BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis. Keterampilan berbahasa merupakan empat komponen, yaitu keterampilan memyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis (Tarigan, 2008:1). Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat dengan proses-proses berfikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula pemikirannya. Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, artinya suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan sehingga gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran pembicara dapat dipahami orang lain. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta di kembangkan sesuai dengan kebutuhan- kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak. Menurut Mulgrave (dalam Tarigan 2008:16), setiap orang dikodratkan untuk bisa berbicara atau 1
2 berkomunikasi secara lisan, tetapi tidak semua memiliki keterampilan untuk berbicara secara baik dan benar. Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan berbicara seharusnya mendapat perhatian dalam pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah dasar yang salah satunya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Standar Kompetensi (SK) untuk siswa kelas V Semester satu aspek berbicara dinyatakan mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara, sedangkan dalam Kompetensi Dasar (KD) yaitu "Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa" (Depdiknas, 2006:327). Dalam Kompetensi Dasar tersebut siswa dituntut untuk dapat menanggapi persoalan, memberi saran, menggunakan pilihan kata yang benar serta berbahasa yang santun dan dalam pembelajaran keterampilan berbicara siswa juga diharapkan dapat berbicara dengan baik dengan memperhatikan intonasi, pelafalan, volume suara, pilihan kata, keterampilan mengembangkan ide. Berdasarkan hasil observasi terhadap guru sekolah dasar kelas V SDN Purwodadi 2 Malang, diketahui minat siswa dalam kegiatan berbicara masih rendah, siswa cenderung kurang berani untuk berbicara ke depan kelas. Siswa merasa takut salah dan kurang percaya diri saat ditunjuk untuk berbicara ke depan kelas, hal itu disebabkan pula kurangnya penggunaan media pembelajaran yang dapat menarik antusias siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang optimal. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data yang diperoleh peneliti bahwa sebagian besar hasil belajar
3 siswa kelas V SDN Purwodadi 2 Malang dalam pembelajaran keterampilan berbicara di bawah KKM. Siswa dikatakan tuntas apabila lebih dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70. Data hasil belajar siswa yang diperoleh menunjukan dari 30 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan terdapat 7 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM dengan prosentase 23,3% siswa yang tuntas. Data tersebut menunjukan bahwa masih ada 23 siswa dengan prosentase 76,6% siswa masih belum memenuhi KKM. Dari kondisi tersebut, maka guru dituntut untuk lebih kreatif dan menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran keterampilan berbicara agar siswa lebih antusias sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik dan tercipta keefektifitasan proses pembelajaran keterampilan berbicara. Berdasarkan permasalahan dalam keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Purwodadi 2 Malang, maka diperlukan pemecahannya. Pemecahan itulah yang menjadi arah dari penelitian ini. Untuk mengasah kemampuan berbahasa terutama dalam keterampilan berbicara, perlu di hadirkan media yang dapat meningkatkan antusias siswa dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara siswa. Menurut Hamalik melalui Arsyad (2011:15) media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan dapat membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Demikian pula, Suhartono (2005:143), menyatakan bahwa kegiatan pengembangan berbicara siswa pada umumnya dilakukan dalam bentuk interaksi belajar mengajar. Kegiatan itu dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh adanya media atau
4 sarana prasarana. Media pembelajaran berfungsi sebagai alat yang menarik perhatian dan untuk menumbuhkan minat siswa berperan serta dalam proses pembelajaran dan media pembelajaran juga berfungsi sebagai alat untuk menghindari verbalisme. Media pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini adalah media Boneka Dua Dimensi. Penggunaan Boneka Dua Dimensi dimaksudkan untuk memotivasi siswa agar berfikir kreatif, sebagai iliutrasi dan sebagai kegiatan siswa. Dalam hal ini siswa dilatih untuk menuangkan ide-ide untuk berbicara atau bercerita yang ditemukan dari tokoh Boneka Dua Dimensi. Siswa menentukan sendiri karakternya, lalu dituangkan secara bebas dengan kata-kata sendiri untuk menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa sesuai dengan kompetensi dasar di sekolah. Boneka Dua Dimensi merupakan gambar boneka dari bidang datar yang dapat dilihat dari satu arah yaitu dari depan saja. Boneka tiruan ini terbuat sebuah gambar boneka yang karakternya di sesuaikan dengan kreatifitas siswa, kemudian gambar tersebut ditempel pada kertas karton dan digunting sesuai bentuk. Setelah di gunting terbentuklah sebuah boneka sederhana yang bisa terlihat dari satu arah saja namun untuk memudahkan memainkannya boneka tersebut di pasang kayu pegangan. Adapun kelebihan media Boneka Dua Dimensi ini dari media yang yang lainnya antara lain: memudahkan siswa untuk memperoleh dan mengembangkan ide cerita, siswa dapat mengekspresikan ide-idenya, menarik perhatian dan minat siswa, meningkatkan daya imajinasi siswa, mendorong spontanitas siswa.
5 Berdasarkan dari beberapa kelebihan tersebut dan rendahnya keterampilan berbicara siswa media Boneka Dua Dimensi dipilih untuk meningkatkan keterampilan berbicara melalui PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Media Boneka Dua Dimensi juga belum pernah diterapkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Purwodadi 2 Malang. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut. 1. Keterampilan berbicara siswa masih rendah. 2. Hasil belajar keterampilan berbicara siswa rendah. 3. Minat dan antusias siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara kurang. 4. Pembelajaran Bahasa Indonesia kurang menggunakan media yang menarik minat siswa. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukanya penggunaan media Boneka Dua Dimensi untuk menarik minat dan antusias siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek keterampilan berbicara sehingga dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Purwodadi 2 Malang.
6 1.3 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.3.1 Bagaimana upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui penggunaan media Boneka Dua Dimensi siswa kelas V SDN Puwodadi 2 Malang? 1.3.2 Bagaimana hasil peningkatan keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penggunaan media Boneka Dua Dimensi siswa kelas V SDN Purwodadi 2 Malang? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.4.1 Memberikan gambaran proses peningkatan hasil belajar keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penggunaan media Boneka Dua Dimensi siswa kelas V SDN Purwodadi 2 Malang. 1.4.2 Mengetahui hasil peningkatan keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penggunaan media Boneka Dua Dimensi siswa kelas V SDN Purwodadi 2 Malang.
7 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan landasan bagi para peneliti lain untuk mengadakan penelitian sejenis dalam rangka meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada khususnya keterampilan berbahasa pada umumnya. 1.5.2 Secara Praktis a) Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan positif terhadap kualitas pembelajaran bahasa Indonesia, khusunya keterampilan berbicara menggunakan alat peraga atau media. Dan menanamkan pentingnya penggunaan media dalam proses pembelajaran. b) Bagi guru a. Guru termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan. b. Guru mendapatkan sebuah pilihan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian melalui penggunaan media pembelajaran. c) Bagi siswa Meningkatkan hasil belajar keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaraan bahasa Indonesia serta meningkatkan minat belajar siswa. d) Bagi Peneliti Dapat menambah pengalaman dan bekal pembelajaran sebagai calon guru dan dapat menemukan dan memecahkan suatu permasalahan pembelajaran.
8 1.6 Batasan Istilah Agar diperoleh pemahaman yang sama antara penyusun dan pembaca tentang istilah pada judul skripsi ini, maka perlu adanya pembatasan istilah sebagai berikut. 1. Hasil belajar keterampilan berbicara adalah kemampuan atau keterampilan seseorang mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikaan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan setelah menerima pengalaman belajarnya dikutip dari Tarigan (2008:15) 2. Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam Azhar Arsyad (2011:3) 3. Boneka dua dimensi adalah tiruan manusia atau hewan yang dibentuk dari bidang datar dan tidak memiliki volume serta hanya bisa dilihat dari satu arah saja.