PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.08 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SEARCH AND RESCUE

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SEARCH AND RESCUE

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 03 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.07 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 20 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN SAR NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Le

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.16/Menhut-II/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53/PMK.01/2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Indonesia Tahun 2015 Nomor168); 3. Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 34 /Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MANOKWARI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 28 /Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI AGROFORESTRY

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2011, No Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republ

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT SIAGA PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

2016, No Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 07 /PER/M.KOMINFO/03/2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG

2011, No Memperhatikan : 4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Beri

NOMOR : 36 TAHUN 2015 TANGGAL z 9 SEPTEMBER2OlS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG

PERPUSTAKAAN NASIONAL R.I. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

KODE ALAMAT BERITA DAN CONTOH FORMAT BERITA SAR DAN BERITA ADMINISTRASI. 1. Kepala Basarnas Kabasarnas. 2. Staf Basarnas Basarnas

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 49/Permentan/OT.140/6/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLA ALIH TEKNOLOGI PERTANIAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 32 /Menhut-II/2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 33 /Menhut-II/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT LEMBAGA SENSOR FILM

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 06 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Memperhatikan: 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Pusat Pengembangan. PAUD. Nonformal. Informal. Pencabutan.

- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOSPASIAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 18 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Balai Pemantauan Gunung Api. Organisasi. Tata Kerja.

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.21/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

KEMENAG. Asrama Haji. Unit Pelaksana Teknis. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI ARKEOLOGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Balai Pelestarian Cagar Budaya. Organisasi. Tata Kerja.

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.24/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

KEPALA BADAN PENGAW ASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.41/MENHUT-II/2006 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MATARAM

2016, No tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Or

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 44/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGUJIAN MUTU ALAT DAN MESIN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

2015, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj

PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 92/PER/B5/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN TANAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 49/M-IND/PER/6/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09.A TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI ARSIP TSUNAMI ACEH

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 25/PRT/M/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BENDUNGAN MENTERI PEKERJAAN UMUM,

2 Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52/PMK.01/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN

Transkripsi:

KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.08 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SEARCH AND RESCUE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional, perlu menetapkan kembali Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kantor SAR dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Nomor 89 Tahun 2006, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4658); 2. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional; 3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian;

4. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor: PER.KBSN-01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PK.07 Tahun 2010; Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam surat Nomor B/707/M.PAN-RB/3/2010 tanggal 24 Maret 2010. M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SEARCH AND RESCUE. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN KLASIFIKASI Pasal 1 (1) Kantor Search and Rescue yang selanjutnya disebut Kantor SAR adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang pencarian dan pertolongan (search and rescue) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan SAR Nasional. (2) Kantor SAR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara teknis administratif dibina oleh Sekretaris Utama dan secara teknis fungsional dibina oleh Deputi Bidang Operasi SAR dan Deputi Bidang Potensi SAR. (3) Kantor SAR dipimpin oleh seorang Kepala. 2

Pasal 2 Kantor SAR mempunyai tugas melaksanakan siaga SAR, pelatihan SAR, pembinaan potensi SAR, tindak awal dan operasi SAR, serta pengerahan dan pengendalian potensi SAR dalam rangka operasi SAR yang meliputi usaha dan kegiatan mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah pelayaran dan/atau penerbangan, atau bencana dan musibah lainnya. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kantor SAR menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan siaga SAR secara terus menerus selama 24 (dua puluh empat) jam setiap hari; b. pelaksanaan pelatihan SAR; c. pelaksanaan pembinaan potensi SAR; d. pelaksanaan tindak awal dan operasi SAR; e. koordinasi, pengerahan dan pengendalian potensi SAR dalam operasi SAR; f. kerja sama di bidang SAR; g. pemeliharaan dan penyiapan sarana dan prasarana SAR; h. pelaksanaan administrasi dan kerumahtanggaan Kantor SAR. Pasal 4 Kantor SAR, diklasifikasikan dalam 2 (dua) tipe, terdiri: a. Kantor SAR Tipe A; b. Kantor SAR Tipe B. 3

BAB II SUSUNAN ORGANISASI Bagian Pertama Kantor SAR Tipe A Pasal 5 Kantor SAR Tipe A terdiri dari : a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Operasi; c. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 6 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program kerja beserta anggarannya, urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat, kearsipan, hubungan masyarakat, dan kerumahtanggaan, analisa dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana dan program, serta penyusunan laporan Kantor SAR. (2) Seksi Operasi SAR mempunyai tugas melakukan siaga SAR secara terus menerus selama 24 (dua puluh empat) jam setiap hari, penyiapan dan pelaksanaan siaga komunikasi SAR, tindak awal dan operasi SAR, penyiapan dan pemeliharaan serta pengoperasian sarana dan prasarana SAR, pelatihan keterampilan SAR, koordinasi dan pendataan, pengerahan serta pengendalian potensi SAR dalam operasi SAR, pemasyarakatan SAR, latihan SAR dan kerja sama di bidang SAR, serta evaluasi pelaksanaan operasi dan latihan SAR. 4

Kantor SAR Tipe B terdiri dari : a. Subseksi Operasi; b. Petugas Tata Usaha; c. Kelompok Jabatan Fungsional. Bagian Kedua Kantor SAR Tipe B Pasal 7 Pasal 8 (1) Subseksi Operasi SAR mempunyai tugas melakukan siaga SAR secara terus menerus selama 24 (dua puluh empat) jam setiap hari, penyiapan dan pelaksanaan siaga komunikasi SAR, tindak awal dan operasi SAR, penyiapan dan pemeliharaan serta pengoperasian sarana dan prasarana SAR, pelatihan keterampilan SAR, koordinasi dan pendataan, pengerahan serta pengendalian potensi SAR dalam operasi SAR, pemasyarakatan SAR, latihan SAR dan kerja sama di bidang SAR, serta evaluasi pelaksanaan operasi dan latihan SAR. (2) Petugas Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program kerja beserta anggarannya, urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat, kearsipan, hubungan masyarakat, dan kerumahtanggaan, analisa dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana dan program, serta penyusunan laporan Kantor SAR. Bagian Ketiga Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 9 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundangundangan. 5

Pasal 10 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas keahliannya berdasarkan peraturan perundangan-undangan. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Kantor SAR. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. Bagian Keempat Pos SAR Pasal 11 (1) Pada Kantor SAR dapat dibentuk Pos SAR sesuai dengan kebutuhan berdasarkan analisis daerah potensi dan rawan musibah dan/atau bencana. (2) Pos SAR adalah satuan kerja non struktural di bidang pencarian dan pertolongan (search and rescue) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor SAR yang membawahinya. (3) Pos SAR dipimpin oleh seorang Koordinator yang ditunjuk oleh Kepala Kantor SAR. Pasal 12 Pos SAR mempunyai tugas membantu Kantor SAR dalam melaksanakan tugas SAR di wilayah kerja yang menjadi tanggungjawabnya, yang meliputi pelaksanaan siaga SAR, pelaksanaan tindak awal dan operasi SAR terhadap 6

musibah pelayaran dan/atau penerbangan, atau musibah dan bencana lainnya, serta koodinasi dan pengerahan potensi SAR dalam operasi SAR. Pasal 13 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Pos SAR menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan siaga SAR secara terus menerus selama 24 (dua puluh empat) jam setiap hari; b. Pelaksanaan siaga Komunikasi SAR; c. Pelaksanaan tindak awal dan operasi SAR; d. Koordinasi, pendataan dan pengerahan potensi SAR dalam operasi SAR. e. Penyiapan dan pemeliharaan sarana dan prasarana SAR; f. Pelaksanaan administrasi dan kerumahtanggaan Pos SAR. Pasal 14 (1) Pos SAR terdiri dari: a. Koordinator; b. Tim Rescue; c. Petugas Komunikasi; d. Petugas Logistik; e. Petugas Administrasi. (2) Jumlah personil pada Pos SAR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya terdiri dari 12 (dua belas) orang. Pasal 15 (1) Koordinator Pos SAR mempunyai tugas memimpin dan mengkoordinasikan tugas dan fungsi Pos SAR. (2) Tim Rescue mempunyai tugas melakukan kegiatan pencarian dan pertolongan (search and rescue). 7

(3) Petugas Komunikasi mempunyai tugas melakukan pengoperasian alat komunikasi SAR. (4) Petugas Logistik mempunyai tugas melakukan pendataan/inventarisasi dan pemeliharaan serta penyiapan sarana dan prasarana SAR. (5) Petugas Administrasi mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Pos SAR. BAB III TATA KERJA Pasal 16 Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Kantor SAR, Kepala Subbagian, Kepala Seksi, Kepala Subseksi, Petugas Tata Usaha dan Koordinator Pos SAR, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Kantor SAR dan Pos SAR sesuai dengan tugas masing-masing. Pasal 17 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masingmasing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 18 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib melaksanakan sistem pengendalian intern di lingkungan masing-masing yang memungkinkan terlaksananya mekanisme uji silang. Pasal 19 Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. 8

Pasal 20 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Pasal 21 Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebih lanjut, dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan. Pasal 22 Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. Pasal 23 Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh Kepala satuan bawahannya dan dalam rangka bimbingan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat berkala. Pasal 24 Dalam rangka keberhasilan pelaksanaan tindak awal dan operasi SAR, Koordinator Pos SAR wajib meminta arahan dan bimbingan dari Kepala Kantor SAR yang membawahinya. Pasal 25 Koordinator Pos SAR wajib meneruskan arahan dan bimbingan dari Kepala Kantor SAR yang membawahinya kepada anggota Pos SAR. 9

BAB IV ESELONISASI Pasal 26 (1) Kepala Kantor SAR Tipe A adalah jabatan struktural Eselon III.a. (2) Kepala Kantor SAR Tipe B adalah jabatan struktural Eselon IV.a. (3) Kepala Subbagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Operasi pada Kantor SAR Tipe A adalah jabatan struktural Eselon IV.a. (4) Kepala Subseksi Operasi pada Kantor SAR Tipe B adalah jabatan struktural Eselon V.a. BAB V L O K A S I Pasal 27 (1) Sejak berlakunya Peraturan ini, jumlah Unit Pelaksana Teknis Kantor SAR adalah sejumlah 24 (dua puluh empat), yang terdiri dari 6 (enam) Kantor SAR Tipe A, dan 18 (delapan belas) Kantor SAR Tipe B, serta Pos SAR sebanyak 48 (empat puluh delapan). (2) Nama, Tipe dan Lokasi Kantor SAR dan Pos SAR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 28 Pelaksanaan siaga SAR yang dilakukan oleh Kantor SAR dan Pos SAR dilakukan dengan pemantauan secara langsung dan tidak langsung di wilayah kerjanya serta berkoordinasi dengan instansi terkait dan/atau pihak lain yang diperlukan. 10

Pasal 29 Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, Pos SAR wajib dilengkapi dengan sarana dan prasarana SAR yang memadai. Pasal 30 Segala kebutuhan pembiayaan, sarana dan prasarana SAR serta personil yang diperlukan Pos SAR menjadi satu kesatuan dengan anggaran Kantor SAR yang membawahinya. Pasal 31 Pembagian wilayah tanggung jawab masing-masing Kantor SAR ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional tersendiri. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 32 Perubahan susunan organisasi dan tata kerja menurut Peraturan ini ditetapkan oleh Kepala Badan SAR Nasional setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. Pasal 33 Pada saat mulai berlakunya Peraturan ini, seluruh jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di lingkungan Kantor SAR tetap melaksanakan tugas dan fungsi Kantor SAR sampai dengan diatur kembali berdasarkan Peraturan ini. 11

Pasal 34 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : J A K A R T A Pada Tanggal : 31 Maret 2010 KEPALA BADAN SAR NASIONAL IB. SANUBARI, S.E. MARSEKAL MADYA TNI SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada : 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Perhubungan; 3. Menteri Keuangan; 4. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; 5. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; 6. Kepala Badan Kepegawaian Negara; 7. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan. ttd Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN AGUNG PRASETYO, S.H. PEMBINA UTAMA MUDA (IV/c) 12

Lampiran Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PK. 08 Tahun 2010 Tanggal : 31 Maret 2010 ---------------------------------------------------- NAMA KANTOR SAR DAN TIPE SERTA LOKASI POS SAR No NAMA KANTOR SAR TIPE LOKASI POS SAR 1. 2. 3. 4. 1. KANTOR SAR I MEDAN A a. Sibolga; b. Tanjung Balai; c. Nias. 2. KANTOR SAR II JAKARTA A a. Cirebon; b. Bandung. 3. KANTOR SAR III SURABAYA A a. Jember; b. Trenggalek. 4. KANTOR SAR IV DENPASAR A a. Gilimanuk; b. Padang Bai. 5. KANTOR SAR V MAKASSAR A a. Bone; b. Selayar; c. Palu.. 6. KANTOR SAR VI BIAK A a. Nabire; b. Serui. 7. KANTOR SAR VII BANDA ACEH B a. Kutacane; b. Meulaboh. 8. KANTOR SAR VIII PADANG B a. Bengkulu; b. Pasaman. 9. KANTOR SAR IX PEKANBARU B a. Bengkalis; b. Jambi. 10. KANTOR SAR X TANJUNG PINANG B a. P. Natuna Besar; b. Tanjung Balai Karimun. 13

1. 2. 3. 4. 11. KANTOR SAR XI PALEMBANG B a. Bangka Belitung; b. Lampung. 12. KANTOR SAR XII SEMARANG B a. Jepara; b. Cilacap. 13. KANTOR SAR XIII MATARAM B a. Wadu Mbolo; b. Kayangan. 14. KANTOR SAR XIV KUPANG B a. Mabar Labuan Bajo; b. Maumere. 15. KANTOR SAR XV PONTIANAK B a. Sintete; b. Ketapang. 16. KANTOR SAR XVI BANJARMASIN B a. Kota Baru; b. Sampit. 17. KANTOR SAR XVII BALIKPAPAN B a. Tarakan; b. Sangatta. 18. KANTOR SAR XVIII KENDARI B a. Bau-Bau/Buton; b. Kolaka. 19. KANTOR SAR XIX MANADO B a. Gorontalo; b. Ternate. 20. KANTOR SAR XX AMBON B a. Namlea; b. Banda. 21. KANTOR SAR XXI SORONG B a. Manokwari; b. Fak-fak. 22. KANTOR SAR XXII JAYAPURA B a. Wamena; b. Sarmi. 14

1. 2. 3. 4. 23. KANTOR SAR XXIII TIMIKA B Agats. 24. KANTOR SAR XIV MERAUKE B Okaba. KEPALA BADAN SAR NASIONAL IB. SANUBARI, S.E. 15

16