BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa didukung adanya kegiatan kegiatan yang. indonesia tidaklah mudah, harus ada sinergi antara pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015

BPS KABUPATEN MALINAU

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BPS KABUPATEN BATU BARA

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA SEMESTER I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

PERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014


BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II-2016

Lainnya. Infokom. konstruksi. Perdagangan. Industri PDRB. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan IV-2015 (q-to-q) Pertanian

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA SEMESTER I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I Ekonomi Gorontalo Triwulan I-2015 Tumbuh 4,69 Persen Melambat Dibanding Triwulan I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015


PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAHTRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TRIWULAN I-2016

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2016


PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2016 Tumbuh 6,98 Persen Meningkat Dibanding dengan Triwulan II-2016

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara Triwulan III-2017

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar alinea keempat,

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

PERTUMBUHAN EKONOMI SEKADAU TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TRIWULAN II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2016

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara Triwulan III 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I-2016

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN II-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan II-2016 Tumbuh 5,40 Persen Melambat Dibanding Triwulan II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN II-2017

ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI PROVINSI ACEH PERIODE

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TRIWULAN II-2017 EKONOMI BENGKULU (5,04 PERSEN) TUMBUH MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 (Y-ON-Y)

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN EKONOMI SEKADAU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan I-2016 Tumbuh 6,61 Persen Meningkat Dibanding Triwulan I-2015

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2015

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan perencanaan yang akurat dari pemerintah. Upaya dalam meningkatkan pembangunan wilayah memerlukan adanya suatu perencanaan dan pembangunan wilayah di masing-masing daerah. Arsyad (2001) menjelaskan bahwa pembangunan daerah merupakan upaya daerah untuk menekankan pelaksanaan kebijakankebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang ada dan menjadi kekhasan daerah tersebut. Salah satu cara pendekatan perencanaan pada model ekonomi regional, yaitu basis ekonomi. Model ini dapat menjelaskan struktur ekonomi daerah menurut kegiatan ekonomi suatu daerah atas dasar dua sektor yaitu sektor basis dan sektor non basis. Teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah (Arsyad, 1999). Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation). Asumsi ini memberikan pengertian bahwa suatu daerah akan mempunyai sektor unggulan apabila daerah tersebut dapat memenangkan persaingan pada sektor yang sama dengan daerah lain sehingga dapat menghasilkan ekspor (Suyatno, 2000). Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Wonogiri memiliki berbagai potensi sektor pertanian. Kabupaten Wonogiri pada tahun 2014 menyumbang PDRB sebesar Rp 16.109.707,79 dari total PDRB Jawa Tengah sebesar Rp 762.867.518,25 dan 1

2 setiap tahun selalu mengalami peningkatan seperti yang ditunjukan oleh Tabel 1. Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2014 Atas Dasar Harga Konstan 2010, (Juta Rupiah) No. Kabupaten 2012 2013 2014 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. Total PDRB 690.430.637,10 727.883.633,27 762.867.518,25 Sumber : Jawa Tengah dalam Angka 2015. Data BPS Kabupaten Wonogiri tahun 2010-2014 menunjukan sektor pertanian memberikan kontribusi yang tertinggi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Wonogiri. Hal ini terlihat pada Tabel 2 Nilai dan Kontribusi PDRB Kabupaten Wonogiri dari tahun 2010 2014 Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010. Tabel 2. Nilai dan Kontribusi PDRB Kabupaten Wonogiri tahun 2010 2014 Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010 (juta rupiah) (persen).

3 No. Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.914.288,19 4.947.089,48 5.172.907,00 5.226.841,80 (36,92) (35,88) (35,42) (34,15) 4.885.816,04 4.914.434,05 5.138.829,50 5.191.065,26 a. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian b. Kehutanan dan Penebangan Kayu c. Perikanan 3.648,76 24.823,39 4.361,09 28.294,33 4.219,29 29.858,21 4.470,8 31.305,74 5.266.837,33 (32,69) 5.228.590,01 4.539,56 33.707,76 2. Pertambangan dan Penggalian 430.563,73 (3,23) 447.738,29 (3,25) 477.066,03 (3,27) 520.605,34 (3,40) 568.873,52 (3,53) 3. Industri Pengolahan 1.813.034,24 (13,62) 1.929.650,46 (14,00) 2.060.559,89 (14,11) 2.236.339,28 (14,61) 2.409.449,67 (14,96) 4. Pengadaan Listrik dan Gas 9.293,68 (0,07) 10.132,27 (0,07) 11.191,18 12.234,66 12.837,99 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 11.034,61 11.325,27 11.751,70 11.626,98 12.506,33 6. Konstruksi 824.215,01 (6,19) 850.533,32 (6,17) 929.190,53 (6,36) 982.382,44 (6,42) 1.032.983,80 (6,41) 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2.273.097,18 (17,08) 2.366.383,45 (17,16) 2.479.221,49 (16,98) 2.601.481,18 (17,00) 2.759.196,68 (17,13) 8. Transportasi dan Pergudangan 793.002,72 (5,96) 823.875,07 (5,98) 882.101,38 (6,04) 956.586,45 (6,25) 1.060.922,81 (6,59) 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 328.741,17 (2,47) 339.434,39 (2,46) 355.066,85 (2,43) 369.273,57 (2,41) 387.735,95 ((2,41) 10. Informasi dan Komunikasi 103.428,19 (0,78) 113.680,35 (0,82) 125.381,72 (0,86) 137.583,25 (0,90) 161.928,53 (1,01) 11. Jasa Keuangan dan Asuransi 363.369,05 (2,73) 388.305,63 (2,82) 413.914,50 (2,83) 431.372,91 (2,82) 454.083,30 (2,82) 12. Real Estate 102.827,33 (0,77) 109.596,90 (0,79) 112.405,95 (0,77) 121.216,25 (0,79) 131.458,57 (0,82) 13. Jasa Perusahaan 40.940,30 (0,31) 46.095,87 (0,33) 48.612,77 (0,33) 54.201,25 (0,35) 60.544,11 (0,38) 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 436.785,01 (3,28) 441.168,90 (3,20) 441.793,01 (3,02) 452.591,99 (2,96) 458.215,09 (2,84) 15. Jasa Pendidikan 519.231,66 (3,90) 598.196,07 (4,34) 712.604,45 (4,88) 782.746,07 (5,11) 880.282,85 (5,46) 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 99.136,58 ((0,74) 108.346,94 (0,79) 118.290,70 (0,81) 127.645,97 (0,83) 143.650,76 (0,89) 17. Jasa lainnya 247.582,44 (1,86) 255.158,70 (1,85) 253.029,07 (1,73) 280.568,20 (1,83) 308.200,50 (1,91) Total PDRB 13.310.571,10 13.786.711,34 14.605.088,22 15.305.297,58 16.109.707,79 Sumber: PDRB Kabupaten Wonogiri 2014 Sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu sektor perekonomian yang potensial dalam memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi wilayah Kabupaten Wonogiri yaitu pada tahun 2014 sebesar 32,69%. Kontribusi PDRB dari tahun ke tahun selalu menjadi yang paling tinggi diantara sektor perekonomian lain namun selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2010 sebesar 36,92 kemudian pada tahun 2011 sampai 2014 mengalami penurunan menjadi 35,88; 35,42; 34,15; dan 32,69 (PDRB Kabupaten Wonogiri, 2014). Nilai PDRB dan kontribusi sektor pertanian ini tidak lepas dari nilai PDRB dan kontribusi dari setiap subsektor pertanian di

4 Kabupaten Wonogiri. Sektor pertanian atas harga konstan tahun 2010 ini terbagi menjadi tiga subsektor yaitu subsektor yaitu subsektor pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian, subsektor kehutanan dan penebangan kayu, dan subsektor perikanan. Subsektor pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian memiliki kontribusi yang paling besar diantara subsektor pertanian lainnya. Subsektor pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian ini mencakup pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, serta jasa pertanian dan perburuan hewan yang ditujukan untuk dijual. Tanaman pangan meliputi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditas bahan pangan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman pangan meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, ganyong, irut, gembili), serta tanaman serelia lainnya (sorgum/cantel, jawawut, jelai, gandum). Tanaman hortikultura terdiri dari tanaman hortikultura semusim dan tanaman hortikultura tahunan. Tanaman perkebunan terdiri dari tanaman perkebunan semusim dan tanaman perkebunan tahunan, baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan (negara maupun swasta). Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Kegiatan jasa pertanian dan perburuan meliputi kegiatan jasa pertanian, perburuan dan penangkapan satwa liar, serta penangkaran satwa liar. Subsektor kehutanan dan penebangan kayu ini meliputi kegiatan penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan, getahgetahan, dan akar-akaran, termasuk di sini adalah jasa yang menunjang kegiatan kehutanan berdasarkan sistem balas jasa/kontrak. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan kehutanan meliputi kayu gelondongan (baik yang berasal dari hutan rimba maupun hutan budidaya), kayu bakar, rotan,

5 bambu, dan hasil hutan lainnya. Subsektor perikanan ini meliputi semua kegiatan penangkapan, pembenihan, dan budidaya segala jenis ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air tawar, air payau maupun di laut. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan perikanan meliputi segala jenis ikan, crustacea, mollusca, rumput laut, dan biota air lainnya yang diperoleh dari penangkapan (di laut dan perairan umum) dan budidaya (laut, tambak, karamba, jaring apung, kolam, dan sawah). Sesuai dengan penjelasan tersebut maka sektor pertanian adalah salah satu sektor yang cukup penting untuk dikaji peranannya terhadap perekonomian wilayah karena nilai PDRB pertanian di Kabupaten Wonogiri cukup besar namun memiliki kontribusi yang selalu menurun dari tahun ke tahun. Sektor pertanian juga merupakan sektor yang paling banyak diusahakan oleh masyarakat Kabupaten Wonogiri. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 3. Presentase Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Wonogiri tahun 2014. Tabel 3. Presentase Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Wonogiri Tahun 2014. Sektor % Pertanian Perdagangan Industri Jasa-Jasa Lainnya Sumber: Wonogiri dalam Angka 2015 53,90 15,91 11,24 10,25 9,70 Sektor pertanian masih mendominasi penyerapan tenaga kerja di Kabupaten wonogiri sekitar 53,90 persen. Hal ini dikarenakan sektor tersebut tidak memerlukan pendidikan khusus. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, industri, dan jasa masing-masing tercatat sebesar 15,91 persen, 11,24 persen, dan 10,25 persen. Sisanya adalah sektor lainnya sebesar 9.70 persen. Oleh karena itu perlu adanya analisis peran sektor pertanian dan subsektor pertanian dalam upaya meningkatkan pembangunan perekonomian wilayah berdasarkan sumber daya yang dimiliki Kabupaten Wonogiri.

6 B. Rumusan Masalah Pertanian merupakan salah satu bidang perekonomian yang banyak menyentuh masyarakat terutama masyarakat pedesaan seperti Kabupaten Wonogiri. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu landasan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, dimana sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam mendukung pembangunan ekonomi. Hasil pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan yang dicapai daerah tersebut. Hal ini terbukti dengan sektor pertanian yang merupakan penghasil PDRB terbesar dan mendominasi penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Wonogiri yaitu sebesar 53,90 persen (Wonogiri dalam Angka, 2014). Kabupaten Wonogiri adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu sumber pendapatan karena memberikan sumbangan yang besar terhadap PDRB Kabupaten Wonogiri meskipun dari tahun ke tahun selalu mengalami penurunan. Penurunan kontribusi sektor pertanian ini akan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan di Kabupaten Wonogiri yang dapat dilihat dari Tabel berikut yang menunjukkan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Wonogiri yang fluktuatif dan cenderung menurun dibandingkan Kabupaten lain di Eks Karisidenan Surakarta. Tabel 4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Eks Karesidenan Surakarta tahun 2009 2013 (Persentase). No. Kabupaten 2009 2010 2011 2012 2013 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Boyolali Klaten Sukoharjo Wonogiri Karanganyar Sragen Surakarta 5,16 4,24 4,76 4,73 5,54 6,01 5,90 Sumber : BPS Kota Surakarta tahun 2013 3,60 1,25 4,12 3,33 5,42 6,09 5,94 5,28 1,96 4,59 2,04 5,50 6,53 6,04 5,66 5,54 5,03 5,8 5,82 6,60 6,12 5,44 5,87 5,01 4,30 5,38 6,54 5,89

7 Dari Tabel 4 terlihat bahwa di wilayah eks karesidenan Surakarta, pada tahun 2013 Kabupaten Sragen memiliki laju pertumbuhan PDRB tertinggi yaitu sebesar 6,54% diikuti Kota Surakarta sebesar (5,89%), Kabupaten Klaten (5,87 %) Kabupaten Boyolali (5,44 %), Kabupaten Karanganyar (5,38 %) Kabupaten Sukoharjo ( 5,01 %), Kabupaten Wonogiri memiliki laju pertumbuhan terendah yaitu sebesar sebesar 4,30%. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan di sektor pertanian untuk dapat meningkatkan laju pertumbuhan di Kabupaten Wonogiri sehingga dapat meningkatkan perekonomian di Kabupaten Wonogiri. Mengingat pentingnya sektor pertanian bagi perekonomian wilayah di Kabupaten Wonogiri maka perlu diketahui informasi tentang identifikasi sektor perekonomian dan sub sektor pertanian, apakah merupakan sektor basis atau tidak dalam kegiatan perekonomian di Kabupaten Wonogiri yang dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana peran sektor pertanian dan subsektor pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Wonogiri berdasarkan Analisis Location Quotient dan Pengganda Pendapatan? 2. Bagaimana pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian dan subsektor pertanian di Kabupaten Wonogiri? 3. Bagaimana prioritas pengembangan sektor pertanian dan subsektor pertanian di Kabupaten Wonogiri? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis peran sektor pertanian dan subsektor pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Wonogiri berdasarkan Analisis Location Quotient dan Pengganda Pendapatan.

8 2. Menganalisis pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian dan subsektor pertanian di Kabupaten Wonogiri. 3. Menganalisis prioritas pengembangan sektor pertanian dan subsektor pertanian di Kabupaten Wonogiri. D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang harus ditempuh sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bagi pemerintah Kabupaten Wonogiri, sebagai bahan perencanaan maupun evaluasi pembangunan yang memudahkan pemerintah dalam menetapkan kebijakan pembangunan di wilayah Kabupaten Wonogiri. 3. Bagi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, sebagai pelengkap dan pendukung penerapan kurikulum pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan serta bisa dijadikan referansi informasi untuk menelitii lebih lanjut dalam kajian yang sama.