BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bisnis, maka selayaknya SDM tersebut dikelola sebaik mungkin. Kesuksesan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan bersedia mengerahkan segenap kemampuannya untuk. diluar diri seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sumber daya manusia yang kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tajam dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dunia pendidikan, menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang

PENGARUH MOTIVASI, KEDISIPLINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA KARYAWAN BATIK BROTOSENO SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan organisasi tersebut, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dapat menjadi landasan untuk penelitian yang sekarang

ANGKET / QUESTIONER ANGKET VARIABEL BEBAS (MONITORING X1) 7. Apakah Anda berada ditempat kerja selama jam waktu bekerja?

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. utama sebuah perusahaan dibandingkan unsur lainnya seperti modal dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I Pendahuluan. Organisasi atau perusahan dewasa ini menghadapi kompetisi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas adalah mengenai menurunnya kinerja karyawan pada divisi MSDM

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta kerangka berfikir.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. optimalkan sesuai dengan fungsi masing. Hal ini akan dapat di lakukan apabila

PETUNJUK PENGISIAN tanda ( ) Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah tanda ( = )

PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan modal penting yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan tenaga - tenaga terampil dan cerdas di dalam berbagai

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Peran sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas pada perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. harus didukung dengan sebuah kinerja yang baik yang harus terus

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan peradaban sudah sangat maju, menuntut Sumber Daya Manusia yang kompeten

BAB I PENDAHULUAN. saling bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa pegawai dapat. tinggi dan berkualitas dalam bidang pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. satu penentu dalam mencapai keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pemeliharaan PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jabar untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat kompetisi bisnis yang semakin tinggi menuntut perusahaan untuk

HUBUNGAN ANTARA JOB ENRICHMENT DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PD. BPR BKK PURWODADI PALEMBANG

BAB I PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah,

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas yang tinggi dalam lingkup usaha yang dijalankan. Hal ini

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yaitu dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah maupun tugas

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk pertumbuhan organisasi, terutama untuk memotivasi pegawai agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha di era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. adanya para karyawan yang memiliki kedisiplinan yang baik sebagai unsur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mangkunegara, 2000 dalam bukunya (Riani, 2011 : 98) kinerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, dan persaingan, tetapi juga perlu menganalisis faktor internal

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat dalam bidang pelayanan terhadap pelanggan. Kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi saat ini adalah berkaitan dengan motivasi kerja karyawan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaannya Oleh karena itu keberadaan suatu perusahaan yang berbentuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia dibutuhkan guna meningkatkan efisiensi dalam memberi pelayanan maksimal dan kinerja optimal pada suatu perusahaan. Perusahaan juga butuh pengembangan sumber daya manusia yang dapat dihandalkan guna memajukan dan mewujudkan tujuan perusahaan. Keberhasilan sebuah perusahaan tergantung pada kinerja karyawan baik secara langsung ataupun secara tidak langsung dalam memberi kontribusi pada suatu perusahaan. Guna mendapatkan kinerja optimal dari eksistensi karyawan dalam perusahaan, maka perusahaan perlu menetapkan strategi yang tepat, yaitu dengan memperhatikan bagaimana memanage karyawan supaya bersedia mencapai tujuan perusahaan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dunia usaha saat ini sungguh-sungguh dituntut untuk bisa melakukan peningkatan efisiensi pada setiap kegiatan perusahaan, salah satunya melakukan peningkatan efisiensi sumber daya manusia (SDM). Unsur manusia merupakan sumber daya yang sangat menentukan dan penting jika dibandingkan dengan beberapa unsur sumber daya yang lain. Pentingnya SDM ini salah satu penyebabnya adalah karena sebuah teknologi yang tinggi, beredarnya informasi secara cepat, dan ketersediaan modal yang cukup tidak ada artinya jika tidak ada 1

2 campur tangan manusia yang dapat mengendalikannya, oleh karena itu manusia tetap menjadi unsur penting guna mencapai tujuan perusahaan. Teknologi dan peradaban dewasa ini sudah semakin maju, maka perusahaan dituntut untuk memiliki SDM yang kompeten, yang mempunyai semangat dan kedisiplinan yang tinggi dalam melaksanakan peran dan fungsinya, baik untuk individu ataupun tujuan perusahaan. Salah satu alternatif guna meningkatkan karyawan yang kompeten tersebut adalah dengan cara meningkatkan disiplin kerja. Kedisiplinan dalam bekerja menjadi hal yang penting untuk dilakukan, sebab disiplin kerja adalah suatu tindakan/tingkah laku yang dipergunakan oleh pemimpin guna melakukan komunikasi dengan karyawannya supaya mereka mau melakukan perubahan perilaku dan sebagai sebuah usaha guna meningkatkan keselarasan dan kesediaan seseorang dalam menaati seluruh peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Misalnya, beberapa karyawan terbiasa bekerja dengan lambat, melalaikan pekerjaan detail yang dibutuhkan dalam pekerjaan mereka, ataupun terlibat dalam tindakan yang tidak pantas dilakukan dalam bekerja. (Yoesana, 2013). Sesuai dengan pendapat Amran (dalam Octarina, 2013) menjelaskan bahwa disiplin kerja karyawan mempunyai tujuan antara lain: 1) Supaya karyawan mematuhi semua peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan ataupun peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan ataupun peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku, baik secara tertulis ataupun tidak tertulis, dan melaksanakan instruksi manajemen. 2) Bisa melakukan pekerjaan dengan sebaik

3 mungkin dan mampu menyediakan pelayanan yang maksimal terhadap pihak tertentu yang memiliki kepentingan dengan organisasi berdasarkan bidang pekerjaan yang dibebankan kepadanya. 3) Bisa menggunakan dan merawat infrastruktur, barang dan jasa organisasi sebaik-baiknya. 4) Bisa bersikap dan bertingkah laku berdasarkan norma-norma yang diterapkan dalam suatu organisasi. 4) Tindak lanjut dari hal-hal tersebut, karyawan bisa mendapatkan tingkat produktifitas yang tinggi berdasarkan harapan organisasi apakah itu dalam jangka pendek ataupun dalam jangka panjang. Menurut Afandi (2016) aspek-aspek disiplin kerja ini adalah ketaatan waktu, yaitu masuk kerja tepat waktu, penggunaan waktu secara efektif, dan tidak pernah mangkir/tidak kerja, dan aspek tanggungjawab kerja, yaitu mematuhi semua peraturan organisasi atau perusahaan, target pekerjaan, dan membuat laporan kerja harian. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Agus Mulyo salah satu personel bagian HRD PT. Iskandartex mengatakan karyawan dikatakan tidak disiplin apabila karyawan tersebut ijin atau tidak hadir tanpa surat keterangan ijin apapun lebih dari 3 kali berturut-turut dalam satu bulan. Hal ini didukung dengan data catatan daftar masuk kerja bulanan pada PT. Iskandartex, dimana dalam catatan daftar masuk kerja pada bulan Juli-Agustus 2017 menunjukkan secara umum karyawan memiliki catatan tingkat kehadiran yang baik, misalnya pada bulan Agustus 2017 rata-rata karyawan masuk kerja satu bulan penuh, hanya ada 1-3 karyawan yang tidak masuk kerja dengan keterangan izin dan sakit. Lebih lanjut, bapak Agus Mulyo mengatakan karyawan dituntut untuk memiliki disiplin yang tinggi. Apalagi ketika perusahaan memperoleh banyak

4 pesanan dari konsumen, maka produksi pun semakin meningkat pula. Oleh karena itu, perusahaan sudah membuat aturan yang berlaku bagi seluruh karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Peraturan tersebut tertulis dan tercantum dalam bentuk peraturan perusahaan pada kontrak kerja yang telah diketahui dan disetujui karyawan. Salah satu peraturan yang dapat meningkatkan motivasi dan disiplin karyawan misalnya bagi karyawan yang aktif masuk kerja tanpa ada izin selama satu bulan penuh, maka karyawan tersebut akan memperoleh premi sebagai reward atas kedisiplinannya dalam masuk kerja. Ditetapkannya peraturan tersebut supaya para karyawan bisa bekerja secara tertib dan teratur sehingga bisa mempergunakan waktu kerjanya secara efesien dan efektif agar bisa meningkatkan disiplin kerja karyawan. Fenomena positif di atas tidak lepas dari beberapa fenomena negatif. Walaupun peraturan tersebut sudah dibuat oleh perusahaan, masih ada beberapa permasalahan pada karyawan terkait dengan aspek disiplin kerja sebagaimana yang dijelaskan pada teori Afandi (2016). Fenomena negatif yang sering terjadi pada saat observasi awal adalah masih banyak karyawan yang bekerja sambil mengobrol dengan rekan kerja dan banyak menggunakan waktu istirahat daripada bekerja. Supervisor sudah memberikan pengawasan dan teguran lisan maupun tertulis, namun masih ada saja karyawan yang mengulangi. Hal ini menunjukkan karyawan belum dapat menggunakan waktunya secara efektif, sehingga target perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya pun tidak dapat tercapai. Pihak manajemen perusahaan perlu untuk melakukan upaya peningkatan kedisiplinan terhadap para karyawannya. Usaha guna mendorong para karyawan untuk mematuhi semua peraturan membutuhkan strategi dan kebijakan

5 pengelolaan yang tepat. Salah satu strategi yang tepat tersebut adalah meningkatkan motivasi terhadap para karyawan (Yoesana, 2013). Motivasi kerja dan disiplin kerja adalah dua hal yang berbeda, namun kedua hal tersebut mempunyai hubungan pada pelaksanaan aktivitas sebuah perusahaan. Motivasi kerja begitu penting dalam usaha untuk meningkatkan dan menegakkan disiplin kerja para karyawan untuk mencapai hasil kerja secara maksimal. Guna mendorong para karyawan mematuhi seluruh peraturan membutuhkan strategi yang tepat yaitu dengan cara meningkatkan motivasi terhadap para karyawannya. Mematuhi peraturan sendiri seperti yang disampaikan oleh Afandi (2016) merupakan salah satu alat ukur dan pencerminan dari disiplin kerja. Motivasi yang diberikan kepada setiap karyawan menjadi peran penting dalam mencapai hasil kerja yang efektif. Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber daya yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Menurut Yoesana (2013) perilaku seseorang cenderung mengarah pada tujuan dan didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi kerja karyawan dapat bersumber dari dalam diri seseorang yang sering dikenal dengan motivasi internal dan motivasi eksternal yang timbul karena adanya pengaruh-pengaruh dari luar untuk mendorong mereka melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Disamping itu, motivasi dapat pula meningkatkan kerja karyawan yang berorientasi kepada tujuan dan memiliki target kerja yang jelas baik individual maupun kelompok.

6 Pentingnya motivasi kerja ini, menuntut perusahaan untuk dapat memperhatikan kebutuhan karyawannya, terutama faktor-faktor yang berkaitan dengan motivasi. Tahir (2014) menyebutkan aspek-aspek motivasi kerja dapat dilihat dari motivator factors seperti faktor prestasi (achievement), faktor pengakuan/ penghargaan, faktor tanggung jawab, faktor memperoleh kemajuan dan perkembangan dalam bekerja khususnya promosi, dan faktor pekerjaan itu sendiri, serta hygiene factors yaitu upah/gaji, hubungan antara pekerja, supervisi teknis, kondisi kerja, kebijaksanaan perusahaan, dan proses administrasi di perusahaan. Hasil penelitian dari Andriyani dan Noor (2015) menyatakan masalah kedisiplinan karyawan seperti sering datang terlambat dan pulang kerja lebih awal dikarenakan karyawan merasa kurang termotivasi, disebabkan oleh berbagai faktor yaitu perusahaan kurang memberikan kenaikan gaji berkala, tidak adanya bentuk penghargaan kepada karyawan yang berprestasi, kurang jelasnya kebijakan serta aturan yang ada, dan kurang diberlakukan sanksi-sanksi yang ada yang membuat karyawan masih tetap saja mengulangi pelanggaran, serta kurang nyamannya tempat kerja seperti kebersihan tempat kerja dan sirkulasi udara di tempat kerja. Padahal, apabila seluruh faktor motivasi tersebut dapat dipenuhi oleh perusahaan, maka kedisiplinan karyawan dapat meningkat. Penelitian terkait hubungan motivasi dengan disiplin kerja masih jarang diteliti dalam penelitian internasional, namun, secara tidak langsung ada salah satu penelitian internasional yang meneliti hubungan aspek-aspek motivasi dengan disiplin kerja. Seperti hasil penelitian dari Wei dan Yazdanifard (2014) yang meneliti tentang aspek motivasi yaitu reward (imbalan) dan punishment

7 (hukuman). Hasil penelitiannya menunjukkan reward sebagai salah satu bentuk motivasi dapat menjadikan karyawan merasa puas saat pekerjaan mereka diakui dan kerja keras mereka terbayar lunas, sementara hukuman sebagai teknik lain yang diterapkan untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku tertentu dapat menunjukkan disiplin karyawan yang lebih baik. Penelitian lainnya adalah penelitian dari Hafidulloh (2016) yang menyimpulkan aspek-aspek motivasi seperti gaji, fasilitas kerja, dan hubungan kerja berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja karyawan. Dari berbagai penelitian terdahulu yang telah disebutkan di atas, belum ada penelitian tentang hubungan motivasi dengan disiplin kerja di Kota Surakarta, khususnya di pabrik tekstil. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Disiplin Kerja. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara motivasi kerja dengan disiplin kerja pada PT. Iskandartex di Surakarta? B. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujua n dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan disiplin kerja karyawan pada PT. Iskandartex di Surakarta. 2. Mengetahui kategorisasi motivasi kerja karyawan pada PT. Iskandartex di Surakarta.

8 3. Mengetahui kategorisasi disiplin kerja karyawan pada PT. Iskandartex di Surakarta. 4. Mengetahui sumbangan efektif motivasi kerja dengan disiplin kerja karyawan pada PT. Iskandartex di Surakarta. C. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan peneltian di atas, penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu psikologi, khususnya terkait dengan motivasi kerja hubungannya dengan disiplin kerja. 2. Manfaat Praktis a. Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan dasar bagi pihak manajemen perusahaan untuk meningkatkan motivasi dan disiplin kerja. b. Bagi pegawai, dapat menambah pemahaman dan pengetahuan tentang pentingnya kedisiplinan dalam bekerja. c. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memberi kemudahan yang membutuhkan informasi dan ingin melakukan penelitian sejenis.