BAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang

BAB I PENDAHULUAN. ternyata membawa pengaruh dan perubahan perubahan yang begitu besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini. Dalam pendidikan formal dan non- formal proses belajar menjadi

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Demikian pentingnya arti belajar,

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive

BAB I PENDAHULUAN. yang mana anggapan salah mengenai khalayak menjadi hantu yang menakutkan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Belajar dalam arti luas merupakan perubahan yang dilakukan banyak orang. Ada

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan. untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Badan Pusat Statistik pada tahun 2013 lalu, terdapat 7,9 juta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang suatu proses perubahan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. bergaul dan diterima dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja,

BAB I PENDAHULUAN. manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai berikut:

1. PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. kalanya masalah tersebut berbuntut pada stress. Dalam kamus psikologi (Chaplin,

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya para siswa harus melalui psikotes.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Stres dalam belajar adalah perasaan yang dihadapi oleh seseorang ketika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

2015 EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang membuat stres. Dalam hal ini stres adalah perasaan tidak

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh suatu lembaga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kinerja karyawan dalam suatu organisasi adalah stress kerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Khoirunnisa, 2013

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

I. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang

BAB I PENDAHULUAN. 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dan dialami serta disadari oleh manusia dan masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Berikutnya adalah sekolah, gereja, teman sebaya, dan televisi. Suatu survei di tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan orang lain. Setiap manusia akan saling ketergantungan dalam. individu maupun kelompok dalam lingkungannya masing-masing.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I. Pendahuluan. Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

I. PENDAHULUAN. belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Motivasi merupakan daya pendorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi pencapaian tujuan. Deng

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENANGANI STRES SEKOLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama yang tidak terbiasa dengan sistem pembelajaran di Fakultas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang. Ada juga belajar semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan faktafakta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unsur lapisan masyarakat merupakan potensi yang besar artinya bagi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

A. Identitas : Nissa (Nama Samaran)

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian, kreativitas dan produktivitas. Namun, pendidikan di sekolah sampai

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan baru semakin memperburuk suasana. Dalam sebuah survei yang dilakukan Princeton Survey Research

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen utama proses pendidikan adalah belajar, berpikir, mengingat, dan pengetahuan. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the) Seorang siswa yang mengikuti kegiatan belajar tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Apalagi bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang, membaca, mengingat, berpikir, latihan atau praktek dan sebagainya. Salah satu kegiatan belajar yang sering dilakukan adalah mengingat isi dari materi pelajaran. Kegiatan mengingat tidak jarang menimbulkan stress pada diri siswa. Stress sendiri merupakan kekhawatiran pada diri seseorang yang dapat membuat seseorang merasa terbebani. Stess juga bisa berarti ketegangan, tekanan batin, dan konflik yang berarti. Ketika tubuh anda terpapar bahaya ancaman, hasilnya adalah sekumpulan perubahan fisiologis yang secara umum disebut respons stress atau stres saja. Didalam kegiatan belajar tentunya berkaitan dengan kegiatan memebaca, menulis, menghapal, juga mengingat. Salah satu kegiatan belajar yaitu mengingat tidak jarang menimbukan dampak stress pada diri siswa. Dimana pada saat mengingat seorang siswa diminta untuk mengeluarkan atau mengulang kembali informasi yang telah tersimpan didalam pikiran siswa tersebut. Mengingat adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan

2 menimbulkan kembali (re-membering). Stress dalam mengingat merupakan hal yang berpengaruh terhadap kognitif diri siswa. Penilaian kognitif (cognitive appraisal) (Lazarus & Folkman, 1984: 31) yaitu merupakan proses evaluatif yang menentukan mengapa dan sampai sejauh mana transaksi yang spesifik atau serangkaian transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan stress. Selain itu kognitif dapat diartikan sebagai suatu proses pengkategorian terhadap stimulus atau situasi yang dihadapi, dengan perhitungan makna serta pengaruhnya terhadap kesejahteraan seseorang. Fenomena permasalahan siswa-siswi yang sering terjadi di lapangan adalah siswa tidak konsentrasi saat belajar, mengantuk saat belajar, kesulitan mengingat kembali isi materi pelajaran. Namun dari semua masalah yang paling sering terjadi ialah masalah kesulitan mengingat kembali isi materi pelajaran, seperti yang saya alami ketika saya PPL di sekolah SMK Negeri 9 Medan dan berdasarkan hasil dari AUM PTSDL bahwa 38 % siswa yang kesulitan untuk mengingat kembali isi materi pelajaran, seperti mengingat kembali rumus rumus matematika, pelajaran tentang psikologi juga sosiologi sehingga tidak jarang siswa yang tidak masuk ke dalam kelas atau menghindari setiap mata pelajaran yang lebih banyak menuntut untuk mengingat isi materi pelajaran tersebut. Stress adalah suatu gangguan yang terjadi karena adanya tuntutan dari lingkungan yang menyebabkan tekanan fisik maupun psikologis pada individu. Terutama dalam halnya pemahaman mengenai pelajaran psikologi dimana kita harus bisa memahami perubahan yang terjadi pada individu di setiap bidangnya dalam kehidupan.sulitnya pemahaman dalam diri kita tersebut yang membuat seseorang mengalami rasa sensitive terutama dikaitkan dengan pelajaran yang

3 dimana adakalanya sulit untuk memahami istilah-istilah yang digunakan dalam pelajaran psikologi. Konseling sebagai pendidikan berlangsung dalam proses pembelajaran yang didalamnya ada upaya untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Konseling adalah bantuan kepada klien agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Pada umunya bantuan berlangsung dalam percakapan. Masalah yang dibahas meliputi berbagai bidang kehidupan, seperti masalah pribadi, sosial, belajar, karir, keluarga, kehidupan beragama serta kehidupan bernegara. Proses konseling melibatkan konselor dan klien dalam suasana hubungan interpersonal secara intensif. Konselor memberikan bantuan dalam kapasitas sebagai profesional di bidang konseling. Dalam konseling sebagai proses pembelajaran perlu dibangun pola pikir yang tepat, perasaan yang berkemas, sikap yang mawas, tindakan yang bijaksana dan kesediaan untuk memikul tanggung jawab (Prayitno, 2015) (dalam Sri Milfayetti 2016 : 11) seiring dengan bantuan yang diberikan kepada klien dalam menyelesaikan masalahnya. Berdasarkan masalah diatas maka diberikanlah perlakuan konseling kelompok intensif dengan superhero terhadap siswa yang mengalami stress dalam mengingat pelajaran psikologi. Konseling Kelompok adalah konseling yang terdiri dari 7 10 konseli yang bertemu dengan 1-2 pemimpin kelompok. Dalam prosesnya, konseling kelompok dapat membicarakan beberapa masalah, seperti kemampuan dalam membangun hubungan komunikasi, pengembangan harga diri, dan keterampilan-keterampilan dalam mengatasi masalah. Konseling kelompok bersifat memberikan kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok memberikan dorongan dan motivasi kepada

4 individu untuk membuat perubahan-perubahan dengan memanfaatkan potensi secara maksimal sehingga dapat mewujudkan diri. Konseling kelompok intensif dengan superhero adalah konseling kelompok yang dilakukan tidak hanya dengan sekali saja, melainkan dilakukan sebanyak dua kali atau lebih sampai mencapai hasil yang optimal. Konseling kelompok intensif dilakukan agar terlihatnya perubahan pada anggota dalam konseling kelompok setelah diberikannya layanan konseling kelompok yang pertama, kedua, dan seterusnya. Konseling kelompok intensif dengan superhero merupakan salah satu terapi yang digunakan oleh konselor kepada klien untuk membantu klien membuka pikiran, keyakinan, memori dan perasaan yang menjadi sumber permasalahan klien dan mendorong timbulnya harapan dan pemahaman klien terhadap dirinya. Rubin, V, Lawrence (2007: 14 dan 17) mengemukakan : konseling dapat dilakukan dengan menggunakan media superhero. Superhero mempuyai kekuatan dan mentransformasikan keyakinan dengan kekuatan tersebut. Demikian juga konseli memahami kekuatan mereka untuk menghadapi masalah yang tidak dapat atasi mereka. Superhero dapat menyelidiki dan mengubah situasi yang dihadapinya. Dengan demikian konseli juga dapat situasi untuk mengembangkan daya juang dan penafsiran dalam menghadapai persoalan. Teori yang mendasari penggunaan konseling dengan menggunakan superhero ini adalah Adlerian Therapy, yang menekankan minat sosial dan peduli lingkungan yang melekat di dalam diri individu, sebagaimana melekat pada diri superhero, yaitu pahlawan yang memiliki kekuatan yang luar biasa tetapi tidak

5 pernah merasa dirinya lebih hebat dari orang lain. Konselor dapat menggunakan superhero dalam berbagai cara. Sejalan dengan ini klien dapat belajar ketangguhan dan kegigihan dari pengalaman superhero berjuang dan mengendalikan situasi. Menggunakan superhero dalam konseling akan membantu klien mendapatkan hal hal berikut dari pengalaman superhero yakni : 1) memiliki ketangguhan yang kuat untuk melakukan kebenaran, 2) memusatkan kepedulian dan perhatian untuk bertarung dengan orang lain, 3) memiliki kemampuan untuk menunjukkan kejujuran, 4) memiliki tanggung jawab yang cukup untuk berkekuatan yang besar, 5) memiliki kapasitas belajar dari kesalahan, bertambah kuat dan lebih baik. Sehingga dalam konseling kelompok intensif dengan superhero dapat membantu klien untuk menangani masalah stress dalam mengingat pada diri siswa, dimana siswa sebagai klien mampu berubah dari ketidakmampuan menyesuaikan diri dan menentukan tujuan yang sehat serta prilaku prilaku yang positif terutama dalam kegiatan belajar. Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas dan fakta yang terlihat dilapangan, maka peneliti merasa penting untuk meneliti tentang Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Intensif Dengan Superhero Terhadap Stress dalam Mengingat Pelajaran Psikologi Pada Siswa Kelas X Peksos SMK NEGERI 9 Medan T.A 2017/2018.

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dilihat identifikasi masalah dalam penelitian ini, yaitu : a. Siswa sering gugup, merasa khawatir, gelisah, dan takut dalam proses pembelajaran. b. Terdapat siswa yang menghindar dalam proses pembelajaran. c. Siswa mudah lupa pada materi pelajaran. d. Siswa sulit berkonsentrasi saat belajar. e. Siswa banyak yang tidak hadir sekolah atau membolos. f. Cara guru BK atau konselor yang selama ini tidak efektif dalam mengatasi ataupun meminimalisir stress dalam mengingat pada kegiatan belajar yang terjadi pada siswa. C. Pembatasan Masalah Untuk lebih mendekatkan arah permasalahan yang akan dikaji maka dilakukan pembatasan masalah mengingat keterbatasan, kemampuan dan waktu yang dimiliki oleh peneliti maka penelitian ini dibatasi hanya pemberian Layanan Konseling Kelompok Intensif dengan Superhero Terhadap Stres Dalam Mengingat Pelajaran Psikologi Pada Siswa Kelas X Peksos SMK NEGERI 9 Medan T.A 2017/2018.

7 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar batasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Adakah Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Intensif dengan Superhero Terhadap Stres dalam Mengingat Pelajaran Psikologi Pada Siswa Kelas X Peksos SMK NEGERI 9 Medan T.A 2017/2018. E. Tujuan Penelitian Bertitik tolak dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Intensif dengan Superhero Terhadap Stres dalam Mengingat Pelajaran Psikologi Pada Siswa Kelas X Peksos SMK NEGERI 9 Medan T.A 2017/2018. F. Manfaat Penelitian Pentingnya suatu penelitian didasarkan atas manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tersebut. Dari penelitian ini diharapkan bermanfaat, sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan ilmu pengetahuan serta wawasan baru psikologi pada umumnya, dan bagi bidang psikologi pendidikan dan bimbingan atau bimbingan konseling pada khususnya.

8 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Untuk siswa Di Kelas X Peksos SMK Negeri 9 Medan T.A 2017/2018, dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk dapat mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam mengendalikan diri saat terjadi stres pada dirinya dan mampu mengatasinya, melalui konseling kelompok intensif teknik superhero. b. Bagi Guru BK Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini akan dapat dijadikan masukan bagi guru BK untuk melaksanakan layanan konseling kelompok intensif dengan superhero untuk membantu siswa yang mengalami masalah belajar ataupun masalah lainnya. c. Bagi Peneliti Sebagai bahan referensi bagi yang membutuhkan dan ingin mengembangkannya sebagai karya tulis pada masa yang akan datang dan memperluas wawasan serta pengetahuan oleh peneliti. d. Bagi mahasiswa/i PPB/BK UNIMED Untuk menambah dan mengembangkan serta memperluas pembendaharaan, wawasan berpikir dalam memperkarya ilmu pengetahuan.