Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu faktor bagi menurunnya derajat kesehatan masyarakat. Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan tinja dan urin yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab uatama penyakit di seluruh dunia, dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan rumah tanggadan di masyarakat pada umumnya. Kata Sanitasi juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO, http://www.who.int/topics/sanitation/en/) Khususnya untuk Kota Padang Panjang, tidak memadainya sistem sanitasi berdampak buruk terhadap kondisikesehatan lingkungan. Hal tersebut mendorong pemerintah kota untuk meningkatkan kondisi sanitasi melalui pendekatan menyeluruh berskala kota. Pendekatan ini dimulai dengan pembentukan Pokja Sanitasi Kota Padang Panjang. Salah satu tujuan dibentuknya Pokja ini adalh untuk mensinergikan kerja dinas-dinas yang berkaitan dengan sanitasi (Air Limbah Domestik, Drainase, Persampahan dan PHBS) dalam satu wadah guna memperbaiki kinerja dan konsep sanitasi di masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, Pokja Sanitasi Kota Padang Panjang melakukan pertemuan rutin untuk mengumpulkan, mangkaji serta menganalisa data dalam rangka memetakan kondisi sanitasi Kota Padang Panjang. Hasil pengumpulan, kajian dan analisa data tersebut disajikan dalam sebuah dokumen yang disebut sebagai Sanitation White Book atau Buku Putih Sanitasi (BPS), Selanjutnya BPS dan dokumen perencanaan kota dijadikan dasar oleh Pokja untuk menyusun Strategi Sanitasi Kota (SSK) Padang Panjang Tahun 2013. SSK adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi tentang potret kondisi sanitasi kota/kabupaten saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah - 1.2 Wilayah cakupan SSK Kajian wilayah sanitasi Kota Padang Panjang meliputi seluruh wilayah administrasi Kota Padang Panjang yang terdiri dari 2 (dua) kecamatan dan 16 (enam belas) kelurahan : a. Kecamatan Padang Panjang Barat, terdiri dari : 1. Kelurahan Bukit Surungan; 2. Kelurahan Pasar Baru; 3. Kelurahan Pasar Usang; 4. Kelurahan Kampung Manggis; 5. Kelurahan Tanah Hitam; 6. Kelurahan Silaing Atas; 7. Kelurahan Silaing Bawah; 8. Kelurahan Balai-Balai b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang;
2. Kelurahan Guguk Malintang; 3. Kelurahan Ngalau; 4. Kelurahan Ekor Lubuk; 5. Kelurahan Sigando; 6. Kelurahan Tanahk Pak Lambik; 7. Kelurahan Koto Panjang; 8. Kelurahan Ganting. Peta 1.1: Peta Administrasi Kabupaten/Kota dan Cakupan Wilayah Kajian Sumber : RTRW Kota Padang Panjang Tahun 2012-2032 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) adalah tersusunnya dokumen perencanaan strategis sanitasi kota yang dapat dijadikan rujukan perencanaan pembangunan sanitasi Kota Padang Panjang. Tujuan dari penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kota adalah sebagai dokumen perencanaan pembangunan sektor sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi Kota Padang Panjang oleh semua pihak terkait. Secara khusus tujuan dijabarkan menjadi : Dokumen Strategi Sanitasi Kota Padang Panjang disusun sebagai acuan dalam penyusunan rencana pembangunan sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi di Kota Padang Panjang Strategi Sanitasi Kota memuat gambaran visi, misi, tujuan dan sasaran sektor sanitasi Kota Padang Panjang dan kebijakan pembangunan Sanitasi Kota padang Panjang Sebagai dasar penentuan kebijakan bagi para pemangku kepentingan di Kota Padang Panjang dalam merumuskan dan menentukan strategi, tahapan dan arahan kegiatan dalam pembangunan sanitasi di Kota Padang Panjang
Pedoman bagi para pemangku pembangunan khususnya pembangunan sanitasi di Kota Padang Panjang terutama pemerintah daerah, pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat, masyarakat serta pihak swasta untuk berperan aktif dalam mendukung pembangunan sanitasi di Kota Padang Panjang. 1.4 Metodologi Metode yang digunakan dalam penyusunan SSK ini menggunakan beberapa pendekatan dan alat bantu, secara bertahap untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang lengkap. Metode penyusunan SSK ini, terdiri dari tahapan-tahapan berikut ini: Menetapkan kondisi pengelolaan sanitasi saat ini dan kondisi sanitasi yang diinginkan Kota Padang Panjang ke depan yang dituangkan kedalam visi, misi sanitasi kota, serta tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi kota. Dalam perumusannya mengacu pada Buku Putih Sanitasi (BPS), Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Renstra SKPD, RAD MDGs dan dokumen perencanaan lainnya yang ada di Kota Padang Panjang. Menilai kesenjangan antara kondisi pengelolaan sanitasi saat ini dengan kondisi yang diinginkan. Analisis kesenjangan ini digunakan untuk mendiskripsikan isu strategis dan kendala sektor sanitasi yang mungkin akan dihadapi dalam mencapai tujuan. JENIS DATA Jenis data yang digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota Padang Panjang adalah: 1. Data Primer yakni data yang diperoleh dari survei lapangan, interview dengan narasumber. 2. Data sekunder yakni data yang diperoleh dengan melakukan kajian terhadap dokumendokumen strategis daerah antara lain RTRW, RPJMD, RPJPD, RPIJM, APBD Kota, Padang Panjang Dalam Angka, Renstra SKPD, RAD MDGs data dokumen pendukung lainnya seperti aturan-aturan baik dari pusat, provinsi dan kota TEKNIK PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data menggunakan berbagai teknik antara lain : Kajian Literatur, data sekunder Observasi, wawancara responden FGD dan indepth interview Studi spesifik: Kesadaran masyarakat dan pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan (PMJK), Pemetaan media, Partisipasi dunia usaha, Pendanaan dan pembiayaan, Kelembagaan. Studi Environmental Health Risk Assesment (EHRA)
PROSES PENYUSUNAN STRATEGI SANITASI KOTA SALATIGA Sebagai bagian dari proses, maka penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kota Padang Panjang mengikuti langkah-langkah antara lain: Pengkajian Fakta Sanitasi Penyusunan Visi dan Misi Sanitasi Kota Penentuan Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Identifikasi Isu dan Hambatan Strategis Perumusan Strategi Penyusunan Program dan Kegiatan Sanitasi Konsultasi Publik dan Finalisasi SSK Secara umum proses penyusunan Strategi Sanitasi Kota Padang Panjang tergambar pada diagram di bawah ini: Gambar 1.1 Proses penyusunan Strategi Snitasi Kota Padang Panjang
1.5 Posisi SSK dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Strategi Sanitasi Kota (SSK) pada dasarnya bukan tujuan, akan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut yakni pada pembangunan sektor sanitasi. Oleh karena itu, SSK disusun secara komprehensif, skala kota, disusun dengan proses perpaduan antara top down dan bottom up yang berfungsi sebagai dokumen sumber (source document). Dengan posisi demikian, maka SSK perlu diinternalisasikan ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran kota, dengan melakukan advokasi ringkasan SSK kepada para pengambil kebijakan yang tepat. a. Hubungan RPJMD dengan Strategi Sanitasi Kota RPJMD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dipergunakan sebagai sumber dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota. Oleh karena itu, Strategi Sanitasi Kota ini merupakan penjabaran operasional dari RPJMD khususnya yang berkaitan dengan pembangunan sanitasi yang bersifat lintas sektor, komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif sesuai dengan konsep dasar pemikiran RPJMD. b. Hubungan Renstra SKPD dengan Strategi Sanitasi Kota Renstra SKPD sebagai penjabaran dari RPJMD juga dipergunakan sebagai bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota. Renstra SKPD dipergunakan sebagai dasar dari penyusunan Strategi Sanitasi Kota, maka implementasi pembangunan sanitasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan SKPD yang terkait dengan sanitasi c. Hubungan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padang Panjang dengan Buku Putih Sanitasi RTRW dipergunakan sebagai salah satu bahan dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Startegi Sanitasi Kota, dimana untuk rencana tahun 2013 perkiraan jumlah penduduk dan volume sektor sanitasi diperhitungkan sesuai dengan perkiraan dan prediksi dalam RTRW. Strategi Sanitasi Kota mengarah pada operasionalisasi teknis urusan khusus sanitasi dari RTRW, agar pada saat pengendalian pemanfaatan ruang wilayah terlaksana pula implementasi dari Strategi Sanitasi Kota. d. Hubungan Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals (MDGs) dengan Strategi Sanitasi Kota Salah satu tujuan disusunnya Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota adalah memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang disepakati bersama yang tertuang dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals (MDGs) yakni Tujuan (Goal) 7 yaitu Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup. Pencapaian target Goal 7 berdasarkan salah satu indikator, yaitu : Rumah tangga yang memanfaatkan akses sanitasi dasar (pengolahan air limbah, pengelolaan sampah, sistem drainase) pada tahun 2015 meningkat menjadi 81% dari tahun 2010 sebesar 76,17%;