BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah untuk membantu peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lastri Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Oleh Prof. Dr. H. Abd. Majid, M.A. Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dan bertaqwa, bersikap mulia dan berpengetahuan yang sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Kencana, Jakarta, 2006, hlm Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta, 2003, Hlm. 5

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 3879 TAHUN 2015 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, Semarang, 2005, hal. 2 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang sering terjadi di kalangan remaja dewasa ini adalah permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri, menghargai orang lain, berani pada orang tua, banyaknya tawuran antarpelajar, hingga maraknya penyalahgunaan narkoba, dan sebagainya. Salah satu faktor yang berpengaruh yaitu pengalaman religius. Sedangkan pengalaman religius tidak lepas dari proses belajar agama. Dalam hal ini pendidikan agama, termasuk pendidikan agama di sekolah sangat dibutuhkan dalam rangka membentuk pribadi berakhlak mulia. Realitas perilaku remaja yang menyimpang di atas sangat bertentangan dengan rumusan tujuan pendidikan nasional. Di mana pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan sosial, berakhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Selain itu juga bahwa UUD RI 1945 mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta 1 Sisdiknas, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.3. 1

2 akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-Undang. 2 Berkaitan dengan pendidikan agama, khususnya pendidikan agama Islam, diperlukan adanya pembekalan berupa pembangunan moral dengan iman dan taqwa serta akhlak mulia, yang kesemuanya itu dirasa sangat penting dalam pembangunan mental peserta didik. Oleh karena itu Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu materi wajib yang harus diajarkan di sekolah. Akan tetapi, telah diketahui bahwa selama ini pembelajaran Pendidikan Agama Islam, khususnya di sekolah dikatakan belum optimal. Di antara faktornya yaitu materi ajar yang harus disampaikan tidak sebanding atau tidak diimbangi alokasi waktu yang disediakan, pembelajaran dengan guru sebagai pusat belajar (teacher center) sehingga target pembelajaran hanya sebatas transfer of knowledge (ilmu pengetahuan sebagai pemberian guru). Dengan demikian dominasi guru akan menghancurkan kreativitas dan kemandirian siswa. Metodologi pembelajaran agama Islam di sekolah disampaikan sebagian guru secara statis-doktriner dengan fokus utama kognitif yang sibuk mengajarkan pengetahuan dan peraturan agama, akan tetapi bagaimana menjadi manusia yang baik, penuh kasih sayang, menghormati sesama, peduli pada lingkungan, membenci kemunafikan dan kebohongan, dan sebagainya justru luput dari perhatian. Sehingga Pendidikan Agama Islam sebagai sarana yang mengantar siswa kepada pendidikan religius menjadi terabaikan atau gagal diwujudkan. 2 Ibid.,h.1.

3 Sikap keagamaan peserta didik tidak dapat muncul dengan sendirinya jika guru hanya berfokus pada pemberian materi yang bersifat kognitif saja. Sebab tidak ada sesuatu di dalam diri anak (peserta didik) yang dapat otomatis dengan begitu saja. 3 Oleh karena itu, target pencapaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus benar-benar mencakup tiga aspek yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Amin Abdullah, pakar keislaman, menyoroti kegiatan pendidikan agama yang selama ini berlangsung di sekolah. Ia mengatakan bahwa pendidikan agama kurang concern terhadap persoalan bagaimana mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi makna dan nilai yang perlu diinternalisasikan dalam diri siswa lewat berbagai cara, media, dan forum. Pembelajaran lebih menitikberatkan pada aspek korespondensi tekstual yang lebih menekankan hafalan-hafalan teks-teks keagamaan. 4 Towaf (1996) juga mengamati adanya kelemahan-kelemahan pendekatan yang digunakan masih cenderung normatif. Kurang kreatifnya guru agama dalam menggali metode yang bisa dipakai untuk pendidikan agama menyebabkan pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton. Dari berbagai pendapat tersebut semakin jelas bahwa di antara tantangan pendidikan Islam yang perlu dicarikan alternatif jalan keluarnya adalah persoalan 3 Y.B. Mangunwijaya, Menumbuhkan Sikap Religius Anak-anak, (Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 1991), h. 1. 4 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group), h.2

4 strategi atau metode. Mengingat dalam proses pendidikan Islam, metode memiliki kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Terjadinya akselerasi perubahan pada era globalisasi ini setidaknya mampu membuka mata untuk melihat fenomena kemandegan dunia pendidikan secara umum dan pendidikan Islam pada khususnya dalam kerangka mengantarkan dan membentuk manusia seutuhnya (insan kamil) yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Di antara problematika dan indikator kemandegan yang selama ini menghantui Pendidikan Agama Islam adalah dalam hal menerapkan strategi maupun metode dalam proses pembelajaran yang sebagian telah diuraikan di atas. Oleh karena itu, jika secara umum pendidikan di Indonesia memerlukan berbagai inovasi dan kreativitas agar tetap berfungsi optimal di tengah arus perubahan, maka pendidikan agama juga membutuhkan berbagai upaya inovasi agar eksistensinya tetap bermakna bagi kehidupan siswa menuju manusia religius ataupun insan kamil. Untuk mencapai harapan tersebut, sikap inklusif para pemikir, pendidik agama, dan praktisi pendidikan sangatlah perlu. Semangat reformasi menghendaki adanya perubahan-perubahan mendasar dalam sistem pembelajaran. Untuk semangat itulah kiranya paradigma PAIKEMI (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dan Islami) sebagai sebuah strategi dan

5 model pembelajaran dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif, khususnya dalam pembelajaran agama Islam peserta didik. 5 SMA Wahid Hasyim merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mendukung dalam tercapainya tujuan pendidikan, termasuk di dalamnya Pendidikan Agama Islam. SMA Wahid Hasyim, khususnya guru-guru PAI terus berupaya mencari trik-trik yang memungkinkan pembelajaran PAI lebih menarik, dan yang lebih penting adalah tercapainya tujuan pembelajaran PAI salah satunya dengan menerapkan strategi PAIKEMI (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dan Islami). Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang PENGARUH STRATEGI PAIKEMI (PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN DAN ISLAMI) PADA PEMBELAJARAN PAI DALAM MEMBENTUK NORMA RELIGIUS SISWA DI SMA WAHID HASYIM KRIAN SIDOARJO. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimana strategi PAIKEMI (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dan Islami) pada pembelajaran PAI di SMA Wahid Hasyim Krian Sidoarjo? 5 Ibid.,h.4.

6 b. Bagaimana norma religius yang dimiliki siswa SMA Wahid Hasyim Krian Sidoarjo? c. Bagaimana pengaruh strategi PAIKEMI (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dan Islami) pada pembelajaran PAI dalam membentuk norma religius siswa di SMA Wahid Hasyim Krian Sidoarjo? C. Tujuan Penelitian Untuk mencapai hasil yang optimal dalam kegiatan apapun, seseorang harus memiliki tujuan yang akan dicapai. Begitu pula dengan penelitian ini, ada beberapa tujuan yang hendak penulis paparkan antara lain: a. Untuk mendeskripsikan tentang implementasi strategi PAIKEMI (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dan Islami) pada pembelajaran PAI di SMA Wahid Hasyim Krian Sidoarjo. b. Untuk mendeskripsikan tentang norma religius yang dimiliki siswa SMA Wahid Hasyim Krian Sidoarjo. c. Untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh strategi PAIKEMI (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dan Islami) dalam membentuk norma religius siswa di SMA Wahid Hasyim Krian Sidoarjo. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian diharapkan berguna dan bermanfaat, baik dari segi akademik ilmiah maupun sosial praktis.

7 1. Segi Akademik Ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan, terutama Pendidikan Agama Islam. 2. Segi Sosial Praktis Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi: a. Guru Dengan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi guru bidang studi Pendidikan Agama Islam yang ingin meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi PAIKEMI. b. Praktisi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan wacana dan informasi tambahan untuk mengetahui sejauh mana penerapan strategi PAIKEMI serta metode-metode yang berbasis PAIKEMI (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dan Islami). E. Batasan Masalah Agar tidak terjadi perluasan makna dalam penulisan ini, maka maka peneliti memberikan rambu-rambu sebagai berikut: 1. Strategi PAIKEMI pada penelitian ini adalah sebuah sistem pembelajaran dengan pendekatan siswa sebagai pusat belajar (student center).

8 2. Norma Religius yang diteliti adalah terbatas pada segi akhlak siswa yang terbentuk setelah pembelajaran PAI dengan menggunakan Strategi PAIKEMI. F. Definisi Operasional Agar hasil penelitian ini dapat dipahami secara menyeluruh, perlu kiranya beberapa istilah dan kata yang perlu didefinisikan secara tegas dan jelas, antara lain: 1. Strategi artinya muslihat (trik) yang diterapkan untuk mencapai sesuatu. Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah strategi pembelajaran yang merupakan cara-cara khusus dengan langkah-langkah tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu dengan menerapkan strategi PAIKEMI. 2. PAIKEMI merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan dan Islami. Yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah untuk menciptakan suasana pembelajaran lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta adanya nuansa Islami dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan tujuan pembelajaran bisa tercapai. 3. Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar oleh guru dan aktivitas belajar oleh siswa, yang dimaksud pembelajaran di sini adalah pembelajaran PAI.

9 4. PAI merupakan singkatan dari Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antarumat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (Kurikulum PAI, 3 : 2002). Pendidikan Agama Islam di sini adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA Wahid Hasyim Krian Sidoarjo. 5. Norma Religius merupakan pedoman khusus mengenai tindakan atau perilaku yang harus dilakukan oleh seseorang yang sesuai dengan ajaran agama Islam. 6. Siswa adalah peserta didik. Siswa di sini adalah siswa kelas XI IPA SMA Wahid Hasyim Krian Sidoarjo. 7. SMA Wahid Hasyim Krian adalah objek penelitian dalam penelitian ini, yaitu sebuah lembaga pendidikan formal swasta yang ada di wilayah kecamatan Krian Sidoarjo. G. Sistematika Pembahasan Secara umum sistematika pembahasan dalam skripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

10 Bab I Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan masalah, definisi operasional, dan sistematika pembahasan. Bab II Landasan Teori, tinjauan pertama membahas tentang Hakikat Strategi PAIKEMI yang meliputi pengertian Strategi PAIKEMI, implementasi strategi PAIKEMI yang meliputi metode pembelajaran berbasis strategi PAIKEMI Tinjauan yang kedua membahas tentang norma religius yang meliputi pengertian norma religius, peranan PAI sebagai sarana pembentukan norma religius, dan akhlak sebagai manifestasi norma religius. Tinjauan yang ketiga membahas tentang pengaruh strategi PAIKEMI (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dan Islami) dalam membentuk norma religius siswa. Dan yang terakhir adalah Hipotesis. Bab III Metode penelitian, yang meliputi bentuk penelitian, rancangan penelitian, populasi dan sample panelitian, variable penelitian, jenis dan sumber data penelitian, metode dan instrument pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil penelitian, yang meliputi deskripsi data, analisis data, dan pengujian hipotesis.

11 Bab V Bab VI Pembahasan dan diskusi hasil penelitian. Kasimpulan dan saran.