BAB I PENDAHULUAN. filter), rokok arab (rokok shisha), sampai gaya modern (rokok elektrik). Banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan 45% wanita yang merokok, dan 27% wanita hamil yang merokok,

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. Prevalensi global berat badan lahir

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Saat ini merokok dianggap sebagai suatu perilaku yang permisif dan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

BAB I PENDAHULUAN. impotensi, emfisema, dan gangguan kehamilan (Pergub DIY, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lantaran tidak mampu menahan rasa nyeri bahkan ada yang sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

HEART ATTACK PREVENTION

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang bisa membuat. ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok.

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan.

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kegiatan yang sering dilakukan manusia untuk mendapatkan rasa nikmat disetiap hisapannya. Rokok sekarang sudah berkembang mulai dari merokok dengan gaya konvensional (rokok kretek dan filter), rokok arab (rokok shisha), sampai gaya modern (rokok elektrik). Banyak orang yang merasakan manfaat positif dari menghisap sebatang rokok, ada yang merasa lebih tenang, meningkatkan kecerdasan sehingga memunculkan ide-ide kreatif (Sukendro, 2007). Dibalik kenikmatan merokok dan manfaat sementara yang dirasakan, merokok ternyata mengandung lebih banyak sisi negatif daripada sisi positifnya. Dengan mempertimbangkan manfaat dan mudarat dari rokok dan aktifitas merokok sehingga PP. Muhammadiyah mengeluarkan fatwa haram rokok, ini merupakan upaya dari PP. Muhammadiyah terkait penyelamatan peradaban (Zulkifli, 2010). Rokok mengandung tar, nikotin, karbon monoksida, dan timah hitam yang dimana keempat zat kimia tersebut memiliki beberapa efek negatif bagi tubuh kita. Dari beberapa hasil penelitian jika zat itu masuk kedalam tubuh kita maka akan berpengaruh terhadap kesehatan. Kita juga sudah sangat familiar dengan kata-kata tentang bahaya merokok, seperti merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan. Tentunya efek negatif merokok tidak sebatas itu saja ada beberapa efek lainnya jika perokok tersebut kaum hawa. Wanita perokok mempunyai risiko dua kali 1

lebih besar mengalami kehamilan diluar kandungan (extrauterine), dismenore, dan kanker kandungan (Lubis, 1994). Merokok merupakan aktifitas yang sering dilakukan oleh kaum laki-laki. Seiring berjalannya waktu merokok tidak hanya dinikmati oleh kaum laki-laki saja tapi juga mulai merambah kepada kaum wanita. WHO memperkirakan saat ini ada sekitar 1,26 milyar penduduk yang sudah dewasa memiliki kebiasaan merokok. Dari total jumlah tersebut 200 juta orang diantaranya merupakan kaum wanita (Syawal dkk, 2008). Indonesia yang merupakan Negara berkembang memiliki jumlah perokok sekitar 800 juta. Jumlah perokok akan semakin meningkat seiring dengan selalu bertambahnya jumlah penduduk (Syawal dkk, 2008). Penelitian yang bertajuk "Smoking Prevalence and Cigarette Consumption in 187 Countries, 1980-2012 menurut hasil penelitian tentang rokok diatas ada peningkatan konsumsi rokok di Indonesia dan diperkirakan 52 juta penduduk Indonesia merokok sedangkan jumlah perokok wanita Indonesia yaitu 3,4 persen dari total perokok di negeri ini (Tempo, Edisi 9 Januari 2014). Gangguan yang disebabkan oleh aktifitas merokok yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi pada wanita dapat bermacam-macam bentuknya, mulai dari gangguan haid, early menopause (lebih cepat berhenti haid) hingga sulit untuk hamil. Pada wanita perokok terjadi pula peningkatan risiko munculnya kasus kehamilan di luar kandungan dan keguguran. Selain itu, sebagaimana yang tertulis dengan jelas dalam setiap kemasan rokok, kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya kecacatan pada janin. Sejauh ini terdapat kurang lebih dua puluh penelitian yang memaparkan kaitan merokok dengan infertilitas. Penelitian pada mencit menunjukkan, nikotin dalam rokok 2

menyebabkan gangguan pematangan ovum (sel telur). Hal inilah yang diduga menjadi penyebab sulitnya terjadi kehamilan pada wanita yang merokok. Selain itu, nikotin juga menyebabkan gangguan pada proses pelepasan ovum dan memperlambat motilitas tuba, sehingga risiko seorang wanita perokok untuk mengalami kehamilan di luar kandungan menjadi sekitar 2-4 kali lebih tinggi dibandingkan wanita bukan perokok (Megawati, 2006). Menurut Megawati (2006) merokok dapat menyebabkan dismenore saat menstruasi dikarenakan rokok mengandung zat yang dapat mempengaruhi metabolisme estrogen, sedangkan estrogen berperan mengatur proses menstruasi dan kadar estrogen harus cukup di dalam tubuh. Estrogen apabila kadarnya kurang maka akan mengganggu metabolisme sehingga akan menyebabkan gangguan pada alat reproduksi termasuk dismenore. Menurut Elizabeth (2009) kram akibat haid yang kuat dapat menyebabkan terjadinya endometriosis (pertumbuhan jaringan uterus di luar uterus yang menyebabkan nyeri), keluhan dismenore harus selalu dianggap serius dan harus dilakukan upaya untuk mengurangi insidensnya. Dismenore adalah haid disertai nyeri yang terjadi tanpa tanda-tanda infeksi atau penyakit panggul (Elizabeth, 2009). Dismenore adalah rasa nyeri selama menstruasi yang ditandai dengan rasa kram di perut bawah (Simanjuntak, 2008). Dismenorea didefinisikan sebagai nyeri haid yang sedemikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari (Okparasta, 2003). Dismenore adalah sakit saat menstruasi sampai dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (Manuaba, 2001). 3

Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap Negara mengalami dismenore. Menurut Novia dan Puspitasari (2008) di Amerika Serikat, dismenore didapatkan 30-70% wanita dalam usia reproduksi, serta 60-70% wanita di dewasa yang tidak menikah. Penelitian di Swedia menemukan 30% wanita pekerja industri menurun penghasilanya dikarenakan dismenore. Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64.25% yang terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36% dismenore sekunder (Info sehat, 2008). Di Surabaya didapatkan 1,07%-1,31% dari jumlah penderita dismenore datang kebagian kebidanan (Harunriyanto, 2008). Wanita di Indonesia banyak diantaranya mengeluh bahwa aktivitas mereka menjadi terbatas akibat dismenore. Di Indonesia sudah ada undang-undang yang mengatur tentang Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid (UU No. 13 Th. 2003). Dismenore sangat mengganggu kegiatan sehari-hari seperti aktifitas belajar, pekerjaan, aktifitas sosial maupun aktifitas lainnya. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi seperti endometriosis dapat menyebabkan masalah kesuburan serta dapat meningkatkan risiko kehamilan di luar rahim (kehamilan ektopik). Menurut Anurogo (2008) terdapat beberapa komplikasi yang bisa terjadi jika diagnosis dismenore sekunder diabaikan atau terlupakan, maka patologi yang mendasari (underlying pathology) dapat memicu kenaikan morbidity (angka kematian), termasuk sterility (kemandulan) dan Isolasi sosial dan/atau depresi. 4

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 3 Januari 2015 mengkaji wanita yang mempunyai perilaku merokok, mereka mengaku awalnya coba-coba bersama teman sebaya dan akhirnya menjadi kebiasaan. Dari hasil wawancara yang dilakukan, para wanita yang merokok ini tidak segan-segan mengeluarkan uang Rp. 3000 sampai dengan Rp. 15.000 dalam satu harinya. Dari 7 wanita perokok yang diwawancarai mengaku sudah mengerti akan bahaya dari perilaku merokok. Mereka memiliki alasan tersendiri untuk terus merokok diantaranya, 3 orang mengatakan untuk menghilangkan rasa jenuh, 2 orang mengatakan bahwa merokok memberikan rasa tenang, dan 2 orang lagi mengatakan rokok dapat memberikan inspirasi. Dari 7 orang wanita tersebut mengatakan bahwa mereka mengalami dismenore. Selain itu mereka mengatakan bahwa dismenore yang dirasakan membuat aktifitasnya terganggu sehingga mereka tidak dapat melakukan aktifitas seperti biasa. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti hubungan perilaku merokok terhadap kejadian dismenore di kota Malang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian yaitu Apakah terdapat hubungan perilaku merokok terhadap kejadian dismenore di kota Malang. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui apakah ada hubungan perilaku merokok terhadap kejadian dismenore di kota Malang. 5

1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengidientifikasi perilaku merokok pada wanita. b. Mengidientifikasi kejadian dismenore pada wanita. c. Menganalisis hubungan perilaku merokok pada wanita dengan kejadian dismenore 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi tambahan pengetahuan tentang hubungan merokok terhadap kejadian dismenore pada wanita di kota Malang serta menambah pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah. 1.4.2 Manfaat Bagi Perawat & Layanan Kesehatan Setelah dilakukan penelitian terhadap hubungan perilaku merokok terhadap angka kejadian dismenore pada wanita di kota Malang diharapkan perawat dan petugas kesehatan lainnya dapat menyelesaikan permasalahan terkait penanganan serta memotivasi masyarakat serta meningkatkan status kesehatan keluarga serta mampu memberikan perawatan yang terbaik kepada wanita penderita dismenore. 1.4.3 Manfaat Bagi Wanita Perokok Diharapakan hasil penelitian ini dapat membuat wanita yang merokok lebih meningkatkan pengetahuan, mengamalkan perilaku hidup sehat, dan meningkatkan status kesehatan terutama melakukan tindakan untuk berhenti merokok. 6

1.4.4 Manfaat Bagi Ilmu Keperawatan Sebagai bahan informasi dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan mengenai hubungan perilaku merokok terhadap angka kejadian dismenore pada wanita. 1.4.5 Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman dalam melakukan tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah yang muncul pada penderita dismenore yang lebih baik. Penelitian ini juga bisa sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi pembangunan Bangsa dan Negara dalam upaya peningkatan mutu kualitas sumber daya manusia dan dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya. 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain yaitu : a. Faktor Resiko yang Mempengaruhi Kejadian Dismenore Primer, penelitian ini menggunakan metode cross section. Penelitian ini dilakukan di Desa Banjar Kemantren dengan pertimbangan gejala dismenore primer bisa dialami oleh setiap wanita yang mengalami menstruasi. Adapun variabel independen yang diteliti terdiri dari usia saat wawancara, usia pertama kali menstruasi (menarkhe), lama menstruasi, status pernikahan, pengalaman melahirkan, status gizi, riwayat keluarga atau keturunan, kebiasaan olahraga, dan kebiasaan merokok. Sedangkan variabel dependen adalah kejadian dismenore primer. Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Junizar (2004), bahwa dismenore primer umumnya terjadi pada usia 15 30 tahun dan sering 7

terjadi pada usia 15 25 tahun yang kemudian hilang pada usia akhir 20- an atau awal 30-an. b. The Effect of Passive Smoking on The Incidence of Primary Dysmenorrhea. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, dengan pendekatan kohor retrospektif dan teknik sampling paparan tetap. Peneliti melakukan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan informasi. Penelitian dilaksanakan di 3 kecamatan kota Surakarta, yakni kecamatan Jebres, Lawean dan Pasar Kliwon. Sebanyak 120 orang wanita berpartisipasi dalam penelitian ini, dibagi menjadi 60 perempuan perokok pasif dan 60 wanita non perokok. Data dianalisis dengan SPSS 17,0 untuk Windows. Hasil dari penelitian ini menunjukkan prevalensi dismenorea primer yang lebih rendah (p kurang dari 0.001) pada kelompok wanita tidak terpapar dibandingkan pada kelompok wanita yang terpapar. Pada kalangan wanita yang tidak terpapar asap rokok, 33,3% diantaranya mengalami dismenore primer, sedangkan pada kalangan wanita yang terpapar asap rokok, 91,7% diantaranya mengalami dismenore primer. Hasil chi square (X2) pada penelitian ini ialah 43,556 (p.0.05). Diantara siklus paparan asap tembakau lingkungan, terdapat hubungan dosisrespon yang positif dan signifikan antara paparan asap tembakau dan peningkatan kejadian dismenore di dalam studi kohor ini. Kesimpulan, terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat insiden dismenore primer antara wanita yang merokok pasif dan wanita yang tidak merokok. Dengan rasio odds 23 yang berarti bahwa wanita perokok 8

pasif memiliki risiko 23 kali lebih besar untuk menderita dismenore primer dibanding dengan wanita bukan perokok. 9