BAB I PENDAHULUAN. Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lainnya adalah: PPK (Program Pengembangan Kecamatan) yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan kesehatan. Dari sudut pandang politik, ini terlihat bagaimana. kesehatan yang memadai untuk seluruh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi yang mensyaratkan perlunya pemberian otonomi seluas-luasnya

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khaidar Syaefulhamdi Ependi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. adalah penanggulangan kemiskinan yang harus tetap dilaksanakan Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. beruntung (disadvabtaged groups), seperti orang miskin, orang dengan kecacatan,

PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional disegala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. banyak penduduk miskin. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh

BAB 12. PENANGGULANGAN KEMISKINAN KELUARGA DI INDONESIA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan desa memegang peranan yang penting karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi manusia selalu menjadi tema sentral dalam setiap program

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini

BAB I PENDAHULUAN. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebijakan pembangunan di Indonesia dalam menanggulangi

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. terbukti PBB telah menetapkan Millenium Development Goals (MDGs). Salah

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. fisik/fasilitas fisik (Rustiadi, 2009). Meier dan Stiglitz dalam Kuncoro (2010)

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan juga merupakan ukuran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN

BAB I PENDHAULUAN. dari masyarakat penerima program maka hasil pembangunan tersebut akan sesuai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun telah menempatkan upaya penanggulangan kemiskinan dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keberhasilan Otonomi Daerah. hanya mencakup reformasi akuntansi keuangannya.

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang nantinya diharapkan dapat mendongkrak perekonomian rakyat

KOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. PNPM Mandiri perdesaan sendiri merupakan program nasional

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU. No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. miskin di dunia berjumlah 767 juta jiwa atau 10.70% dari jumlah penduduk dunia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (IPM), pembangunan manusia didefinisikan sebagai a process

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. Melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. sumbangan besar dalam menciptakan stabilitas nasional. Pembangunan desa adalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya seperti Indonesia. Kemiskinan seharusnya menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1994). Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan, namun pada

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

REPUBLIK INDONESIA KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan desentralisasi fiskal. Dalam perkembangannya, kebijakan ini

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Berdasarkan ketentuan ini

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penerapan prinsip-prinsip good governance.dalam rangka pengaplikasian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAPPEDA Planning for a better Babel

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendekatan pembangunan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Salah satu tujuan Nasional Republik Indonesia yang ada pada Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum. Namun dalam upaya mencapai tujuan nasional tersebut berbagai tantangan yang dihadapi oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dimana adanya kesenjangan antar wilayah, kemiskinan, dan pengangguran. Dalam hal tersebut berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah yaitu melalui berbagai kebijakan dan program nasional. Dengan dimulai pada tahun 1994, Pemerintah menjalankan Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) yang kemudian dilanjutkan dengan program-program sejenis lainnya, seperti Program Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal (P3DT), Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D), Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), dan Proyek Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah (P2MPD). Sejalan dengan itu, dimulai pada tahun 1998, beberapa perubahan paradigma yang mendasar telah terjadi di Indonesia, seperti desentralisasi, reformasi sistem keuangan negara dan sistem perencanaan pembangunan nasional, yang mempengaruhi seluruh pelaksanaan program Pemerintah, termasuk beberapa program yang telah disebutkan. Undang-Undang yang terkait tentang desentralisasi yang telah dibuat diantaranya undang-undang nomor 3 tahun 2005 tentang perubahan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Yang 1

mengamanatkan pemberian otonomi luas kepada daerah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Di lain pihak, pelaksanaan otonomi daerah menghadapi beberapa kendala, terutama pada dua hal penting, yaitu kapasitas sumberdaya manusia (SDM) dan kapasitas fiskal daerah, yang keduanya masih rendah di sebagian besar daerah di Indonesia. Rendahnya kapasitas SDM, baik aparat pemerintah daerah maupun masyarakat pelaku utama pembangunan, menyebabkan kemampuan daerah tidak optimal dalam melaksanakan kewenangan pemerintahan dan pembangunan, yang di dalamnya termasuk kemampuan pemerintah daerah dalam melakukan penyerapan aspirasi dan pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan yang partisipatif. Di dalam UU Nomor 25 Tahun 2004, secara tegas telah digariskan kebijakan nasional yang mensyaratkan keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan. Sementara itu, rendahnya kapasitas fiskal daerah menyebabkan kemampuan daerah menjadi amat terbatas dalam melakukan pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya. Terlebih lagi, seringkali terjadi perencanaan keuangan yang kurang efektif terkait dengan pengalokasian dana Pemerintah di daerah dalam proses integrasi dengan penggunaan dana pembangunan daerah. Dilihat dari aspek pengembangan wilayah, keterbatasan kemampuan pemerintah daerah jelas terjadi dalam ketidaksesuaian antara dokumen perencanaan daerah dengan rencana tata ruang wilayah. Selanjutnya, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004-2009 telah menempatkan upaya penanggulangan 2

kemiskinan dan pengurangan ketimpangan pembangunan antar wilayah sebagai bagian dari prioritas utama pembangunan nasional dalam agenda Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Terdapat 5 (lima) sasaran yang ingin dicapai dalam agenda tersebut, yaitu: 1. Menurunnya jumlah penduduk miskin dan terciptanya lapangan kerja yang mampu mengurangi tingkat pengangguran terbuka. 2. Berkurangnya kesenjangan antar wilayah yang tercermin dari : a. Meningkatnya peran pedesaan sebagai basis pertumbuhan ekonomi. b. Meningkatnya pembangunan pada daerah-daerah terbelakang dan tertinggal. c. Meningkatnya pengembangan wilayah yang didorong oleh daya saing kawasan dan produk-produk unggulan daerah. d. Meningkatnya keseimbangan pertumbuhan pembangunan antar kota-kota metropolitan, besar, menengah, dan kecil dengan memperhatikan keserasian pemanfaatan ruang dan penatagunaan tanah. 3. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang secara menyeluruh tercermin dari membaiknya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM). 4. Membaiknya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam yang mengarah pada pengarusutamaan (mainstreaming) prinsip pembangunan berkelanjutan di seluruh sektor dan bidang pembangunan. 5. Membaiknya pelayanan infrastruktur sosial ekonomi yang ditunjukkan oleh meningkatnya kuantitas dan kualitas keberadaan berbagai sarana penunjang pembangunan. 3

Dengan memperhatikan beberapa kondisi di atas, kemudian dikembangkan suatu program yang dapat menjawab kebutuhan dalam melakukan pengurangan kesenjangan antar wilayah, pengentasan kemiskinan, dan pengurangan tingkat pengangguran terbuka dengan juga meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam melaksanakan desentralisasi pembangunan dan otonomi daerah. Program ini merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari program sebelumnya, yaitu Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D), dan disebut sebagai program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (Regional Infrastructure for Social and Economic Development / RISE), yang kemudian disingkat dengan PISEW. Secara nasional, beberapa program sejenis lainnya yang juga ditujukan sebagai upaya pengentasan kemiskinan dan pengurangan tingkat pengangguran, telah diintegrasikan dalam satu kerangka kebijakan nasional yang dikenal dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Program PISEW dengan intervensi berupa bantuan teknis dan investasi infrastruktur dasar pedesaan, dibangun dengan berorientasi pada konsep "Community Driven Development (CDD)" dan "Labor Intensive Activities (LIA)", sehingga kemudian dikategorikan sebagai salah satu program inti PNPM-Mandiri. PNPM Mandiri sendiri dikukuhkan secara resmi oleh Presiden RI pada 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan disebut dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP). 4

Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air. Dalam pelaksanaannya, program ini memusatkan kegiatan bagi masyarakat Indonesia paling miskin di wilayah perdesaan. Program ini menyediakan fasilitasi pemberdayaan masyarakat/ kelembagaan lokal, pendampingan, pelatihan, serta dana Bantuan Langsung untuk Masyarakat (BLM) kepada masyarakat secara langsung. Besaran dana BLM yang dialokasikan sebesar Rp750 juta sampai Rp3 miliar per kecamatan, tergantung jumlah penduduk. Dalam kegiatan PNPM-MP seluruh anggota masyarakat diajak terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kegiatan dan pelestariannya. Salah satu Desa yang menerima dana Pogram tersebut adalah Desa Tetehosi I kecamatan Gunungsitoli Idanoi. Desa tersebut telah mencapai dan telah berhasil memanfaatkan dana PNPM-MP, dimana kegiatan pembangunan yang telah telah direncanakan dapat dilaksanakan. Beberapa kegiatan yang sudah terlaksana antara lain pembangunan sumur bor, bak penampung air, MCK (Mandi Cuci Kakus ), pembangunan jalan telford, pembukaan jalan baru, parit beton, dan lain-lain. Dari uraian di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul : Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) terhadap kemajuan kesejahteraan masyarakat (Studi pada Desa Tetehosi I Kecamatan Gunungsitoli Idanoi). 5

1.2. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan sebuah proses pengenalan mendalam terhadap permasalahan dalam sebuah permasalahan. Dalam penelitian ini penulis perlu pengenalan mendalam terhadap yang membuat penulis bahwa partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) khususnya Desa Tetehosi I Kecamatan Gunungsitoli Idanoi terhadap kemajuan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Pada penelitian ini penulis merasa permasalahan yang perlu diidentifikasi, dalam partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dana PNPM-MP adalah sebagai berikut : a. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pemanfaaatan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP). b. Bagaimana kemajuan kesejahteraan masyarakat dari program yang telah dicapai tersebut. Berdasarkan uraian diatas penulis merasa penelitian partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dana PNPM-MP terhadap kemajuan kesejahteraan masyarakat perlu untuk diteliti karena penulis bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat tersebut dalam pemanfaatan dana PNPM-MP tersebut benar-benar dapat terealisasi dengan baik sesuai dengan program yang telah ditentukan untuk kemajuan kesejahteraan masyarakat sehingga PNPM-MP ini dikatakan sebagai solusi untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan khususnya di Desa Tetehosi I Kecamatan Gunungsitoli Idanoi. 6

1.3. Pembatasan masalah Dalam suatu penelitian pembatasan masalah sangat penting artinya. Hal ini disebabkan agar masalah yang akan diteliti mempunyai batas yang jelas serta membantu peneliti dalam merumuskan instrumen penelitian. Sehingga isi uraian tidak menyimpang dan kesimpulan yang akan diambil sebagai hasil penelitian tidak mengambang sesuai dengan masalah yang diteliti. Sesuai dengan uraian diatas maka Penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut : a. Penelitian ini dibatasi dengan partisipasi masyarakat dalam pemanfaaatan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) terhadap kemajuan kesejahteraan masyarakat. b. Lokasi penelitian dalam membahas masalah diatas adalah di Desa Tetehosi I Kecamatan Gunungsitoli Idanoi. c. Periode penelitian dibatasi pada kegiatan PNPM-MP tahun 2010-2013. 1.4. Perumusan masalah Menurut Hermawan Warsito (1992:22) perumusan masalah adalah proses selanjutnya dari penelitian setelah masalah penelitian telah dipahami, pemahaman tersebut kemudian dirumuskan secara operasional dan jelas batasnya guna untuk pelaksanaan penelitian. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini Penulis membuat rumusan masalah yaitu bagaimana partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) terhadap kemajuan kesejahteraan Masyarakat di Desa Tetehosi I Kecamatan Gunungsitoli Idanoi?. 7

1.5. Tujuan dan manfaat penelitian Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang, pastinya mengharapkan hasil yang baik dan mempunyai tujuan yang diharapkan. Demikian juga dengan harapan Penulis sehubungan dengan penulisan sikripsi ini, Penulis mengharapakan tulisan ini dapat memiliki manfaat bagi Penulis dan bagi yang yang berkeinginan membacanya. Tentang tujuan penelitian ini Sutrisno Hadi (1987:3) memberikan komentar sebagai berikut : Suatu riset khususnya dalam ilmu pengetahuan empirik pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan, menemukan berarti berusaha mendapatkan sesuatu untuk menguji kekosongan atau kekurangan, mengembangkan berarti memperluas dan menggali apa yang sudah ada, sedangkan menguji kebenarannya dilakukan jika apa yang sudah ada atau menjadi diragukan kebenarannya. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, harus terlebih dahulu melihat obyek-obyek yang berhubungan dengan judul yang dibuat. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) terhadap kemajuan kesejahteraan masyarakat di Desa Tetehosi I Kecamatan Gunungsitoli Idanoi. Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini dilakukan baik manfaat secara teoritis maupun secara praktis adalah sebagai berikut : a. Secara teoritis, dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan, mengembangkan, menguji, dan menerapkan ilmu pengetahuan Penulis yang diperoleh selama duduk di bangku kuliah. 8

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi indiviu mupun kelompok yang berkaitan dan menambah wawasan serta sebagai salah satu rujukan untuk meneliti lebih lanjut dari sisi masalah penelitian yang sama dalam konteks pemerintahan. Selain itu dapat juga bermanfaat bagi masyarakat untuk menjadi masukan dalam hal berpartisipasi dalam pemanfaatan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) untuk kemajuan kesejahteraan masyarakat khususnya Desa Tetehosi I Kecamatan Gunungsitoli Idanoi. 9