PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR: 5 TAHUN 2006 TENTANG OR(iANISASI SA't'I,INN POLISI PAMON(i I:'I(AJA PROVINSI BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BENGKULU, Menimbang. a. b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 148 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, perlu menetapkan Organisasi Saluan Polisi Pamong Praja; bahwa Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 33 Tahun 2001 tentang Organisasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja sudah tidak sesuai dengan jiwa dan semangat Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja, sehingga perlu diganti; bahwa pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana dimaksud huruf b di atas disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan Daerah Provinsi Bengkulu; d. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut pada huruf a, b dan c di atas perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu: Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor g Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2828); Undang-Undang Nomor 8 Tahun 19Bl tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembar Negara Nomor 3890); J. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tenatang Pokok-pokok Kepegawai (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembar Negara Nomor 4048); Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembar Negara Nomor 4389); E Undang-Undang Nomor 32 'Tahun 2OO4 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembar Negara );
2 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438 ); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2884); B. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lemabaran Negara Nomor 3258); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090); 1 1. Peraturan Pemerintah Nomor B Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor '14, Tambahan Lemabaran Negara Nomor 4262); l2.peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 1 12, Tambahan Lemabaran Negara Nomor 4428); 13. Peraturan Daerah Provinsi Nomor 2 Tahun 1985 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di linghkungan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bengkulu ( Lembaran Daerah Tahun 1986 Nomor 1 ); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BENGKULU dan GUBERNUR BENGKULU MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU TENTANG ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI BENGKULU.
3, BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Provinsi Bengkulu; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Bengkulu; c. Gubernur adalah Gubernur Bengkulu; d. Sekretaris daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu; e. Satuan Polisi Pamong Praja adalah Perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, serta menegakkan Peraturan Daerah; f. Polisi Pamong Praja adalah aparatur Pemerintah Daerah yang melaksanakan tugas Kepala Daerah dalam memelihara dan menyelenggarakan Kentraman dan Ketertiban Umum; g. Ketentraman dan Ketertiban Umum adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib dan teratur. BAB II PEMBENTUMN ' Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bengkulu. BAB III KEDUDUKAN UGAS DAN FUNGSI Pasal 3 Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh seorang Kepala dan berkenduduakan dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Pasal 4 Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan Ketentraman dan Ketertiban Umum, menegakkan 'Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 5 Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana Pasal 4, Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi :
1 a. Penyusunan program dan pelaksanaan Ketentraman dan Ketertiban Umum, Penegakan, Peraturan Daerah aan ft@kepala Daerah; b. Pelaksanaan Kebijakan Pemeliharaan dan Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum; c. Pelaksanaan kebijakan Penegakan Perda dan tceputusan Kepala Daerah; r/-*"'- d. Pelaksanaan koordinasi Pemeliharaan dan Penyelenggaraan / Ketenlraman, Ketertiban Umum serta Penegakan Peraturan Daerah dan lgputusa$ Kepala Daerah dan aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan aparatur lainnya; e. Pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah dan KaYlan Kepala Daerah. BAB IV WEWENANG, HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 6 Polisi Pamong Praja berwenang : a. Menertibkan dan menindak warga masyarakat atau badan hukum yang mengganggu Ketentraman dan Ketertiban Umum; b. Melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah; c. Melakukan tindakan represif non yustisial terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 7 Polisi Pamong Praja mempunyai hak Kepegawaian sebagai Pegawai Negeri Sipil dan Mendapatkan fasilitas lain sesuai dengan tugas dqn fungsinya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. Pasal B Dalam melaksanakan tugasnya, Polisi Pamong Praja wajib : a. Menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, hak asasi manusia dan norma-norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang di masyarakat; b. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu Ketentraman dan Ketertiban Umum; c. Melaporkan kepada Kepolisian Negara atas ditemukannya atau patut diduga adanya tindak pidana; d. Menyerahkan kepada PPNS atas ditemukannya atau patut diduga adanya peranggaran terhadap peraturan Daerah dan Kepala Daerah. ffi
5 Pasal 9 Sebagian anggota Polisi Pamong Praja ditetapkan menjadi Penyidik Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. BAB V SUSUNAN ORGANISASI Pasal 10 (1) Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bengkulu menganut tipe B, terdiri dari : a. Kepala; b. Bagian Tata Usaha terdiri dari : 1. Sub Bagian Umum, 2. Sub Bagian Keuangan; c. Bidang Perencanaan, terdiri dari :;"-' 1. Seksi Perencanaan; 2. Seksi Evaluasi dan Pelaporan; ;.-. d. Bidang Penegakan Perda, terdiri dari : 1. Seksi Penyidikan; 2. Seksi Penegakan Disiplin, e. Bidang Trantibum dan Penaggulangan Bencana, terdiri dari : 1. Seksi Pembinaan Operasional dan Trantibum; 2. Seksi Penanggulangan Bencana; (2) Bagan Susunan Organisasi Satuan Pamong Praja Provinsi Bengkulu sebagaimana terlampir dalam Peraturan Daerah ini : Pasat 11 t/ Nomenklatur penjabaran tugas pokok dan fungsi Bagian Tata Usaha, Sub Bagian, Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional pada Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana dimaksud Pasal 10 ayat (1) Peraturan Daerah ini lebih lanjut ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. BAB VI ESELONERING Pasal 12 (1) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bengkulu Tipe B adalah Jabatan Eselon ll b. (2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang Satuan Polisi Pamong Praja adalah Jabatan Eselon lll b. (3) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi adalah Jabatan Eseelon lv b.
6 BAB VII PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Pasal 13 (1) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur. (2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris Daerah atas Pelimpahan Kewenangan Gubernur. Pasal 14 Persyaratan untuk diangkat menjadi Polisi Pamong Praja yaitu : a. Pegawai Negeri Sipil; b. Berijazah sekurang-kurangnya SLTA dan/atau Pengatur Muda (ll/a); c. Tinggi Badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk laki-laki dan 't55 cm untuk Perempuan, d. Umur sekurang-kurangnya 21 Tahun; e. Sehat Jasmani dan Rohani; f. Lulus pendidikan dan Pelatihan Dasar Polisi Pamong Praja. Pasal 1 5 ('1) Polisi Pamong Praja diberhentikan karena : a. Alih tugas; b. Atas Permohonan yang bersangkutan; c. Melanggar disiplin Polisi Pamong Praja; d. Dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap. (2) Anggota Polisi Pamong Praja yang berhenti dari Satuan Polisi Pamong Praja, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak otomatis diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil. (3) Pedoman Peraturan disiplin dan tata tertib Polisi Pamong Praja sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri. BAB VIII KLASIFIKASI ANGGOTA DAN KEPANGKATAN Pasal 16 (1)Anggota Regu Polisi Pamong Praja paling rendah berpangkat Pengatur Muda (ll/a) dan paling tinggi berpangkat Penata Muda (lll/a).
7 (2) Komandan Regu Polisi Pamong Praja paling rendah berpangkat Penata Tingkat I (lll/b) dan paling tinggi Penata (lll/c). (3) Komandan Peleton Polisi Pamong Praja paling rendah berpangkat satu tingkat diatas Komandan Regu. BAB IX PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pasal 17 (1) Anggota Satuan Polisi Pamong Praja wajib mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) teknis dan Fungsional. (2) Pedoman penyelenggaraan Diklat bagi Anggota Polisi Pamong Praja sebagaimana pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri. BAB X PAKAIAN DINAS, PERLENGKAPAN DAN PERALATAN OPERASIONAL Pasal 18 Pakaian Dinas, Perlengkapan dan Peralatan Operasional Polisi Pamong Praja berpedoman kepada Keputusan Menteri Dalam Negeri. Pasal 1 9 Untuk menunjang operasional, Polisi Pamong Praja dapat dilengkapi dengan senjata api yang pengaturannya mengenai jenis dan ketentuan penggunaannya berdasarkan rekomendasi Kepolisian Negara Republik lndonesia. BAB XI TATA KERJA Pasal 20 satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugasnya operasionalnya dibidang penegakan, penertiban, pengamanan dan penyuluhan diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Pasal 21 Satuan Polisi Pamong Pra.ja dalam melaksanakan kewenangannya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik secara vertikal maupun herizontal. Pasal22 Setiap Pimpinan Satuan Organisasi dalam lingkungan Satuan polisi pamong praja bertanggung jawab memimpin, membimbing, mengawasi dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan, dan bila terjadi penyimpangan, mengambil langkahlangkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
8 Pasal 23 Setiap unsur pada unit kerja Satuan Polisi Pamong Praja wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertangung jawab kepada atasannya masing-masing serta menyampaikan laporan sesuai dengna norma, standar dan modul yang berlaku. BAB XII KERJASAMA DAN KOORDINASI Pasal 24 (1 ) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugasnya dapat bekerjasama dengan Kepolisian Negara Republik lndonesia dan Lembaga-lembaga lain; (2) Kerjasama sebagaimana dimaksud ayat (1) didasarkan atas hubungan fungsional, saling membantu dan saling menghormati dengan mengutamakan kepentingan umum dan memperhatikan hirarki dan kode etik profesi dan birokrasi. Pasal 25 Dalam rangka pelaksanaan tugas, Satuan Polisi Pamong Praja berfungsi mengkoordinir pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum lintas Kabupaten/Kota. BAB XIII PEMBINAAN Pasal 26 (1) Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan umum atas Satuan Polisi Pamong Prala. (2) Gubernur, melakukan pembinaan tehnis operasional dan penlngkatan kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja. BAB XIV PEMBIAYAAN Pasal2T Pembiayaan Pembinaan teknis operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) dan biaya pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja, dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Bengkulu. BAB XV JABATAN FUNGSIONAL Pasal 28 Polisi Pamong Praja merupakan Jabatan Fungsional yang penetapannya dilakukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.
I BAB XVI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 29 Selama belum ditetapkan Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah ini, seluruh intruksi, petunjuk atau pedoman yang ada dan atau yang diadakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah jika tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku. BAB XVII KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2001 tentang Organisasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Peraturan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 31 Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Daerah ini, diatur'lebih lanjut dengan Peraturan Gubernu r. Pasal 32 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penetapannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu. S DAERAH PROVINSI LEMBARAN DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2006 NOMOR 5.
Lampiran : Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor : 5 Tahun2006 Tanggal : 14 Juni 2006 SUSUNAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PMJA PROVINSI BENGKULU KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG l)clcncanuall BIDANG Penegakan Perda BIDANG 'l'rantium dan Penaggulang an Bencana Seksi encallaan NAJAMUDIN