-2- BAB I KETENTUAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG

2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

STRUKTUR ORGANISASI DAN ALUR KOORDINASI TIM KOORDINASI PUSAT DAN DAERAH STRUKTUR ORGANISASI TIM KOORDINASI PUSAT,

PELAPORAN DAN FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SKPD DAK SERTA MEKANISME PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN SKPD DAK

ALUR KOORDINASI TIM KOORDINASI PUSAT DAN DAERAH, MEKANISME PELAPORAN DAN FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SKPD DAK TIM KOORDINASI

FORMAT USULAN RENCANA KEGIATAN PROPOSAL DAK TA. 2017

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PENILAIAN KINERJA

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL JALAN PATTIMURA NO. 20 KEBAYORAN BARU JAKARTA TELP. (021) , FAX (021)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Materi laporan yang disampaikan:

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Ind

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-2- BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Pedoman Program Hibah Air Limbah Setempat APBN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

MENU KEGIATAN DAN DATA TEKNIS DAK BIDANG INFRASTRUKTUR TA. 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PRT/M/2009

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

2013, No

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) INFRASTRUKTUR PUBLIK TAHUN ANGGARAN 2017

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 62 Tahun : 2016

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN, REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/3etg.,. /I1.02/HK/2016

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 2015, No.1443 Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana; Mengingat : 1. Un

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

KESIAPAN PENYALURAN TAHAP I DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 2018 PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Dana Alokasi Khusus. Bidang Perdagangan.

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2010 TANGGAL 1 FEBRUARI 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.208, 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Dana Alokasi Khusus. Petunjuk Teknis.

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN

RENJA K/L TAHUN 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 47/PRT/M/2015 TENTANG

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

-2- Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041); 3. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 16); 4. Peraturan Presiden Nomor 123 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 364); 5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 881) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 5 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 446). MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TENTANG PETUNJUK OPERASIONAL PENYELENGGARAAN DANA ALOKASI KHUSUS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Alokasi Khusus Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang selanjutnya disebut DAK adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

-3- Belanja Negara yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional khususnya untuk membiayai kebutuhan prasarana dan sarana Infrastruktur masyarakat yang belum mencapai Standar Pelayanan Minimal dan Norma Standar Pedoman dan Kriteria atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah. 2. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 3. Kementerian adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 4. Unit Organisasi Teknis adalah Direktorat Jenderal yang menyelenggarakan kegiatan di Bidang Infrastruktur meliputi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Jenderal Cipta Karya, dan Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan. 5. Organisasi Perangkat Daerah yang mengelola DAK selanjutnya disebut OPD adalah organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Gubernur/Bupati/Walikota yang menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dari DAK. 6. Penyelenggaraan DAK adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Penerima DAK dalam Tahap Perencanaan, Tahap Pelaksanaan, Tahap Pasca Pelaksanaan, dan Kegiatan Pembinaan yang dilaksanakan oleh Kementerian. 7. Pembinaan penyelenggaraan DAK meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan teknis, dan pengendalian dalam bentuk pendampingan, konsultasi, fasilitasi, pendidikan dan pelatihan pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pasca pelaksanaan. 8. Pengawasan Teknis adalah pembinaan dan/atau pengendalian dalam pelaksanaan pengawasan DAK yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah.

-4-9. Kegiatan Penunjang adalah kegiatan non-fisik yang mendukung pelaksanaan kegiatan fisik. 10. Usulan Rencana Kegiatan yang selanjutnya disebut URK adalah usulan kegiatan DAK yang disusun oleh OPD terkait dan diketahui Kepala Daerah. 11. Rencana Kegiatan yang selanjutnya disebut RK adalah URK yang telah diverifikasi dan disepakati oleh Bappeda Provinsi, Balai Besar/Balai/Satuan Kerja dan Unit Organisasi Teknis terkait. 12. RK Perubahan adalah perubahan terhadap RK yang telah dikonsultasikan kepada Unit Organisasi Teknis dan mendapat persetujuan. 13. Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. 14. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria adalah ketentuan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai pedoman dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Pemerintah dan yang menjadi kewenangan Daerah. 15. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatankegiatan dalam mendukung program prioritas nasional. 16. Keluaran (output) adalah barang/jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan dalam mendukung program prioritas nasional dan arah kebijakan DAK. 17. Efektifitas adalah ukuran yang menunjukkan seberapa jauh program/kegiatan mencapai hasil/manfaat yang diharapkan. 18. Efisiensi adalah derajat hubungan antara barang/jasa yang dihasilkan melalui suatu program/kegiatan dan sumber daya untuk menghasilkan barang/jasa tersebut yang diukur dengan biaya per unit keluaran (output).

-5-19. Dokumen Rencana Strategis DAK yang selanjutnya disebut Renstra DAK adalah Dokumen Perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang mengacu pada dokumen-dokumen perencanaan di daerah, antara lain Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis (Renstra) OPD, Rencana dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)/Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I). 20. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda). 21. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Daerah yang selanjutnya disebut DPA Daerah adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. 22. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat. 23. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 24. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) merupakan komitmen dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota penerima DAK, dalam hal ini Kepala Dinas terkait, untuk memenuhi readiness criteria yang diperlukan. Pasal 2 (1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi Kementerian, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan kegiatan yang dibiayai melalui DAK. (2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk: a. mewujudkan tertib penyelenggaraan dan pelaporan kegiatan yang didanai DAK;

-6- b. mewujudkan terlaksananya koordinasi penyelenggaraan dan pelaporan kegiatan yang didanai DAK; dan c. mewujudkan keterpaduan peran dan fungsi para pengampu pembinaan pelaksanaan DAK dalam pengaturan, pembinaan, dan pengawasan. (3) Lingkup pengaturan dalam Peraturan Menteri ini meliputi: a. Perencanaan; b. Pemrograman; c. Pembinaan Penyelenggaraan; dan d. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan. BAB II PERENCANAAN Pasal 3 (1) Kebijakan penyelenggaraan DAK mengacu pada RPJMN, RPJMD, sebagai upaya mewujudkan Nawacita dan Prioritas Nasional maupun Prioritas Daerah, yang meliputi: a. bidang irigasi, yaitu mendukung terwujudnya Kedaulatan Pangan; b. bidang jalan yaitu meningkatkan konektivitas dalam rangka mewujudkan integrasi fungsi jaringan jalan, meningkatkan akses ke daerah potensial (Kawasan Industri/Kawasan Ekonomi Khusus, Pertanian, Perkebunan), pelabuhan, bandar udara, membuka daerah terisolasi, terpencil, tertinggal, perbatasan serta kawasan pulau kecil dan terluar, transmigrasi, dan pariwisata (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional dan daerah); c. bidang air minum, yaitu dalam rangka mewujudkan 100% akses pelayanan dasar air minum; d. bidang sanitasi, yaitu dalam rangka mewujudkan 100% akses pelayanan dasar sanitasi; dan

-7- e. bidang perumahan dan permukiman, yaitu dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah. Pasal 4 (1) Kementerian menyiapkan pedoman penyusunan dokumen Renstra DAK kurun waktu 5 (lima) tahun untuk Pemerintah Daerah penerima DAK, dengan dikoordinasikan oleh Sekretariat Jenderal. (2) Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota harus menyusun Renstra DAK untuk mensinergikan dan mensinkronisasikan program DAK. (3) Dokumen Renstra DAK dapat ditinjau kembali dan disesuaikan dengan target dan sasaran serta isu strategis yang berkembang. (4) Dokumen Renstra DAK menjadi dasar bagi OPD dalam menyusun Usulan Rencana Tahunan DAK dan usulan perubahannya. (5) Rencana Tahunan DAK diusulkan oleh OPD melalui mekanisme pengusulan yang diatur oleh Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan. BAB III PEMROGRAMAN Bagian Kesatu Bidang, Menu Kegiatan, dan Kriteria Teknis Pasal 5 (1) DAK Infrastruktur meliputi 5 (lima) bidang, yaitu : a. Bidang Irigasi, b. Bidang Jalan, c. Bidang Air Minum, d. Bidang Sanitasi, dan e. Bidang Perumahan dan Permukiman.

-8- (2) Setiap Bidang sebagaimana tersebut pada ayat (1) mempunyai menu kegiatan, sebagai berikut: a. Bidang Irigasi: 1. Pembangunan jaringan irigasi; 2. Peningkatan jaringan irigasi; dan 3. Rehabilitasi jaringan irigasi; b. Bidang Jalan: 1. Pembangunan jalan dan jembatan; 2. Peningkatan jalan dan Penggantian jembatan; dan 3. Pemeliharaan berkala/rehabilitasi jalan dan jembatan. c. Bidang Air Minum: 1. Perluasan SPAM melalui pemanfaatan idle capacity SPAM terbangun dari sistem IKK/PDAM/Komunal; 2. Pembangunan SPAM baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum; dan 3. Peningkatan SPAM melalui penambahan kapasitas dan/atau volume dari sarana dan prasarana SPAM terbangun. d. Bidang Sanitasi: 1. Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) Terpusat; dan 2. Pengembangan SPALD Setempat. e. Bidang Perumahan dan Permukiman: 1. Subbidang Rumah Swadaya: a) Pembangunan baru (PB); b) Peningkatan kualitas (PK). 2. Subbidang Rumah Khusus: Pembangunan rumah khusus yang dilengkapi dengan jalan lingkungan, saluran drainase, sanitasi, air bersih, dan sumber daya listrik. (3) Pemerintah Provinsi dalam penyelenggaraan DAK Bidang Irigasi dan Bidang Jalan harus mengacu pada NSPK di Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan.

-9- (4) Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan DAK Bidang Irigasi, Bidang Jalan, Bidang Air Minum, Bidang Sanitasi, dan/atau Bidang Perumahan dan Permukiman harus mengacu pada SPM dan/atau NSPK di Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan. Pasal 6 Dalam rangka menjaga keberlanjutan fungsi infrastruktur yang sudah dibangun, ditingkatkan, dan direhabilitasi melalui DAK, Pemerintah Daerah wajib melakukan Operasi dan Pemeliharaan dengan dana APBD. Pasal 7 (1) Salah satu komponen dalam menentukan alokasi DAK adalah Kriteria Teknis yang meliputi: a. kriteria teknis untuk Bidang Irigasi; b. kriteria teknis untuk Bidang Jalan; c. kriteria teknis untuk Bidang Air Minum; d. kriteria teknis untuk Bidang Sanitasi; dan e. kriteria teknis untuk Bidang Perumahan dan Permukiman. (2) Kriteria Teknis untuk Bidang Irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dirumuskan melalui indeks teknis dengan mempertimbangkan paling sedikit: a. luas daerah irigasi; dan b. kondisi daerah irigasi. (3) Kriteria Teknis untuk Bidang Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dirumuskan melalui indeks teknis dengan mempertimbangkan paling sedikit: a. panjang jalan; dan b. kondisi kemantapan jalan. (4) Kriteria Teknis untuk Bidang Air Minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dirumuskan melalui indeks teknis dengan mempertimbangkan paling sedikit: a. capaian akses atau cakupan pelayanan air minum; dan b. kapasitas air minum belum termanfaatkan.

-10- (5) Kriteria Teknis untuk Bidang Sanitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dirumuskan melalui indeks teknis dengan mempertimbangkan paling sedikit: a. capaian akses atau cakupan pelayanan sanitasi; dan b. dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK). (6) Kriteria Teknis untuk Bidang Perumahan dan Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dirumuskan melalui indeks teknis dengan diutamakan untuk: a. peningkatan kualitas dan pembangunan baru perumahan swadaya yang mempertimbangkan paling sedikit: 1) jumlah kekurangan rumah atau back log; dan 2) jumlah unit rumah tidak layak huni. b. pembangunan pemenuhan kebutuhan Rumah di lokasi Khusus/tertentu yang mempertimbangkan paling sedikit: 1) jumlah kepala keluarga yang belum memiliki rumah dilokasi yang diusulkan; dan 2) jumlah unit kebutuhan rumah khusus di daerah tertinggal, perbatasan negara, dan pulau kecil terluar. (7) Unit Organisasi Teknis menyusun Prosedur Operasi Standar tentang penyusunan dan penetapan formula perhitungan indeks teknis sesuai bidang tugasnya. (8) Penghitungan indeks teknis dilakukan oleh Unit Organisasi Teknis sesuai dengan bidang tugasnya, selanjutnya Direktur Jenderal masing-masing Unit Organisasi Teknis menetapkan dan menyampaikan kepada Sekretaris Jenderal. (9) Hasil penghitungan dan penetapan Indeks Teknis selanjutnya disampaikan oleh Sekretaris Jenderal kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan sebagai salah satu komponen penentuan alokasi DAK.

-11- Pasal 8 (1) DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik, namun juga dapat digunakan untuk mendanai kegiatan penunjang. (2) Besaran dana kegiatan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Kegiatan penunjang terdiri atas: a. kegiatan perencanaan; b. kegiatan pengawasan; dan c. kegiatan pengendalian. (4) Kegiatan perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, digunakan untuk: a. desain perencanaan; b. biaya tender; c. perjalanan dinas ke lapangan dalam rangka perencanaan kegiatan; dan d. penguatan database dan survey kondisi. (5) Kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, digunakan untuk: a. perjalanan dinas ke lokasi kegiatan dalam rangka monitoring dan evaluasi; b. supervisi konstruksi; c. penunjukan konsultan individual pengawas kegiatan kontraktual; d. gaji dan operasional Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL), khususnya untuk bidang air minum, bidang sanitasi, dan bidang perumahan dan permukiman subbidang rumah swadaya; dan e. penguatan kapasitas Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL), khususnya untuk bidang air minum dan bidang sanitasi. (6) Kegiatan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, digunakan untuk: a. penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan DAK; b. honor petugas pelaporan e-monitoring DAK; c. penyelenggaraan rapat koordinasi; dan

-12- d. honorarium tim koordinasi. Bagian Kedua Tahapan Pemrograman Pasal 9 (1) Berdasarkan penetapan alokasi DAK dari Pemerintah, Gubernur/Bupati/Walikota penerima DAK menyusun URK berdasarkan konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan, yang memenuhi kriteria prioritas nasional. (2) Penyusunan URK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada proposal yang diusulkan Pemerintah Daerah kepada Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian, serta mengacu hasil sinkronisasi dan harmonisasi usulan DAK. (3) format URK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (4) Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota penerima DAK harus mengikuti sosialisasi petunjuk operasional penyelenggaraan DAK dan konsultasi program dalam rangka pembahasan URK yang diselenggarakan oleh Kementerian. (5) Konsultasi Program dalam rangka pembahasan URK meliputi: a. Verifikasi URK oleh Balai Besar/Balai/Satuan Kerja terkait; b. Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dibahas bersama Unit Organisasi Teknis; c. Hasil pembahasan URK sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b ditetapkan oleh Kepala Daerah menjadi RK berupa rincian kegiatan, lokasi kegiatan, dan target output kegiatan, selanjutnya disampaikan kepada Direktur Jenderal masing-masing Unit Organisasi Teknis paling lambat minggu terakhir bulan Januari tahun anggaran berkenaan.

-13- (6) Direktur Jenderal masing-masing Unit Organisasi Teknis menyampaikan hasil penetapan RK sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c kepada Sekretaris Jenderal paling lambat minggu pertama bulan Februari tahun anggaran berkenaan. (7) Kepala Daerah dapat mengajukan usulan perubahan atas rencana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c dilakukan 1 (satu) kali kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal paling lambat minggu pertama bulan Maret tahun anggaran berkenaan. (8) Sekretaris Jenderal melakukan penelitian dan penyusunan konsep penetapan hasil rekapitulasi dan selanjutnya disampaikan kepada Menteri dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (9) Menteri menetapkan hasil rekapitulasi dan disampaikan kepada Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas paling lambat minggu ketiga bulan Maret tahun berkenaan. Bagian Ketiga Perubahan Penggunaan DAK Pasal 10 (1) Dalam hal terjadi bencana alam, Kepala Daerah terkait dapat mengubah penggunaan DAK untuk kegiatan di luar yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan dan Petunjuk Operasional ini. (2) Perubahan penggunaan DAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah Kepala Daerah terkait mengajukan usulan perubahan dan mendapat persetujuan tertulis dari Menteri dan Menteri Keuangan. (3) Bencana alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan bencana alam yang dinyatakan secara resmi

-14- oleh Kepala Daerah terkait dengan Keputusan Kepala Daerah. (4) Persetujuan Menteri Keuangan dan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Kepala Daerah yang bersangkutan. BAB IV PEMBINAAN PENYELENGGARAAN DAK Bagian Kesatu Peran dan Fungsi dalam Pembinaan Penyelenggaraan DAK Pasal 11 Peran dan fungsi Pemerintah dalam pembinaan penyelenggaraan DAK meliputi: (1) Pengaturan yaitu: a. menyusun arah kebijakan penyelenggaraan DAK; dan b. merumuskan kriteria teknis pemanfaatan DAK. (2) pembinaan teknis dalam proses perencanaan, pemrograman, dan teknis pelaksanaan dalam bentuk pendampingan, konsultasi, fasilitasi, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan. (3) Pengendalian yaitu: a. melakukan evaluasi dan sinkronisasi atas usulan RK dan perubahannya, terkait kesesuaiannya dengan prioritas nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1); dan b. melakukan pengawasan dalam pelaksanaan DAK yang meliputi capaian SPM dan NSPK; ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan; akuntabilitas pengelolaan DAK; serta pengawasan teknis dilakukan dalam bentuk reviu, monitoring, evaluasi, pemeriksaan dan bentuk pengawasan lainnya. Pasal 12 Menteri melaksanakan peran dan fungsi Pemerintah dalam pembinaan penyelenggaraan DAK.

-15- Pasal 13 Unit Organisasi Teknis menyusun dan menetapkan pedoman teknis pelaksanaan DAK mengacu pada SPM dan atau NSPK. Pasal 14 (1) Pembinaan Penyelenggaraan DAK dilaksanakan secara berjenjang, yaitu: a. Tingkat Provinsi, dilaksanakan oleh Menteri. b. Tingkat Kabupaten/Kota, dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pembinaan teknis. (2) Dalam hal pembinaan penyelenggaraan DAK, Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat belum sepenuhnya melaksanakan, maka Menteri membantu pembinaan penyelenggaraan DAK di tingkat Kabupaten/Kota. Pasal 15 (1) Pengawasan Teknis untuk Penyelenggaraan DAK Provinsi, dilaksanakan oleh Menteri. (2) Pengawasan Teknis untuk Penyelenggaraan DAK Kabupaten/Kota, dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. (3) Dalam hal Gubernur belum mampu melakukan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang dibuktikan dengan adanya ada surat pernyataan dari Gubernur maka pengawasan Teknis dilaksanakan oleh Menteri. Pasal 16 (1) Menteri menugaskan Sekretaris Jenderal selaku Koordinator Tim Koordinasi Pusat untuk melakukan koordinasi pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan penyelenggaraan DAK di tingkat Provinsi. (2) Koordinasi dilakukan melalui harmonisasi jadwal pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan DAK berdasarkan prinsip keserasian

-16- dan keterpaduan serta efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya yang tersedia. (3) Sekretariat Jenderal dan Unit Organisasi Teknis mencantumkan program Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan DAK dalam dokumen perencanaan dan penganggaran kementerian. (4) Menteri menugaskan Inspektorat Jenderal dalam hal pengawasan teknis penyelenggaraan DAK, untuk melakukan koordinasi dengan Inspektorat Daerah. (5) Hasil pembinaan oleh Tim Koordinasi Pusat dan hasil pengawasan oleh Inspektorat Jenderal dituangkan dalam bentuk Laporan Hasil Pembinaan dan Pengawasan yang selanjutnya disampaikan kepada Menteri. Pasal 17 Peran dan fungsi Pemerintah Provinsi dalam pembinaan penyelenggaraan DAK meliputi: 1. Pembinaan Teknis Melakukan pembinaan teknis dalam proses penyusunan proposal DAK Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait dalam bentuk pendampingan dan konsultasi. 2. Pengawasan Melakukan pengawasan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari DAK Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait dari aspek fisik dan keuangan. Pasal 18 Gubernur melaksanakan peran dan fungsi Pemerintah Provinsi dalam pembinaan penyelenggaraan DAK. Bagian Kedua Tata Kelola Koordinasi Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pasal 19 (1) Dalam melaksanakan peran dan fungsi Pemerintah dalam penyelenggaraan DAK, Menteri membentuk Tim

-17- Koordinasi Pusat, yang terdiri dari Unit Organisasi pengampu penyelenggaraan DAK, yang meliputi: a. Sekretariat Jenderal (selaku koordinator); b. Inspektorat Jenderal; c. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air; d. Direktorat Jenderal Bina Marga; e. Direktorat Jenderal Cipta Karya; f. Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan; g. Direktorat Jenderal Bina Konstruksi; h. Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah; i. Badan Penelitian dan Pengembangan; dan j. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia. (2) Tim Koordinasi Pusat mempunyai tugas terkait dengan kegiatan pada Tahap Perencanaan, Pelaksanaan serta Pasca Pelaksanaan. (3) Tugas dan tanggung jawab Tim Koordinasi Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi a. Tahap Perencanaan, yaitu: 1. menyusun petunjuk operasional penggunaan DAK; 2. menyampaikan usulan menu kegiatan penggunaan DAK; 3. menyusun kriteria teknis dan indeks teknis DAK; 4. melaksanakan sosialisasi kebijakan DAK dan konsultasi program; 5. melaksanakan pembinaan perencanaan kepada daerah yang mendapat DAK; 6. pembinaan perencanaan program secara terintegrasi maupun mandiri dilakukan oleh Sekretariat Jenderal, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, dan Unit Organisasi Teknis. b. Tahap Pelaksanaan, yaitu: 1. melakukan pemantauan melalui sistem e-monitoring DAK dan koordinasi ke daerah;

-18-2. melakukan koordinasi penyelesaian permasalahan dan percepatan pencapaian progres fisik dan keuangan DAK di daerah. 3. melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kepada daerah yang mendapat DAK; 4. melaksanakan rapat kerja DAK dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan DAK. c. Tahap Pasca Pelaksanaan, yaitu: 1. melaksanakan evaluasi terhadap penyelenggaraan DAK; 2. memberikan saran, masukan, maupun rekomendasi kepada Menteri dalam mengambil kebijakan terkait penyelenggaraan DAK ke depan; 3. menyiapkan laporan akhir tahun Kementerian kepada Menteri Keuangan, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri Dalam Negeri terkait penyelenggaraan DAK. (4) Tim Koordinasi Pusat menyusun standar operasional prosedur untuk setiap tahapan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. (5) Dalam pelaksanaan tugasnya Tim Koordinasi Pusat dibantu oleh Tim Teknis penyelenggaraan DAK yang dibentuk oleh Unit Organisasi terkait. Pasal 20 (1) Dalam melaksanakan peran dan fungsi Pemerintah Daerah dalam pembinaan pelaksanaan DAK, Gubernur membentuk Tim Koordinasi Daerah, yang terdiri dari unsur Bappeda Provinsi, Bappeda Kabupaten/Kota, dinas teknis terkait, dan Balai Besar/Balai/Satuan Kerja Pusat yang ada di daerah terkait. (2) Tim Koordinasi Daerah mempunyai tugas terkait dengan kegiatan pada Tahap Perencanaan, Pelaksanaan dan Pasca Pelaksanaan di Provinsi, Kabupaten, dan Kota terkait.

-19- (3) Tugas dan tanggung jawab Tim Koordinasi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Tahap Perencanaan, yaitu: 1. melakukan reviu dan verifikasi usulan proposal DAK Provinsi, Kabupaten, dan Kota. Selanjutnya, usulan proposal DAK Provinsi ditandatangani oleh Gubernur, usulan proposal DAK Kabupaten ditandatangani oleh Bupati dan usulan proposal DAK Kota ditandatangani oleh Walikota; 2. melakukan verifikasi data teknis DAK secara berkala; 3. melakukan fasilitasi penyusunan harga satuan provinsi; 4. membantu pelaksanaan sosialisasi, diseminasi, dan pembinaan pelaksanaan kepada daerah yang mendapat DAK; dan 5. melakukan verifikasi kesesuaian atas usulan RK yang disusun Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota terhadap proposal yang telah ditandatangani oleh Kepala Daerah. b. Tahap Pelaksanaan, yaitu: 1. melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan DAK oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait; dan 2. melakukan inventarisasi permasalahan terkait pencapaian progres fisik dan keuangan DAK di daerah; 3. menyiapkan laporan triwulan dan tahunan terkait pembinaan pelaksanaan DAK di Provinsi, dan Kabupaten/Kota terkait dan menyampaikan kepada Tim Koordinasi Pusat sebagaimana mekanisme pelaporan dalam Peraturan Menteri ini, dengan tembusan Unit Organisasi terkait; dan 4. melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kepada Pemerintah Daerah yang mendapat DAK untuk dilaporkan pada saat rapat kinerja Kementerian.

-20- c. Tahap Pasca Pelaksanaan, yaitu: 1. melaksanakan evaluasi terhadap pembinaan pelaksanaan DAK oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota; dan 2. memberikan saran, masukan, maupun rekomendasi kepada Gubernur terkait pembinaan pelaksanaan DAK ke depan di Provinsi, Kabupaten, dan Kota terkait. (4) Tim Koordinasi Daerah dapat membentuk Kelompok Kerja sesuai dengan bidang DAK dibantu oleh Balai Besar/Balai/Satuan Kerja Pusat terkait. (5) Segala biaya operasional terkait kegiatan Tim Koordinasi Daerah dibebankan pada Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan unit organisasi asal anggota Tim. Pasal 21 (1) Bupati/Walikota dapat membentuk Tim Koordinasi di tingkat Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh Kepala Bappeda Kabupaten/Kota, yang terdiri dari unsur OPD terkait apabila diperlukan. (2) Segala biaya operasional terkait kegiatan Tim Koordinasi Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada Pemerintah Kabupaten/Kota. Pasal 22 Ketentuan mengenai Struktur Organisasi dan Alur Koordinasi Tim Koordinasi Pusat dan Daerah tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. BAB V Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Bagian Kesatu Pemantauan dan Evaluasi Pasal 23 (1) Menteri melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK melalui sistem e-monitoring DAK dan koordinasi ke daerah.

-21- (2) Gubernur/Bupati/Walikota melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK yang meliputi pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan kewenangannya. (3) Kepala Dinas Provinsi, Kabupaten, dan Kota melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK yang meliputi pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan kewenangannya. (4) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3) dilakukan terhadap: a. kesesuaian RK dengan prioritas nasional; b. kesesuaian RK dengan DPA Daerah; c. kesesuaian RK yang telah ditetapkan dengan pelaksanaannya; d. kesesuaian hasil pelaksanaan kegiatan dengan dokumen kontrak yang telah ditetapkan; e. kesesuaian pencapaian output hasil pelaksanaan kegiatan dengan target RK; f. kesesuaian pencapaian outcome hasil pelaksanaan kegiatan dengan target RK; dan g. kepatuhan dan ketertiban pelaporan. Pasal 24 (1) Evaluasi sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (1) dilakukan terhadap pelaksanaan DAK, paling lambat 31 (tiga puluh satu) hari kalender setelah tahun anggaran berakhir. (2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk menilai kinerja pelaksanaan DAK di Daerah (3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan ke Menteri Keuangan, Menteri PPN/Kepala Bappenas, dan Menteri Dalam Negeri. (4) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3) disusun dalam bentuk laporan triwulan.

-22- Pasal 25 (1) Penilaian kinerja pelaksanaan DAK dilakukan berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (4). (2) hasil penilaian kinerja pelaksanaan DAK akan dijadikan salah satu pertimbangan dalam usulan pengalokasian DAK pada tahun berikutnya, serta program pembinaan penyelenggaraan DAK. Bagian Kedua Pelaporan Pasal 26 OPD Provinsi dan Kabupaten/Kota Penerima harus menyampaikan laporan triwulan DAK. Periode pelaporan triwulan DAK adalah triwulan pertama pada tanggal 31 Maret, triwulan kedua pada tanggal 30 Juni, triwulan ketiga pada tanggal 30 September, triwulan keempat pada tanggal 31 Desember. Pasal 27 (1) Kepala Dinas Kabupaten/Kota harus menyusun dan menyampaikan laporan triwulan secara tertulis yang dicetak melalui e-monitoring DAK dan melaporkan secara elektronik melalui e-monitoring DAK setiap ada perubahan data dan informasi, dalam rangka pelaksanaan DAK yang dikelolanya. (2) Laporan triwulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir kepada Bupati/Walikota melalui Kepala Bappeda Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi dan Balai Besar/Balai/Satker terkait.

-23- Pasal 28 (1) Kepala Bappeda Kabupaten/Kota harus menyusun laporan triwulan Kabupaten/Kota dengan menggunakan laporan triwulan Dinas Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1). (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Bupati/Walikota kepada Gubernur melalui Kepala Bappeda Provinsi selaku Kepala Tim Koordinasi Daerah paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir. Pasal 29 (1) Khusus untuk Bidang Jalan dan Bidang Irigasi, Kepala Dinas Provinsi harus menyusun dan menyampaikan laporan triwulan secara tertulis yang dicetak melalui e-monitoring DAK dan melaporkan secara elektronik melalui e-monitoring DAK setiap ada perubahan data dan informasi, dalam rangka pelaksanaan DAK yang dikelolanya. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir kepada Gubernur melalui Kepala Bappeda Provinsi selaku Kepala Tim Koordinasi Daerah dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi dan Balai Besar/Balai/Satker terkait. Pasal 30 (1) Kepala Bappeda Provinsi selaku Kepala Tim Koordinasi Daerah menyusun laporan triwulan dengan menggunakan laporan triwulan provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dan laporan triwulan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1). (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Gubernur kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal dengan tembusan Direktur Jenderal

-24- terkait paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir. Pasal 31 Ketentuan mengenai mekanisme dan Format Laporan pelaksanaan kegiatan OPD Penyelenggaraan DAK, serta Mekanisme pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan OPD Penyelenggaraan DAK sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 32 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 33/PRT/M/2016 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1941), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK OPERASIONAL DANA ALOKASI KHUSUS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT FORMAT PENYUSUNAN URK Dalam penyusunan URK, setiap Pemerintah Daerah harus mengikuti daftar isi sebagaimana berikut: I. Latar Belakang II. Maksud III. Tujuan IV. Tabel Usulan Rencana Kegiatan (URK) Tabel URK sekurang-kurangnya mencakup informasi-informasi sebagai berikut: 1. Rencana Kegiatan; 2. Lokasi Kegiatan; 3. Target Output; 4. Target Outcome; 5. Cara Pengadaan (swakelola/kontrak); 6. Pagu; 7. Jenis DAK. V. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota Penerima DAK

A. Tabel URK DAK Bidang Irigasi USULAN RENCANA KEGIATAN DAK BIDANG IRIGASI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA.. TAHUN. Provinsi :.. Kabupaten/Kota :. (* diisi untuk RK Kab./Kota) No. Sasaran Sasaran Alokasi (dalam juta Nama Harga Nama Lokasi (Desa, JK Output Outcome Rp.) Jenis Daerah Satuan (juta Kegiatan Kecamatan) (K/S) Sat Vol Sat Pengadaan Irigasi Vol. DAK Pend. Jumlah Rp./Ha) (m/buah). (Ha) Ket. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13=12/8 14 15 A. Pembangunan Jaringan Irigasi 1... Pembangunan JI... 2...... Sub-Jumlah B. Peningkatan Luas Layanan Jaringan Irigasi 1... Peningkatan Luas Layanan JI... 2...... Sub-Jumlah C. Peningkatan Kondisi Jaringan Irigasi 1... Peningkatan Kondisi JI... 2...... Sub-Jumlah D. Rehabilitasi Jaringan Irigasi 1... Rehabilitasi JI... 2...... Sub-Jumlah

No. Sasaran Sasaran Alokasi (dalam juta Nama Harga Nama Lokasi (Desa, JK Output Outcome Rp.) Jenis Daerah Satuan (juta Kegiatan Kecamatan) (K/S) Sat Vol Sat Pengadaan Irigasi Vol. DAK Pend. Jumlah Rp./Ha) (m/buah). (Ha) Ket. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13=12/8 14 15 JUMLAH Petugas Nama Jabatan Tanggal Paraf Rekomendasi Paraf Unsur Pusat - Sesuai (Ditjen SDA) - Perlu BBWS/BWS Perbaikan Bappeda Provinsi Dinas terkait Provinsi Dinas Kabupaten/ Kota ybs *) Agar dilampiri KAK per paket pekerjaan, Peta D I, Lokasi Kegiatan, RAB dan Skema Jaringan, Skema Bangunan, Gambar Desain, khusus untuk Pembangunan Baru dilampiri Surat Pernyataan Memenuhi Delapan Persyaratan (Format 1). **) Bila terjadi perubahan dalam Usulan Rencana Kegiatan, maka harus ada persetujuan dari Direktur Jenderal Sumber Daya Air....,... Kepala Dinas Provinsi/ Kab./Kota (ttd dan stempel basah) (... ) NIP... Catatan : Kolom 2 : Skema DI harus dilampirkan dalam format ini Kolom 4 : di isi : Kontrak/Swakelola Kolom 14 : di isi : Rehabilitas/ Peningkatan/ Pembangunan Baru Kolom 15 : (1) Mendukung Kinerja Saluran Primer (2) Mendukung Kinerja Bangunan Utama (3) Mendukung Kinerja DI (4) Menambah Layanan Baru

B. Tabel URK DAK Bidang Jalan Provinsi Kab./Kota NO. NO & NAMA RUAS JALAN USULAN RENCANA KEGIATAN DAK BIDANG JALAN PROVINSI/KABUPATEN/KOTA. TAHUN.. :.. : (*diisi untuk URK Kab./Kota) ALOKASI (dalam juta Rp) Harga VOLUME Satuan (km/m) DAK PENDAMPING JUMLAH (juta Rp) Jenis Penanganan JK (K/Sw) Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 = 6 / 3 8 9 10 SUB JUMLAH JUMLAH Petugas Nama Jabatan Tanggal Paraf Unsur Pusat (Ditjen. Bina Marga) BBPJN/BPJN Bappeda Provinsi Dinas Provinsi/Kab/Kota Catatan: *) Peta lokasi diharuskan dilampirkan dalam form ini....,... Kepala Dinas Provinsi/ Kab./Kota Kolom 8: Diisi Pemeliharaan/Peningkatan Kolom 9 (Jenis Kegiatan): Kontrak/Swakelola ttd dan stempel basah Kolom 10: Diisi (1) Mendukung jalan status yang lebih tinggi (2) Membuka daerah perbatasan dan terisolir ( ) (3) Menunjang daerah potensial (pelabuhan, industri, pertanian, pariwisata) NIP.

C. Tabel URK DAK Bidang Air Minum USULAN RENCANA KEGIATAN DAK BIDANG AIR MINUM KABUPATEN/KOTA. TAHUN. Provinsi : Kabupaten/Kota : (* diisi untuk RK Kab./Kota) Program/Kegiatan/ Lokasi Target Output Target Outcome Cara Pagu (Rp 000) Jenis Dana No Rencana Kegiatan Keterang Pengadaan DAK an Kegiatan/Infrastruktur Kuant Satuan Kuant Satuan (S/K) DAK Pendamping Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TOTAL Petugas Nama Jabatan Tanggal Paraf Rekomendasi Unsur Pusat (Ditjen CK) SNVT PSPAM Provinsi Bappeda Provinsi Dinas Kabupaten/Kota...,... Kepala Dinas Kabupaten/Kota (ttd dan stempel basah) (... ) NIP...

D. Tabel URK DAK Bidang Sanitasi USULAN RENCANA KEGIATAN DAK BIDANG SANITASI KABUPATEN/KOTA. TAHUN. Provinsi : Kabupaten/Kota : (* diisi untuk RK Kab./Kota) Program/Kegiatan/ Lokasi Target Output Target Outcome Cara Pagu (Rp 000) Jenis Dana Keterang No Rencana Kegiatan Pengadaan DAK an Kegiatan/Infrastruktur Kuant Satuan Kuant Satuan (S/K) DAK Pendamping Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TOTAL Petugas Nama Jabatan Tanggal Paraf Rekomendasi Unsur Pusat (Ditjen CK) SNVT PPLP Provinsi Bappeda Provinsi Dinas Kabupaten/Kota...,... Kepala Dinas Kabupaten/Kota (ttd dan stempel basah) (... ) NIP...

E. Tabel URK DAK Bidang Perumahan dan Permukiman - Subbidang Rumah Swadaya USULAN RENCANA KEGIATAN DAK BIDANG SANITASI KABUPATEN/KOTA. TAHUN. Provinsi : Kabupaten/Kota : (* diisi untuk RK Kab./Kota) PROGRAM TARGET OUTPUT TARGET OUTCOME DALAM NO KEGIATAN VOLUME BIAYA/ VOLUME LOKASI RPJMD/ SAT SATUAN SATUAN UAN RKPD 2017 2018 2019 2017 2018 2019 2017 Subbidang Rumah Swadaya 1. Pembangunan Unit KK Desa/ Baru (PB) Kelurahan Rumah Swadaya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) 2. Peningkatan Kualitas (PK) Rumah Swadaya bagi MBR (*) disesuikan dengan usulan Unit KK Desa/ Kelurahan Petugas Nama Jabatan Tanggal Paraf Rekomendasi Paraf Unsur Pusat (Ditjen Penyediaan Perumahan) - Sesuai - Perlu Perbaikan SNVT PnP Provinsi Bappeda Provinsi Dinas Kabupaten/ Kota DAK...,... Kepala Dinas Kab./Kota (ttd dan stempel basah) (... ) NIP... RUPIAH APBD NON DAK

F. Tabel URK DAK Bidang Perumahan dan Permukiman - Subbidang Rumah Khusus No Nama Kegiatan Alamat (Kampung dan Distrik) USULAN RENCANA KEGIATAN DAK BIDANG SANITASI KABUPATEN/KOTA. TAHUN. Provinsi : Kabupaten/Kota : (* diisi untuk RK Kab./Kota) TARGET OUTPUT (Terbangun) TARGET OUTCOME (Terhuni pada T+0) ALOKASI (dalam ribuan Rp) VOL SAT. VOL SAT. (KK) DAK PENDAMPING JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10=9+8 11 KET. SUB JUMLAH JUMLAH Catatan : *) Agar dilampirkan peta Kabupaten/Kota dan Lokasi kegiatan ybs Kolom 6 & 7, diisi : Outcome dari kegiatan tersebut dalam jumlah (satuan) penduduk (KK) yang Petugas Nama Jabatan Tanggal Paraf Rekomendasi Paraf Unsur Pusat (Ditjen Penyediaan Perumahan) - Sesuai - Perlu Perbaikan SNVT PnP Provinsi Bappeda Provinsi Dinas Kabupaten/ Kota...,... Kepala Dinas Kab./Kota (ttd dan stempel basah) (... ) NIP...

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK OPERASIONAL DANA ALOKASI KHUSUS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MEKANISME PENETAPAN KEPMEN PUPR TENTANG PENETAPAN RENCANA KEGIATAN (RK)

DIAGRAM ALIR PENETAPAN RENCANA KEGIATAN (RK) MENJADI PENETAPAN KEPUTUSAN MENTERI No Kegiatan Proses Keluaran Pusat Instansi Daerah Waktu Mulai Pembahasan Usulan Rencana Kegiatan Unor, Balai/Satker OPD DAK Minggu ke-2 bulan November 1 Pembahasan URK menjadi RK melalui konsultasi program Tidak Sesuai Sesuai, tapi tidak ada di e-planning Bappenas / BPIW Bappeda Provinsi Sesuai* Berita Acara Rencana Kegiatan (RK) Minggu ke-4 bulan Januari Rekapitulasi Unor / Ditjen 2 Rekapitulasi RK Pelaporan RK per bidang Minggu ke-1 bulan Februari Draft Kepmen Setjen 3 Penetapan RK Penetapan Rencana Kegiatan Keputusan Menteri Menteri Minggu ke-3 bulan Maret * Keterangan: - Sesuai dengan e-planning - Data pendukung sesuai - Harga satuan sesuai

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SEKRETARIAT JENDERAL Jalan Pattimura 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110. Telp 7392681 Faksimili 7243623 Nomor :... Jakarta,... Lampiran:... Sifat :... Hal : Penyampaian Hasil Penelitiaan dan Rekapitulasi Rencana Kegiatan DAK Infrastruktur TA... Kepada Yth. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di tempat Sehubungan dengan telah ditetapkannya Perpres... Nomor... Tahun... Tentang... yang memuat Rincian Alokasi DAK Bidang Infrastruktur Tahun... dan telah dilaksanakannya Kegiatan Konsultasi Program DAK Infrastruktur Tahun..., maka bersama ini dengan hormat disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Jumlah Penerima DAK... 2. Pelaksanaan Konsultasi Program... 3. Hasil Penelitian RK... 4. Rekapitulasi Rencana Kegiatan (RK) per bidang: No 1. 2. 3. 4. 5. Bidang DAK Infrastruktur Bidang Irigasi Bidang Jalan Bidang Air Minum Bidang Sanitasi Bidang Perumahan Total DAK Reguler Target Output DAK Penugasan DAK Afimasi Keterangan 5. Tindak Lanjut... Demikian disampaikan, atas perhatian dan arahan Bapak selanjutnya diucapkan terima kasih. Sekretaris Jenderal,... NIP....

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SEKRETARIAT JENDERAL Jalan Pattimura 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110. Telp 7392681 Faksimili 7243623 BIDANG IRIGASI DAK PENUGASAN Ruang Lingkup/ No Nama Daerah Menu Kegiatan 1 Provinsi/Kabupaten/Kota... a. Pembangunan Jaringan Irigasi b. Peningkatan Jaringan Irigasi c. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Total Target Output Prioritas Nasional Keterangan Catatan: 1. Mendukung target RPJMN 2015-2019 untuk 3 juta hektar rehabilitasi jaringan irigasi dan 1 juta hektar pembangunan daerah irigasi baru untuk pemenuhan Kedaulatan Pangan baik skala lokal maupun skala nasional 2. Mendukung Prioritas Nasional bidang Ketahanan Pangan Jakarta,... Mengetahui, Direktur Jenderal Sumber Daya Air... NIP...

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SEKRETARIAT JENDERAL Jalan Pattimura 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110. Telp 7392681 Faksimili 7243623 BIDANG JALAN DAK REGULER Ruang Lingkup/ No Nama Daerah Menu Kegiatan 1 Provinsi/Kabupaten/Kota... a. Pemeliharaan Berkala / Rehabilitasi Jalan b. Peningkatan Jalan dan Penggantian Jembatan c. Penyelesaian Pembangunan Jalan dan Jembatan Total Target Output Jenis Kegiatan (K/S) Keterangan Catatan: 1. Meningkatkan kualitas pelayanan transportas 2. Menunjang aksesibilitas ke fasilitas-fasilitas pelayanan dasar dan pusat-pusat perekonomian daerah DAK PENUGASAN Ruang Lingkup/ Target Prioritas No Nama Daerah Menu Kegiatan Output Nasional Keterangan 1 Provinsi/Kabupaten/Kota... a. Pemeliharaan Berkala / Rehabilitasi Jalan b. Peningkatan Jalan dan Penggantian Jembatan c. Penyelesaian Pembangunan Jalan dan Jembatan Total Catatan: 1. Mendukung pencapaian Prioritas Nasional 2. Peningkatan konektivitas dan 3. Aksesibilitas masyarakat terhadap kawasan strategis nasional dan mendukung pengembangan wilayah Jakarta,... Mengetahui, Direktur Jenderal Bina Marga... NIP...

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SEKRETARIAT JENDERAL Jalan Pattimura 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110. Telp 7392681 Faksimili 7243623 BIDANG AIR MINUM DAK REGULER No Nama Daerah Ruang Lingkup/ Menu Kegiatan Target Output Jenis Kegiatan (K/S) Keterangan 1 Kabupaten/Kota... a. Perluasan SPAM melalui pemanfaatan idle capacity SPAM terbangun dari sistem IKK/PDAM/Komunal b. Pembangunan SPAM baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum c. Peningkatan SPAM melalui penambahan kapasitas dan/atau volume dari sarana dan prasarana SPAM terbangun Total Catatan: Ditujukan bagi daerah untuk pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai dengan tingkat cakupan pelayanan air minum DAK PENUGASAN No Nama Daerah Ruang Lingkup/ Menu Kegiatan 1 Kabupaten/Kota... a. Perluasan SPAM melalui pemanfaatan idle capacity SPAM terbangun dari sistem IKK/PDAM/Ko munal b. Pembangunan SPAM baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum Target Output Jenis Kegiatan (K/S) Mendukung Prioritas Keterangan

No Nama Daerah Total Ruang Lingkup/ Menu Kegiatan c. Peningkatan SPAM melalui penambahan kapasitas dan/atau volume dari sarana dan prasarana SPAM terbangun Target Output Jenis Kegiatan (K/S) Mendukung Prioritas Keterangan Catatan : Ditujukan bagi kabupaten/kota yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 2. Pariwisata 3. Kabupaten/kota yang memiliki SPAM Regional 4. Kota Binaan Kementerian PUPR 5. Kawasan Kumuh DAK AFIRMASI No Nama Daerah Ruang Lingkup/ Menu Kegiatan Target Output Jenis Kegiatan (K/S) 1 Kabupaten/Kota... a. Perluasan SPAM melalui pemanfaatan idle capacity SPAM terbangun dari sistem IKK/PDAM/Komunal b. Pembangunan SPAM baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum c. Peningkatan SPAM melalui penambahan kapasitas dan/atau volume dari sarana dan prasarana SPAM terbangun Total Catatan : Ditujukan bagi kabupaten/kota yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Daerah Tertinggal 2. Kawasan Perbatasan Afirmasi Keterangan Jakarta,... Mengetahui, Direktur Jenderal Cipta Karya... NIP...

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SEKRETARIAT JENDERAL Jalan Pattimura 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110. Telp 7392681 Faksimili 7243623 BIDANG SANITASI DAK REGULER Ruang Lingkup/ Menu No Nama Daerah Kegiatan 1 Kabupaten/Kota... a. Pembangunan baru SPALD Terpusat Target Output Jenis Kegiatan (K/S) Keterangan b. Pembangunan baru SPALD Setempat Total Catatan : Ditujukan bagi kabupaten/kota yang memiliki atau sedang menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). DAK PENUGASAN No Nama Daerah Ruang Lingkup/ Menu Kegiatan Target Output Jenis Kegiatan (K/S) Prioritas Nasional Keterangan 1 Kabupaten/Kota... a. Pembangunan baru SPALD Terpusat b. Pembangunan baru SPALD Setempat Total Catatan: Ditujukan bagi kabupaten/kota yang memiliki kriteria 1. Akses sanitasi di bawah rata-rata akses nasional (<67,2%) 2. Memiliki atau sedang menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK 3. Memiliki IPLT dan sedang membentuk atau sudah mempunyai sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis) 4. Lokasi yang telah dinyatakan sebagai kawasan Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun DAK AFIRMASI No Nama Daerah Ruang Lingkup/ Menu Kegiatan 1 Kabupaten/Kota... a. Pembangunan baru SPALD Terpusat b. Pembangunan baru SPALD Setempat Total Target Output Jenis Kegiatan (K/S) Afirmasi Keterangan

Catatan: Ditujukan bagi kabupaten/kota yang memiliki kriteria 1. Daerah Tertinggal 2. Daerah Perbatasan 3. Daerah yang memiliki dokumen SSK/MMS Jakarta,... Mengetahui, Direktur Jenderal Cipta Karya... NIP...

BIDANG PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SEKRETARIAT JENDERAL Jalan Pattimura 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110. Telp 7392681 Faksimili 7243623 DAK REGULER Ruang Lingkup/ Menu Target No Nama Daerah Keterangan Kegiatan Output 1 Kabupaten/Kota... a. Pembangunan baru rumah swadaya b. Peningkatan kualitas rumah swadaya c. Pembangunan rumah khusus Total Catatan : Diperuntukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan masyarakat yang terkena dampak pembangunan infrastruktur publik di kawasan permukiman kumuh dan pencegahan permukiman kumuh perkotaan. DAK AFIRMASI Ruang Lingkup/ No Nama Daerah Menu Kegiatan 1 Kabupaten/Kota... a. Pembangunan baru rumah swadaya b. Peningkatan kualitas rumah swadaya c. Pembangunan rumah khusus Total Catatan: Ditujukan bagi kabupaten/kota yang memiliki kriteria 1. Daerah Tertinggal 2. Daerah Perbatasan 3. Daerah yang memiliki dokumen SSK/MMS Target Output Afirmasi Keterangan Jakarta,... Mengetahui, Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan... NIP...

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK OPERASIONAL DANA ALOKASI KHUSUS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT STRUKTUR ORGANISASI DAN ALUR KOORDINASI TIM KOORDINASI PUSAT

STRUKTUR ORGANISASI DAN ALUR KOORDINASI TIM KOORDINASI DAERAH

TAHAP PERENCANAAN : PROSES PENYUSUNAN USULAN DAK BIDANG INFRASTRUKTUR PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

TAHAP PELAKSANAAN DAN PASCA PELAKSANAAN: PROSES PEMANTAUAN TRIWULANAN DAN EVALUASI TIM KOORDINASI DAERAH RAPAT TRIWULANAN TIM KOORDINASI DAERAH Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan oleh SKPD dan Balai Evaluasi Ya Y Tidak Kinerja Tercapai Permasalahan dan tindakan perbaikan Laporan Triwulanan Kegiatan DAK Provinsi dan Kab/Kota Laporan Triwulan: Hasil evaluasi (sesuai kriteria) Rencana pengendalian pelaksanaan proyek; Pelaksanaan Kegiatan (tim lelang+kontrak); Progres (Koordinat dan kondisi 0%, 50%, 100%). KRITERIA Kesesuaian RK dengan prioritas nasional; Kesesuaian RK dengan DPA Daerah; Kesesuaian RK yang telah ditetapkan dengan pelaksanaannya; Kesesuaian hasil pelaksanaan kegiatan dengan dokumen kontrak yang telah ditetapkan; Kesesuaian pencapaian output hasil pelaksanaan kegiatan dengan target RK; Kesesuaian pencapaian outcome hasil pelaksanaan kegiatan dengan target RK; dan kepatuhan dan ketertiban pelaporan.

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK OPERASIONAL DANA ALOKASI KHUSUS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PELAPORAN DAN FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAK SERTA MEKANISME PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAK I. MEKANISME PELAPORAN Mekanisme Pelaporan disampaikan berjenjang dari tingkat Pemerintah Kabupaten/Kota disampaikan kepada Pemerintah Provinsi dan selanjutnya diteruskan ke Kementerian. Pelaporan dan Pemantauan DAK Online melalui http://emonitoring.pu.go.id. Skema Tim Koordinasi Penyelenggaraan DAK Bidang Infrastruktur (Pelaporan, Pemantauan, dan Evaluasi)

II. MATERI PELAPORAN Materi laporan yang disampaikan OPD Provinsi dan Kabupaten/Kota: a. Data umum dan data dasar Data umum (Form KDU) dan data dasar (Form DD) dilaporkan sekali yaitu pada Triwulan I. b. Data pelaksanaan kegiatan (Form PDU) Data pelaksanaan kegiatan dilaporkan setiap triwulan, terdiri dari kesesuaian program, proses dan pelaksanaan kegiatan, dan peta pelaksanaan kegiatan (koordinat dan kondisi 0%, 50%, 100%).

PDU-1 Form Data Umum Provinsi Provinsi : Tahun : No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (m²) Jumlah Penduduk (jiwa) Kontur Tanah Potensi 1 2 3 4 5 6 Total Catatan: Diisi hanya sekali saja, kecuali ada perubahan Keterangan: 1 = No. urut 2 = diisi nama kabupaten/kota 3 = diisi luas kabupaten/kota 4 = diisi jumlah penduduk kabupaten/kota 5 = diisi kontour tanah yang dominan di kabupaten/kota (pantai, pegunungan, dataran) 6 = diisi potensi daerah kabupaten/kota (perkebunan, pertanian, pertambangan)

PDU-2 DATA SUMBER PENDANAAN Provinsi : Kabupaten / Kota : Tahun : (dalam juta rupiah) Sumber Pendanaan No Program Penanganan APBD DAK Sektor (pusat) Pinjaman / Hibah Total (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 1 Bidang Jalan dan Jembatan a Pemeliharaan Rutin Jalan b Pemeliharaan Berkala Jalan c Peningkatan Jalan d Pembangunan Jalan e Pemeliharaan Rutin jembatan f Rehabilitasi/Pemeliharaan Berkala Jembatan g Penggantian Jembatan f Pembangunan Jembatan Sub Total 2 Bidang Irigasi a Operasional dan Pemeliharaan saluran irigasi b Operasional dan Pemeliharaan Bangunan c Perbaikan saluran irigasi d Perbaikan Bangunan Prasrana Irigasi Sub Total 3 Bidang Air Minum a Pemeliharaan sistem penyediaan air minum b Rehabilitasi sistem penyediaan air minum c Peningkatan cakupan sistem penyediaan air d Pembangunan sistem penyediaan air minum Sub Total 4 Bidang Sanitasi a Pemeliharaan fasilitas sanitasi b Pembangunan fasilitas sanitasi Sub Total 5 Bidang Perumahan a Pembangunan baru rumah b Peningkatan kualitas rumah c Pembangunan rumah khusus Sub Total 6 Total dana bidang infrastruktur Catatan : # Data diisi secara lengkap sekali saja (triwulan I), kecuali ada perubahan 1 = No. urut 2 = diisi nama program penanganan tiap sub bidang 3 = diisi alokasi APBD untuk tiap sub bidang 4 = diisi alokasi DAK untuk tiap sub bidang 5 = diisi alokasi dari Pemerintah Pusat (sektor) untuk tiap sub bidang 6 = diisi alokasi yang berasal dari pinjaman/hibah untuk tiap sub bidang 7 = diisi alokasi total untuk tiap sub bidang