BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia fotografi pun terus mengalami perkembangan yang luar biasa dari waktu ke waktu. Dewasa ini, fotografi telah mewarnai berbagai aspek kehidupan manusia dengan mengabadikan berbagai moment penting dan objek menarik di seluruh belahan dunia. Tidak hanya itu, perkembangan dunia fotografi juga telah menarik perhatian banyak kalangan yang ingin mendokumentasikan berbagai moment, baik yang bersifat pribadi, keluarga, maupun sekedar hobi untuk mengabadikan keindahan alam atau peristiwa terkait seni dan budaya, dan peristiwa-peristiwa lainnya. Melalui fotografi seseorang dapat lebih mudah mengingat sebuah peristiwa dibandingkan dengan tulisan atau lebih mudah memahami suatu objek berita, berbagai produk yang ditawarkan, dan berbagai informasi lainnya. Oleh karena fotografi mampu menggambarkan berbagai peristiwa, maka timbulah ungkapan bahwa sebuah foto mampu berbicara lebih banyak daripada seribu kata-kata. 1
Dalam perkembangannya, dunia fotografi pun mengalami perkembangan fungsi. Selain berfungsi sebagai media yang merekam berbagai peristiwa, fotografi pun telah menjadi bagian dari seni dimana seorang fotografer dapat mengekspresikan dirinya dalam setiap karya fotografinya. Adanya fungsi-fungsi tersebut menyebabkan dunia fotografi menjadi semakin dekat dengan kehidupan dan dibutuhkan masyarakat luas. Perkembangan teknologi fotografi yang semakin maju, minat masyarakat yang ingin mengenal dunia fotografi lebih mendalam, bertambahnya jumlah komunitas fotografi, dan berbagai kebutuhan praktis lainnya merupakan fakta yang menggambarkan semakin berkembangnya dunia fotografi. Gambaran tersebut mengisyaratkan tumbuhnya demand terhadap berbagai hal terkait dengan fotografi yang perlu direspons dengan baik agar dunia fotografi benar-benar memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Perkembangan teknologi fotografi dewasa ini pun telah mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan bisnis seperti studio foto, kursus fotografi, pameran foto, photo library, dan berbagai kegiatan sejenis lainnya, hingga tumbuhnya komunitas pecinta fotografi. Aktivitas-aktivitas tersebut sangat mudah ditemukan di banyak kota di Indonesia, bahkan di banyak kota di dunia, dengan berbagai karakteristik desain yang ditampilkan dengan menonjolkan fungsi dan estetika masing-masing. Berbagai aktivitas yang berkaitan dengan fotografi tersebut, umumnya dilakukan secara sendiri-sendiri atau terpisah satu sama lain. Aktivitas yang satu dengan yang lain, seringkali tidak memiliki keterkaitan. Sebuah kegiatan bisnis hanya menyelenggarakan satu pelayanan saja, seperti pelayanan foto studio, kursus fotografi, atau pameran foto. Sejalan dengan perkembangan berbagai aktivitas tersebut, dewasa ini terdapat kebutuhan untuk mengintegrasikan kegiatan-kegiatan yang terpisah itu dalam sebuah photography center. Photography center ini merupakan sebuah tempat yang menyediakan berbagai fasilitas untuk terselenggaranya berbagai aktivitas fotografi. Selain memudahkan pelayanan yang terkait dengan fotografi, terintegrasinya kegiatan-kegiatan ini akan lebih memudahkan fotografer dalam menjalankan aktivitasnya. Fotografer akan lebih mudah melakukan pemotretan, mengikuti atau memberikan kursus, memamerkan hasil karya, dan kegiatan lainnya 2
karena dilakukan dalam satu kesatuan lokasi yang sama. Sebagai contoh adalah Photofusion Photography Center di London yang menyelenggarakan berbagai kegiatan fotografi dalam satu lokasi, mencakup kursus fotografi, picture library, foto studio, jasa printing dan mounting, scanning, film processing, media sosial untuk pecinta fotografi, dan lain-lain. Terkait dengan kebutuhan adanya photography center yang menyediakan berbagai fasilitas fotografi, seperti gallery, studio foto, kelas fotografi, mini library, retail dan printing, serta café tempat berkumpul komunitas fotografi, perlu dipikirkan perancangan interior, termasuk di dalamnya pengelolaan tata cahaya, yang memungkinkan pengguna ruangan dapat melakukan berbagai aktivitasnya dengan baik dalam suasana nyaman. Pengelolaan tata cahaya dimaksud tidak hanya dapat memenuhi aspek estetika, tetapi juga memenuhi fungsi lain dalam ruangan. Demikian pentingnya pengelolaan tata cahaya dalam perancangan photography center, dan oleh karenanya, penulis memandang perlu untuk mendalami Perancangan Interior photography center dengan Konsep Cahaya. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi terkait dengan perancangan photography center adalah sebagai berikut: a. Bagaimana merancang sebuah photography center yang sesuai dengan konsep cahaya dengan tema kontemporer? b. Bagaimana memenuhi fasilitas sebuah photography center dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai? 3
1.3 Rumusan Masalah Beberapa pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam perancangan interior photography center dengan konsep cahaya adalah sebagai berikut: a. Bagaimana merancang ruang-ruang untuk aktivitas fotografi beserta sirkulasi dan pencahayaan yang sesuai dengan perancangan interior photography center? b. Bagaimana menerapkan konsep cahaya secara terintegrasi dengan tema kontemporer pada perancangan interior photography center? 1.4 Ide dan Gagasan Perancangan Pengembangan photography center merupakan sebuah upaya membangun fasilitas fotografi secara terintegrasi yang dapat memadukan berbagai kegiatan fotografi dalam satu lokasi. Agar seluruh kegiatan fotografi tersebut dapat dilakukan secara efisien, sinergis, dan menyenangkan diperlukan perancangan interior yang sesuai dengan karakteristik photography center itu sendiri dan para penggunanya. Fotografi berasal dari kata foto yang berarti cahaya dan grafi yang berarti menggambar. Dengan demikian, fotografi dapat diartikan sebagai kegiatan menggambar dengan bantuan cahaya atau merekam gambar melalui media kamera dengan bantuan cahaya (Amir Hamzah Sulaeman, 1981). Dalam hal ini, cahaya merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan fotografi. Penciptaan komposisi cahaya alami dan buatan akan menjadi elemen estetis yang dapat mempresentasikan dunia fotografi. Oleh karena itu, photography center akan didesain secara terintegrasi dengan konsep cahaya yang meliputi bentuk, warna, dan pencahayaan yang akan diterapkan berdasarkan sifat-sifat cahaya seperti refleksi (memantul), transmisi (meneruskan), dan absorsi (menyerap). Warna yang dipilih adalah warna monokrom, dengan gradasi warna hitam sampai putih. 4
Tema yang diambil dalam desain interior photography center ini adalah kontemporer. Hal ini mengacu pada adanya kecenderungan fotografi menjadi lifestyle masyarakat Indonesia pada masa kini. Peminat muda pada bisnis fotografi juga meningkat, yang terlihat dari semakin banyaknya komunitas-komunitas pecinta fotografi di Indonesia. Gambar 1.1 Penerapan Cahaya sebagai Elemen pada Interior Sumber : Pinterest, 2014 5
Gambar 1.2 Penerapan Cahaya sebagai Elemen pada Interior Sumber : Pinterest, 2014 1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Perancangan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis membuat batasan-batasan yang menjadikan ruang lingkup perancangan interior photography center dari konsep cahaya yang terintegrasi dengan tema kontemporer, berdasarkan perspektif fotografi. Area perancangan terdiri atas gallery foto, studio foto, kelas fotografi, mini library, retail dan printing, serta café tempat berkumpul komunitas fotografi. 1.6 Tujuan dan Manfaat Perancangan 1.6.1 Tujuan 6
Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan rancangan interior photography center yang terintegrasi ini adalah sebagai berikut: a. Menghadirkan konsep cahaya secara terintegrasi dengan tema kontemporer pada perancangan interior photography center; b. Menerapkan rancangan ruang-ruang untuk aktivitas fotografi beserta sirkulasi dan pencahayaan yang sesuai dengan perancangan interior photography center. 1.6.2 Manfaat Manfaat yang diharapkan dari pembuatan rancangan interior photography center yang terintegrasi ini adalah: a. Bagi penulis, diharapkan perancangan interior photography center ini dapat membuka wawasan mengenai standar perancangan sebuah photography center yang terintegrasi dengan baik; b. Bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain, diharapkan mampu menambah koleksi literatur mengenai data photography center khususnya yang berkaitan dengan fasilitas-fasilitas pendukungnya; c. Bagi komunitas fotografi, sebagai media untuk mengembangkan profesi fotografer, mempublikasikan karya-karyanya, dan memperoleh informasi terbaru menganai fotografi; 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan laporan perancangan interior photography center yang terintegrasi ini terdiri atas 5 bab, yaitu sebagai berikut : 7
1. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang pemilihan topik perancangan, identifikasi masalah dan rumusan masalah, ide dan gagasan perancangan, batasan dan ruang lingkup perancangan, tujuan dan manfaat perancangan, pembatasan masalah, dan sistematika penelitian pembahasan; 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori yang mendukung perancangan tugas akhir yang dipilih, yang diambil dari studi literatur; 3. BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI Pada bab ini dibahas mengenai proyek yang akan dibuat, analisa objek studi, serta programming; 4. BAB IV PERANCANGAN INTERIOR PHOTOGRAPHY CENTER Pada bab ini dibahas mengenai konsep dan tema yang dipilih, yang kemudian diaplikasikan pada bentuk-bentuk rancangan; 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini disampaikan kesimpulan bagi perancangan yang telah dibuat, serta saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang akan melakukan perancangan dengan topik serupa. 8