BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH SISWA KELAS VIII MELALUI PENERAPAN METODE GALLERY WALK DAN SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. b. Aspek Aqidah: Menjelaskan pengertian Malaikat, Menyebutkan namanama Malaikat, Menyebutkan tugas-tugas malaikat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. hlm Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. I,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008), hlm Winata Putra Udin S., dkk, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas. Terbuka, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi kebutuhan yang sangat komplek bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran, ada dua buah konsep

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Toha Putra, 2013), hlm Departemen Agama, Al Qur an Al Karim dan Terjemahnya, (Smarang: PT. Karya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 295.

Wayan Nurkancana, dkk. Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional 1982) hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al Gensindo, 2005), hlm. 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Jaya Abadi, 2006), hlm. 3. Pendidikan Islam Departeman Agama RI 2009). hlm 1

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY TERPIMPIN PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa peserta didik harus

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Belajar, 2009), hlm Rosdakarya, 2011), hlm

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE MONTESSORI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya. 1 Pendidikan juga berfungsi sebagai suatu proses untuk mendewasakan manusia, atau dengan kata lain pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Dalam mendewasakan ini tentunya melalui beberapa proses dalam pembelajaran. Proses pembelajaran tidak membutuhkan waktu yang singkat tetapi melalui beberapa tahapan. Dalam proses pembelajaran tersebut dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak baik menjadi baik, sebagaimana pendidikan pada umumnya, jadi pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi antara gurusiswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Interaksi dan komunikasi timbal balik antara guru dan siswa merupakan ciri dan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar adalah kesatuan dua proses antara siswa yang belajar dan guru yang membelajarkan. Kedua proses ini harus disadari oleh siswa yang sedang belajar dan guru yang membelajarkan, sehingga antara kedua proses ini terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal lewat proses belajar mengajar tersebut. 2 1 Himpunan Perundang-Undangan RI SISDIKNAS No. 20. Th 2003, (Bandung: CV NUANSA AULIA, 2005), hlm. 11. 2 Nuryani Y. Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

2 Dalam kegiatan pembelajaran antara guru, siswa, materi pelajaran serta metode mengajar tidak dapat dipisahkan. Guru mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pembelajaran karena guru merupakan salah satu kunci keberhasilan dari proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang baik, membimbing siswa agar dapat mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan adalah tugas seorang guru. 3 Seorang guru dituntut melakukan inovasi-inovasi terhadap kegiatan belajar mengajar agar siswa tidak mengalami kebosanan dalam menerima penjelasan materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Sebelum melakukan proses belajar mengajar, seorang guru menentukan metode yang akan digunakan agar tujuan pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai. Pemilihan suatu metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan menjadi objek pembelajaran. 4 Tujuan belajar mengajar dapat dicapai secara efektif dan efisien jika seorang guru secara nalar mampu memperkirakan dengan tepat metode apa yang harus digunakan. Metode mengajar harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar, karena suatu pelajaran bisa diterima dengan mudah oleh siswa tergantung bagaimana cara atau metode yang digunakan oleh seorang guru. Yang dimaksud metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. 5 Penggunaan dari sebuah metode yang tepat untuk materi yang akan disampaikan, dapat memberi motivasi pada diri siswa pada saat menerima materi pelajaran. Siswa dengan sendirinya akan termotivasi jika materi yang akan disampaikan menarik dan guru tidak perlu lagi mendorong siswanya untuk belajar, karena mereka sendiri telah termotivasi untuk mempelajari materi yang akan disampaikan. Oleh karena itu, penggunaan metode yang 3 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet.1, hlm.47 4 Nuryani Y. Rustaman, Op. Cit., hlm.107. 5 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1989), hlm. 76.

3 tepat itu sangat mempengaruhi kepada siswa untuk meningkatkan prestasi belajar. Dan guru juga sangat berperan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa melalui metode-metode yang digunakan dalam penyampaian materi pelajaran. Secara langsung dari hasil observasi di kelas VIII MTs Al-Hadi Girikusuma Banyumeneng Mranggen Demak sebelum penelitian tindakan, dapat diketahui bahwa metode yang diberikan guru pada materi pelajaran fiqih masih menggunakan metode ceramah, siswa menunjukkan sikap yang kurang berkeaktifan dan cenderung pasif dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dapat dilihat pada saat proses pembelajaran itu berlangsung. Selama proses pembelajaran, beberapa dari siswa tersebut tidak memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru dan ada juga yang melakukan aktivitas yang lain, seperti mengobrol dengan temannya bahkan ada yang mengerjakan tugas mata pelajaran yang lain. Sehinga siswa tidak berperan aktif dalam mengikuti pelajaran.misalnya tentang materi shadaqah adalah dengan menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya dapat mendengarkan materi yang akan disampaikan oleh guru mereka. Oleh karena itu, guru mencoba mencari alternatif metode yang dapat digunakan untuk menyampaikan suatu materi dalam pelajaran fiqih pada materi salanjutnya yaitu materi haji dan umrah. Pada proses belajar mengajar sekaligus sutau proses sudah tentu harus berkembang. Selain itu dalam proses belajar mengajar terdapat beberapa komponen yaitu bahan dan metode. Hal ini fikih yang merupakan bagian dari pada Pendidikan Agama Islam (PAI) tentunya dalam pengajarannya guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan sistem belajar mengajar secara kreatif, imajinatif, menguasai metode penyampaian yang mampu memotivasi siswa. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dan untuk mempermudah pemahaman pembelajaran fiqih materi haji dan umrah, maka diperlukan cara yang tepat agar siswa lebih mudah memahami materi haji dan umrah. Kaitannya dengan penelitian ini, peneliti menggunakan metode gallery walk dan simulasi sebagai metode pembelajaran dalam peningkatan prestasi

4 belajar siswa dalam pembelajaran fiqih, khususnya pada materi pokok haji dan umrah. Metode galleri walk dan simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar fiqih. Dengan metode galleri walk dan simulasi, siswa akan dapat terlibat secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan metode galleri walk dan simulasi diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran fiqih materi haji dan umrah. Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, mendorong penulis untuk meneliti tentang prestasi belajar fiqih melalui penerapan metode gallery walk dan simulasi di Madrasah Tsanawiyah Al-Hadi Girikusuma Banyumeneng Mranggen Demak. Dengan pertimbangan tersebut penulis mengambil judul: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fiqih Siswa Kelas VIII Melalui Penerapan Metode Gallery Walk dan Simulasi di MTs. Al-Hadi Girikusuma Banyumeneng Mranggen Demak. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan dan memahami pokok kajian penelitian ini, maka perlu dijelaskan batas-batas pengertian dan maksud dari penelitian ini sebagaimana disebutkan di atas bahwa judul penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fiqih Siswa Kelas VIII Melalui Penerapan Metode Gallery Walk dan Simulasi di MTs. Al-Hadi Girikusuma Banyumeneng Mranggen Demak. Adapun hal-hal yang perlu dijelaskan hingga terbentuk suatu pengertian yang utuh sesuai dengan maksud yang sebenarnya dari judul penelitian tersebut antara lain: 1. Upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya). 6 6 Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 1250.

5 2. Meningkatkan adalah menaikan, mempertinggi, memperhebat (derajat), terapi dan sebagainya. 7 Maksud dari meningkatkan di sini adalah suatu usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Al-Hadi pada mata pelajaran fiqih melalui penerapan metode gallery walk dan simulasi dengan harapan agar lebih meningkat prestasi yang dicapai sebelumnya. 3. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang dimiliki seseorang. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi belajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam pembelajaran dan pencapaian nilai KKM yaitu nilai 65. 4. Mata pelajaran fiqih Fiqih menurut bahasa adalah Tahu dan Paham. Sedangkan menurut terminologi fiqih adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara yang diperoleh dari dalil-dalil yang tafsil (terperinci ). 8 5. Metode Gallery walkdan Simulasi Gallery walk adalah sebuah model pembelajaran yang sangat ideal, dengan tujuan penerapan strategi ini adalah untuk membangun kelompok (Cooperative learning) dan saling memberi apresiasi dan koreksi dalam belajar. Simulasi adalah metode pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan sesungguhnya. 9 Dalam penelitian ini akan mencoba menerapkan metode gallery walk dan simulasi untuk meningkatkan prestasi belajar. 7 WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), hlm. 1078. 8 Teungku Hasybi Ashiddiqi, Pengantar Ilmu fikih, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1970), Cet. I, hlm.15. 9 Tim Redaksi, Op. Cit, hlm.943.

6 6. Madrasah Tsanawiyah Al-Hadi adalah lembaga sekolah menengah pertama yang berasaskan Islam yang berada di Dk. Girikusuma, Ds. Banyumeneng Kec. Mranggen, Kab. Demak. Maksud dari penegasan istilah di atas adalah peneliti ingin meningkatkan prestasi belajar siswa yang di bawah KKM yaitu nilai 65, sehingga dengan penerapan metode gallery walk dan simulasi dapat mencapai KKM yang telah di tentukan. C. Identifikasi Masalah Maslah yang dihadapi siswa dan guru mata pelajaran fiqih di MTs Al-Hadi adalah sebagai berikut: 1. Guru masih menggunakan pendekatan konvensional dalam pembelajaran. 2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran fiqih khususnya pada materi haji dan umrah. 3. Prestasi siswa dalam mata pelajaran fiqih masih rendah. Dari beberapa siswa yang masih mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu nilai 65. D. Pembatasan Masalah Penerapan metode gallery walk dan simulasi digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Al-Hadi dalam mata pelajaran fiqih materi pokok haji dan umrah. E. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan penegasan istilah di atas, maka muncul permasalahan yang perlu dibahas dalam penelitian ini yaitu: Apakah melalui Penerapan metode gallery walk dan simulasi pada pembelajaran fiqih dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII di MTs. Al-Hadi Girikusuma Banyumeneng Mranggen Demak?

7 F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk menemukan format skenario pembelajaran fiqih dengan penerapan metode gallery walk dan simulasi. b. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran fiqih dengan penerapan metode gallery walk dan simulasi dapat meningkatkan keaktifan, keterampilan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran fiqih kelas VIII di MTs Al-Hadi Girikusuma Banyumeneng Mranggen Demak. 2. Hasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan berguna: a. Secara teoritis 1) Dengan adanya penelitian ini, maka penulis dapat mengetahui konsep penerapan metode gallery walk dan simulasi dalam pembelajaran fiqih kelas VIII di MTs. Al-Hadi Girikusuma Banyumeng Mranggen Demak. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bernilai ilmiah bagi pengembangan khazanah ilmu pengetahuan, khususnya di lembaga sekolah tersebut. b. Secara praktis 1) Adanya Penerapan metode gallery walk dan simulasi yang dapat memberi nuansa baru bagi siswa untuk dapat meningkatkan prestasi belajar pada kelas VIII di MTs Al-Hadi Girikusuma Banyumeneng Mranggen Demak. 2) Bagi guru, diperolehnya suatu kreativitas variasi pembelajaran yang sesuai dengan tuntunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berdasarkan kurikulum 2006, yaitu memberi banyak kreativitas pada siswa dan pendidik sebagai fasilitator. 3) Bagi siswa, menumbuhkan keaktifan, kemampuan bekerja sama, kemampuan untuk bertindak, kemampuan berkomunikasi serta suasana pembelajaran yang menyenangkan.

8 G. Kajian Teori dan Pustaka 1. Kajian Teori a. Kompetensi Dasar Pembelajaran fiqih untuk bahasan haji dan umrah adalah diajarkan di MTs kelas VIII. Kompetensi dasar yang sudah dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006). b. Metode bertujuan untuk mengantarkan sebuah tujuan tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan. Karenanya, terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan metode, yaitu prinsip agar pembelajaran dapat dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima siswa. 2. Kajian Penelitian Pendukung Pertama, skripsi yang berjudul Implementasi pembelajaran Aktif, kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Siswa SD Negeri 1 Cepogo Boyolali. yang disusun oleh Nur Sholihah NIM. 310427. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi PAIKEM dalam pembelajaran PAI di SD Negeri 1 cepogo Boyolali dapat meningkatkan motivasi belajar yang berdampak pada peningkatan mutu pembelajaran. 10 Kedua, skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Semangat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fiqih Contextual and Learning (Studi Tindakan di Kelas VII MTs. Fatahillah Semarang), yang disusun oleh Rif an Ulil Huda NIM. 3103038. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan semangat belajar dan hasil belajar siswa dalam mengikuti 10 Nur Sholihah NIM. 310427. Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Siswa SDN 1 Cepogo Boyolali, Skripsi Fakultas Tarbiyah, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009).

9 pembelajaran dengan berbasis kontekstual, pada kelas VII MTs. Fatahillah Semarang. 11 Ketiga, skripsi yang berjudul Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang., yang disususn oleh Khusnul Khotimah, NIM. 310140. Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa dengan pelaksanaan PAIKEM pada pembelajaran PAI, siswa dapat lebih berprestasi dalam setiap pembelajaran dan siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. 12 Dari beberapa hasil penelitian yang ada, terlihat bahwa ada kemiripan judul yang diangkat dengan judul penelitian yang akan peneliti lakukan, sedangkan pada penulisan skripsi ini, penulis lebih menitik beratkan pada kajian Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fiqih Siswa Kelas VIII Melalui Penerapan Metode Gallery Walk dan Simulasi di MTs.. Al-Hadi Banyumeneng Mranggen Demak. Maksudnya yaitu bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada bidang studi fiqih melalui Penerapan metode gallery walk dan simulasi sehingga pembelajaran yang ada di kelas lebih aktif dan bermakna bagi siswa dan tidak monoton yang pengaruhnya pada keberhasilan siswa belajar. 11 Rif an Ulil Huda NIM. 3103038. Upaya Meningkatkan Semangat Belajar Siswa Dalam Pembelajan Fikih Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning, ( studi tindakan di Kelas VII MTs. Fatahillah Semarang), Skripsi Fakultas Tarbiyah, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2008). 12 Khusnul Khotimah, NIM. 310140, Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Aktif, kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAKEM) Pada Pelajaran PAI di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang, Skripsi Fakultas Tarbiyah, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007).

10