METODE PENELITIAN. Materi

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2015 di

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juli - Agustus 2012 di Desa. Alam Panjang Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bangkok dengan betina ras petelur tipe medium keturunan pertama pada umur

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Tingkat Protein Ransum dan

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik PT. Rama Jaya Lampung, Desa Jati

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium. Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berisi 5 ekor dan anak ayam diberi nomor (wing tag) sesuai perlakuan untuk

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kandang closed house milik PT. Rama Jaya Farm,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Penambahan Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

I. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di unit kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September 17 Oktober 2012 di unit kandang

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Kapang R. Oryzae atau C.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan adalah Itik Peking Mojosari Putih (PMp)

MATERI DAN METODE. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau pada bulan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

MATERI DAN METODE. Materi Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain cobb

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Juni 2016.

MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratorium UIN Agriculture

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang Peralatan dan Perlengkapan Pakan dan Air Minum

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mulai fase starter sampai finisher (1-45 hari) sebanyak 100 ekor. Ayam dibagi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu, pada 12 Febuari--29 Maret 2012

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Frekuensi dan Periode Pemberian Pakan yang Berbeda

MATERI DAN METODE. Materi

Transkripsi:

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2011. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisa proksimat pakan dilaksanakan di Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Teknologi, Institut Pertanian Bogor. Pengukuran bobot dan panjang relatif organ pencernaan dilaksanakan di Laboraturium Biologi dan Nutrisi Unggas, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Materi Ayam Broiler Ayam broiler yang digunakan dalam penelitian ini adalah 72 ekor ayam broiler Strain Cobb CP 707 produksi PT. Charoen Pokphan Jaya Farm yang berasal dari 360 ekor ayam broiler yang telah dipelihara selama 35 hari. Kandang Kandang yang digunakan dalam penelitian adalah kandang dengan sistem litter dengan luas 36 m 2 kemudian dibagi menjadi 36 petak kandang, sehingga tiap petak kandang berukuran 1 x 1 x 0,8 m 2 dan masing-masing diisi dengan 10 ekor ayam broiler. Zeolit Zeolit dalam penelitian ini ditambahkan dalam ransum dan litter. Zeolit yang digunakan dalam ransum adalah Aclinop dan yang ditambahkan pada litter adalah zeolit alam yang berasal dari CV. Minatama, Lampung. Penambahan Aclinop dalam ransum dan penaburan zeolit pada litter disesuaikan berdasarkan taraf yang telah ditentukan. Aclinop adalah singkatan dari Aquatic Clinoptilolite yaitu zeolit dari golongan klinoptilolit (Na 4 K 4 Al 8 Si 40 O 96 24.H 2 O) yang diproduksi oleh CV. Minatama Lampung. Aclinop berwarna abu-abu, berbentuk tepung, berukuran 50 mesh dengan derajar kehalusan (MF) 2,916 yang termasuk dalam kategori halus. Kandungan nutrien Aclinop dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Aclinop Nutrien Persentase (%) Kadar air 8,51 Protein kasar 0,13 Lemak kasar 0,36 Serat kasar 1,52 Abu 85,92 Ca 0,09 P Sumber: Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Teknologi, IPB (2011) Ransum 14,02 ppm Ransum yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum komersial CP 511 produksi PT. Charoen Pokphan Jaya Farm (Tabel 1). Aclinop yang ditambahkan ke dalam ransum terdiri dari empat taraf yaitu 0 kg Aclinop/ 100 kg ransum, 1 kg Aclinop/ 100 kg ransum, 2 kg Aclinop/ 100 kg ransum dan 3 kg Aclinop/ 100 kg ransum masing-masing disebut R0, R1, R2 dan R3. Aclinop yang ditambahkan dalam ransum diberikan sejak hari pertama pemberian ransum. Tabel 2. Kandungan Nutrien Ransum yang Diberikan pada Ayam Broiler Nutrien R0 R1 R2 R3 Standar Kadar air (%) 13,41 13,36 1 13,31 1 13,27 1 Maks. 13 2 Protein kasar (%) 20,16 19,96 1 19,77 1 19,58 1 18,0-22,0 3 Lemak kasar (%) 9,64 9,55 1 9,46 1 9,37 1 Min. 3 2 Abu (%) 4,66 5,46 1 6,25 1 7,03 1 Maks. 8 2 Serat kasar (%) 1,80 1,80 1 1,79 1 1,79 1 Maks. 6 2 Ca (%) 0,93 0,92 1 0,91 1 0,91 1 0,89-95 3 P (%) 0,51 0,50 1 0,50 1 0,50 1 0,38-0,45 3 EM (kkal/kg) 2900-3000 - - - 3050-3150 3 Keterangan: Hasil Analisis Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Teknologi, IPB (2011). 1 Hasil Perhitungan, 2 BSN (2011) 3 Leeson dan Summers (2005), EM: Energi Metabolis. Litter Alas kandang atau litter yang digunakan adalah sekam padi yang ditaburkan pada lantai kandang dengan ketebalan 5 cm dari permukaan lantai. Penambahan zeolit pada alas sekam ini terdiri dari tiga taraf pemberian yang berbeda yaitu 0 kg 12

zeolit per m 2 litter, 2,5 kg zeolit per m 2 litter dan 5 kg zeolit per m 2 litter masingmasing disebut L0, L1 dan L2. Pemberian zeolit pada litter dalam penelitian ini dilakukan pada hari ke-21 pemeliharaan. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa setelah umur pemeliharaan tersebut kotoran ayam semakin banyak sehingga diharapkan penambahan zeolit pada litter menjadi lebih efisien untuk mengurangi bau yang ditimbulkan oleh ekskreta ayam. Peralatan Peralatan yang digunakan adalah tempat pakan, tempat minum, ember, gayung, lampu, koran, sekat seng, tirai plastik, timbangan, meteran dan peralatan kebersihan kandang. Untuk pengujian karakteristik fisik saluran pencernaan digunakan alat ukur (penggaris, jangka sorong) dan timbangan digital. Prosedur Persiapan Kandang Persiapan kandang diawali dengan pembersihan dan desinfeksi kandang dan peralatan yang akan digunakan. Lantai kandang disapu lalu kandang dicuci dengan cara disikat menggunakan sabun dan air kemudian dikeringkan. Proses selanjutnya adalah pembersihan menggunakan karbol lalu dibilas dengan air dan dikeringkan. Kandang yang telah kering sempurna selanjutnya dikapur. Kandang dibagi menjadi 36 petak kandang. Setiap petak kandang mempunyai ukuran 1 x 1 x 0,8 m 3. Pemetakan kandang dilakukan dengan menyekat kandang menjadi 36 bagian. Sekat dibuat dari bilah bambu yang telah dipotong dan dibersihkan. Bagian lantai kandang ditaburi alas berupa sekam dengan ketebalan 5 cm dari lantai kandang. Kandang didesinfeksi menggunakan air dan formalin. Campuran ini disemprotkan keseluruh bagian kandang untuk membunuh semua kuman penyakit yang masih terdapat didalam kandang. Semua peralatan pemeliharaan yang akan digunakan dicuci dan disterilkan terlebih dahulu. Peralatan dicuci menggunakan air dan deterjen. Peralatan disikat, dibilas sampai bersih dengan air lalu dikeringkan. Kandang kemudian dikosongkan sampai anak ayam umur sehari (Day Old Chick/ DOC) tiba. 13

Pemeliharaan Kandang dan peralatan dipastikan sudah dalam keadaan siap sebelum DOC datang. Persiapan kedatangan DOC meliputi brooder yang telah dinyalakan sekitar 6-8 jam sebelumnya. Brooder yang digunakan berupa lampu pijar 60 watt yang sekaligus dapat berfungsi sebagai alat penerangan dalam kandang. Koran diletakkan diatas sekam agar DOC terhindar dari luka akibat tekstur sekam yang tajam dan menghindari sekam termakan oleh DOC. Segera setelah DOC datang dilakukan pemeriksaan kesehatan dan penimbangan. Day Old Chick yang telah ditimbang selanjutnya dipilih secara acak untuk dimasukkan ke dalam tiap petak kandang sebanyak 10 ekor per kandang dan diberi minum air gula untuk mengembalikan energi setelah pengangkutan. Selama minggu pertama pemeliharaan DOC harus diperhatikan secara intensif. Day Old Chick membutuhkan suhu lingkungan 32-33 C oleh karena itu, pemanas dipasang 24 jam, tirai tidak boleh dibuka, diberikan obat antistress (Vitastress). Pemberian ransum dilakukan setiap empat jam sekali untuk merangsang pertumbuhan ayam. Ransum ditaburkan pada feeder tray untuk memudahkan ayam dalam mengkonsumsi ransum yang disediakan. Mulai minggu kedua pemeliharaan, lapisan koran yang menutupi litter tidak lagi digunakan. Tirai mulai dibuka 1/3 bagian dan penggunaan brooder hanya diperlukan pada malam hari. Minggu ketiga, tirai sudah dapat dibuka 2/3 bagian. Lampu hanya berfungsi sebagai penerang kandang sehingga hanya digunakan pada malam hari. Tempat ransum diganti dengan tempat ransum gantung yang digantung sesuai ketinggian ayam agar mudah dijangkau. Tirai dibuka seluruhnya pada minggu keempat kecuali pada saat hujan dan cuaca dingin. Ayam dipanen pada minggu kelima. Penimbangan sebelum pemanenan harus dilakukan untuk mengetahui bobot akhir ayam broiler saat panen. Kegiatan-kegiatan umum yang dilakukan setiap hari selama pemeliharaan adalah pemberian pakan dan air minum disediakan ad libitum sehingga harus selalu diisi sebelum habis. Ayam yang mati segera dibawa ke Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor agar penyebab kematian ayam dapat diketahui. Setiap akhir minggu pemeliharaan dilakukan penimbangan ayam 14

dan penimbangan sisa pakan sehingga konsumsi dan perkembangan bobot potong ayam broiler dapat diketahui. Metode Pemotongan Untuk memperoleh hasil pemotongan yang baik, ayam yang akan dipotong dipuasakan terlebih dahulu agar saluran pencernaan bersih sehingga mempermudah penanganan dan pengamatan. Cara pemotongan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode Kosher, yaitu memotong arteri karotis, vena jugularis dan oesofagus. Pada saat penyembelihan, darah harus keluar sebanyak mungkin. Jika darah dapat keluar secara sempurna, maka beratnya sekitar 4% dari bobot tubuh. Setelah proses penyembelihan, dilakukan pencabutan dan pembersihan bulu. Proses pembersihan bulu ini dapat dipermudah dengan sebelumnya mencelupkan ayam ke dalam air panas dengan suhu 50-54 C selama 30 detik. Proses selanjutnya adalah pemotongan bagian kepala dan kaki serta pengeluaran organ dalam. Proses pengeluaran organ dalam dimulai dari pemisahan tembolok dan trakhea serta kelenjar minyak bagian ekor. Kemudian pembukaan rongga badan dengan membuat irisan dari kloaka ke arah tulang dada. Kloaka dan organ dalam lalu dikeluarkan, kemudian dilakukan pemisahan tiap-tiap organ (Soeparno,1994). Pengujian Karasteristik Fisik Pengujian karakteristik fisik alat pencernaan broiler dilakukan pada hari ke 35 pemeliharaan. Pengujian dilakukan dengan mengambil ayam secara acak dari tiap sekat sebanyak dua ekor atau 20%. Setelah ayam dipotong kemudian segera diukur bobot saluran pencernaannya (proventrikulus, rempela, duodenum, jejunum, ileum, sekum, kolon, hati, ginjal dan pankreas). Selain pengukuran bobot saluran pencernaan diukur pula panjang usus halusnya (duodenum, jejunum dan ileum). Peubah yang Diamati Pada akhir penelitian ini dilakukan pemotongan sebanyak 20% dari jumlah ayam penelitian yang diamati dari masing-masing petak. Peubah yang diukur pada penelitian ini antara lain : 1. Bobot potong, diperoleh dengan cara menimbang ayam broiler yang telah dipuasakan selama ±12 jam terlebih dahulu. 15

2. Bobot karkas, diperoleh dengan cara menimbang ayam broiler yang telah dipotong dan tanpa kepala, kaki serta organ dalamnya. 3. Persentase karkas terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: % bobot karkas = x 100% 4. Persentase bobot saluran pencernaan terhadap bobot potong meliputi: Persentase bobot rempela terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: % bobot rempela = x 100% Persentase bobot usus halus terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: a. % bobot duodenum = x 100% b. % bobot jejunum = x 100% c. % bobot ileum = x 100% Persentase bobot sekum terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: % bobot sekum x 100% Persentase bobot kolon terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: % bobot kolon x 100% 5. Persentase bobot organ dalam terhadap bobot potong meliputi: Persentase bobot hati terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: % bobot hati = x 100% Persentase ginjal terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: % bobot ginjal = x 100% Persentase bobot pankreas terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: % bobot pankreas = x 100% 6. Panjang relatif usus halus terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: Panjang relatif duodenum = Panjang relatif jejunum = 16

Panjang relatif ileum = Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 4 x 3. Faktor pertama berupa taraf Aclinop yang ditambahkan pada ransum (0, 1, 2, dan 3 kg Aclinop/ 100 kg ransum). Faktor kedua ialah zeolit yang ditaburkan pada litter (0, 2,5, dan 5 kg/m 2 litter), dengan demikian terdapat 12 perlakuan dan masing-masing dengan tiga ulangan sehingga terdapat 36 satuan unit percobaan. Pada akhir pemeliharaan (35 hari) tiap petak kandang percobaan diambil dua ekor ayam secara acak sehingga ada 72 ekor ayam yang dipotong. Dua belas perlakuan tersebut asingmasing adalah R 0 L 0, R 0 L 1, R 0 L 2, R 1 L 0, R 1 L 1, R 1 L 2, R 2 L 0, R 2 L 1, R 2 L 2, R 3 L 0, R 3 L 1, dan R 3 L 2 selengkapnya ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 3. Perlakuan dengan Penambahan Aclinop dalam ransum dan Penaburan Zeolit pada Litter Ayam Broiler Taraf Zeolit dalam Litter (kg/m 2 ) Taraf Aclinop dalam Ransum (kg/100 kg) 0,0 (R 0 ) 1,0 (R 1 ) 2,0 (R 2 ) 3,0 (R 3 ) Total 0,0 (L 0 ) R 0 L 0 (3) R 0 L 1 (3) R 0 L 2 (3) R 0 L 3 (3) 12 2,5 (L 1 ) R 1 L 0 (3) R 1 L 1 (3) R 1 L 2 (3) R 1 L 3 (3) 12 5,0 (L 2 ) R 2 L 0 (3) R 2 L 1 (3) R 2 L 2 (3) R 2 L 3 (3) 12 Total 9 9 9 9 36 Model matematika rancangan percobaan mengikuti Gasperz (1995) yaitu, Y ijk = µ + α i + β j + (αβ) ij + ε ijk Keterangan : Y ijk = nilai pengamatan karkas dan organ dalam ayam broiler pada taraf penambahan Aclinop dalam ransum dan zeolit pada litter yang berbeda µ = nilai tengah pengaruh kombinasi pemberian taraf Aclinop dalam ransum α i β j dan zeolit pada litter = pengaruh faktor perlakuan penambahan Aclinop dalam ransum pada taraf ke-i ( i = 0,0 ; 1,0 ; 2,0 dan 3,0 kg Aclinop per 100 kg ransum) = pengaruh faktor perlakuan penaburan zeolit dalam litter pada taraf ke-j (j = 0,0 ; 2,5 dan 5,0 kg per m 2 litter) 17

(αβ) ij ε ijk = pengaruh interaksi penambahan Aclinop dalam ransum pada taraf ke-i dan penaburan zeolit pada litter pada taraf ke-j. = pengaruh galat percobaan yang berasal dari faktor perlakuan penambahan Aclinop dalam ransum taraf ke-i dan faktor perlakuan penambahan zeolit dalam litter taraf ke-j pada ulangan ke-k ; k=1,2 dan 3. Analisis Data Data yang didapat terlebih dahulu diuji syarat validitas prosedur parametrik (keaditifan, kehomogenan, kenormalan data serta kebebasan galat). Sesudah memenuhi syarat maka dilakukan uji parametrik dengan analisis ragam atau analysis of variance (ANOVA). Analisis ragam dilakukan untuk melihat pengaruh tiap faktor perlakuan dan interaksinya. Pengujian ini dilakukan menggunakan software Minitab 14. Jika hasil analisis ragam menunjukkan nyata (P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01) maka dilakukan uji perbandingan nilai tengah dengan menggunakan uji Tukey. 18