BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengembangan R&D dapat disimpulkan beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemui kendala dalam mencapai tujuan pembelajaran. IPA diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU (IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran digunakan guru sebagai

GAMBARAN UMUM PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN. Ria Mayasari

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan. sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan SDM (Sumber Daya Manusia)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM MENINGKATKAN PERAN SERTA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia juga akan menjadi baik. Pendidikan juga merupakan aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

2 Penerapan pembelajaran IPA pada kenyataannya di lapangan masih banyak menggunakan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada gu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu setiap pengajar menginginkan pengajarannya dapat diterima

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap satuan pendidikan diharapkan membuat Kurikulum Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

BAB I PENDAHULUAN. belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dan tidak tahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

2016 PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE CONNECTED BERBASIS GUIDED INQUIRY

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan akan menunjang kehidupan yang lebih baik di masa depan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA KEGEMARAN

PEMBELAJARAN IPA SMP MENURUT KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas SDM harus dimiliki. Kesadaran tentang arti pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari IPA tidak terbatas pada pemahaman konsep-konsep IPA, tetapi

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

mengembangkan kemampuan baik kognitif, keterampilan (skill), serta sikap sosialnya terhadap manusia lain, lingkungan dan teknologi. Ace Suryadi (2014:

BAB I PENDAHULUAN. pembenahan di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Hal ini juga dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bentuk metode yang berpangkal pada pembuktian hipotesa. Sebagian filosof

tingkatan yakni C1, C2, C3 yang termasuk dalam Lower Order Thinking dan C4, C5, C6 termasuk dalam Higher Order Thinking Skills.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERBASIS KOOPERATIF TIPE STAD PADA TEMA FOTOSINTESIS DI SMP GIKI-3 SURABAYA. Anita Wahyu Lestari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Annie Resmisari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN IPA TERPAD U TIPE INTEGRATED TERHAD AP PENGUASAAN KONSEP D AN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PAD A TOPIK TEKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seorang guru tidak hanya dituntut berdiri di depan kelas untuk berceramah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Beragam strategi yang dilakukan bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih kaya serta mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan itu sendiri. Sejalan dengan adanya program pemerataan kesempatan pendidikan, pemerintah juga menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan terutama pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Namun, pelaksanaannya di sekolah pembelajaran IPA terpadu belum sepenuhnya terlaksana. Pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) masih terpisah dalam biologi, fisika, dan kimia tanpa ada keterpaduan. Salah satu kendala lainnya adalah belum adanya contoh konkret mengenai perangkat pembelajaran IPA terpadu yang dapat diterapkan oleh pendidik saat pembelajaran. Hal ini dikarenakan latar belakang pendidikan guru yang bukan IPA, sehingga mengalami kesulitan dalam penyusunannya. Selain itu mata pelajaran IPA masih meliputi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) biologi, fisika, kimia dan belum ada keterpaduan 1

di dalamnya, sehingga perangkat pembelajaran yang ada sampai saat ini masih dilakukan secara terpisah dengan guru yang berbeda-beda. Untuk melaksanakan pembelajaran IPA dengan terpadu, perlu dibentuk suatu perencanaan pembelajaran. Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan (Hamzah Uno, 2008: 3). Langkah awal perencanaan pembelajaran adalah menyusun perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran dapat berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan modul. Berkaitan dengan hal tersebut, proses pembelajaran IPA yang diterapkan guru pastilah akan mempengaruhi respon dan pandangan siswa dalam belajar IPA. Guru memiliki peranan di dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut, adalah dengan menerapkan pembelajaran yang memberikan pengalaman secara langsung dan menyenangkan. Proses pembelajaran dengan memberikan pengalaman belajar yang diperoleh dan dilakukan secara menyenangkan inilah yang seharusnya diterapkan oleh guru khususnya untuk mata pelajaran IPA. Memberikan pengalaman belajar yang menantang dan menyenangkan bagi siswa. Dengan begitu, siswa menjadi aktif di dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswapun meningkat. 2

Namun, berdasarkan hasil observasi selama KKN-PPL di SMP Negeri 2 Yogyakarta yang dilakukan peneliti pada tanggal 20 Juli sampai dengan 10 September 2011, menunjukkan bahwa (1) Pembelajaran IPA Terpadu belum sepenuhnya terlaksana (2) pembelajaran IPA cenderung hanya disampaikan dengan ceramah (teacher centered), ketika guru menjelaskan materi siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, mengobrol dengan teman sebangku dan bermain sendiri; (3) data hasil Ulangan Harian (UH) pertama kelas VII menunjukkan bahwa 27-30% siswa dengan hasil belajar kognitif sama dengan atau diatas batas tuntas ( 70). Hasil wawancara dengan beberapa siswa mengatakan bahwa mereka tidak begitu menyukai mata pelajaran IPA dengan alasan IPA itu sulit dan membosankan untuk dipelajari. Terlihat bahwa sikap siswa selama mengikuti pembelajaran IPA menunjukkan adanya kebosanan dan kurang antusias ketika guru menjelaskan suatu konsep IPA. Tentunya kondisi tersebut kemudian berdampak pada hasil belajar siswa. Trianto (2010: 154) menyatakan bahwa pembelajaran yang disampaikan dengan pendekatan konvesional dengan metode ceramah, hanya menyampaikan IPA sebagai produk, dan siswa menghafal informasi aktual merupakan pembelajaran teacher centered, pembelajaran teacher centered hanya mempelajari IPA pada domain kognitif terendah. Keberhasilan suatu pembelajaran tidak hanya dilihat dari sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran saja, tetapi juga dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh. Oleh karena itu, permasalahan di atas 3

merupakan suatu masalah yang diakibatkan dari kurang maksimalnya pembelajaran yang dilakukan oleh guru IPA. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru pun belum mengacu pada suatu proses pembelajaran aktif dan menyenangkan. Banyaknya materi IPA dan tuntutan kurikulum yang harus dipenuhi menyebabkan guru lebih sering menggunakan pendekatan konvesional dengan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan dalam pembelajarannya. Siswa hanya duduk diam, mendengar dan mencatat informasi yang diberikan guru. Proses pembelajaran yang berlangsungpun pada akhirnya masih didominasi pada teacher centered dan transfer knowledge. Guru hanya menyampaikan IPA sebagai produk dan siswa hanya menghafal informasi aktual, sehingga kurangnya keaktifan siswa dalam menemukan konsep. Hal inilah yang menyebabkan masih rendahnya hasil belajar kognitif siswa terhadap mata pelajaran IPA. Upaya untuk mengatasi permasalahan di atas adalah perlu adanya perangkat pembelajaran IPA terpadu yang dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan amanat KTSP, bahwa pembelajaran IPA yang diaplikasikan di SMP/MTS hendaknya dilaksanakan dengan model pembelajaran terpadu. Melalui pembelajaran IPA terpadu, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajari secara menyeluruh, bermakna, autentik dan aktif (Trianto, 2010: 6). Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi siswa. 4

Pembelajaran IPA Terpadu dikemas dengan tema kontekstual yang dekat dengan kehidupan manusia. Materi yang diajarkan dikaitkan dengan situasi dunia nyata, sehingga dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan, menantang, dan juga dengan menerapkan proses pembelajaran yang lebih bervariasi bagi siswa. Menyusun perangkat pembelajaran adalah langkah awal seorang guru yang perlu dilaksanakan dalam pembelajaran dan diakhiri dengan menilai keberhasilan siswa setelah selesai mengikuti suatu kegiatan belajar. Perangkat pembelajaran merupakan keseluruhan alat perlengkapan persiapan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran ini sangat penting. Pertama, perangkat pembelajaran merupakan patokan atau acuan dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kedua, perangkat pembelajaran merupakan salah satu bagian dari administrasi guru. Tanpa perangkat pembelajaran yang jelas dan sistematis, kegiatan belajar tidak akan berjalan efektif. Dari sistem pembelajaran dan sarana pembelajaran IPA yang telah ada, tampaknya perlu ada perubahan paradigma dalam menelaah proses pembelajaran siswa dan interaksi siswa dengan guru. Maka perlu adanya keseimbangan antara guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, diperlukan kreativitas dan gagasan guru untuk mengembangkan cara penyajian materi pelajaran dan perangkat pembelajaran di sekolah khususnya dan dalam pembelajaran pada umumnya. Dimana nantinya perangkat pembelajaran tersebut merupakan seperangkat rencana dan pengaturan isi pembelajaran serta cara yang 5

dilakukan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah. Kegiatan guru menyusun perangkat pembelajaran dan melaksanakan perencanaan pengajaran adalah merupakan satu kesatuan tugas yang terbentuk dalam satu sistem pembelajaran. Dalam pembelajaran, diperlukan suatu model pembelajaran dimana siswa seharusnya dapat memperoleh dan membangun informasi di dalam benaknya sendiri. Dalam hal ini, guru dituntut agar dapat membantu pembelajaran dengan membuat informasi menjadi bermakna sehingga hasil belajar siswapun meningkat. Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dan mengacu pada suatu proses pembelajaran aktif dan menyenangkan adalah model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Menurut Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2008: 31) menyatakan bahwa terdapat lima unsur dari pembelajaran kooperatif saling persaingan positif, tanggung jawab perorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Kelima unsur tersebut yang nantinya akan membantu peserta didik dalam mencapai pemahaman konsep melalui suatu kelompok belajar. Pembelajaran di kelas dengan mengembangkan pembelajaran kooperatif diharapkan bisa menumbuhkan pengalaman belajar yang lebih menantang dan menyenangkan bagi siswa. Dengan begitu pembelajaran kooperatif ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian Hutten dan De Vries, Madden dan Robert E. Slavin yang menunjukkan bahwa belajar kooperatif membuat anggota kelompok 6

bersemangat belajar (Robert E. Slavin, 1995:16). Selain itu penelitian yang dilakukan Murray juga memperoleh hasil bahwa interaksi antar siswa dalam belajar dapat meningkat perkembangan kognitif siswa (Ruhadi, 2008). Dari beberapa model pembelajaran kooperatif, peneliti memilih STAD (Student Team Achievement Division). Pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe ini mengajak siswa untuk memperoleh pengalaman belajarnya bersama teman sebayanya. Adanya suatu kerjasama, saling membantu dan tanggung jawab siswa antar kelompok, serta adanya suatu persaingan positif antar kelompok untuk menjadi kelompok yang terbaik adalah ciri dari sintaks pembelajaran kooperatif tipe STAD. Proses yang terdapat pada sintaks pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memotivasi dalam belajar IPA sekaligus dapat membantu pemahaman konsep IPA bagi siswa sehingga hasil belajar siswapun dapat meningkat. Guna terlaksananya pembelajaran IPA secara terpadu, yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA, maka diperlukan perangkat pembelajaran IPA terpadu yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah, dan sebagai fasilitas untuk dilaksanakannya pembelajaran tersebut. Pembelajaran terpadu dalam IPA dikembangkan berdasarkan persoalan atau dapat dikemas secara tematik dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal siswa dalam bidang kajian IPA. Tema yang diambil adalah tema yang dekat dengan 7

kehidupan siswa. Air merupakan salah satu sumber kehidupan yang memiliki hubungan sangat dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Dalam jenjang SMP, IPA terpadu seharusnya sudah mampu menjelaskan secara khusus tema tersebut dengan beberapa keterpaduan materi dalam materi IPA. Akan tetapi, pada realitanya masih banyak SMP yang belum mampu memberikan pemikiran baru bagi siswa untuk memahami keterpaduan materi. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengembangan dengan judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu dan Implementasinya Menggunakan Model Cooperative Learning tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa SMP B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Amanat KTSP untuk menerapkan proses pembelajaran IPA secara terpadu belum secara utuh terlaksana, dan masih dilaksanakan secara terpisah sesuai dengan keilmuannya. 2. Masih terbatasnya panduan dan contoh-contoh perangkat pembelajaran IPA Terpadu. Hal ini dikarenakan latar belakang pendidikan guru yang bukan IPA, sehingga mengalami kesulitan dalam penyusunannya. 8

3. Pembelajaran IPA hanya disampaikan sebagai produk dan siswa hanya menghafal informasi secara aktual, yang mengakibatkan ketidakbermaknaan konsep IPA yang didapat. sehingga hasil belajar kognitif siswa cenderung kurang. 4. Data hasil Ulangan Harian (UH) pertama kelas VII menunjukkan bahwa 27-30% siswa dengan hasil belajar kognitif sama dengan atau diatas batas tuntas ( 70). 5. Model pembelajaran yang lebih inovatif dan bervariasi belum banyak digunakan oleh guru. Pembelajaran yang dilakukan guru masih didominasi oleh pendekatan konvensional dengan metode ceramah (teacher centered dan transfer knowledge) sehingga belum mengacu pada pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mengajak siswa untuk aktif dan memperoleh pengalaman belajar bersama teman sebayanya. 6. Pembelajararan kooperatif tipe STAD akan menumbuhkan persaingan positif antar siswa terhadap perolehan kemampuan hasil belajar. Namun kenyataannya di sekolah belum menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD. C. Batasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang ada maka penelitian ini hanya akan membahas tentang: 1. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah silabus, RPP, LKS, dan modul. 9

2. Implementasi pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD. 3. Pola integrasi yang digunakan adalah model connected. 4. Hasil belajar dibatasi untuk aspek kognitif yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4). 5. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut akan diterapkan untuk mata pelajaran IPA pada tema Hidup Sehat dengan Air Bersih. Yaitu pengelolaan lingkungan (pencemaran air) ditinjau dari aspek biologi, asam basa ditinjau dari aspek kimia dan pemisahan campuran ditinjau dari aspek fisika. 6. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut akan diimplementasikan di kelas VII SMP N 2 Yogyakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Apakah perangkat pembelajaran IPA Terpadu yang implementasinya menggunakan model cooperative learning tipe STAD memenuhi kelayakan sebagai perangkat pembelajaran menurut dosen ahli, teman sejawat, dan guru IPA? 2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan perangkat pembelajaran model cooperative 10

learning tipe STAD dan siswa yang menggunakan perangkat pembelajaran konvensional? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan dari perumusan masalah adalah untuk: 1. Mengembangkan perangkat pembelajaran IPA Terpadu dengan implementasi menggunakan model cooperative learning tipe STAD yang memenuhi kelayakan sebagai perangkat pembelajaran menurut dosen ahli, teman sejawat, dan guru IPA. 2. Mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar kognitif antara siswa yang menggunakan perangkat pembelajaran dengan implementasi menggunakan model cooperative learning tipe STAD dan siswa yang menggunakan perangkat pembelajaran dengan implementasi menggunakan pendekatan konvensional (ceramah). F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru Dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran dan dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun perangkat pembelajaran pada pokok bahasan yang lain. 11

2. Bagi Siswa Adanya perangkat pembelajaran pembelajaran IPA Terpadu dan implementasinya menggunakan model cooperative learning tipe STAD hasil belajar kognitif siswa dapat meningkat. 3. Bagi Peneliti Memberikan pengetahuan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran IPA Terpadu dan implementasinya menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD. 4. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bila ingin mengadakan penelitian lebih lanjut tentang perangkat pembelajaran dengan mengimplementasikan nilai positif lainnya pada siswa. G. Definisi Istilah 1. Perangkat pembelajaran merupakan keseluruhan alat perlengkapan persiapan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran berisikan silabus, RPP, LKS, dan modul. a. Silabus Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian 12

kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Trianto, 2010: 96). b. RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu KD yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. c. LKS Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kerja siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh (Trianto, 2010: 111). 13

d. Modul Modul adalah suatu bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik (Andi Prastowo, 2011: 106). 2. Pembelajaran IPA Terpadu diawali dengan memadukan sejumlah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang memiliki kesamaan atau keterkaitan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh yang diwujudkan dalam sebuah tema pemersatu (Trianto, 2010: 164). 3. Model terhubung (connected) merupakan model yang berfokus membuat hubungan eksplisit dalam setiap mata pelajaran, menghubungkan satu topik ke topik berikutnya, menghubungkan satu konsep ke konsep yang lain, menghubungkan keterampilan untuk keterampilan yang terkait. (Forgaty, 1991: 14). 4. STAD (Student Team Achievement Division) merupakan model pembelajaran kooperatif yang mengajak siswa untuk memperoleh pengalaman belajar dalam bentuk kelompok (Sholmo Sharan, 2009). 5. Hasil belajar kognitif adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya yang berkenaan dengan intelektual (Nana Sudjana, 2009: 22). 14