2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang positif bagi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. memelihara nilai-nilai budaya yang diperolehnya dari para karuhun mereka.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengandaian bahwa manusia adalah individu yang hakiki memiliki sifat sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan situs sejarah adalah Situ Lengkong yang berada di desa Panjalu, Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

I. PENDAHULUAN. tidak hilang seiring dengan kemajuan zaman, karena budaya merupakan kekayaan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN SITU PANJALU Di CIAMIS, JAWA BARAT

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH. A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat bagi masyarakat pada sebuah destinasi. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebagai objek daya tarik wisata meliputi; pesta panen hasil kebun, makan adat Horum

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kesatuan dari berbagai pulau dan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013

BAB IV ANALISIS HASIL PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Panjalu merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Panjalu yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

MAKNA SIMBOL UPACARA MANGONGKAL HOLI (PENGGALIAN TULANG BELULANG) PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berdiri diatas keberagaman suku,

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB V PENUTUP. maupun negatif kepada umat manusia. Dampak tersebut berakibat kepada perubahanperubahan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

Oleh: JULI ASRIANENSI Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

BAB III METODE, TEKNIK, DAN INSTRUMEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sehingga menjadi sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang

BAB V PENUTUP. Interaksi sosial pasca konflik yang terjadi di Maluku perlu mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Kemajemukannya itu ditandai dengan beragamnya etnik, suku, ras, bahasa,

23. URUSAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA DPR RI KOMISI X TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2016

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN KAMPUNG ADAT DI KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

KEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

ANALISIS MATERI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN 1. Kesimpulan Umum Upacara adat nyangku merupakan upacara adat warisan dari raja-raja Panjalu yang masih menjadi tradisi turun temurun masyarakat desa Panjalu. Dalam upacara adat nyangku, museum Bumi Alit dan Situ Lengkong mempunyai hubungan ynag tidak dapat dipisahkan dari keberadaan sejarah desa Panjalu. Tujuan dilaksanakanya upacara adat nyangku adalah untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, serta sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan masyarakat Panjalu dan juga sebagai cara untuk mengevaluasi diri dengan cara mengkritisi dirisendiri, mengakui perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma adat dan norma agama dalam upacaya membangun pribadi turunan Panjalu yang lebih baik dan dinamis. Penyerapan makna papagon Panjalu yang sarat akan nilai-nilai kebaikan menjadi dasar dan norma untuk diterapkan dalam prilaku setiap individu masyarakat Desa Panjalu. Transformasi dan implementasi nilai-nilai budaya upacara adat nyangku dalam era modernisasi pada saat ini masih di pertahankan dan menjadi pedoman bagi masyarakat desa Panjalu dan dijungjung tinggi masayarakat terutama dalam nilai budaya, nilai kekeluargaan, nilai kebersamaan dan nilai gotong royong. Menurut mereka agar nilai-nilai tersebut tidak terkikis oleh perkembangan zaman mereka harus bijak dalam menanggapi adanya arus modernisasi dalam kebudayaan, serta mereka beranggapan bahwa tidak selamanya arus modernisasi berdampak negatif tergantung kita menyikapi dan menanggapi arus perkembangan tersebut. 2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

127 a. Berdasarkan hasil penelitian proses pelaksanaan upacara adat nyangku diselenggarakan oleh para sesepuh desa Panjalu dan pemerintah desa Panjalu, para tokoh, para penjaga makan (Kuncen). Serta jalannya proses upacara adat sakral nyangku dikoordinir oleh Yayasan Borosngora dan pihak aparat desa Panjalu. proses pelaksanaan upacara adat nyangku dimulai dengan prosesi ritual pengambilan benda pusaka dari Musieum Bumi Alit, kemudian diarak menuju Nusa Gede yang berada di tengah-tengah Situ Lengkong Desa Panjalu, setelah itu diarak kembali menuju alun-alun untuk dibersihkan. Pemebersihan benda pusaka itu kadang-kadang dilakukan didepan kantor desa, setelah dibersihkan benda-benda pusaka tersebut di bungkus kembali dan disimpan di Bumi Alit kemabali. b. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, bahwa nilai-nilai yang terdapat dalam upacara adat nyangku yaitu terdapat nilai agama, nilai budaya, nilai sosial, nilai kekeluargaan, nilai kebersamaan dan nilai gotong royong. Nilai-nilai yang terdapat dalam upacara adat nyangku mereka tanamkan dlaam kehidupan sehari-hari agar selalu menghormati, menghargai serta untuk melestarikan budaya yang telah dilaksanakan secara turun temurun. Nilai-nilai positif yang masih dipertahankan yaitu nilai religi, nilai kebersamaan, nilai gotong royong, nilai kekeluargaan, dan nilai ekonomi/pariwisata. Sedangkan nilai-nilai negatif akan senantiasa dikikis demi kemajuan perkembangan kehidupanya demi menciptkan lingkungan sosial yang serasi, selaras dan seimbang. c. Transformasi nilai-nilai budaya yang terdapat dalam upacara adat nyangku dalam era modernisasi pada saat ini masih dipertahankan oleh masyarakat Panjalu. Hal itu bisa dibuktikan dengan salah satu prilaku dari masyarakat panjalu yang selalu mengikuti papagon serta falsafah yang telah mereka simpan dalam diri mereka agar senantiasa menghargai keberadaan kebudayaan meski dalam era modernisasi seperti ini. Mereka meyakini bahwa nilai-nilai yang terdapat dalam upacara adat nyangku bisa menjauhkan mereka dari halhal yang bertentangan dengan norma adat atau norma agama, oleh karena itu meski dalam era modernisasi ini mereka masih memegang teguh falsafah atau

128 papagon tersebut, hanya ada beberapa saja yang mungkin terpengaruh oleh arus modernisasi. d. Alasan masyarakat desa Panjalu dalam meestarikanya upacara adat nyangku yaitu untuk menghormati jasa-jasa para leluhurnya yang telah memberikan falsafah hidup yang baik bagi kelangsungan hidup mereka. Masyarakat desa Panjalu sangat melestarikan budaya upacara adat nyangku, karena dalam upacara adat nyangku memiliki faktor-faktor yang mendukung dilestarikanya upacara adat nyangku, yakni: a) Dapat menjalin tali silaturahmi antar sesama masyarakat b) Nilai kekeluargaan dan gotong royong yang berjalan dengan baik, sehingga terjalinnya komunikasi dan interaksi antar masyarakat berjalan dengan tertib dan hidup rukun antar sesamanya. c) Adanya pemasukan dana kepada anggaran desa Panjalu dari para wisatawan yang ingin berwisata religi dan berwisata budaya Adapun nilai penghambat dari pelestarian budaya upacara adat nyangku yaitu: a) Masuknya arus modernisasi b) Kedala biaya c) Adanya anggapan bahwa air bekas pencucian benda-benda pusaka tersebut, adalah air pembawa berkah, dan akan menimbulkan kemusyrikan d) Proses pewarisan nilai-nilai budaya adat nyangku dalam penyerapan makna sesungguhnya dari tradisi upacara adat nyangku dari pewarisan nilai-nilai budaya e) Serta generasi muda yang hanya suka dengan arak-arakannya saja tanpa mengerti apa sesungguhnya makna dari rangkaian prosesi upacara adat nyangku tersebut. Solusi yang dilakukan oleh pemerintah desa Panjalu yaitu terus melaksanakan tradisi upacara adat nyangku dan memberi arahan kepada generasi pewarisnya agar tetap menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya tersebut, serta masyarakat harus bijak dalam menanggapi arus modernisasi pada saat ini, karena tidak selamanya arus modernisasi berdampak negatif dan masyarakat harus memiliki kesadaran akan pentingnya memiliki jiwa yang arif terhadap

129 budaya yang mereka miliki sehingga akan menumbuhkan kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat. Semua pembinaan dan pemberdayaan yang sudah terlaksana sampai saat ini berjalan sesuai dengan tujuannya, karena tidak ada hambatan yang signifikan maka dilakukan langkah preventif dari para tokoh sesepuh maupun para masyarakat yaitu selalu memberikan pemahaman, pengertian, serta pembinaan kepada generasi penerus agar tetap melaksanakan dan mencintai budayanya sendiri serta mempertahankan nilai-nilai yang telah teratanam dalam diri masyarakat Desa Panjalu, meski dalam perkembangan arus modernisasi. B. SARAN Terdapat beberapa saran yang peneliti berikan kepada pihak-pihak yang terkait dalam mengembangkan pendidikan dan kebudayaan dimasa yang akan datang. Adapun beberapa saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kepada masyarakat diharapkan untuk: a. Terus menjung-jung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam upacara adat nyangku yang dapat membuat masyarakat hidup lebih baik dan menghargai serta melestarikan budaya yang masyarakat Desa Panjalu miliki. b. Masyarakat harus mampu bersikap arif dan bijaksana dalam menanggapi arus modernisasi atau masuknya budaya luar kedalam kehidupan masyarakat Desa Panjalu, mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus dihilangkan. c. Masyarakat agar lebih meningkatkan rasa kebersamaandan rasa kekeluargaan sehingga dapat mempererat tali siaturahmi. 1. Kepada sesepuh Desa Panjalu diharapkan untuk: a. Diharapkan menghilangkan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam b. Diharapkan selalu memberikan arahan, pemahaman, dan pembinaan kepada masyarakat Desa Panjalu agar selalu mempertahankan budaya

130 upacara adat nyangku dan menepakan nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari 2. Kepada aparat pemerintah diharapkan untuk: a. Meningkatkan daya tarik terhadap pelaksanaan budaya upacara adat yangku dalam segi pariwisata sehingga dapat meningkatkan pendapatan desa. b. Meningkatkan ketertiban pada saat berlangsungnya pelaksanaan upacara adat nyangku sehingga tidak terjadi kemacetan di jalan raya demi kenyamanan dan ketertiban masyarakat. c. Berkewajiban ikut serta menjaga dan melestarikan budaya upacara adat nyangku, melestarikan budaya yang positif sesuai dengan kearifan lokal. 3. Kepada guru/pendidik berkaitan dengan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan diharapkan: a. Dengan adanya tradisi upacara adat nyangku dan nilai-nilai yang terdapat dalam upacara adat nyangku dijadikan sebagai bahan etnopedagogic sehingga peserta didik tidak merasa jenuh dalam menjalani proses pembelajaran yang pada dasarnya sering dilakukan didalam kelas. Lebih baik peserta didik dilatih untuk melihat langsung, memahami serta menganalisis nilai-nilai apa saja yang ada dalam upacara adat nyangku yang bisa mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik tidak hanya dituntut untuk memahami teori saja akan tetapi peserta didik mengetahui aplikasinya secara langsung. 4. Kepada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan: a. Dalam dunia perkuliahan dalam mata kuliah hukum adat yang berkenaan dengan budaya bisa membantu dalam pemahaman mengenai tradisi upacara tradisional atau upacara adat itu sebenarnya bukan musyrik tetapi untuk menghargai jasa-jasa para leluhur dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhannya b. Dapat menggunakan hasil penelitian sebagai sumber pengembangan materi pembelajaran dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran kontekstual mengenai masalah-masalah kewarganegaraan

131 5. Kepada genarasi muda sebagai penerus bangsa diharapkan: a. Dapat ikutserta dalam melestarikan budaya yang kita miliki agar tidak terkikis oleh perkembangan zaman b. Jagalah nilai-nilai yang terdapat dalam upacara adat nyangku dengan cara berprilaku secara arif dan bijaksana dalam menanggapi arus modernisasi yang mulai masuk kedalam budaya kita. 6. Kepada Tokoh Agama diharapkan: a. Sebaiknya tatanan yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam seharusnya dihilangkan. Jika suatu tradisi tersebut tidak melanggar tatanan agama Islam maka upacara adat itu boleh dilaksanakan.