A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai dengan resiko yang bersedia mereka tanggung dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Sangat penting bagi perusahaan untuk selalu memperhatikan kepentingan para pemilik modal dengan jalan memaksimalkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangannya. Motif pemilik modal atau investor menanamkan dananya pada sekuritas adalah mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang maksimal dengan resiko tertentu atau memperoleh return tertentu pada resiko yang minimal. Pasar modal dan industri sekuritas juga merupakan salah satu indikator untuk menilai perekonomian suatu negara berjalan baik atau tidak. Hal ini disebabkan perusahaan yang masuk ke pasar modal adalah perusahaan-perusahaan besar dan kredibel di negara yang bersangkutan, sehingga jika terjadi penurunan kinerja pasar modal bisa dikatakan telah terjadi pula penurunan kinerja di sektor riil (Sutrisno, 2001:53). Analisis keuangan sangat tergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi yang lain seperti informasi industri, keadaan perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya.
Analisis rasio keuangan sebagai instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktik bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif, bergantung pada untuk apa suatu analisis dilakukan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan (Jogiyanto, 2000:72). Dengan analisa rasio keuangan ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan. Analisa rasio keuangan dapat juga dipakai sebagai sistem peringatan awal (early warning system) terhadap kemunduran kondisi keuangan perusahaan yang mengakibatkan tidak akan memberikan kepastian going concern perusahaan khususnya untuk perusahaan yang go public. Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi produk. Untuk menarik investor, perusahaan harus mampu menunjukkan kinerjanya. Pengukuran kinerja dapat dilakukan menggunakan rasio keuangan. Investor tertarik dengan saham yang memiliki return positif dan tinggi karena akan meningkatkan kesejahteraan investor. Investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan analisis kinerja perusahaan antara lain menggunakan rasio keuangan sehingga kinerja keuangan perusahaan berkaitan dengan return perusahaan (Husnan, 2003 :44). Penelitian yang dilakukan oleh Wahid Wachyu Adi Winarto menggunakan variabel independen debt to equity ratio (DER), earning per share (EPS), price
earning ratio (PER) dan price to book value (PBV). Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara simultan variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara parsial dari empat variabel bebas hanya tiga variabel yaitu DER, EPS dan PBV yang berpengaruh secara signifikan sedangkan PER terhadap return saham tidak berpengaruh signifikan. Roy Bramantyo (2006) penelitiannya melibatkan 4 variabel yang terdiri dari debt equity ratio (DER), price to book value (PBV), dan dividend pay out ratio (DPR) sebagai variabel independen dan variable return saham sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik secara parsial ataupun secara simultan variabel debt equity ratio, price to book value, dan dividend payout ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sri Artatik (2007) penelitiannya tentang return saham, yang mana variabel independennya earning per share (EPS) dan price earning rasio (PER). Dari hasil penelitian ini dapat di ambil kesimpulan secara simultan ada pengaruh antara EPS dan PER terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di BEJ. Secara parsial EPS berpengaruh terhadap return saham sedangkan PER tidak berpengaruh terhadap return saham. Dengan demikian hanya variabel EPS yang berpengaruh terhadap return saham. Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil objek penelitian yaitu perusahaan Aneka Industri yang terdaftar di BEI. Adanya hubungan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu dengan menggunakan variabel yang sama dan dengan tambahan variabel yang baru. Aneka industri yang menjadi objek penilitian ini adalah merupakan salah satu
nama klasifikasi saham untuk industri di bursa efek indonesia. Aneka industri ini dipilih sebagai objek karena terdapat industri otomotif dimana pertumbuhan penjualan produk otomotif meningkat setiap tahunnya. Aneka Industri terdiri dari kelompok mesin dan alat-alat berat, otomotif dan komponennya, tekstil dan garmen, sepatu, kabel, elektronik dan kelompok lainnya. Salah satu dari industri otomotif di Aneka Industri ini adalah Astra Internasional. Astra Internasional telah menunjukkan kenaikan pertumbuhan laba di tahun 2007 sebesar 75,62 % dan return saham yang dihasilkan sebesar Rp.11.600 ini dilihat dari penutupan harga saham 2006 sebesar Rp.15.700 di tahun 2007 penutupan harga saham sebesar Rp.27.300 per lembar saham. Informasi ini akan menjadikan suatu alasan seorang investor untuk berinvestasi dengan harapan mendapatkan return yang tinggi dari emiten. Penulis mencoba untuk mengetahui adanya konsistensi rasio yang mempengaruhi return saham. Faktor-faktor yang diangkat dalam penelitian ini yaitu earning per share (EPS), debt to equity ratio (DER), price earning ratio (PER), dan return on equity (ROE). Penelitiaan ini dilakukan untuk menguji kembali, baik dengan adanya variabel independen yang sama, perbedaan dengan penelitian sebelumnya maupun juga subjek serta periode penelitian. Berdasarkan alasan tersebut, judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Pengaruh Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return On Equity (ROE) terhadap Return saham pada perusahaan kelompok Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh antara earning per share, debt to equity ratio, price earning ratio dan return on equity terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan kelompok Aneka Industri di BEI Tahun 2007, 2008 dan 2009. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara antara earning per share, debt to equity ratio, price earning ratio dan return on equity terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan kelompok Aneka Industri yang terdaftar di BEI Tahun 2007, 2008 dan 2009. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini ditujukan untuk akademisi, investor dan emiten. 1. Akademisi, untuk menambah wawasan tentang prilaku pasar modal khususnya mengenai return saham perusahaan. 2. Investor, penelitian ini bermanfaat untuk referensi dalam menentukan strategi investasinya. 3. Emiten, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam strategi penciptaan nilai bagi pemegang saham (stockholder).