segi kebahasaan karena medianya lebih banyak daripada wacana lisan. Buku, novel, surat kabar, majalah, dan sebagainya adalah beberapa contoh media tulis. Di samping itu, wacana tulis memang lebih cocok dijadikan bahan penelitian dari unsur kohesi gramatikal dan leksikal sebagaimana yang peneliti paparkan dalam penelitian ini. Sebab, unsur-unsur dalam kohesi terlihat jelas dan dapat diidentifikasi dengan mudah dalam wacana tulis sehingga hasil penelitian bisa lebih valid. Media massa merupakan salah satu bentuk wacana tulis. Pada era globalisasi seperti sekarang, peran media sangat vital dalam menunjang aktualisasi pesan, ide, gagasan, nilai, maupun tingkah laku manusia sebagai

4 salah satu bentuk komunikasi. Kebebasan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasas prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum. Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tidak bersalah (Undangundang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999). Dampak dari kebebasan pers sebagaimana disebutkan di atas, media massa menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan di dalam kehidupan masyarakat. Media massa, dalam hal ini disebut dengan surat kabar alias koran, menjadi bagian yang penting dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat. Gaya penulisan di media massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Gaya bahasa di surat kabar sangat dipengaruhi oleh penulis, baik penulis berita dalam struktur keredaksian maupun penulis lepas (freelance). Salah satu rubrik surat kabar yang dipengaruhi oleh gaya kepenulisan pengarang adalah Opini. Surat Kabar (Harian) Pagi Kompas pun memiliki rubrik Opini yang terbit hampir setiap edisi. Rubrik tersebut biasanya digunakan masyarakat atau biasanya penulis lepas untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai berbagai macam kabar yang diolah dengan sudut pandang dan bahasa tersendiri. Sifat opini adalah memberikan sebuah analisis terhadap kondisi kekinian masyarakat yang biasanya diwujudkan dalam sebuah pandangan atau kritik. Rubrik Opini dalam Surat Kabar Kompas memiliki wacana yang menarik. Itu terjadi karena para penulis umumnya berasal dari

5 kalangan dosen, peneliti, praktisi, dan berbagai profesi ternama lain. Dengan demikian, tidak heran jika wacana atau opini dalam surat kabar Kompas memiliki tema yang menarik. Tidak dimungkiri, Kompas merupakan salah satu surat kabar terbaik di Indonesia yang sangat perhatian dalam penggunaan bahasanya. Tidak heran surat kabar ini begitu digemari oleh banyak pembaca di seluruh Nusantara. Para penulis di rubrik Opini Kompas juga berasal dari kalangan orang yang bukan sembarangan. Biasanya, para penulis adalah orang-orang penting yang penting atau orang-orang dikenal yang sudah memiliki nama di kalangan pencinta berita. Tulisan yang dibuat juga heterogen dari berbagai bidang, mulai politik, ekonomi, sosial, dan asih banyak yang lain. Karena penulis adalah orang-orang penting, tidak heran kalau opini yang disampaikan ditulis dengan bahasa yang menarik. Selain itu, tentu tulisan sangat kaya akan bahasa dengan gaya yang khas dari penulis. Tentu saja, tulisan yang bagus sangat mudah dan menarik diteliti dari aspek kohesi, yaitu kepaduan antarkata, kalimat, dan paragraf. Kohesi pada rubrik Opini Kompas tampaknya patut diteliti. Sebab, di rubrik Opini banyak ditemukan variasi penggunaan penanda kohesi yang berfungsi sebagai alat penghubung antarkalimat yang satu dengan yang lain sehingga membentuk keterkaitan makna. Itulah yang bisa memudahkan pembaca memaknai sebuah tulisan. Dengan demikian, pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima masyarakat pembaca secara utuh sesuai dengan keinginan penulis. Kohesi merupakan hubungan perkaitan antarproposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-

6 kalimat yang membentuk wacana. (Alwi dkk, 2003: 427). Sementara itu, Mulyana (2005: 26) menjelaskan bahwa kohesi dalam wacana diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara struktural membentuk ikatan sintaksis. Wacana yang baik dan utuh mensyaratkan kalimat-kalimat yang kohesif. Bentuk gramatikal berkaitan dengan tata bahasa yang meliputi referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Sementara itu, unsur kohesi leksikal terdiri atas sinonim (persamaan), antonim (lawan kata), hiponim (hubungan bagian atau isi), repetisi (pengulangan), serta kolokasi (kata sanding) Kohesi gramatikal dan leksikal sangat berkaitan dengan bahasa di media, tidak terkecuali Kompas. Sebagai koran terbaik perihal kebahasaan, tentu Kompas senantiasa memperhatikan kohesivitas sebuah berita. Sebab, kohesi memiliki fungsi untuk mengaitkan antara kalimat satu dan kalimat lainnya. Sebagai contoh, dalam kohesi gramatikal terdapat unsur konjungsi yang sangat penting untuk menyambungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya. Selain itu, di kohesi leksikal ada repetisi. Repetisi ini begitu vital perannya untuk menegaskan sebuah wacana, baik berita maupun opini. Beberapa penelitian terkait dengan analisis kohesi gramatikal dan leksikal pernah dilakukan peneliti sebelumnya. Kusairi (2011) melakukan penelitian di bidang sastra dengan judul Analisis Gramatikal dan Leksikal Syair Lagu Ciptaan Iwan Fals Album Wakil Rakyat. Berdasar analisis data, diperoleh hasil penelitian bahwa pemakaian piranti kohesi gramatikal dan leksikal direfleksikan melalui syair lagu dengan judul Emak, Diet, Libur Kecil Kaum Kusam, PHK, Mata Indah Bola Pimpong, Surat Buat Wakil Rakyat, Di

7 mana, Guru Zirah, Potret Panen+mimpi Werreng, Teman kawanku Punya Teman. Sementara itu, penelitian tentang keutuhan wacana pada media massa pernah dilakukan Juliana M.T. Silaen dengan skripsi berjudul Analisis Substitusi dalam Wacana Narasi pada Harian Kompas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis substitusi dalam wacana narasi ekspositoris pada harian Kompas ada tiga macam, yaitu substitusi nominal, substitusi verbal, dan substitusi klausal. Jenis substitusi yang paling menonjol adalah substitusi nominal karena dalam semua (15) wacana ditemukan penggunaan jenis substitusi ini. Penggunaan substitusi verbal hanya ditemukan dalam dua wacana dan substitusi klausal ditemukan dalam delapan wacana (Silaen, 2011). Berdasar beberapa pandangan latar belakang di atas serta penelitianpenelitian sebelumnya, peneliti membuat penelitian lain yang sejenis dengan judul Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Wacana Tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas Edisi September 2013. Persamaan dengan penelitian pertama, peneliti sama-sama menggunakan aspek gramatikal dan leksikal. Perbedaannya, penelitian milik Kusairi (2011) difokuskan pada bidang sastra berupa lagu sebagai objek penelitian, sedangkan penelitian kali menggunakan bidang bahasa dengan opini surat kabar sebagai bahan penelitian. Surat kabar Kompas juga pernah diteliti sebelumnya oleh Silaen pada 2011. Perbedaannya, penelitian Silaen menggunakan wacana narasi, sedangkan peneliti memakai peranti kohesi.

8 Selanjutnya, wacana yang dijadikan objek penelitian adalah opini penulis yang terdiri atas bidang politik, sosial, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Penelitian wacana tersebut menggunakan tinjauan kohesi gramatikal dan leksikal. 1.2 Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan pada analisis kohesi gramatikal dan leksikal dalam Rubrik Opini Surat Kabar Kompas edisi September 2013. Setelah dipilih dan diklasifikasikan, jumlah data yang dijadikan penelitian ada 15 opini. Opini tersebut diambil dari beberapa bidang, antara lain, politik, sosial, ekonomi, dan pendidikan. Kohesi gramatikal merupakan kepaduan bentuk dalam satuan atau tatanan bahasa yang secara struktural membentuk ikatan sintaktial. Penanda yang digunakan dalam kohesi gramatikal adalah referensi (reference), substitusi (substitution), elipsis (ellipsis), dan konjungsi (conjunction). Sementara itu, kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah hubungan leksikal antara bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif. Unsur kohesi leksikal terdiri atas sinonim (persamaan), antonim (lawan kata), hiponim (hubungan bagian atau isi), repetisi (pengulangan), serta kolokasi (kata sanding). Tujuan penggunaan aspek-aspek leksikal itu, antara lain, mendapatkan efek intensitas makna bahasa, kejelasan informasi, dan keindahan bahasa lain.

9 1.3 Rumusan Masalah Berdasar latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana kohesi gramatikal antarkalimat dalam wacana tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas edisi September 2013? 2) Bagaimana kohesi leksikal antarkalimat dalam wacana tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas edisi September 2013? 1.4 Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan kohesi gramatikal antarkalimat dalam wacana tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas edisi September 2013. 2) Mendeskripsikan kohesi leksikal antarkalimat dalam wacana tulis Rubrik Opini Surat Kabar Kompas edisi September 2013. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan upaya untuk menjelaskan kegunaan penelitian itu sendiri. Secara lebih terperinci, manfaat penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut. 1) Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan pengetahuan tentang keruntutan dan keserasian wacana bebentuk opini melalui kohesi gramatikal dan leksikal.

10 2) Bagi Pembina Mata Pelajaran Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan khasanah keilmuan dalam pengajaran bahasa Indonesia, khususnya pada materi kohesi gramatikal dan leksikal. 3) Bagi Penulis Media Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi para penulis teks berita di media massa bahwa sebuah wacana dalam hal ini adalah opini yang bagus harus mampu memadukan kohesi gramatikal dan leksikal secara baik sehingga pembaca menangkap makna yang sesuai dengan keinginan penulis. 4) Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi peneliti selanjutnya yang berkepentingan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis ataupun aspek lain yang masih belum terbahas dalam penelitian ini. 1.6 Definisi Istilah Untuk menghindari kesalah pahaman pengertian terhadap istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini. Maka, perlu adanya penegasan istilah. Istilahistilah tersebut antara lain sebagai berikut. 1) Wacana Wacana merupakan unsur gramatikal tertinggi yang direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh dengan amanat lengkap serta dengan unsur koherensi dan kohesi yang tinggi (Djajasudarma, 2012: 2).

11 2) Kohesi Gramatikal Kohesi gramatikal merupakan kepaduan bentuk dalam satuan atau tatanan bahasa yang secara struktural membentuk ikatan sintaksis (Mulyana, 2005: 26). Perangkat kohesi gramatikal terdiri atas referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. 3) Kohesi Leksikal Kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah hubungan leksikal antara bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif. Unsur kohesi leksikal terdiri atas sinonim (persamaan), antonim (lawan kata), hiponim (hubungan bagian atau isi), repetisi (pengulangan), dan kolokasi (kata sanding) (Mulyana, 2005: 27). 4) Opini Opini merupakan tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai, dan diharapkan seseorang dari objek-objek dan situasi tertentu. Tindakan itu bisa berupa pemberian suara, pernyataan verbal, dokumen tertulis, atau bahkan diam. Sementara itu, opini publik adalah kumpulan pendapat orang mengenai ihwal yang memengaruhi atau menarik minat komunikasi. Tujuannya adalah mencapai ketertiban sosial dalam situasi yang menyangkut konflik, sengketa, dan ketidaksepakatan mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimanan melakukannya (Nimmo, 2000: 33). 5) Rubrik Opini Surat Kabar Kompas Rubrik merupakan kepala karangan yang bertopik tertentu dalam sebuah surat kabar, majalah, dan sebagainya (Sugono dkk., 2008: 1321). Rubrik Opini

12 Surat Kabar Kompas berisi tentang karangan penulis lepas (freelance) yang mengupas masalah-masalah terkini yang meliputi bidang politik, pendidikan, sosial, ekonomi, dan sebagainya.