BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam dunia modern saat ini, seorang manajer memegang kunci kesuksesan suatu perusahaan. Manajer dituntut untuk dapat memainkan peranan yang penting dalam kegiatan operasi, pemasaran dan pembentukan strategi perusahaan secara keseluruhan. Tujuan perusahan adalah untuk memaksimumkan laba perusahaan. Kemakmuran pemegang saham dapat dilihat dari nilai perusahaannya, semakin tinggi nilai perusahaan semakin pula kemakmuran pemegang sahamnya sehingga dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan yang tinggi akan menjadi keinginan para pemilik modal. Kemakmuran pemilik perusahaan dapat dicapai apabila perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang handal, baik kinerja non-keuangan maupun kinerja keuangan. Kinerja perusahaan yang baik sangat ditentukan oleh kualitas pengelolaan keuangan (financial management). Penilaian kinerja adalah penentuan period efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja keuangan perusahaan dapat di ukur berdasarkan data keuangan yang dilaporkan atau dipublikasikan pada laporan keuangan. 1
2 Karena pentingnya laporan keuangan sebagai informasi untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, maka laporan keuangan haruslah mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya pada kurun waktu tertentu sehingga pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perusahaan akan menjadi tepat (Murwaningsari, 2009). Keputusan yang dibuat oleh manajer keuangan dimaksudkan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu meningkatnya kinerja nonkeuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Faktor Keuangan umumnya merupakan kunci utama yang akan mempengaruhi perkembangan perusahaan. Faktor keuangan berbicara tentang bagaimana perusahaan mencari dana, mendapatkan dana dan mengalokasikan dana tersebut agar efisien dalam penggunaannya. Keputusan deviden atau kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai deviden maka akan mengurangi laba ditahan yang selanjutnya akan mengurangi total sumber dana intern (internal financing). Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk menahan laba ditahan, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Besar kecilnya deviden yang akan dibagikan oleh perusahaan tergantung pada kebijakan perusahaan, sehingga pertimbangan manajemen sangat diperlukan untuk mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebijakan deviden.
3 Besarnya deviden juga dapat mempengaruhi harga saham. Apabila deviden yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya jika deviden yang dibayarkan kecil maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah. Kemampuan membayar deviden erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang besar, maka kemampuan membayar deviden juga besar. Oleh karena itu, dengan deviden yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan (Agus Harjito dan Martono,2014). Deviden memiliki peran yang penting dalam menjelaskan nilai perusahaan. Pembayaran deviden akan menjadi alat monitoring sekaligus bonding (obligasi) bagi manajemen (Copeland dan Weston, 1992 dalam Sri Sofyaningsih, 2011). Kebijakan hutang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal. Sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan hutang dirasa lebih aman daripada menerbitkan saham baru.terdapat empat alasan mengapa perusahaan lebih menyukai menggunakan hutang daripada saham baru, yaitu (1) adanya manfaat pajak atas pembayaran bunga; (2) Biaya transaksi pengeluaran hutang lebih murah daripada biaya transaksi emisi saham baru; (3) lebih mudah mendapatkan pendanaan hutang daripada pendanaan saham; (4) Kontrol manajemen lebih besar dengan adanya hutang baru daripada saham baru (Hidayat, 2013). Perbaikan struktur permodalan dunia usaha merupakan keharusan untuk meningkatkan efisiensi dan memperkokoh daya saing perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin tajam terutama dalam era globalisasi.
4 Upaya-upaya perbaikan dapat dilakukan salah satunya dengan memperhatikan aspek-aspek good corporate governance, yang studi dan risetnya makin banyak dilakukan oleh berbagai institusi nasional maupun internasional. Good Corporate Governance berkaitan dengan tata kelola perusahaan yang mencangkup hubungan antara pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dewan direksi, komisaris independen, dan komite audit. Struktur kepemilikan perusahaan termasuk didalamnya adalah kepemilikan manajerial dan kepemilikan institutional. Menurut toery keagenan struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer dan dengan pemegang saham (Supriyono, 2013). Pemegang saham mayoritas merupakan pemegang saham dengan proporsi kepemilikan saham terbesar di perusahaan. Pemegang saham mayoritas juga disebut dengan pemegang saham pengendali, karena dengan besarnya jumlah saham yang dimiliki, pemegang saham mayoritas dapat mengendalikan kebijakan yang dibuat manajemen perusahaan. Secara umum, mekanisme corporate governance terdiri dari 2 jenis yaitu mekanisme internal dan eksternal (Nuryaman 2009). Mekanisme internal merupakan cara pengendalian perusahaan dengan menggunakan berbagai organ atau elemen dalam organisasi yang meliputi RUPS, dewan direksi, dan dewan komisaris serta karyawan-karyawan perusahaan. Dewan komisaris diharapkan dapat bertindak independen dan kritis, baik antara satu sama lain, maupun terhadap direksi. Komisaris independen terfokus kepada tanggung jawab untuk
5 melindungi pemegang saham dan perusahaan, khususnya pemegang saham dari praktik kecurangan (Rifai, 2009). Komisaris independen diharapkan mampu mendorong diterapkannya prinsip dan praktek Good Corporate Governance pada perusahaan-perusahaan publik di Indonesia. Kinerja manajemen dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Posisi perusahaan dilaporkan pada laporan keuangan dalam satu titik waktu tertentu maupun pelaksanaan operasinya pada satu periode di masa lalu (Brigham dan Houston, 2011: 94). Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai salah satu alat pengambilan keputusan yang handal dan bermanfaat, maka sebuah laporan keuangan haruslah memiliki kandungan informasi yang bernilai tinggi bagi penggunanya. Laporan keuangan yang baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu (Sukardi dan Kurniawan, 2010). Untuk pengukuran kinerja perusahaan diperlukan adanya komite audit yang merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan yang juga sekaligus menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan internal auditor. Keputusan ketua BAPEPAM Nomor: Kep- 643/BL/2012 tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit menyebutkan bahwa anggota komite audit sekurang-kurangnya 2(dua) orang anggota yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai hubungan keluarga dengan komisaris, direksi atau pemegang saham utama perusahaan dan bukan orang dalam Kantor Akuntan Publik
6 Kinerja perusahaan juga dipengaruhi oleh tindakan-tindakan manajerial yaitu keputusan pendanaan dan kebijakan deviden. Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang dilakukan oleh manajer keuangan yang berkaitan dengan bagaimana membiayai keputusan investasi yang akan dilakukan perusahaan sedangkan kebijakan deviden merupakan keputusan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan setelah perusahaan beroperasi dan memperoleh laba (Wiagustini, 2010 : 165). Ada beberapa penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan dengan obyek penelitian yang berbeda, seperti jenis perusahaan, wilayah penelitian, periode penelitain. Misalnya pada perusahaan Consumer goods yang terdaftar di BEI dimana terdapat 38 perusahaan yang akan di teliti selama periode penelitian. Dimana dari total seluruh perusahaan tersebut akan ditentukan kriteria perusahaan yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2013, memiliki laporan keuangan selama periode penelitian, memiliki deviden selama periode penelitian, dan memiliki jumlah komite audit minimal 2 orang. Sehingga judul yang saya angkat dalam penelitian ini adalah PENGARUH KEBIJAKAN DEVIDEN, HUTANG, CORPORATE GOVERNENCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat pengaruh kebijakan deviden terhadap kinerja keuangan perusahaan Consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah terdapat pengaruh kebijakan hutang terhadap kinerja keuangan perusahaan Consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
7 3. Apakah terdapat pengaruh kepemilikan saham mayoritas terhadap kinerja keuangan perusahaan Consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah terdapat pengaruh komisaris independen terhadap kinerja keuangan perusahaan Consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 5. Apakah terdapat pengaruh komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan Consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan deviden terhadap kinerja keuangan perusahaan Consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan hutang terhadap kinerja keuangan perusahaan Consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan saham mayoritas terhadap kinerja keuangan perusahaan Consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui pengaruh komisaris independen terhadap kinerja keuangan perusahaan Consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Untuk mengetahui pengaruh komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan Consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
8 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas dan dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1.4.1 Kontribusi Praktis Penulis berkesempatan untuk mengetahui permasalahan sesungguhnya yang sedang dihadapi oleh perusahaan dan sebagai pelatihan intelektual yang diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai pengaruh kebijakan deviden, kebijakan hutang dan corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. 1.4.2 Kontribusi Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi terutama manajer keuangan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan deviden, kebijakan hutang dan corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. 1.4.3 Kontribusi Kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi pada perusahaan Consumer goods di Indonesia sehingga perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai semua sasaran serta tujuannya.
9 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup merupakan pembatas suatu permasalahan. Pembatas ini diberikan dengan maksud agar arah pembahasan tidak mengalami kesimpangsiuran serta untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan tidak mengarah. Adapun ruang lingkup yang akan dibahas dalam laporan keuangan yang diperoleh guna menunjang penelitian ini adalah : 1. Pembagian deviden perusahaan Consumer goods dari tahun 2011-2013 2. Kebijakan hutang perusahaan Consumer goods dari tahun 2011-2013 3. Kepemilikan saham mayoritas perusahaan Consumer goods dari tahun 2011-2013 4. Jumlah Komisaris Independen perusahaan Consumer goods dari tahun 2011-2013 5. Jumlah Komite Audit perusahaan Consumer goods dari tahun 2011-2013 6. Kinerja keuangan perusahaan perusahaan Consumer goods dari tahun 2011-2013