BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instansi Pemerintah mempunyai fungsi utama sebagai pelayan bagi kepentingan publik. Sebagai pelayan kepetingan publik, sudah selayaknya pemerintah dapat melayani masyarakat dalam memenuhi keperluannya. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menjalankan aktifitasnya didukung/didanai oleh APBD Provinsi yang pada hakikatnya berasal dari pajak daerah yang dibayarkan oleh masyarakat. Sebagai timbal balik dari pajak yang diterima selayaknya Pemerintah sebagai regulator mengembalikan lagi kemasyarakat melalui pelayanan yang diberikan oleh Instansi / Badan / Lembaga / OPD terkait sesuai dengan bidang nya/ Tupoksi masing-masing. Pemerintah merupakan lembaga yang melayani kepentingan masyarakat dalam lingkup pembangunan nasional yang memiliki tiga peran penting, yaitu pelaksanaan Ekonomi, Efisiensi, dan Efektivitas jalannya roda pemerintahan, hal tersebut perlu didukung dengan mekanisme pengukuran kinerja yang baik. Tingkat pelayanan yang diberikan oleh suatu instansi pada masyarakat sangat dipengaruhi oleh keadaan internal instansi pemerintah yang antara lain tertib administrasi, SDM, keuangan, peralatan, sarana dan prasarana, sehingga hal tersebut dapat dipakai sebagai fasilitas untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dan stakeholder. 1
2 Setiap kegiatan dalam instansi pemerintah harus didukung oleh sistem administrasi yang memadai dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas sehingga para pelaksana bekerja sesuai dengan fungsinya yang sudah ditentukan sehingga pelayanan kepada masyarakat optimal. Jika tingkat pelayanan kepada masyarakat belum optimal maka harus dicari penyebabnya baik yang bersifat teknis maupun administratif. Sehingga tingkat pelayanan tersebut bisa berjalan kembali dengan normal dan optimal sesuai dengan SOP yang sudah ditentukan. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga reputasi instansi pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu BPK/ BPKP melakukan pemeriksaan/ audit terhadap kinerja pelayanan dari pemerintah, agar sesuai dengan SOP yang sudah ditentukan. Ihayul Ulum yang dikutip oleh Huda dalam judul Skripsi Pengaruh Audit Kinerja Sektor Publik Dan Independensi Auditor Terhadap Akuntabilitas Publik (2011:4) bahwa: Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut. Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan mampu melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. Kinerja yang baik bagi suatu organisasi dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh organisasi yang bersangkutan dilakukan pada tingkat yang ekonomis, efisien dan
3 efektif. Konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat diartikan secara terpisah, Konsep ekonomi memastikan bahwa biaya input yang digunakan dalam operasional organisasi dapat diminimalkan, Konsep efisien memastikan bahwa output yang maksimal dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, Sedangkan konsep efektif berarti bahwa jasa yang disediakan/dihasilkan oleh organisasi dapat melayani kebutuhan pengguna jasa dengan tepat. Harus disadari bahwa saat ini masih terdapat beberapa kelemahan dalam melakukan audit pemerintah di Indonesia. Kelemahan pertama bersifat intern sedangkan kelemahan kedua bersifat struktural. Kelemahan pertama adalah tidak tersedianya indikator kinerja yang memadai sebagai dasar mengukur kinerja pemerintah. Kelemahan kedua adalah masalah kelembagaan audit Pemerintah Pusat dan Daerah yang overlapping satu dengan lainnya, sehingga pelaksanaan pengauditan tidak efisien dan tidak efektif. (Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan: 2010). Apabila audit kinerja dan sikap independen / independensi auditor dijalankan dengan baik maka akan tercipta akuntabilitas pemerintah yang berdampak pada upaya terciptanya good governance. Perbaikan akuntabilitas pemerintah juga berdampak luas pada bidang ekonomi dan politik. Dalam bidang ekonomi, perbaikan akuntabilitas pemerintah mendorong pada perbaikan iklim investasi, sedangkan dalam bidang politik akuntabilitas pemerintah akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. (Agus Dwiyanto, 2002)
4 Akuntabilitas_merupakan_kewajiban_untuk_menyampaikan_pertanggung jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif atau organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Akuntabilitas (accountability) secara harfiah dapat diartikan sebagai pertanggung jawaban. Namun penerjemahan secara sederhana ini dapat mengaburkan arti kata accountability itu sendiri bila dikaitkan dengan pengertian akuntansi dan manajemen. Governmental Accounting Standard Board (GASB) di Amerika Serikat mendefinisikan istilah accountability sebagai the requirement for government to answer to the citizenry to justify the raising of public resources and the purposes for which they used. Berkaitan dengan fenomena yang ada di Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2010, diketahui dari hasil evaluasi dan pengukuran kinerja pada Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) menunjukkan capaian kinerja C (agak kurang) yaitu 34,32% dari bobot 20 atau dengan nilai 6,86. Kurangnya nilai, hasil laporan pemeriksaan dari pihak Audit Internal Pemerintah dalam hal ini Bawasda Badan Pengawasan Daerah terhadap laporan kinerja Biro Humas, Protokol dan Umum Provinsi Jawa Barat capaian kinerja disebabkan kelemahan dalam pengukuran kinerja, yaitu: 1. Indikator Kinerja Utama Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat tidak tercantum dalam Keputusan Gubernur
5 Jawa Barat Nomor: 061/Kep.1361-Org/2010 tanggal 8 Oktober 2010 tentang Indikator Kinerja Utama Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sehingga penilaian capaian kinerja yang terkait dengan Indikator Kinerja Utama tidak dapat dievaluasi. 2. Pedoman pengumpulan data kinerja tidak disusun Biro Humas, Protokol dan Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. 3. Tidak ada penetapan pihak yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data kinerja. 4. Indikator kinerja sasaran tidak sepenuhnya menggambarkan hasil, relevan dengan sasaran yang akan diukur, dan cukup untuk mengukur sasarannya. 5. Target Kinerja jangka menengah tidak diukur realisasinya. Melihat fenomena yang terjadi pada audit kinerja terhadap akuntabilitas pemerintah yang selalu terjadi dan saling berkaitan satu sama lain terhadap pengawasan, maka penulis memberi judul penelitian ini : PENGARUH AUDIT KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS PUBLIK ( Pada Sub Bagian Tata Usaha Propinsi Jawa Barat) 1.2 Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan pemasalahan yang akan diteliti adalah : Seberapa besar pengaruh audit kinerja terhadap akuntabilitas publik.
6 1.3 Pembatasan Masalah Penelitian Sehubungan dengan keterbatasan waktu yang menjadi objek peneliti, maka yang menjadi Populasi Penelitian dalam pelaksanaan Pengaruh Audit Kinerja Terhadap Akuntabilitas Publik adalah pada Sub Bagian Tata Usaha Setda Provinsi Jawa Barat. 1.4 Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah yang ada maka tujuan penelitian yaitu : 1. Mengetahui seberapa besar pengaruh audit kinerja terhadap akuntabilitas publik. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Pembuat Kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan masukan yang positif bagi pemerintah sehingga pengendalian intern dapat berjalan dengan baik dan kinerja pada Sub Bagian Tata Usaha Setda Provinsi Jawa Barat meningkat. 2. Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan referensi bagi perkembangan ilmu pengetahuan mengenai pengendalian intern dan kinerja pemerintahaan. 3. Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan arah untuk penelitian selanjutnya pada bidang kajian atau objek yang sama.