BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan

BAB III PENUTUP. pertanggungjawaban pidana pengganti (vicarious liablity) sebagaimana dimaksud

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, A.Z. & Hamzah, Andi, 2010, Pengantar dalam Hukum Pidana Indonesia, Yarsif Watampone, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Andi Hamzah, Asas - Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2008.

DAFTAR PUSTAKA. (jilid 1), Penerbit PT.Prestasi pustakaraya, Jakarta, Ismu Gunadi W, Jonaedi Efendi, Yahman, Cepat & mudah memahami Hukum

DAFTAR PUSTAKA. Arief, Barda Nawawi, Kebijakan Kriminal, op.cit, hal.2

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Andi Zainal, Asas-asas Hukum Pidana Bagian Pertama, Bandung: Alumni, 1987

DAFTAR PUSTAKA. Hukum Lingkungan), Bestari, Bandung, Anthon Freddy Susanto, Penelitian Hukum Transformatif-Partisipatoris,

BAB IV SIMPULAN A. SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA. Batas Berlakunya Hukum Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim Barkatullah, Hukum Perlindungan Konsumen, Banjarmasin, FH.

DAFTAR PUSTAKA Buku-Buku:

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, 2008, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, Bandung, Alumni,

DAFTAR PUSTAKA. Grafika, Jakarta Grafika, Anton M.Moelijono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Achmad, Menguak Realitas Hukum: Rampai Kolom Dan Artikel Pilihan Dalam Bidang Hukum, (Jakarta: Kencana, 2008).

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Sanusi, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum. Indonesia, Tarsito, Bandung, 1991.

BAB V PENUTUP. unsur-unsurnya adalah sebagai berikut : dapat diminta pertanggung jawaban atas perbuatannya.

Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penulisan hukum ini sebagai berikut: menggunakan telepon seluler pada saat berkendara adalah langsung

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa, PT Raja Grafido Persada, Jakarta.

BAB III PENUTUP. tidak masuk akal atau tidak logika, sehingga tidak dapat. maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam. Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

DAFTAR PUSTAKA. A. Abidin, Farid, Zainal, 1995, Hukum Pidana I, Jakarta: Sinar Grafika.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DAN PENADAHAN. dasar dari dapat dipidananya seseorang adalah kesalahan, yang berarti seseorang

Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017

Prakoso, D, (1988), Hukum Penitensir di Indonesia, Bandung: Armico.

Lex Privatum Vol. V/No. 6/Ags/2017

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

KEBIJAKAN FORMULASI ASAS SIFAT MELAWAN HUKUM MATERIEL DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-Buku Adami Chazawi, 2011, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta, Raja Grafindo Persada

DAFTAR PUSTAKA. Asikin, Zainal & Amiruddin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Mataram: Divisi Buku Perguruan Tinggi PT.

DAFTAR PUSTAKA. Arief, Barda Nawawi, (2008), Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Cet. Ke- I, Jakarta: Prenada Media Group.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan pembahasan dan analisis, disimpulkan bahwa

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Raja Grafindo Persada,

BAB III PENUTUP. maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

V. PENUTUP. 1. Penyebab timbulnya kejahatan penistaan agama didasari oleh faktor; Pertama,

BAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian dari pembahasan di atas maka dapat diberi kesimpulan,

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Mahrus Dasar-Dasar Hukum Pidana dalam Sudarto, Hukum Pidana I. Semarang: Badan Penyediaan Bahan-Bahan Kuliah, FH UNDIP

D A F T A R P U S T A K A

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dkk, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Rajawali Pers,.

BAB I PENDAHULUAN. resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

DAFTAR PUSTAKA. Anwar, Desy, 2003, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Amelia, Surabaya.

UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB V PENUTUP. bagian saran penulis akan berusaha memberikan rekomendasi penyelesaian

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis pembahasan, hasil penelitian yang penulis

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGEROYOKAN

DAFTAR PUSTAKA. Abdussalam dan DPM Sitompul, 2007, Sistem Peradilan Pidana, Restu Agung,

BAB III PENUTUP. terdahulu, maka penulis menyimpulkan beberapa hal yaitu :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kualifikasi pulsa telepon seluler sebagai obyek hukum adalah: sebagai suatu obyek hubungan hukum.

DAFTAR PUSTAKA. Admasasmita Romli, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer. Jakarta: Kencana

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Kebijakan Kriminal, Penyalahgunaan BBM Bersubsidi 36

Daftar Pustaka. Berbagai Permaslahannya,Sinar Grafika,Jakarta, Retribusi Ke Reformasi.Pradnya Paramita,Jakarta 1985

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Aruan Sakidjo, Bambang Purnomo, Hukum Pidana Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Kodifikasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990.

DAFTAR PUSTAKA. Bakhri, Syaiful, 2009, Hukum Pembuktian Dalam Praktik Peradilan Pidana, Cetakan I, P3IH FH UMJ dan Total Media, Yogyakarta.

II. TINJAUAN PUSTAKA. tindak pidana atau melawan hukum, sebagaimana dirumuskan dalam Undang-

BAB III PENUTUP. bentrokan yang tajam dan kekacauan yang besar di kalangan masyarakat dan juga alat

DAFTAR PUSTAKA. Arief, Barda Nawawi, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, PT. Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Wahid Dan Mohammad Labib, Kejahatan Mayantara (Cyber Crime), PT Refika Aditama, Bandung, 2005

I. TINJAUAN PUSTAKA. suatu pengertian yuridis, lain halnya dengan istilah perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin dan Asikin, Zainal, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum, Edisi Revisi, Ghalia Indonesia, Bogor, 2011.

I. PENDAHULUAN. yang melakukan tindak pidana. Dengan lahirnya konsepsi baru dalam hukum pidana modern,

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, A.Z, 1983, Bunga Rampai Hukum Pidana, Pradnya Paramita, Jakarta.

Lex Crimen Vol. VI/No. 9/Nov/2017

DAFTAR PUSTAKA. Buku:

PENULISAN HUKUM. PERAN BAPAS DALAM PEMBIMBINGAN ANAK NAKAL YANG MENJALANI PIDANA PENGAWASAN (Studi di Bapas Klas II Kota Madiun)

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, 2005, Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia, Bayumedia Publishing, Malang.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat di simpulkan :

II. TINJAUAN PUSTAKA. dipidana jika tidak ada kesalahan ( Green Straf Zonder Schuld) merupakan dasar

UNSUR KESALAHAN DALAM PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PRODUK PERS

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA. Pertanggung Jawaban pidana dalam istilah asing tersebut juga dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana. Bagaimanapun baiknya segala peraturan perundang-undangan yang siciptakan

BAB III PENUTUP. Berdasarkan analisis di atas maka penulis mengambil kesimpulan: sering jadi pertimbangan khusus di mana penerapan sanksi pidana

BAB III PENUTUP. seksual Narapidana yang terikat perkawinan, yaitu meliputi : a. Penggunaan hak cuti menjelang bebas (CMB)

BAB III PENUTUP. a. Kesimpulan. 1. Pertanggungjawaban pidana menyangkut pemidanaannya sesuai dengan

DAFTAR PUSTAKA. Adjie, Habib, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Bandung: Refika Aditama, 2011.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto,Suharsimi, 1993, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ed.revisi II, Rineka Cipta, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, 2016, Hukum Pidana Korupsi di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peraturan perundangan undangan yang berlaku dan pelakunya dapat dikenai

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia, Perspektif Hukum dan Etika, Yogyakarta, UII Pres, 2009

PROGRAM KEPATUHAN KORPORASI SEBAGAI ALASAN PEMAAF

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) : HUKUM PIDANA

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA. (Skripsi) Oleh BEKI ANTIKA

DAFTAR PUSTAKA. Adi, Riyanto, 2004, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Granit, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-buku Sianturi, S.R., 1996, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Jakarta: Alumni Ahaem-Patahaem.

DAFTAR PUSTAKA. Adi, Rianto Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit.

I. PENDAHULUAN. kemajuan dalam kehidupan masyarakat, selain itu dapat mengakibatkan perubahan kondisi sosial

Amirroedin sjarif, Disiplin militer dan Pembinaannya, Jakarta:Ghalia Indonesia, 1982.

TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS PENANGANAN KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK. (Studi Di Wilayah Hukum Polres Jombang)

I. PENDAHULUAN. terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai

BAB III PENUTUP. mewujudkan rasa keadilan dalam masyarakat. dari Balai Pemasyarakatan. Hal-hal yang meringankan terdakwa yaitu :

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA DAN PENCEMARAN NAMA BAIK, MELALUI INTERNET

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya dalam penulisan ini, secara singkat penulis menarik kesimpulan atas tinjauan strict liability dalam RKHUP sebagai berikut: 1. Awal mula penerapan strict liability dalam hukum pidana beriringan dengan semakin berkembangnya bentuk-bentuk kejahatan baru sebagai konsekuensi atas perkembangan aspek kehidupan lainnya di dalam masyarakat. Strict liability dapat dimanfaatkan sebagai jalan pemecahan masalah ketika kita menghadapi perkara tindak pidana yang pembuktian kesalahan pembuatnya sulit untuk dilakukan. Strict liability merupakan pengecualian atas asas kesalahan. Dalam kasus-kasus yang diterapkan strict liability, pembuat telah dapat dijatuhi hukuman pidana hanya dengan membuktikan bahwa ia telah melakukan tindak pidana yang dilarang oleh undang-undang, tanpa memperhatikan keadaan kesalahan pembuat pada saat ia melakukan perbuatan tersebut. Begitu pula dalam sistem pidana Indonesia yang menganut asas kesalahan sebagai asas yang fundamental, strict liability sesungguhnya telah melanggar syarat-syarat pemidanaan yang menyaratkan adanya kesalahan dalam diri pembuat saat ia melakukan tindak pidana. Strict liability dianggap perlu untuk diterapkan atas beberapa alasan, diantaranya adalah : demi menjamin dipatuhinya peraturan penting tertentu yang diperlukan untuk kesejahteraan masyarakat, memudahkan penyelesaian perkara yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat yang pembuktian kesalahan terdakwanya dirasa sulit. 85

Sebagai contoh adalah perusakan lingkungan dan kejahatan dalam hal perlindungan konsumen yang dilakukan oleh korporasi yang menyebabkan bahaya besar bagi masyarakat luas. Walaupun merupakan pengecualian atas asas kesalahan yang fundamental, namun strict liability janganlah selalu dipandang sebagai kontradiksi antara asas yang satu dengan asas yang lainnya dalam sistem hukum pidana Indonesia. Penerapan strict liability perlu dianggap sebagai pelengkap dalam mewujudkan asas keseimbangan demi hukum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk menciptakan ketertiban dan kesejahteraan dalam masyarakat. 2. Strict liability merupakan asas yang diadaptasi dari sistem hukum asing, sehingga perlu dikaji secara mendalam dan dilakukan penyesuaian apabila akan diterapkan di Indonesia. Hal yang paling penting adalah menentukan batasan-batasan tindak pidana mana saja yang dalam penyelasaiannya dapat diterapkan strict liability. Batasan-batasan ini dapat dibentuk dengan melihat aturan yang tertera dalam RKUHP, sejarah perkembangan asas strict liability, serta doktrin-doktrin yang disampaikan oleh para ahli hukum. RKUHP mengatur bahwa strict liability antara lain dapat diterapkan pada tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang dalam menjalankan profesinya yang mengandung elemen keahlian, tanggung jawab sosial, dan kesejawaatan yang didukung oleh kode etik. Berdasarkan sejarah perkembangan strict liability dalam sistem hukum Inggris, strict liability dapat diterapkan pada perkara perdata dan perkara pidana. Dalam perkara perdata, sebagai contoh adalah kasus Ryland vs. Fletcher dimana terjadi kerugian berupa rusaknya properti milik orang lain akibat kegiatan tergugat. Dalam perkara pidana, sebagai contoh adalah kasus Prince yang dituduh menarik dari kekuasaan orang tua seorang gadis berumur 16 86

tahun tanpa izin orang tuanya. Berdasarkan doktrin-doktrin dari para ahli hukum, kepentingan penerapan strict liability bertujuan agar dipatuhinya aturan hukum yang penting bagi kesejahteraan masyarakat, mempermudah kesulitan pembuktian kesalahan dalam suatu perkara mengingat tingginya tingkat bahaya sosial yang ditimbulkan oleh perbuatan yang bersangkutan. Melihat alasan diterapkannya Strict liability, maka asas tersebut dapat diterapkan pada tindak pidana yang dilakukan baik oleh perorangan maupun korporasi, mengingat kepentingan untuk mewujudkan ketertiban, keamaan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk tindak pidana yang dilakukan oleh perorangan strict liability dapat diterapkan terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang dalam kapasitasnya sebagai seorang profesional. Selain itu, strict liability tidak hanya diterapkan pada kasus-kasus rumit saja yang membahayakan masyarakat luas, namun juga terhadap regulatory offence (pelanggaran pidana terhadap hukum tertulis) seperti pelanggaran lalu lintas. Berdasarkan sejarah perkembangannya strict liability di Inggris dapat diterapkan pada kasus-kasus public nuisance (perbuatan melawan hukum yang merugikan publik), criminal libel (pencemaran nama baik), contempt of court, dan blasphemus libel (penistaan agama) yang nantinya dapat diterapkan dalam sistem hukum pidana Indonesia setelah dilakukan penyesuaian. Terhadap kejahatan yang dilakukan oleh korporasi, penerapan strict liability diterapkan dengan pertimbangan untuk mencegah dan menyelesaikan kejahatan yang memiliki resiko bahaya besar serta menimbulkan kerugian yang luas. Berdasarkan hal tersebut, seperti yang dijelaskan sebelumnya, sangat tepat apabila strict liability diterapkan pada kasus-kasus pencemaran lingkungan dan perlindungan konsumen. 87

Namun bukan hanya terbatas pada itu saja, asas ini dapat diterapkan pada kejahatan-kejahatan korporasi berdimensi baru lainnya 5.2 Saran Berikut adalah beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh penulis sebagai masukan yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan agar penerapan strict liability dapat dilaksanakan dengan baik: 1. Strict liability perlu diterapkan sesegera mungkin dalam sistem hukum pidana Indonesia, mengingat bahwa telah bermunculan dimensi kejahatan-kejahatan baru sebagai konsekuensi perkembangan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pengaturan strict liability perlu dilakukan dengan sangat hati-hati agar penerapannya dapat menciptakan keamanan dan ketertiban dengan tetap memperhatikan keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat luas, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud. Oleh karenanya penulis merasa bahwa RKUHP perlu mengatur lebih jelas berkaitan batasan-batasan atau kriteria tindak pidana yang dapat diterapkan strict liability. Selain itu, nantinya undang-undang yang bersangkutan juga harus mengatur secara tegas bahwa strict liability dapat diterapkan terhadap tindak pidana yang diatur dalam undangundang tersebut. Selain itu, berkaitan dengan batasan-batasan tersebut, di dalam RKHUP perlu dicantumkan korporasi sebagai subjek hukum yang apabila melakukan kejahatan korporasi, maka perkara tersebut dapat diterapkan asas strict liability terhadapnya. Karena berdasarkan alasan penerapan strict liability untuk mencegah dan menyelesaikan perkara tindak pidana 88

yang bahayanya besar serta dapat menimbulkan kerugian besar dan luas sangat mungkin untuk dilakukan oleh korporasi sebagai subjek hukum. Namun hal ini tidak ditemukan di dalam rumusan RKHUP. 2. Pengaturan strict liability di dalam RKUHP perlu dilakukan beberapa perbaikan, diantarannya adalah pengaturan berkenaan dengan kesempatan bagi terdakwa untuk mengajukan pembelaan sebagai bentuk jaminan keadilan bagi terdakwa. Melihat Pasal 39 yang mengatur strict liability, tidak terlihat sama sekali bahwa terdakwa memiliki kesempatan untuk mengajukan pembelaan diri yang dapat membebaskan dirinya dari dakwaan, misalnya dapat dilakukan dengan adanya pengalihan beban pembuktian kepada terdakwa. Pengaturan ini dirasa perlu untuk menunjukkan bahwa asas yang dianut oleh RKUHP adalah asas strict liability dan bukan absolute liability. 89

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU ABDULLAH, MUSTAFA, DAN RUBEN ACHMAD, INTISARI HUKUM PIDANA, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986. AMRANI, HANAFI, DAN MAHRUS ALI, SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PERKEMBANGAN DAN PENERAPAN, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2015. ARIEF, BARDA NAWAWI, PERBANDINGAN HUKUM PIDANA, CETAKAN PERTAMA, Rajawali, Jakarta, 1990. BUNGA RAMPAI KEBIJAKAN HUKUM PIDANA PERKEMBANGAN PENYUSUNAN KONSEP KUHP BARU, Kencana, Jakarta, 2014. ATMASASMITA, ROMLI, PERBANDINGAN HUKUM PIDANA, Mandar Maju, Bandung, 2000. VAN BEMMELEN, J.M., HUKUM PIDANA 1: HUKUM PIDANA MATERIAL BAGIAN UMUM, Diterjemahkan oleh Hasnan, Binacipta, Bandung, 1987. DIRDJOSISWORO, SOEDJONO, PERTANGGUNGJAWABAN DALAM HUKUM PIDANA, Alumni, Bandung, 1981. GUNAWAN, T.J., KONSEP PEMIDANAAN BERBASIS NILAI KERUGIAN EKONOMI, Genta, Yogyakarta, 2015 HAMZAH, ANDI, SISTEM PIDANA DAN PEMIDANAAN INDONESIA, Pradnya Paramita, Jakarta 1993. ASAS-ASAS HUKUM PIDANA, Rineka Cipta, Jakarta, 1994. HAMZAH, HATRIK, ASAS PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAM HUKUM PIDANA (STRICT LIABILITY DAN VICARIOUS LIABILITY), Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996. HARAHAP, M. YAHYA, BEBERAPA TINJAUAN TENTANG PERMASALAHAN HUKUM, CETAKAN PERTAMA, CITRA ADITYA BAKRI, BANDUNG, 1997. 89

HUDA, CHAIRIL, DARI TIADA PIDANA TANPA KESALAHAN MENUJU KEPADA TIADA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TANPA KESALAHAN : TINJAUAN KRITIS TERHADAP TEORI PEMISAHAN TINDAK PIDANA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA, Kencana, Jakarta, 2006. IBRAHIM, JOHNNY, TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN HUKUM NORMATIF, Bayumedia Publishing, Malang, 2013. KARTANEGARA, SATOCHID, HUKUM PIDANA BAGIAN SATU, HUKUM PIDANA BAGIAN DUA, Balai Lectur Mahasiswa. KRISTIAN, SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI : TINJAUAN TEORITIS DAN PERBANDINGAN HUKUM DI BERBAGAI NEGARA, Refika Aditama, Bandung, 2016. LAMINTANG, P. A. F, DASAR-DASAR HUKUM PIDANA INDONESIA, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997. MARZUKI, PETER MAHMUD, PENELITIAN HUKUM (ED. REVISI), Prenada Media Group, Jakarta 2015. MOELJATNO, ASAS-ASAS HUKUM PIDANA, Rineka Cipta, Jakarta, 1993. MULADI, DAN DWIDJA PRIYATNO, PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI, Kencana, Jakarta, 2013. POERNOMO, BAMBANG, ASAS-ASAS HUKUM PIDANA, Ghalia Indonesia, Yogyakarta, 1978. REKSODIPUTRO, MARDJONO, KEMAJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEJAHATAN, Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 1994. REMMELINK, JAN, HUKUM PIDANA : KOMENTAR ATAS PASAL-PASAL TERPENTING DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA BELANDA DAN PANDANGAN DALAM 90

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA INDONESIA, Diterjemahkan oleh Tristam Pascal Moeliono, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003. ROSALYNA SALY, ANALISA YURIDIS ATAS PEMBERLAKUAN ASAS STRICT LIABILITY DALAM PASAL 35 RKUHP BARU (2004) TERHADAP ASAS GEEN STRAF ZONDER SCHULD, SKRIPSI, Program Sarjana Ilmu Hukum Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, 2005. SANTOSA, MAS AHMAD, PENERAPAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (STRICT LIABILITY) DI BINDANG LINGKUNGAN HIDUP, ICEL, Jakarta, 1997 SAHETAPY, J.E. ED, HUKUM PIDANA, Liberty, Yogyakarta, 1995. SALEH, ROESLAN, PIKIRAN-PIKIRAN TENTANG PERTANGGUNGAN JAWAB PIDANA, Ghalia Indonesia, Jakarta 1982. PERBUATAN PIDANA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA : DUA PENGERTIAN DASAR DALAM HUKUM PIDANA, Aksara Baru, Jakarta, 1983. MASIH SAJA TENTANG KESALAHAN, Karya Dunia Fikir, Jakarta, 1994. SUDARTO, HUKUM PIDANA I, Yayasan Sudarto d/a Fakultas Hukum Undip, Semarang, 1990. TRESNA, R., AZAS-AZAS HUKUM PIDANA DISERTAI PEMBAHASAN BEBERAPA PERBUATAN PIDANA YANG PENTING, Tiara Limited, Jakarta, 1959. WINDYANA, I MADE, ASAS-ASAS HUKUM PIDANA BUKU PANDUAN MAHASISWA, Fikahati Aneska, Jakarta, 2010. WIRADIPRADJA, ENDANG SAEFULLAH, TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT DALAM HUKUM PENGANGKUTAN UDARA INTERNASIONAL DAN NASIONAL, Liberty, Yogyakarta, 1989. 91

B. JURNAL IMMAMULHADI, PERKEMBANGAN PRINSIP STRICT LIABILITY DAN PRECAUTIONARY. DALAM PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP DI PENGADILAN, Volume 25, Nomor 3 Mimbar Hukum, Oktober 2013. C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, L.N.R.I Tahun 1999 No. 42. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, L.N.R.I. Tahun 2009 No. 140. Rancangan Undang-Undang tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (2015). D. INTERNET TIM HUKUMONLINE, KONSEP DAN PRAKTIK STRICT LIABILITY DI INDONESIA, http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4d089548aabe8/konsep-dan-praktikstrict-liability-di-indonesia, (terakhir diakses pada tanggal 8 Oktober 2016 pukul 21.06). 92