BAB I PENDAHULUAN. dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wiwih,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Dengan Metode Bermain Lempar Gelang

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan. diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLAY DOUGH DI TK MTA MUNGGUR MOJOGEDANG KARANGANYAR SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk sosial sama seperti dengan orang dewasa. Anak

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya orang tua juga merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai pendidikan dan dengan pendidikan manusia menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional berupaya terus menerus untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia taman kanak-kanak adalah anak pada usia rentang 5-6 tahun atau

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia baik dari segi spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya pengajaran dan pelatihan. Secara umum pendidikan dapat diartikan

Peran Guru dalam Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Anak pada Pendidikan Anak Usia Dini Yanuarita Niken P. I Pendahuluan Pendidikan Anak

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: kualitas peserta didik, maka harus ditingkatkan untuk menjembatani

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan Anak Usia Dini (Early childhood education) adalah pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak usia prasekolah dengan tujuan agar anak dapat mengembangkan potensi-potensinya sejak dini sehingga mereka dapat berkembang secara wajar sebagai anak. Dalam Undang-Undang Dasar Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas mengemukakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilaksanakan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Masa usia dini merupakan masa yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan selanjutnya. Taman Kanak-kanak merupakan salah satu lembaga formal penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, yang diupayakan dapat mengembangkan potensi anak sejak dini dan berkembang secara wajar sebagai anak. Taman Kanak-kanak 1

merupakan jembatan antara pendidikan lingkungan keluarga dengan masyarakat yang lebih luas yaitu Sekolah Dasar (SD) dan lingkungan lainnya. Pendidikan Taman Kanak-kanak pada dasarnya adalah untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak pada seluruh aspek kepribadian anak. Anderson (1993) mengemukakan bahwa : Early childhood education is based on a number of methodical didactic consideration the aim of which is provide opportunities for development of children s personality. Kutipan ini mengandung makna bahwa tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah memberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadian anak. Untuk mencapai tujuan dari pendidikan anak usia dini yang memberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadian anak (peserta didik), maka harus ada upaya-upaya yang dilakukan oleh para pendidik. Tentu bukan perkara yang mudah untuk mengembangkan kepribadian anak didik, jika hal pertama yang mendasari terjalinnya proses belajar mengajar belum terbangun yakni komunikasi. Pasti akan menjadi sulit bagi pendidik pendidikan anak usia dini menjalankan proses belajar mengajar. Menurut Maria Montessori, tugas dan tanggung jawab pendidik PAUD yang utama ialah mengembangkan potensi dan pribadi anak-anak, utamanya dalam upaya (Santi, 2009) : 1. Menyiapkan anak secara alami untuk tumbuh dan kembang. 2. Mengamati perkembangan anak secara bebas dalam suatu lingkungan. 2

3. Secara terus-menerus membantu anak memasuki lingkungan sehingga mampu mengembangkan potensi diri secara maksimal, baik fisik, mental, emosional, maupun spiritualnya. Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab PAUD yang dikemukakan oleh Maria Montessori, menurut penulis menekankan pentingnya komunikasi dalam suatu proses belajar mengajar akan dapat terbangun dengan mudah jika pendidik sudah dapat dekat dan akrab dengan para peserta didiknya. Tetapi untuk mencapai kedekatan dan keakraban dengan para peserta didiknya, harus dilakukan suatu usaha. Penyesuaian diri merupakan usaha yang paling tepat bagi seorang pendidik agar dapat menyatu dengan lingkungannya (kelas). Hasil wawancara dengan pendidik TK RiSchool mengenai kendala ketika mengajar di kelas. Murid sangat susah diatur, sering juga nangis karena ditinggal orang tuanya. Biasanya yang saya lakukan adalah merayu anak itu agar berhenti menangis dan mau ikut belajar bersama dengan teman-temannya. (N umur 23, Oktober 2011) Berdasarkan wawancara di atas, kita dapati bahwa pendidik melakukan usaha merayu ke peserta didiknya agar mau mengikuti proses belajar bersama. Usaha merayu yang dilakukan pendidik tersebut adalah sebuah bentuk penyesuaian diri yang positif. Merayu agar peserta didiknya berhenti menangis karena ditinggal orang tuanya, sekaligus pendidik berusaha menggantikan peran orang tuanya selama proses belajar berlangsung. 3

Penyesuaian diri mutlak dimiliki oleh seorang pendidik, karena setiap tahunnya pendidik akan menghadapi/ mengajar peserta didik yang selalu berbeda. Terlebih pada pendidikan anak pra sekolah atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Pendidikan Anak Usia Dini, seperti tempat penitipan anak (child care), kelompok bermain (play group), Taman Kanak-Kanak (TK). Berikut adalah wawancara dengan pendidik TK RiSchool mengenai pentingnya akan suatu bentuk penyesuaian diri. Murid tidak kenal dengan kita, jadi waktu mengajar di minggu-minggu awal ajaran baru mereka tidak begitu memperhatikan, maka saya harus pintar-pintar mendekati murid-murid supaya akrab dan dekat. (P umur 25, Oktober 2011) Jawaban yang dikemukakan oleh salah satu pendidik menunjukkan bahwa pendidik tersebut menjalankan suatu proses penyesuaian diri kepada murid-muridnya. Bentuk penyesuaian diri yang dilakukan pendidik itu adalah positif, karena pendidik melakukan suatu usaha pendekatan kepada peserta didiknya agar pendidik dapat menggantikan peran orang tua saat di sekolah sehingga suasana akrab dan dekat dapat terbangun. Penyesuaian diri merupakan salah satu prasyarat penting bagi terciptanya kesehatan mental individu serta harmoni dalam suatu komunikasi. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui 4

bahwa orang-orang mengalami stress dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh dengan tekanan. Bagi pendidik, penyesuaian diri merupakan suatu hal yang harus dilakukan, terlebih bagi pendidik yang mengajar pada pendidikan anak usia dini. Dengan adanya penyesuaian diri yang dilakukan pendidik TK, maka akan lebih mudah dalam mengajar dan mengarahkan peserta didiknya. Pada wawancara berikut ini bagaimana seorang pendidik TK yang kurang mampu dalam melakukan penyesuaian diri kepada peserta didiknya yang suasah untuk diatur. Kalau sudah tidak bisa dibilangin dan dilarang, biasanya saya pelototin. (I umur 23, Oktober 2011). Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pendidik memiliki bentuk penyesuaian diri yang negatif. Pendidik tersebut tidak melakukan pendekatan yang ramah terhadap peserta didik yang susah diatur. Hal ini akan mempengaruhi terciptanya kesehatan mental peserta didik serta harmoni komunikasi yang kurang baik antara pendidik dengan peserta didik di kemudian hari. Banyak pendidik tidak mampu untuk mengarahkan murid-muridnya karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri dengan pekerjaannya sebagai pendidik. Sehingga tidak jarang pula ditemui pendidik yang mengalami stress dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh dengan tekanan. Menurut Hurlock penyesuaian diri merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain dengan memiliki kriteria: penampilan nyata, 5

dan kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai kelompok (Hurlock, 1997). Schneiders mengatakan bahwa penyesuaian diri diartikan sebagai : adaptasi, usaha mempertahankan diri secara fisik, usaha penguasaan (mastery), kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan emosi, kebiasaan menjadi terkendali dan terarah. Schneiders juga menyebutkan di dalam proses penyesuaian diri ada tiga unsur yang dilibatkan yaitu motivasi, sikap terhadap realitas dan olah dasar penyesuaian diri (dikutip Ali, 2008). Terdapat dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini, yaitu (Santi,2009) : 1. Tujuan utama: membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa. 2. Tujuan penyerta: membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah. Taman kanak-kanak (TK) merupakan lembaga pendidikan formal, yang implementasinya lebih menekankan pada prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain dan bermain adalah bekerja bagi anak. Bermain merupakan sarana yang efektif dalam upaya pengembangan kreativitas anak usia dini secara motorik, sosial dan kognitif. Pengembangan kreativitas tersebut perlu diupayakan dalam 6

kehidupan anak; baik di rumah oleh orang tua maupun lingkungan taman kanakkanak oleh para pendidik (Supriadi, 2002). Pendidik TK perlu kreatif di dalam mendidik peserta didiknya. Peran pendidik yang terpenting adalah memberikan dorongan, membimbing anak dan membantu anak mengembangkan potensinya, sehingga mereka menjadi anak yang kreatif. Berikut adalah wawancara dengan salah satu pendidik TK RiSchool yang mempunyai peran positif dalam mengembangkan potensi peserta didiknya yang suka mencoretcoret meja. menyuruh membersihkan dengan kain lap hingga bersih, kemudian saya mengarahkan untuk mencorat-coret di buku gambar. (N umur 23, Oktober 2010) Pendidik yang diwawancarai di atas mencerminkan sifat ketegasan terhadap muridnya. Ketegasan itu ditujukan supaya anak tersebut dapat belajar bertanggung jawab. Tetapi selanjutnya pendidik itu mengarahkan kepada murid agar perbuatan coret-mencoret dilakukan di buku gambar. Menurut saya, pendidik tersebut mampu menjalankan salah satu peran utama sebagai pendidik, yakni mengarahkan potensi murid dalam hal seni rupa, yakni yang suka mencoret-coret agar dilakukan di buku gambar. Dengan adanya program kegiatan belajar anak pada taman kanak-kanak maka diharapkan dapat membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan anak didik dalam 7

menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Masa kanak kanak juga disebut masa peka atau masa keemasan karena pada masa ini anak lebih mudah untuk menerima rangsangan dari lingkungan untuk menunjang perkembangan jasmani dan rohani yang ikut menentukan keberhasilan anak didik mengikuti pendidikan di kemudian hari. Peran pendidik merupakan kunci mengarahkan peserta didiknya menuju perkembangan yang positif. Para pendidik di TK RiSchool mengajarkan kepada peserta didiknya untuk hal-hal yang positif sebelum masuk ke dalam kelas dan memulai pelajaran. Mereka diajarkan untuk menyimpan sepatunya di rak sepatu, lalu berbaris, terus menyiram tanaman. (P umur 25, Oktober 2010) Keterangan dari pendidik di atas menggambarkan bagaimana pendidik mulai mengajarakan akan pentingnya disiplin yakni diajarkan membuka sepatu lalu menaruhnya di tempat yang telah disediakan, kemudian peserta didik diarahkan untuk berbaris dan menyiram tanaman setiap pagi sebelum memulai aktivitas belajar di kelas. Kegiatan diatas dapat membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan ketrampilan dan daya cipta dari peserta didik. Adanya usaha penyesuaian diri yang maksimal telah dilakukan pendidik dalam membimbing dan mengarahkan peserta didiknya tentu akan semakin menuju harapan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini. Tetapi bila usaha penyesuaian diri pendidik ke para peserta didik tidak maksimal, maka hasil yang didapatkan dari 8

penyelenggaraan pendidikan anak usia dini akan banyak kekurangannya. Tentu ini bersumber dari pendidiknya sendiri. Hal ini sudah pasti menjadi kendala dan permasalah bagi penyelenggara pendidikan usia dini. Maka tak jarang banyak para pendidik pendidikan usia dini diberikan pelatihan-pelatihan tentang bagaimana cara mengajar, menghadapi, serta cara mendekati peserta didik pendidikan anak usia dini agar setelahnya para pendidik dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Keberhasilan dari suatu proses belajar mengajar tidak hanya dari segi kurikulum pelajarannya saja, tetapi juga dari segi pendidiknya. Masalah penyesuaian diri merupakan kunci sukses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik. Dengan terjalinnya komunikasi yang positif antara pendidik dengan peserta didik, maka akan berlangsung proses belajar mengajar yang baik, sehingga tujuan dari diselenggarakannya pendidikan anak usia dini dapat tercapai. Berangkat dari permasalahan akan pentingnya suatu penyesuaian diri bagi seseorang yang berprofesi sebagai pendidik pada pendidikan anak usia dini mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang Penyesuaian Diri Pendidik Dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Kasus para Pendidik di Taman Kanakkanak Rizki Indah Jaya School Duri Kosambi Jakarta Barat). 9

B. Identifikasi Masalah Seorang pendidik, terlebih pendidik pada pendidikan anak usia dini, seperti play grup atau PAUD atau taman kanak-kanak dituntut memiliki tingkatan penyesuaian diri yang besar, karena para pendidik tersebut berhadapan dengan pada murid-murid yang masih berumur antara 2-6 tahun, yang tidak mudah untuk diarahkan dan dibimbing. Terlebih pada usia tersebut anak-anak masih sangat dekat dengan orang tuanya, belum mandiri dan sangat membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitarnya. Keadaan itu dapat mempengaruhi relasi antara pendidik dan peserta didik dalam proses belajar yang efektif di kelas. Pendidik yang memiliki penyesuaian diri positif seperti, tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional, tidak menunjukkan adanya mekanisme psikologis, tidak adanya frustrasi pribadi, memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri, mampu dalam belajar, menghargai pengalaman dan bersikap realistis dan objektif akan memperlancar proses belajar mengajar. Sebaliknya pendidik yang memiliki penyesuaian diri negatif, seperti melamun, rasionalisasi, regresi - fixasi, introyeksiproyeksi, represi-supresi, konfersi, menarik diri dan mengecam akan menghambat PBM. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana cara penyesuaian diri para pendidik pada pendidikan anak usia dini? 10

C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari adanya penelitian ini antara lain adalah untuk mengetahui gambaran penyesuaian diri para pendidik dalam proses belajar mengajar pada pendidikan anak usia dini. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk keilmuan psikologi agar dapat mengetahui penyesuaian diri pada guru. b. Diharapkan dapat membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut mengenai penyesuaian diri pada guru. 2. Manfaat Praktis a. Diharapkan dapat memberikan gambaran bagi guru mengenai pentingnya penyesuaian diri. b. Diharapkan dapat memberikan informasi kepada yayasan sekolah dalam usaha mengoptimalkan tenaga pendidik. 11

E. Kerangka Pikir Pendidikan Anak Usia Dini (Early childhood education) adalah pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak prasekolah dengan tujuan agar anak dapat mengembangkan potensi-potensinya sejak dini sehingga mereka dapat berkembang secara wajar sebagai anak. Selain itu tujuan dari Early childhood education adalah agar anak memperoleh rangsangan-rangsangan intelektual, sosial, dan emosional sesuai dengan tingkat usianya (Supriadi, 2002). Pendidik pada pendidikan anak usia dini memiliki peranan penting dalam membantu peserta didik atau murid agar dapat membangun konsep dengan baik, sehingga para peserta didik dapat mengembangkan kreativitas mereka. Untuk mencapai semua tujuan di sekolah anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini harus memperoleh kualitas pembelajaran melalui proses belajar mengajar yang memuaskan dari para guru atau pendidik. Peserta didik yang masih berusia antara 2-6 tahun, adalah anak-anak yang masih sangat bergantung dan dekat dengan orang tuanya. Dengan melihat kondisi peserta didik PAUD, maka proses belajar mengajar, suasana kelas serta pendekatan pendidik dengan peserta didik diharapkan lebih nyaman, lebih mudah dan menyenangkan. Dalam kondisi yang nyaman, perilaku kognitif, afektif dan psikomotoris dapat dengan mudah diarahkan dan pendidik tidak merasa tertekan atau stress. Untuk menciptakan situasi yang sehat antara pendidik dan peserta didik agar nyaman dan terarah dalam proses belajar mengajar dibutuhkan kemampuan penyesuaian diri yang 12

positif dari pendidik yaitu, tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional, tidak menunjukkan adanya mekanisme psikologis, tidak adanya frustrasi pribadi, memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri, mampu dalam belajar, menghargai pengalaman dan bersikap realistis dan objektif. Sebaliknya apabila pendidik sulit menyesuaikan diri atau menunjukkan perilaku penyesuaian diri negatif yaitu, sering melamun, rasionalisasi, regresi/fiksasi, introyeksi/proyeksi, represi/supresi, konversi, menarik diri dan mengecam, maka situasi proses belajar mengajar cenderung guru tidak dekat dengan murid, perasaan tidak nyaman, dan stress. Adapun kerangka perpikir dalam penulisan karya ilmiah ini dapat ditampilkan dalam bentuk bagan seperti berikut ini : 13

14 KBM GURU Penyesuaian Diri (Positif) Penyesuaian Diri (Negatif) Anak Didik (Positif) Anak Didik (Negatif) Gambar 1.1 Kerangka Berpikir