Diajukan Oleh : ANNISA RAHMAH A

dokumen-dokumen yang mirip
Diajukan Oleh : AGUSTINA RIZKI WULANSARI A

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

SIKAP SOSIAL DAN KINERJA GURU YANG GAGAL MENEMPUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROFESI GURU (Study Kasus di Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga)

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Untuk mencapai semuanya, manusia mencari sekolah - sekolah. Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Destyana Ayu Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Wangan Indriyani Hendyat Soetopo Desi Eri Kusumaningrum. Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

pembelajaran yang bersifat monoton, yakni selalu itu-itu saja atau tidak ada

Oleh: IMA NUR FITRIANA A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional berbunyi bahwa pendidikan. diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor pembangunan nasional karena dengan pendidikan berarti membangun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

PERBEDAAN KINERJA PADA GURU TETAP DENGAN GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN SUKOHARJO. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Produktif Kelompok Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 6 Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENJAS SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL HIGH SCHOOL PHYSICAL EDUCATION TEACHER PERSONALITY COMPETENCE OF BANTUL REGENCY

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI SMA NEGERI DAN SWASTA KABUPATEN PRINGSEWU. (Artikel Ilmiah) Oleh NUR HAYATI

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

Transkripsi:

ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU MATA PELAJARAN EKONOMI SMA SE-SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun sebagai syarat menyelesaikan Program Strata I pada Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Diajukan Oleh : ANNISA RAHMAH A 210 130 085 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTASKEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU MATA PELAJARAN EKONOMI SMA SE-SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui 1)tingkat kompetensi kepribadian guru mata pelajaran ekonomi SMA di Surakarta 2) tingkat kompetensi social guru mata pelajaran ekonomi SMA di Surakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subyek Penelitian ini adalah guru mata pelajaran ekonomi tingkat SMA di Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara,dokumen dan didukung dengan menggunakan angket. Data dianalisis melalui langkah-langkah pengumpulan data, penyajian, reduksi data dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber. Hasil penelitian menunjukan presentase sebesar 93,74% untuk tingkat kompetensi kepribadian guru mata pelajaran ekonomi dan presentase sejumlah 91,38% untuk tingkat kompetensi social dimana ke dua kompetensi tersebut menunjukan bahwa guru mata pelajaran ekonomi SMA di Surakarta cukup kompeten. Hal tersebut menunjukkan guru ekonomi memenuhi semua indikator kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Selain itu, hasil wawancara menunjukkan bahwa guru mata pelajaran ekonomi di Surakarta telah memenuhi indicator yang sesuai didalam kesehariannya. Kata Kunci: Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, Guru Ekonomi ABSTRACT The objectives of this study are to find out: 1) the level of Senior High School economics teachers personality competence in Surakarta; 2) the level of Senior High School economics teachers social competence in Surakarta. The design of this study is qualitative descriptive. The subjects of this study are Senior High School economics teachers in Surakarta. The techniques of collecting data are interview, documents, and supported with questionnaire. The data is analyzed through seceral steps such as data collection, data presentation, data reduction, and drawing conclusion. The techniques of data validation are technique triangulation and source triangulation. The findings of the study show that 93,74% for economics teachers personality competence and 91,38% for economics teachers social competence. It means he findings above show that Senior High School economics teachers in Surakarta have good competence in their social and personality competences. It show that the economics teachers fulfill all indicators of social and personality competences. Besides, the interview result show that economics teachers in Surakarta have fulfill competences indicators in their daily life. Keywords: personality competence, social competence, teachers of economic 1

1. PENDAHULUAN Pendidikan menjadi salah satu hal yang dianggap sangat penting dalam kehidupan manusia dan tidak dapat dipungkiri bahwasanya pendidikan tidak dapat dipisahkan dari diri seseorang baik dalam lingkungan, keluarga maupun bangsa. Negara Indonesia yang merupakan negara berkembang dan membutuhkan sumber daya yang berkualitas. Salah satu upaya dalam menciptakan, mencapai sumber daya yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Sekolah merupakan salah satu lembaga formal yang berperan penting dimasyarakat dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional di Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang No.20 Pasal 3 Tahun 2003 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dunia pendidikan khususnya pada lembaga formal yakni sekolah, mempunyai peran aktif dalam meningkatkan kualitas guru. Guru dapat dikatakan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan peserta didik atau siswanya dikarenakan dalam suatu proses belajar mengajar guru memegang peranan penting sebagai dinamisator, fasilitator, innovator, motivator dan mediator sehingga dalam pelaksanaan tugasnya diperlukan sebuah kemampuan dan keterampilan yang baik Melalui pemikiran Paku Buwono IV dalam Serat Wulangreh diantaranya guru harus ikhlas, guru yang tidak ikhlas dalam mengajar tentunya mengajarnya hanya asal-asalan atau hanya untuk menggugurkan kewajiban (Munarsih, 2005: 11). Dalam Pupuh Dandanggula bait 5,Pakoe Buwono IV menjelaskan bahwa seorang murid itu jangan terburu-burudalam menerima penjelasan dari seorang, hendaknya dibuktikan dulu kebenaran yang disampaikan sesuai tidak dengan Al- 2

Quran, Hadis, Ijmak, dan Qiyas yang mana keempat hal itu menjadi perangkat/pendekatan dalam menguji kebenaran suatu perkara yang ada didalam agama Islam. Saat ini guru harus memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses pembelajaran secara efektif. Oleh karena itu, diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya. Undang-undang Guru dan Dosen Bab IV Pasal 10 mengemukakan bahwa guru dikatakan berkompeten apabila ia telah menguasai empat kompetensi dasar, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Hamalik (2008: 36) mengatakan bahwa guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif serta menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga proses belajar para siswa dikelas berada pada tingkat optimal. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa guru menjadi garis terdepan dalam memciptakan kualitas sumber daya manusia dikarenakan guru berhadapan langsung dengan para peserta didik selama proses belajar mengajar yang berlangsung. Menurut Mulyasa (2013: 11) Tidak sedikir guru yang menjadikan profesinya sebagai batu loncatan atau hanya menjadikan pekerjaan tersebut sebagai jalan untuk menjadi pegawai negeri sehingga tidak menjadi panggilan moral yang diemban secara bertanggung jawab dan professional. Guru yang menjadikan guru sekedar profesi bisa terlihat dari pendekatan dengan siswa. Mereka biasanya bekerja hanya berdasar target materi saja, kurang bersosialisasi dengan siswanya, hanya muncul di dalam kelas saja, kurang memperhatikan masalah-masalah siswanya. Interaksi di sekolah tak jarang memunculkan perselisihan. Berdasar riset LSM Plan International dan International Center for Research on Women (ICRW) yang dirilis awal Maret 2015, sebanyak 84 persen anak Indonesia mengalami kekerasan di sekolah. Di tahun yang sama, menurut UNICEF, di Indonesia 1 dari 3 anak perempuan dan 1 dari 4 anak laki-laki 3

mengalami kekerasan. Di daerah Makasar yakni di SMA N 02 Makassar terjadi tindak kekerasan antara guru, murid serta wali murid. Kondisi sekarang berbeda dengan kondisi di atas, semua dinilai dengan materi. Faktor utamanya adalah adanya pengaruh pandangan Hidonisme yang menempatkan kemewahan di atas segalanya. Orang bekerja, beramal dan belajar bukan lagi berorientasi pada kehidupan akhirat tetapi demi kenikmatan yang semu di dunia ini. Orang pintar, jenius dan berpendidikan luas lebih memilih pekerjaan yang lebih menghasilkan uang, dibandingkan menjadi guru yang harus ikhlas dengan tugas dan tanggung jawab yang berat. Karena pendidikan diisi oleh orang-orang yang kurang berkompeten dan ahli di bidangnya. Sehingga sangat penting bagi guru untuk memiliki dan menguasai kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai beberapa mahasiswa yang mengikuti mata kuliah praktek kewirausahaan yaitu salah satunya adalah Dyah Setyowati menyatakan bahwa mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta banyak yang berasal dari luar kota bahkan dari luar jawa, sehingga komunikasi dengan orang tua hanya melalui telepon. Hal ini menunjukkan bahwa banyak mahasiswa yang mungkin kurang memdapatkan perhatian dan bimbingan dari orang tua dalam belajar. Dengan demikian perhatian dan bimbingan orang tua juga sangat mempengaruhi tingkah laku dan sikap mahasiswa pada saat proses pembelajaran berlangsung yang dapat menujukkan siswa akan berperan aktif atau tidak dalam proses pembelajaran tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti kompetensi guru khususnya pada kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial, sehingga penulis melakukan penelitian dengan judul ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU MATA PELAJARAN EKONOMI SMA SE-SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017. 4

2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu. Moleong (2005:4), mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif berusaha untuk mengungkapkan fenomena serta menyeluruh sesuai dengan konteksnya (holistik-kontekstual), mendalam (in depth) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara peneliti yang dilakukan terhadap Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan maupun Keislaman SMA di wilayah Surakarta menunjukan hal yang menjurus positif mengenai tingkat kompetensi kepribadian dan kompetensi social guru mata pelajaran ekonomi di masingmasing sekolah. Hasil penelitian dengan menggunakan angket mengenai tingkat kompetensi kepribadian guru mata pelajaran ekonomi di SMA Surakarta menunjukkan bahwa ke-enam indikator kompetensi kepribadian guru mata pelajaran ekonomi SMA masuk kualifikasi sangat kompeten. Jika dilihat dari rata-rata prosentase akhir kompetensi kepribadian guru mata pelajaran ekonomi SMA Se-Surakarta adalah 93,74% diambil dari mayoritas jawaban responden yakni setuju dan sangat setuju dan hal tersebut berarti untuk kompetensinya masuk kualifikasi sangat kompeten. Hal ini sesuai dengan teori Sagala (2009) yang menyatakan bahwa seorang guru yang profesional harus mempunyai kompetensi kepribadian yang baik dengan indikator menjadi pribadi yang mantab, stabil arif, bijaksana, berakhlak mulia serta dapat dijadikan teladan bagi peserta didik. Hasil penelitian dengan menggunakan angket mengenai tingkat kompetensi sosial guru mata pelajaran ekonomi di SMA Surakarta menunjukkan bahwa dari 5

dua indikator kompetensi sosial, satu indikator yang masuk kualifikasi kurang kompeten dan satu indikator masuk kualifikasi cukup kompeten. Jika dilihat dari erata-rata prosentase akhir kompetensi sosial guru mata pelajaran ekonomi SMA Se-Surakarta adalah 91,38% masuk kualifikasi sangat kompeten. Hal ini sesuai dengan teori Janawi. (2011) yang menyatakan bahwa kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan guru berinteraksi dengan peserta didik dan orang yang ada disekitar dirinya. Model komunikasi personal cenderung lebih mudah diterima oleh peserta didik dan masyarakat. Dalam konteks ini hendaknya guru memiliki strategi dan pendekatan dalam melakukan komunikasi yang cenderung bersifat horizontal. Walaupun demikian, pendekatan komunikasi lebih mengarah pada suatu proses pembentukan masyarakat belajar (learning community). 4. PENUTUP Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut: 4.1 Kompetensi Kepribadian Hasil penelitian menunjukkan kompetensi kepribadian dari guru mata pelajaran ekonomi tingkat SMA di wilayah Surakarta cukup baik. Disini dapat dilihat dari pemaparan wawancara yang dilakukan oleh penelititi terhadap narasumber yakni wakil kepala sekolah bagian kesiswaan maupun keislaman menunjukan hal positif. Sedangkan untuk rata-rata angket yang diperoleh dari para siswa dan perwakilan guru (selain guru ekonomi) bahwa kompetensi kepribadian menunjukan angka 93,74% yang termasuk dalam kategori cukup kompeten dalam setiap indicator yang ada. 4.2 Kompetensi Sosial Hasil penelitian menunjukkan kompetensi sosial dari guru mata pelajaran ekonomi tingkat SMA di wilayah Surakarta cukup baik. Disini dapat dilihat dari pemaparan wawancara yang dilakukan oleh penelititi terhadap narasumber yakni wakil kepala sekolah bagian kesiswaan maupun keislaman menunjukan hal positif, dipaparkan juga bahwasanya guru mata pelajaran ekonomi tidak hanya memiliki sosialisasi yang baik dilingkungan 6

sekolah tetapi di luar sekolah juga. Sedangkan untuk rata-rata angket yang diperoleh dari para siswa dan perwakilan guru (selain guru ekonomi) bahwa kompetensi kepribadian menunjukan angka 91,38% yang termasuk dalam kategori cukup kompeten dalam setiap indicator yang ada. DAFTAR PUSTAKA Janawi. 2011. Kompetensi Guru Citra Guru Profesional. Bandung : Alfabeta Moleong,,Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :PT.Remaja Rosdakarya Mulyasa. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung :Remaja Rosdakarya Sagala, Syaifudin. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : ALFABETA Undang-UndangRI N0.20 Pasal 3 Tahun 2003 tentang Tujuan Pendidikan Nasional di Indonesia 7