BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ai Mintarsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

Judul BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. manusia masih ada di muka bumi, belajar sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses budaya, sehingga dapat meningkatkan harkat dan martabatnya. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terpadu, sistematis, dan logis dalam rangka membina watak manusia menuju proses pendewasaan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan hidup dalam dirinya sendiri maupun lingkungan. Dengan kata lain, pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya yang memiliki wawasan dalam bersikap, kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan permasalahan kehidupan sekarang ini. Secara mendasar hal ini dikemukakan dalam Undang-Undang Bab II Pasal 3 mengenai Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang tujuan pendidikan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Guna mencapai tujuan pendidikan berdasarkan ketentuan Undang- Undang diatas, maka sudah selayaknya bila pendidikan dikelola secara 1

2 profesional, dibina secara terpadu dan diawasi secara komprehensif. Berdasarkan hal diatas, perhatian yang diberikan terhadap pendidikan harus mampu memenuhi perluasan. Untuk menuju kearah pengembangan dunia pendidikan tersebut, guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang memiliki kontribusi strategis dan sangat menentukan tingkat keberhasilan proses pendidikan. Seperti telah dikemukakan pada penelitian yang dilakukan oleh Tuti Kurniasih (2002 : 89) yang menyimpulkan bahwa guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan harus memiliki kemampuan yang memadai untuk mengajar didalam kelas, sehingga mampu menciptakan kondisi belajar yang optimal dan menyenangkan bagi siswa. Keberhasilan proses pendidikan sebagian besar ditentukan oleh mutu Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM). Sehubungan dengan itu, maka peningkatan mutu KBM dalam menghadapi masa yang akan datang merupakan kebutuhan yang mutlak dan sangat mendesak. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu KBM adalah peningkatan kualitas guru sehingga memiliki kemampuan memadai dalam disiplin ilmu dan mempunyai jiwa profesionalitas yang tinggi. Tujuan pendidikan yang diharapkan akan tercapai dengan baik jika profesionalitas guru terlihat dalam kinerja mengajarnya. Kinerja mengajar harus dimiliki oleh guru, karena dengan kinerja mengajar tersebut diharapkan guru bisa memaksimalkan dirinya didalam kelas. Salah satu kinerja mengajar yang perlu dimiliki oleh guru adalah kemampuannya dalam melakukan pengelolaan kelas. Berdasarkan dari kesimpulan penelitian yang dilakukan

3 oleh Rohaya (2002 : 81) yang menyatakan bahwa tingkat kemampuan guru dalam pengelolaan kelas pada umumnya menunjukkan pada kategori cukup baik dan kemampuan guru tersebut menunjukkan pengaruhnya terhadap aspek lain yang berkenaan dengan pembelajaran di kelas. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa guru harus mempunyai sikap dalam mengelola kelas sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan akhirnya tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Pengelolaan kelas dapat diartikan bahwa seorang guru mampu menciptakan iklim kelas yang kondusif agar siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Seperti yang telah dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:173),yaitu : Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan konsep KBM tersebut belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, seringkali terdapat masalah sehingga tujuan pengajaran yang diharapkan belum dapat tercapai secara efektif dan efisien. Masalah utama dari seorang guru, baik guru pemula ataupun guru senior adalah pengelolaan kelas. Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh: 1. Andyarto Surjana (2004 : 79) yang menyimpulkan bahwa kontribusi guru SMA Kristen BPK Penabur Jakarta masih belum optimal. Hal ini dapat kita lihat dari kontribusi motivasi guru terhadap efektivitas pengelolaan

4 kelas sebesar 37,70%, dan kontribusi gaya kepemimpinan guru terhadap efektivitas pengelolaan kelas sebesar 43,10%. 2. Sri Dewi Agustini (2007 : 88) menyimpulkan bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru ekonomi di jurusan IPS SMAN I Kawali pada dasarnya sudah cukup baik/sedang, tetapi masih ada juga yang masih kurang. Berdasarkan dari kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Andyarto Surjana (2004 : 79) dan Sri Dewi Agustini (2007 : 88) menyatakan bahwa tingkat pengelolaan kelas guru masih kurang optimal sehingga tujuan pembelajaran yang telah dicanangkan tidak dapat berjalan dengan semestinya. Dalam pengelolaan kelas guru dituntut untuk dapat memahami tentang kondisi fisik, sosial emosional, organisasional, dan administrasi teknik. Dengan memperhatikan aspek-aspek pengelolaan kelas tersebut, diharapkan guru dapat mengelola kelas dengan baik, sehingga siswa dapat menemukan dan merasakan konsep belajar yang nyaman, puas, disiplin, dan mempunyai sikap yang apresiatif terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Siswa sudah merasa nyaman dalam belajar maka prestasi belajar siswa pun akan terdorong sehingga menghasilkan prestasi yang memuaskan. Pengelolaan kelas merupakan salah satu faktor eksternal utama dalam mencapai keberhasilan belajar. Karena bagaimanapun juga suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran serta dapat meningkatkan

5 prestasi belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru pada akhirnya dituntut untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sehubungan dengan itu, untuk mengetahui bagaimana kemampuan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru geografi di SMA Negeri Kota Bandung, maka dengan ini saya menulis penelitian dengan judul: Kemampuan Pengelolaan Kelas Pada Guru Geografi SMA Negeri Kota Bandung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka secara umum dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu; Bagaimanakah kemampuan guru geografi SMA Negeri Kota Bandung dalam pengelolaan kelas? Adapun rumusan masalah secara khusus dari permasalahan di atas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan guru geografi dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal bagi siswa? 2. Bagaimana kemampuan guru geografi dalam mengembangkan kondisi belajar yang optimal bagi siswa? 3. Bagaimanakah kemampuan guru geografi dalam mengelola sarana dan prasarana ruang kelas yang mendukung bagi berlangsungnya proses belajar mengajar?

6 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kemampuan guru geografi dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal. 2. Mengetahui kemampuan guru geografi dalam mengembangkan kondisi belajar yang optimal. 3. Mengetahui kemampuan guru geografi dalam mengelola sarana dan prasarana ruang kelas yang mendukung bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. D. Manfaat Penelitian a. Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut tentang kemampuan pengelolaan kelas seorang guru khususnya kemampuan pengelolaan kelas guru geografi. Disamping itu, peneliti akan memperoleh pengalaman berfikir dalam memecahkan persoalan pendidikan khususnya mengenai kemampuan pengelolaan kelas. b. Praktis 1. Bagi Sekolah: a. Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan kualitas pengelolaan kelas terutama dalam mata pelajaran geografi.

7 b. Sebagai acuan bagi guru dalam melakukan pengelolaan kelas yang lebih baik, sehingga diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat secara lebih optimal. 2. Bagi Penulis: a. Sebagai penambah wawasan ilmu pengetahuan di bidang kependidikan. b. Mengetahui keadaan yang nyata di lapangan sehingga dapat dibandingkan dengan teori yang didapat selama dalam bangku perkuliahan. E. Definisi Operasional Untuk menghindari pemahaman makna yang ambigu/bermakna ganda dan kesimpangsiuran dalam penelitian ini, maka operasional penelitiannya dapat dijabarkan sebagai sebagai berikut : 1. Kemampuan Guru Guru merupakan tenaga kependidikan yang diberikan tugas utama untuk mengajar, mendidik, dan melatih. Peran dan tugas guru menuntut adanya persyaratan kualifikasi sebagai tenaga kependidikan. Untuk mewujudkan guru yang profesional maka guru harus memiliki kompetensi atau kemampuan. Kompetensi menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah kemampuan atau kecakapan. Menurut Broke dan Stone yang dikutip oleh Uzer Usman (1995 : 14) menyatakan bahwa kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang sangat berarti. Hal senada juga

8 dikemukan oleh Mc. Loud dalam Uzer Usman (1995 : 14) merupakan keadaan berwenang atau memenuhi syarat menuntut ketentuan hukum. Dengan gambaran pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru/kompetensi guru merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. Kemampuan guru menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang dimilki oleh seorang guru sehingga menjadi suatu kepribadian (personality) guru yang dapat diaplikasikan kepada peserta didik dalam bentuk pemikiran, ucapan, tindakan, dan perilaku guru secara keseluruhan, sehingga menjadi teladan bagi para siswanya dalam berfikir, berbicara dan berperilaku. Untuk itu kompetensi/kemampuan mutlak harus dikuasai oleh seorang guru yang profesional. 2. Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni pengelolaan dan kelas. Antara kata pengelolaan dan kelas mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian pengelolaan kelas terlebih dahulu dijelaskan mengenai pengertian pengelolaan dan kelas. Hal ini dilakukan untuk memudahkan memahami lebih mendalam tentang pengertian pengelolaan kelas itu sendiri. Sebelum merumuskan pengertian tentang pengelolaan kelas, kita harus mengerti apa itu kelas. Menurut Oemar Hamalik (1986:13) menyatakan bahwa kelas adalah suatu kelompok orang-orang yang melakukan kegiatan belajar bersama dan mendapat pengajaran dari seorang guru. Berdasarkan pengertian

9 tersebut, jelas bahwa pada hakekatnya kelas adalah suatu unit yang di pimpin secara formal oleh seorang guru. Sehubungan dengan rumusan pengelolaan maka guru sebagai pengelola suatu kelas harus mempunyai kemampuan dalam membuat perencanaan, mengorganisasikan kelas, memotivasi kelas, melakukan pengawasan terhadap kelasnya, dan melakukan penilaian. Berdasarkan tugas guru sebagai pengelola, maka pengertian pengelolaan menurut Oemar Hamalik (1986:16) adalah suatu proses untuk mencapai suatu tujuan atau hasil yang diharapkan. Kajian geografi tidak terpaku pada salah satu aspek saja tetapi merupakan suatu paduan dari aspek fisik, aspek sosial dan aspek budaya yang berada di permukaan bumi. Berdasarkan kajian geografi tersebut maka pengelolaan kelas merupakan bagian dari aspek-aspek geografi. Pengelolaan kelas merupakan suatu unit ruang yang harus dikelola oleh seorang guru geografi dan didalamnya terdapat hubungan dua arah antara murid dengan guru dan tujuan akhirnya adalah untuk membentuk dan meningkatkan kualitas manusia secara utuh. Setelah mempelajari pengertian dari pengelolaan dan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain; 2006:174). Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam

10 suasana yang menyenangkan. Dalam mencapai tujuan pengajaran serta meningkatkan prestasi belajar siswa, dan hubungan interpersonal yang baik antara guru dan anak didik dan anak didik dengan anak didik, merupakan salah satu syarat dalam melakukan pengelolaan kelas. Sehingga kemampuan, sikap dan keterampilan guru dalam melakukan pengelolaan kelas merupakan modal utama yang perlu diaplikasikan secara profesional sebelum dan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kemampuan pengelolaan kelas sangat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Tanpa kemampuan pengelolaan kelas yang efektif, segala kemampuan guru yang lain kurang memberikan pengaruh atau dampak yang positif terhadap pembelajaran siswa. Dalam pengelolaan kelas guru dituntut untuk bisa menciptakan kondisi belajar, mengembangkan kondisi belajar, dan mengelola sarana dan prasarana yang ada secara optimal sehingga proses belajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Dalam penelitian ini faktor utamanya adalah pengelolaan kelas. Faktor tersebut dapat dijabarkan melalui beberapa komponen yang merupakan bagian utama dari pengelolaan kelas. komponen tersebut berupa : a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (Bersifat Preventif). b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal. c. Pengelolaan sarana dan prasarana ruang kelas yang mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar.