III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan dengan rata-rata bobot badan sebesar 21,09 kg dan koevisien variasi (KV) <15% tertera pada Lampiran 3. Domba Garut diperoleh dari UPTD - Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba Margawati, Dinas Ketahanan Pangan berlokasi di Kel. Sukanegla Kec. Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 3.1.2 Kandang dan Peralatan Penelitian Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang individual yang berada di UPTD - Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba Margawati, Dinas Ketahanan Pangan berlokasi di Kel. Sukanegla Kec. Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Peralatan yang digunakan, yaitu : 1. Mesin penggiling untuk menghaluskan bahan pakan konsentrat. 2. Karung untuk menyimpan ransum penelitian. 3. Celana penampung feses domba. 4. Terpal untuk mencampur bahan pakan penelitian.
5. Plastik untuk menyimpan feses yang telah dikumpulkan. 6. Satu buah timbangan duduk dengan kapasitas 3 kilogram (skala ketelitian 1 gram) untuk menimbang feses. Satu buah timbangan duduk dengan kapasitas 5 kilogram (skala ketelitian 25 gram), serta satu buah timbangan gantung kapasitas 20 kilogram (skala ketelitian 25 gram) untuk menimbang bahan pakan. 7. Satu buah oven listrik untuk mengeringkan feses. 8. Cawan alumunium (24 buah) sebagai wadah feses saat proses pengovenan. 9. Seperangkat alat untuk analisis proksimat serat kasar dan BETN di laboratorium. 10. Seperangkat alat tulis. 3.1.3 Bahan Pakan Penyusun Ransum Penelitian Ransum penelitian terdiri atas enam perlakuan dengan imbangan protein dan energi yang berbeda yaitu perlakuan : 1) ransum dengan 12% protein kasar dengan 60% TDN, 2) 12% protein kasar dengan 65% TDN, 3) 14% protein kasar dengan 60% TDN, 4) 14% protein kasar dengan 65% TDN, 5) 16% protein kasar dengan 60% TDN, dan 6) 16% protein kasar dengan 65% TDN. Ransum penelitian yang digunakan terdiri atas rumput lapang dan konsentrat. Rumput lapang diperoleh dari sekitar kandang penelitian. Bahan pakan yang digunakan dalam menyusun konsentrat adalah dedak halus, onggok, ampas kecap, bungkil kelapa, dan premix. Proses penyusunan ransum dilakukan di Laboratorium
Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Komposisi zat-zat makanan bahan baku penyusun ransum dapat dilihat pada Tabel 1. Bahan Pakan Rumput Lapang Dedak padi Tabel 1. Komposisi Zat-Zat Makanan Bahan Baku Ransum BK Abu PK SK LK BETN TDN * Ca P..(%). 24,40 09,33 07,50 28,76 04,72 48,09 52,12 00,33 00,18 88,63 13,58 11,00 15,39 12,07 45,25 67,90 00,09 01,39 Onggok 79,80 02,40 01,68 00,32 08,90 86,51 80,00 00,22 00,56 Ampas kecap Bungkil kelapa 26,60 26,85 30,81 22,77 08,23 22,07 66,00 00,46 00,43 88,95 08,63 18,70 21,63 07,97 37,26 78,70 00,17 00,62 Premix 98,00 100 - - - - - 15,00 15,00 Sumber : Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak (2015). *Perhitungan TDN % = % PK dapat dicerna + % SK dapat dicerna + % BETN dapat dicerna + 2,25 x (% LK dapat dicerna) (Tillman, dkk., 1991). 3.1.4 Ransum Penelitian Ransum yang digunakan dibuat dalam bentuk ransum komplit yaitu dengan cara hijauan dan konsentrat dicampurkan sampai homogen. Adapun formulasi ransum peelitian ditampilkan pada Tabel 2, dan kandungan zat makanan pada masing-masing perlakuan ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 2. Formulasi Ransum Penelitian Bahan Pakan R1 R2 R3 R4 R5 R6..(%)... Rumput Lapang 59,80 40,68 54,38 34,58 50,76 34,13 Dedak 06,64 13,56 06,65 14,41 05,08 06,83 Onggok 06,64 12,20 06,04 13,83 04,51 08.19 Ampas Kecap 14,62 09,49 24,77 22,84 33,84 24,57 Bungkil Kelapa 11,96 23,73 07,85 14,41 05,64 25,94 Premix 00,03 00,34 00,30 00,29 00,17 00,34 Jumlah 100 100 100 100 100 100 Tabel 3. Kandungan Zat Makanan Pada Masing-Masing Perlakuan Kandungan Zat Makanan Perlakuan R1 R2 R3 R4 R5 R6.(%).. PK 12,07 12,11 14,01 14,14 15,92 15,87 LK 06,37 07,31 06,57 07,63 06,64 07,25 SK 24,16 21,12 24,04 20,52 24,32 22,10 BETN 45,19 47,19 42,78 45,53 40,18 41,68 TDN 60,05 65,11 60,22 65,29 60,29 65,61 Ca 00,36 00,31 00,37 00,33 00,37 00,35 P 00,42 00,57 00,42 00,57 00,40 00,52 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Prosedur Penelitian a. Tahap Persiapan 1. Penyusunan Ransum Penelitian
Metode penyusunan ransum penelitian dilakukan dengan menggunakan aplikasi trial and error berdasarkan kondisi bahan kering. Setelah dilakukan perhitungan, selanjutnya dilakukan pencampuran bahan pakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. 2. Seleksi Domba Domba diseleksi kemudian ditempatkan di kandang individual yang telah disiapkan. Seleksi domba dilakukan di kandang UPTD - Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba Margawati, Dinas Ketahanan Pangan yang berlokasi di Kel. Sukanegla, Kec. Garut Kota, Kab. Garut. b. Tahap Pendahuluan Pengukuran daya cerna terdiri atas dua periode, yaitu periode pendahuluan dan periode koleksi. Periode pendahuluan berlangsung selama 14 hari, dengan tujuan untuk menyesuaikan ternak terhadap pakan yang akan diuji coba. Prosedur pelaksanaan dilakukan sebagai berikut : 1. Menimbang bobot badan domba yang digunakan untuk percobaaan penentuan kecernaan pakan.
2. Memberikan pakan dan penimbangan sisa pakan dilakukan 3 kali sehari yaitu pada pukul 07.00 (pagi), 11.00 (siang), dan 16.00 (sore) WIB. Pengukuran jumlah komsumsi pakan dihitung setiap harinya dengan cara jumlah pakan yang diberikan dikurangi jumlah pakan yang tersisa. 3. Analisis ransum dilakukan untuk mengetahui kandungan serat kasar dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN). 4. Menimbang berat badan ternak menjelang periode pengumpulan data. 5. Pemakaian celana domba 6 hari menjelang periode koleksi feses, tujuannya adalah agar domba dapat beradaptasi dengan penampung fesesnya. c. Tahap Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data penelitian dilakukan selama tujuh hari. Prosedur pelaksanaan pada tahap pengumpulan data penelitian yaitu : 1. Memberikan pakan dan menimbangan sisa pakan dilakukan 3 kali sehari yaitu pada pukul 07.00 (pagi), 12.00 (siang), dan 17.00 (sore) WIB. 2. Menghitung jumlah ransum yang dikonsumsi dan feses yang dikeluarkan setiap hari.
3. Mengumpulkan feses dan menimbang feses setiap hari sebanyak dua kali, yaitu pada pukul 07.00 (pagi) dan 16.00 (sore) WIB secara berurutan. Seluruh feses yang terdapat dalam setiap kandang dikumpulkan secara terpisah dengan kantong plastik yang berbeda setiap harinya. Feses segar yang terkumpul ditimbang setiap hari lalu dimasukkan kedalam oven, dan setelah kering ditimbang kembali. Masing-masing feses diambil sampel sebanyak 10% untuk dianalisis laboratorium, analisis digunakan untuk menentukan kecernaan serat kasar dan BETN. 4. Menimbang kembali bobot badan ternak pada akhir periode pengumpulan data (koleksi feses). 3.2.2 Peubah yang Diamati 1. Kecernaan Serat Kasar (in vivo) Kecernaan Serat Kasar diperoleh dari perhitungan rumus Tillman (1991) berikut : ( ) KSK = Jumlah serat kasar yang dikonsumsi
FSK = Jumlah serat kasar dalam feces 2. Kecernaan BETN (in vivo) Kecernaan Serat Kasar diperoleh dari perhitungan rumus Tillman (1991) berikut : ( ) KBETN = Jumlah BETN yang dikonsumsi FBETN = Jumlah BETN dalam feces 3.2.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistika Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 6 perlakuan yaitu : 1. R1 = Ransum dengan kandungan protein 12% dan TDN 60% 2. R2 = Ransum dengan kandungan protein 12% dan TDN 65% 3. R3 = Ransum dengan kandungan protein 14% dan TDN 60% 4. R4 = Ransum dengan kandungan protein 14% dan TDN 65% 5. R5 = Ransum dengan kandungan protein 16% dan TDN 60% 6. R6 = Ransum dengan kandungan protein 16% dan TDN 65% Setiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 4 kali, sehingga ada 24 unit percobaan. Untuk mengetahui respon percobaan terhadap perlakuan yang diberikan,
data yang diperoleh diuji dengan menggunakan analisis ragam, sedangkan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan uji Duncan. Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut : Y ij = µ + τ i + ε ij Keterangan : Y ij = Nilai Pengamatan dari ulangan ke-j yang memperoleh perlakuan ke-i µ = Rata-rata umum τ i = Pengaruh perlakuan ke-i ε ij = Pengaruh galat (error) yang timbul pada ulangan ke-j yang memperoleh perlakuan ke-i i = Banyaknya perlakuan j = Banyaknya ulangan Tabel 4. Analisis Sidik Ragam Db JK KT F hit F Tab Perlakuan t-1 JKP KTP Galat t(r-1) JKG KTG Total tr-1 JKT Sumber : Gaspersz (2006) Keterangan : Db : Derajat Bebas
JK KT F hit F Tabel : Jumlah Kuadrat : Kuadrat Tengah : F Hitung : F Tabel Kaidah Keputusan : 1. Jika F hitung F tabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima H 0 dan tolak H 1 2. Jika F hitung > F tabel 0,05 artinya berbeda nyata (significant), tolak H 0 dan terima H 1 Apabila hasil yang diperoleh berbeda, maka dilakukan uji lanjut dengan metode Uji Jarak Berganda Duncan dengan rumus : LSR = SSR x S x S x = Keterangan : S x R = Standard error = Ulangan KTG = Kuadrat Tengah Galat LSR SSR = Least Significant Range Test = Studenized Significant Range Selisish antar perlakuan (d) dibandingkan dengan LSR 1) Selisih antara dua beda rata-rata (d) LSR, maka tidak berbeda nyata.
2) Selisih antara dua beda rata-rata (d) > LSR, maka berbeda nyata. 3.2.4 Tata letak Penelitian Tabel 5. Tata letak Penelitian R2.1 R4.3 R2.2 R1.2 R6.1 R6.3 R5.1 R4.4
R6.2 R6.4 R3.1 R5.3 R1.1 R2.3 R3.2 R3.4 R4.1 R1.3 R5.2 R1.4 R3.3 R2.4 R4.2 R5.4