I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemakaian energi listrik dan energi panas dewasa ini cukup pesat kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan proses manufaktur, tetapi juga untuk operasi-operasi pendukung. Khususnya pada pabrik kelapa sawit sangat banyak ditemui energi yang tidak termanfaat dan terbuang begitu saja. Energi tersebut dapat dipergunakan seoptimal mungkin dengan mempergunakan beberapa peralatan. Pengoptimalan penggunaan energi yang ada di pabrik kelapa sawit akan mengurangi penguapan ke atmosfer dan mengurangi polusi udara atmosfer.salah satu cara untuk pengoptimalan energi tersebut adalah memanfaatkan energi gas buang sebagai pemanas air umpan ketel uap. Pada tahun 1960 mulai dipertimbangkan secara menyeluruh dalam masalah lingkungan. Salah satu pertimbangan dalam hal tersebut adalah karena banyaknya peningkatan energi dalam penguapan ke atmosfer. Hal itu dititik beratkan dalam hal efeknya terhadap iklim. Efek ini diketahui setelah dilakukan eksperimen di Los Angles dan di Tokyo. Dan pada eksperimen tersebut ditunjukkan polusi udara akibat dari gas buang dari mesin-mesin dan pabrik.(hady Situmorang 2007) Teknik manajemen energi dan teknik pemanfaatan kembali limbah panas (heat recovery) menjadi hal yang lebih penting. Dalam usaha penghematan energi perlu dikembangkan pemanfaatan gas buang dari pabrik kelapa sawit sebagai pengeringan di kernel dryer. Dalam hal ini yang dapat memindahkan panas dari gas buang boiler sebagai pengeringan kernel dryer disebut APK (Alat Penukar Kalor). Pada 1
industri-industri alat penukar kalor merupakan peralatan vital terutama pada industri pengolahan yang memproses energi sisah pembakaran yang dihasilkan pabrik kelapa sawit yang masih menghasilkan energi termal yang dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan gas buang boiler akan mempunyai keuntungan memperkecil biaya pada proses pemanasan yang dipakai, juga dapat menurunkan temperatur gas buang sehingga memperkecil pencemaran lingkungan. Jika gas asap boiler digunakan secara optimal, maka akan terjadi penghematan bahan bakar dan terjadi surplus cangkang. Surplus cangkang ini dapat menggantikan bahan bakar fosil, yaitu batu bara, minyak dan gas di industri lainnya, sehingga dapat mengurangi konsumsi bahan bakar fosil. Jika ini terjadi, akan berkurang penggunaan gas, batu bara dan minyak bumi. Maka untuk hal ini industri kelapa sawit telah berkontribusi mengurangi konsumsi bahan bakar fosil. Pada penelitian sebelumnya dilakukan oleh Sari Dewi Sugesti yaitu menganalisa potensi kalor yang terdapat pada gas buang boiler di chimney. Namun belum di ketahui kehilangan kalor pada gas keluaran APK pada pemanfaatan gas buang boiler. Maka penelitian ini akan melakukan Analisa kehilangan kalor pada gas keluaran APK pada pemanfaatan gas buang boiler. dan Terkait dengan ide terbaru tersebut, jika dikelola dengan baik, proses pengolahan di pabrik kelapa sawit (PKS) dapat lebih bersahabat dengan lingkungan karena berpeluang menyumbangkan sumber energi alternatif. Upaya meningkatkan efisiensi secara menyeluruh dapat menyebabkan PKS surplus 2
cangkang. Surflus ini dapat menggantikan bahan bakar fosil, yaitu batu bara, minyak dan gas untuk industri. Hal ini dapat digunakan sebagai alasan untuk manajemen energi PKS. PKS dikenal sebagai industri yang self energi. Sumber energi yang menggerakkan pabrik di hasilkan sendiri oleh pabrik tersebut. Operasional pabrik menggunakan produk sampingan yaitu fiber dan cangkang sebagai sumber energi pabrik. Fiber dan cangkang dibakar di boiler untuk menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan boiler digunakan memutar turbin untuk menghasilkan energi listrik. Uap sisah di gunakan pada proses pengolahan kelapa sawit, antara lain unit sterilizer, digester, screw press, stasiun klarifikasi dan stasiun kernel dryer. Stokiometrik udara Bahan bakar Gas Steam keluar Konveksi & radiasi Blow down Abu dan bahan bakar yang tidak terbakar Gambar 1. Neraca Kalor Pabrik Kelapa Sawit 3
B. Rumusan Masalah Berkaitan dengan latar belakang di atas, penelitian ini di analisa tentang kehilangan kalor pada gas keluaran APK pada pemanfaatan gas buang boiler untuk pengeringan di kernel dryer.agar di harapkan dapat di gunakan sebagai sumber energi pada pengeringan di kernel dryer.peneliti terdahulu telah dilakukan analisa kehilangan kalot pada gas buang boiler namun belum di temukan kehilangan kalor pada gas keluaran APK pada pemanfaatan gas buang boiler. 1. Berapakah temperatur gas buang yang keluar dari boiler masuk ke APK? 2. Berapakah temperatur gas keluaran APK 3. Berapakah kehilangan kalor gas buangan APK dengan tiga jenis APK yang berbeda? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kehilangan kalor pada gas keluaran APK pada pemanfaatan gas buang boiler sebagai penukar panas di kerneel dryer. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Memanfaatkan energi thermal dari gas buang boiler sebagai sumber pengeringan di kernel dryer. 2. Dapat menghemat penggunaan uap. 3. Dapat menghemat bahan bakar boiler. 4
4. Mengurangi tingkat pelepasan energi penguapan ke atmosfir yang akan mengakibatkan efek rumah kaca dibumi. E. Batasan Masalah Dari judul Tugas Akhir yaitu Analisa kehilangan kalor pada gas keluaran APK pada pemanfaatan gas buang boiler maka diambil suatu kebijakan : 1. Pembahasan hanya menitik baratkan pada potensi kehilangan kalor yang terkandung di gas keluaran APK, dengan membandingkan tiga jenis APK yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pembahasan ruang lingkup yang telah luas, disamping itu pembicaraan diluar perencanaan yang telah ditetapkan tentunya akan membutuhkan studi tersendiri dan dengan pembahasan yang khusus pula. 5