BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PELENGKAP DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. rangka memeroleh ilmu pengetahuan, informasi, serta memeroleh hiburan.

BAB I PENDAHULUAN. yang secara grafis dikehendaki oleh penulis. 1. kemampuan berpikir tentang konsep verbal. 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gugum Gumbira, 2013

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN MODEL SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

2015 PENERAPAN METODE GENERATING INTERACTION BETWEEN SCHEMATA AND TEXT (GIST) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamaludin Gumilar, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

MAKALAH. Oleh : Tuti Nurhayati NPM :

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Karena bahasa menunjukkan jati diri untuk menuju manusia yang berkualitas.

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. Sastra ialah seni pertunjukan dalam kata-kata dan memiliki kekuatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

Nikke Permata Indah Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat di pisahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanda Mahesa, 2014

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) (e)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI. Eri Sutatik SMA Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R)

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian.

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan satu jenis karya sastra yang berbentuk fiksi maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Ninah Hasanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI YURISPRUDENSIAL DENGAN MEDIA TAYANGAN BERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini kemampuan membaca dan menulis sangatlah penting untuk dikuasai. Membaca merupakan proses reseptif yang diperlukan sebelum melakukan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Kemampuan membaca memiliki keterkaitan dengan kemampuan berbahasa lainnya, salah satunya adalah keterkaitan dengan kemampuan menulis.menulis dan membaca merupakan dua keahlian standar yang harus dimiliki setiap manusia modern (Mawardi, 2009, hlm.15).pendapat tersebut menunjukkan bahwa kemampuan membaca dan menulis dapat menunjang kehidupan di masa modern seperti saat ini. Berbeda dengan menulis, membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.membaca merupakan keterampilan yang kompleks. Menurut Nurhadi (dalam Somadayo, 2011, hlm.5), membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal berupa faktor intelegensi, minat, sikap bakat, motivasi, dan tujuan membaca.faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan, faktor lingkungan atau faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca. Salah satu jenis dalam keterampilan membaca adalah membaca pemahaman. Menurut Rubin (dalam Somadayo, 2011, hlm.7) membaca pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks yang mencakup dua kemampuan utama, yaitu penguasaan makna kata dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal. Pendapat tersebut memandang bahwa dalam membaca pemahaman terjadi konsentrasi dua arah.pembaca secara aktif merespons dan mengungkapkan bunyi tulisan dan bahasa yang digunakan oleh penulis kemudian pembaca dituntut untuk mengungkapkan makna yang terkandung dalam teks tersebut. Cessy Yanuarti, 2015 PENERAPAN METODE PQ4R DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS CERITA ANAK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

2 Kemampuan membaca pemahaman merupakan bekal dan kunci keberhasilan siswa dalam menjalani proses pendidikan. Sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan melalui aktivitas membaca. Ilmu yang diperoleh siswa bukan hanya didapat dari proses belajar mengajar di sekolah melainkan juga melalui kegiatan membaca dalam kehidupan sehari-hari. Abidin (2010, hlm. 23) menguatkan bahwa dalam kegiatan membaca terlibat aspek-aspek berpikir seperti mengingat, memahami, membeda-bedakan, membandingkan, menganalisis, mengorganisasi, dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang terkandung dalam bacaan. Proses membaca tersebut dapat dikategorikan sebagai membaca pemahaman. Tarigan (2008, hlm. 60) mengungkapkan bahwa tujuan membaca pemahaman adalah untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan (literarystandard), resensi kritis (criticalreview), drama tulis (primeddrama), dan pola-pola fiksi (patternsoffictions).membaca pemahaman teks cerita anak diarahkan untuk memahami pola-pola fiksi yang terdapat di dalam teks tersebut. Membaca pemahaman juga sesungguhnya merupakan bagian dari proses pengapresiasian sastra. Apresiasi sastra bukan merupakan konsep abstrak yang tidak pernah terwujud dalam tingkah laku melainkan merupakan pengertian yang di dalamnya menyiratkan adanya suatu kegiatan yang harus terwujud secara konkret.perilaku tersebut dapat dibedakan ke dalam perilaku kegiatan langsung dan tak langsung. Apresiasi sastra secara langsung adalah kegiatan membaca atau menikmati cipta sastra berupa teks maupun performansi secara langsung (Ratna, 2004).Kegiatan membaca suatu teks sastra secara langsung itu dapat terwujud melalui kegiatan membaca, memahami, menikmati serta mengevaluasi teks sastra, baik yang berupa puisi, cerpen, novel, roman, maupun teks sastra lainnya. Dalam konteks yang lebih luas, istilah apresiasi menurut Gove (dalam Dola, 2007) mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pemahaman terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan oleh pengarang. Pada sisi lain, Squire dan Taba (Dola, 2007) berkesimpulan bahwa sebagai suatu

3 proses, apresiasi melibatkan tiga aspek inti, yaitu aspek kognitif, aspek emotif, dan aspek evaluatif. Aspek kognitif inilah yang berkaitan dengan keterlibatan intelek atau pemahaman pembaca dalam upaya memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif.unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif tersebut selain dapat berhubungan dengan unsur-unsur yang secara internal terkandung dalam suatu teks sastra atau unsur intrinsik, juga dapat berkaitan dengan unsur-unsur di luar teks yang secara langsung menunjang kehadiran teks sastra itu sendiri. Kurniawan (2012, hlm. 22) menjelaskan bahwa saat membaca teks sastra, anak usiatingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) tidak hanya menganalisis kata-kata dan pola-pola fiksi pada bacaan saja tetapi juga harus memahami informasi yang dinyatakan baik secara eksplisit maupun secara implisit. Oleh sebab itu, seharusnya permasalahan mengenai membaca pemahaman teks sastra harus lebih diperhatikan. Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman teks sastra, khususnya teks cerita anak di kelas VII SMP Negeri 29 Bandung dilaksanakan guru dengan berceramah tentang informasi yang dianggap penting berkaitan dengan apa yang harus siswa pahami dari teks cerita anak tersebut. Kegiatan membaca dilakukan siswa dari awal hingga akhir teks yang kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan.metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tersebut sampai sekarang masih monoton yaitu ceramah dan belajar mandiri.kondisi tersebut mengakibatkan siswa merasa jenuh. Permasalahan lain di kelas VII SMP Negeri 29 Bandung yang muncul dari siswa adalah minat membaca siswa masih tergolong rendah. Hal ini dipicu oleh beberapa faktor misalnya kualitas perpustakaan yang belum memadai, sumber pembelajaran hanya menggunakan buku paket, dan pemilihan teks cerita pendek sebagai bahan pembelajaran yang nilai kebermanfaatannya dirasa kurang untuk siswa. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, penggunaan metode yang tepat akan menjadi solusi supaya pembelajaran membaca teks cerita anak menjadi

4 inovatif dan menyenangkan sehingga siswa tidak merasa jenuh mengikuti pembelajaran serta daya apresiasi terhadap teks cerita anak bisa dioptimalkan. Secara umum, metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud (Poerwadarminta, 1976, hlm. 270). Metode pembelajaran merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran adalah langkah yang baik agar di dalam pembelajaran terdapat variasi cara mengajar dari guru sehingga berdampak pada cara belajar siswa. Adanya metode pembelajaran memberi ruang bagi guru untuk dapat mengeksplorasi cara menyampaikan bahan ajar termasuk menutup kesempatan bagi hadirnya kejenuhan dari siswa. Thomas dan Robinson (dalam Trianto, 2007, hlm. 147-149) mengungkapkan salah satu metode yang paling banyak dikenal untuk membantu siswa memahami dan mengingat apa yang dibaca siswa adalah metode PQ4R. Metode PQ4R mempunyai enam langkah pembelajaran, yaitu preview (membaca selintas), question (bertanya),read (membaca), reflect (refleksi), recite (tanya-jawab sendiri), dan review (mengulang secara menyeluruh). Penelitian tentang penerapan metode PQ4R dalam pembelajaran membaca merupakan salah satu penelitian yang menarik.contohnya, penelitian yang dilakukan oleh Umam (2012) yang berjudul Penerapan Metode PQ4R dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Teks Puisi.Penelitian ini bertujuan mengetahui keefektifan metode PQ4R dalam pembelajaran membaca pemahaman teks puisi.metodologi penelitian yang digunakan adalah pre-experimental study karena peneliti tersebut hanya menggunakan satu kelas saja yaitu kelas eksperimen pada kelas X AK 1 dengan 31 jumlah sampel yang terdaftar dalam penelitian.instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini berupa tes objektif pilihan ganda yang diolah menggunakan penghitungan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode PQ4R efektif dalam pembelajaran membaca pemahaman teks puisi dengan nilai rata-rata tes awal sebesar 48,70 dan tes akhir sebesar 66,2.

5 Penelitian sebelumnya juga berkaitan dengan metode PQ4R yang dilakukan oleh Safitri (2010) dengan judul Pemanfaatan Media Surat Kabar dalam Pembelajaran Membaca dengan Metode PQ4R. Penelitian ini bertujuan lebih menitikberatkan perbedaan kemampuan siswa dalam membaca sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran membaca dengan media surat kabar. Metodologi penelitian yang digunakan pun pre-experimental study dengan kelas eksperimen saja tanpa adanya kelas kontrol.instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini juga berupa soal pilihan ganda yang kemudian hasil datanya diolah menggunakan penghitungan statistika. Hasil dari penelitian ini adalah nilai rata-rata kemampuan membaca siswa sebelum diberi perlakuan adalah 71,68 sedangkan setelah diberi perlakuan menjadi 89,36. Agustin (2009) melakukan penelitian berjudul Keefektifan Metode PQ4R dalam Pembelajaran Membaca Teks Feature (Eksperimen Semu pada Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2008/2009) yang menunjukkan hasil bahwa metode PQ4R dapat merangsang respon siswa agar lebih baik mengikuti pembelajaran membaca dan mengoptimalkan kemampuan siswa dalam memahami teks. Penelitian serupa pun dilakukan oleh Tompoli (2013) dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Inpres Woloan II.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa yang berarti metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.penelitian tersebut memperoleh hasil dengan dilakukannya dua kali siklus. Hasil pada siklus I adalah 55,3 % sedangkan hasil pada siklus II adalah 92,3 %. Berdasarkan beberapa penelitian di atas, peneliti berasumsi bahwa metode PQ4R efektif diterapkan dalam pembelajaran membaca.

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) kemampuan pemahaman siswa terhadap suatu bacaan masih rendah; 2) kejenuhan yang dialami siswa akibat metode pembelajaran yang kurang variatif; dan 3) rendahnya minat membaca yang dimiliki oleh siswa. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) bagaimanakahprofil pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak pada siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung sebelum menggunakan metode PQ4R?; 2) bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak menggunakan metode PQ4R di kelas eksperimen?; 3) bagaimanakah kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks cerita anak sebelum dan sesudah menggunakan metode PQ4R di kelas eksperimen dan menggunakan metode terlangsung di kelas kontrol?; dan 4) adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks cerita anak di kelas eksperimen dan kelas kontrol? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) profil pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak pada siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung sebelum menggunakan metode PQ4R;

7 2) proses pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak menggunakan metode PQ4R di kelas eksperimen; 3) kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks cerita anak sebelum dan sesudah menggunakan metode PQ4R di kelas eksperimen dan menggunakan metode terlangsung di kelas kontrol; dan 4) perbedaanantara kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks cerita anak di kelas eksperimen dan kelas kontrol. E. Manfaat Penelitian Secara umum diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk para pendidik dalam mengajarkan pembelajaran membaca di sekolah.secara khusus manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagi Siswa Dengan digunakannya metode PQ4R dalam pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak diharapkan pemahaman siswa dalam membaca sebuah teks cerita anak dapat meningkat.kemampuan dan minat baca siswa pun semakin meningkat sehingga ketertarikan siswa untuk membaca pun terus meningkat. 2) Bagi Guru Diharapkan dengan diadakannya penelitian mengenai metode PQ4R bagi pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak dapat mejadi masukan yang baik bagi para pengajar dalam mengajarkan pembelajaran membaca di sekolah agar lebih efektif dan efisien dengan menggunakan metode PQ4R yang peneliti tawarkan. 3) Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai suatu metode dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak. Selain itu dengan

8 diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman ketika berpraktik melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. 4) Bagi Pembaca Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca mengenai metode PQ4R yang dapat diterapkan pada pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak. F. Struktur Organisasi Skripsi Penelitian ini akan dituangkan dalam lima bab yang berisikan segala hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Lebih jelasnya pemaparan kelima bab tersebut adalah sebagai berikut. 1) Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang hal-hal yang mendasari dilakukannya penelitian. Pada dasarnya bab satu ini berisi informasi mengenai keseluruhan penelitian yang dilakukan. Bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini. 2) Bab II Metode PQ4R, Pembelajaran Membaca Pemahaman, dan Teks Cerita Anak Bab ini berisi landasan teoretis dan kajian pustaka yang mendukung penelitian.bab dua membahas tentang variabel-variabel yang menjadi subjek penelitian yang dipandang dari sudut teoristik. 3) Bab III Metodologi Penelitian Bab tiga ini berisi bagaimana cara pengumpulan data. Pada bab tiga ini dibahas mengenai desain atau rancangan yang digunakan dalam penelitian, bagaimana penetapan populasi dan sampel, teknik penelitian, instrumeninstrumen yang dibutuhkan dalam penyajian data, dan cara pengolahan data.

9 4) Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab empat ini berisi mengenai hasil dan pembahasan dari penelitian yang diambil berdasarkan hasil analisis data. Pada bab ini data yang diperoleh setelah melakukan penelitian dibahas berdasarkan teori dan instrumen yang digunakan pada bab sebelumnya. 5) Bab V Simpulan dan Saran Bab lima berisi simpulan penelitian secara menyeluruh. Simpulan disini diartikan sebagai hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan.saran yang ada dalam bab ini ditujukan untuk para pembaca dan calon peneliti yang akan melakukan penelitian yang terkait dengan penelitian yang sudah dilakukan.