BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat gigi, hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih diderita oleh 90% penduduk Indonesia. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga gigi dan karies gigi. 1 Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan pada abad terakhir tetapi prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik yang signifikan. 2 Karies gigi masih perlu mendapat perhatian karena hingga dewasa ini penyakit tersebut masih menduduki urutan tertinggi dalam masalah penyakit gigi dan mulut termasuk pada anak. 3 Penelitian karies gigi pada anak telah banyak dilaporkan. Suwelo melaporkan prevalensi karies anak prasekolah di DKI Jakarta 89,16% dengan def-t rata-rata 7,02 ± 5,25 dan hasil survei di 10 provinsi (1984 1988) pada daerah kota, prevalensi karies anak umur 8 tahun 45,20% dengan DMF-T 0,94, serta menurut SKRT (1995) menunjukkan prevalensi karies pada anak umur 12 tahun sebesar 76,9% dengan DMF-T 2,21. 2 Hasil penelitian pada anak-anak Panti Karya Pungai di Binjai diperoleh karies pada gigi susu kelompok umur 6-14 tahun def-t 6,29 ± 4,41 indikasi yang masih dapat ditambal rata-rata 4,70 ± 3,40 dan gigi dengan indikasi cabut ratarata 1,59 ± 1,90 gigi. Karies gigi tetap tiap anak 6-14 tahun dijumpai rata-rata 1,68 ±
1,91 gigi yang terdiri atas rata-rata gigi yang masih dapat ditambal 1,56 ± 1,75 gigi dan rata-rata gigi yang sudah dicabut atau indikasi cabut sebesar 0,12 ± 0,49 gigi. 4 Hal ini menunjukkan suatu keadaan gigi yang hampir tanpa penanganan. Agar target pencapaian gigi sehat tahun 2010 menurut WHO bahwa angka DMF-T anak umur 12 tahun sebesar 1 dapat tercapai maka diperlukan suatu tindakan pencegahan. Penelitian yang telah banyak dilakukan menunjukkan penyakit tersebut banyak diderita pada anak dan sumber dari penyakit tersebut akibat terabaikannya kebersihan gigi dan mulut, sehingga terjadi akumulasi plak. Plak adalah lapisan tipis yang yang melekat erat dipermukaan gigi serta mengandung kumpulan bakteri. 1 Pada percobaan klinis yang dilakukan Syed & Loesche ternyata gingivitis yang timbul mempunyai hubungan yang erat nilai plak, kenaikan nilai plak diikuti oleh peningkatan nilai indeks gingiva. 5 Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang disebabkan bakteri dengan tanda-tanda klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gusi bengkak dan berdarah pada tekanan ringan. Gingivitis bersifat reversible yaitu jaringan gusi dapat kembali normal apabila dilakukan pembersihan plak secara teratur. Penelitian yang dilakukan Nurmala S. Pada tahun 2004 dikota medan, prevalensi penyakit periodontal pada seluruh kelompok umur cukup tinggi yaitu 96,58%. Pada umur 6 tahun sebesar 50 % dan pada umur 11 tahun sebesar 90%. 6 Namun, pencegahan dan perawatan penyakit periodontal menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah. 6 Tindakan pencegahan dan perawatan tengah dilakukan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG USU) melalui desa binaan yang terletak di desa ujung rambung Kecamatan Pantai Cermin Serdang Bedagai, termasuk dalam hal
ini pencegahan dan pelayanan di bidang kesehatan gigi anak. Lokasi penelitian berada di desa ujung rambung yang berjarak ± 40 km dari Medan. Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (2002), luas desa terdiri dari 3,28 km 2. Jumlah penduduk 3.213 jiwa dengan 499KK, terdiri dari 1.255 pria, 1.017 wanita, 487 anak laki-laki dan 454 anak perempuan.pemilihan lokasi dikarenakan desa ini tidak memiliki praktek dokter dan dokter gigi serta tidak adanya UKGS (Unit Kesehatan Gigi Sekolah), fasilitas kesehatan yang tersedia adalah Puskesmas yang terletak di Kecamatan berjarak 5,1 km dari desa. Desa ini juga merupakan desa binaan sekaligus desa percontohan dalam hal kesehatan gigi dan mulut. Penduduk desa ini sbelumnya telah mendapat pelayanan gigi dan mulut oleh FKG USU pada bulan Februari 2008, namun yang baru mendapatkan pelayanan kesehatan gigi ( penambalan, pencabutan dan pembersihan karang gigi) berjumlah 286 orang yang terdiri dari pasien dewasa, remaja dan anak-anak. Pasien anak yang paling banyak mendapatkan pelayanan kesehatan gigi sebesar 220 orang yaitu 5 orang pada usia 0-4 tahun, 126 orang pada usia 5-9 tahun, 89 orang pada usia 10-14 tahun. Jumlah anak yang memerlukan pelayanan kesehatan gigi adalah sebanyak 161 orang, yang mendapat perawatan sebanyak 157 orang dan hanya 4 orang yang tidak mendapat perawatan. 7 Penelitian ini dilakukan pada anak-anak kelompok usia Sekolah Dasar dari kelas I sampai kelas VI di SDN 104272, SDN 107426 dan SD Swasta Tuanku Tambusai, dilakukan untuk mengetahui hubungan status karies dan gingivitis dengan oral hygiene pada anak di desa Ujung Rambung.
1.2 Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam permasalahan umum dan khusus,yaitu: 1. Apakah ada hubungan antara oral hygiene dengan status karies pada anak usia 6-12 tahun di desa Ujung Rambung? 2. Apakah ada hubungan antara oral hygiene dengan gingivitis pada anak usia 6-12 tahun di desa Ujung Rambung? 3. Bagaimana faktor resiko oral hygiene anak usia 6-12 tahun di desa Ujung Rambung dihubungkan dengan status karies dan oral hygiene? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menganalisa hubungan oral hygiene dengan status karies pada anak usia 6-12 tahun di desa Ujung Rambung 2. Menganalisa hubungan oral hygiene dengan gingivitis pada anak usia 6-12 tahun di desa Ujung Rambung 3. Menganalisa hubungan faktor resiko oral hygiene dengan status karies dan oral hygiene pada anak usia 6-12 tahun di desa Ujung Rambung 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat untuk masyarakat : 1. Mendapatkan informasi mengenai oral hygiene dan status karies pada anak usia 6-12 tahun di desa Ujung Rambung sehingga dapat sebagai bahan masukan untuk memotivasi anak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.
2. Memotivasi masyarakat agar dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan Puskesmas. 3. Mempercepat pembentukan dan pemanfaatan UKGS. 4. Desa ujung Rambung dijadikan sebagai desa percontohan dalam hal kesehatan gigi dan mulut. Manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan : 1. Sebagai penelitian pendahuluan bagi bidang kedokteran gigi anak. 2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar bagi program pemerintah maupun swasta dalam hal pencegahan kesehatan gigi dan mulut anak. Manfaat kebutuhan klinis : 1. Diketahuinya informasi mengenai keadaan oral hygiene dan karies anak usia 6-12 tahun didesa Ujung Rambung sehingga dokter gigi dapat memberikan kebutuhan klinis yang tepat pada anak 2.Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan program pencegahan dalam hal kesehatan gigi dan mulut di desa Ujung Rambung dalam rangka mewujudkan visi dan misi Indonesia Sehat 2010.
1.5 Hipotesa Penelitian - Adanya hubungan oral hygiene dengan karies pada anak usia 6-12 tahun di desa Ujung Rambung. - Adanya hubungan oral hygiene dengan gingivitis pada anak usia 6-12 tahun di desa Ujung Rambung. - Adanya hubungan faktor resiko oral hygiene dengan status karies dan oral hygiene pada anak usia 6-12 tahun di desa Ujung Rambung.