ANALISIS PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA PANAHAN PADA PERPANI KABUPATEN PONOROGO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai Dwiki Adi Septian

BAB I PENDAHULUAN. ataupun temuan-temuan yang dihasilkan oleh para ilmuan olahraga yang

JURNAL FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCAPAIAN PRESTASI DI KLUB PANJAT TEBING KOPDAR SIDOARJO TAHUN 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka kesimpulan penelitian ini sebagai berikut : 1. Pola Pembinaan Klub Bola Voli Bank Sumut Medan

STUDI KASUS TENTANG KLUB BOLAVOLI PATRIA KOTA BLITAR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

SOSIALISASI DAN LATIHAN TEKNIK DASAR OLAHRAGA BOLA TANGAN.

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. karena olahraga merupakan alat pendidikan agar terjadi keseimbangan antara

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan watak dan kepribadian yaitu sikap sportivitas dan disiplin. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs. BIDANG PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR PB PASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEOLAHRAGAAN (SURVEI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KEOLAHRAGAAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2012)

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURVEI MENEJEMEN PEMBINAAN EKSTRA KULIKULER BOLA BASKET DI SMK NEGERI 2 KEDIRI TAHUN

STUDI TENTANG PERKEMBANGAN PRESTASI ATLET BOLA BASKET PUTRI JAYABAYA KEDIRI SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB III METODE PENELITIAN. Alokasi waktu dalam penelitian ini berlangsung selama 2 bulan sejak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI TENTANG PERKEMBANGAN PRESTASI ATLET BOLA BASKET PUTRI JAYABAYA KEDIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi olahraga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kesesuaian

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN MUSI BANYUASIN

SURVEY PEMBINAAN ATLET PENCAK SILAT DI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebanggaan nasional dan membawa nama harum bangsa. kebanggaan nasional dan ketahanan nasional secara menyeluruh.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kabupaten Maros, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran

MAPPING PEMINATAN DAN MANAJEMEN KELAS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (KBIO)

PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA BOLA BASKET PADA KELAS KHUSUS OLAHRAGA (KKO) DI SMA NEGERI 2 NGAGLIK SLEMAN

SURVEY PEMBINAAN ATLET WUSHU DI KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan

KONTRIBUSI SENAM PRESTASI DALAM PEMBENTUKAN SPORTIVITAS DAN RASA PERCAYA DIRI PADA ATLET Oleh :Ch. Fajar Sriwahyuniati, FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

MANAJEMEN KELAS KHUSUS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (BIO) DI SMA EKS KARESIDENAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET REMAJA DAN YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs.

BAB I. A. Latar Belakang

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET ATLETIK JAWA BARAT TAHUN 2009 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs.

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 87 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. FIDE (Federation Internasional Des Echecs). Hingga sekarang FIDE. mencapai 156 federasi dari seluruh dunia.

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repub

Amirzan Dosen Prodi Penjaskesrek, FKIP Universitas Jabal Ghafur ABSTRAK

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 81 TAHUN 2016

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengujian hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Terdapat

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN SEPAKBOLA DI SEMARANG

PEMBINAAN KLUB OLAHRAGA SOFBOL BISBOL DI KOTA SEMARANG

Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

BAB III METODE PENELITIAN. Islam Negeri Palangka Raya yang terletak di Jl. G. Obos Komplek Islamic

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH

PANDUAN WAWANCARA. 1. Bagaimanakah Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam penyampaian

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal tersebut mendorong Indonesia secara umum dan Kota Medan secara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KEOLAHRAGAAN ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian agar hasil yang dilakukan benar-benar valid dan

BAB V PENUTUP. pengamatan pada indikator kerjasama sebagai berikut: dimana rata-rata sentuhan siklus I sebanyak 1,59 sentuhan, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 87 91, Agustus 2016

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

EVALUASI PEMBINAAN CABANG OLAHRAGA ATLETIK DI PPLP KOTA KEDIRI

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KINERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA DALAM PEMBINAAN ATLET TINJU BERPRESTASI. Oleh : MICHAEL PANDAI NRI :

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

Transkripsi:

ANALISIS PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA PANAHAN PADA PERPANI KABUPATEN PONOROGO Dwiki Adi Septian 1, Agus Kristiyanto 2, Sapta Kunta Purnama 3 1,2,3 (Ilmu Olahraga, Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret) wixioyien@gmail.com Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah: Mendiskripsikan pembinaan prestasi olahraga panahan, mendiskripsikan struktur organisasi PERPANI, mendiskripsikan sarana dan prasarana, mendiskripsikan pendanaan yang dikelola oleh PERPANI Kabupaten Ponorogo. Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif. Sedangkan teknik sampling menggunakan Purposive Sampling dan menggunakan Snowball Sampling. Pengumpulan data melalui Observasi, wawancara, dan analisi dokumen. Hasil dari penelitian ini adalah pembinaan yang dilaksanakan oleh PERPANI Kabupaten Ponorogo sudah menerapkannya piramida pembinaan seperti halnya pembinaan pada umumnya. Mengapa demikian dilihat dari adanya pembinaan pemasalan dengan melaksanakan seleksi atlet pemula, atlet junior, dan atlet senior. Selain itu pembibitan atlet terus dilakukan melalui ekstra yang ada di beberapa sekolah dan klub-klub panahan yang ada di Ponorogo. Struktur organisasi PERPANI Kabupoaten Ponorogo bisa dikatakan kurang berjalan semestinya, karena dilihat dari kinerja pengurus PERPANI sendiri kurang begitu maksimal. Sarana dan prasarana latihan yang dimiliki oleh PERPANI dikatakan kurang memadai karena selain keterbatasan peralatan yang dimiliki juga sarana yang ada masih sering dialih fungsikan penggunaanya oleh pemerintah daerah sendiri. Pendanaan PERPANI Kabupaten Ponorogo masih belum begitu tertata dengan rapi, penyebabbnya dana yang diperoleh masih jauh dari kata cukup untuk mengembangkan sebuap prestasi olahrag terutama dalam olahraga Panahan. Kata kunci: pembinaan, prestasi, olahraga panahan PENDAHULUAN Olahraga merupakan bagian dari kehidupan masyarakat dunia yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Olahraga memang telah memainkan peranan yang sangat strategis dalam kehidupan manusia. Olahraga menjadi alat untuk membentuk watak dan karakter bangsa yang sangat efektif yang siap hidup dan bersaing dalam era globalisasi. Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi, serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus mempunyai kemauan serta tekad yang kuat untuk memajukan olahraga di Indonesia. Suatu kota/kabupaten/provinsi yang menghendaki kemajuan pesat pada berbagai bidang, bahkan semestinya tidak boleh sekedar secara sloganistik menganggap olahraga sebagai sesuatu yang sangat penting. Kesadaran akan makna strategis olahraga harus melalui perencanaan pembangunan yang PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROFESIONALISME TENAGA PROFESI PJOK 93

berpihak pada kemajuan olahraga secara menyeluruh. Harus menyeluruh karna olahraga memiliki berbagai potensi yang berisikan suatu semangat dan kekuatan untuk membangun, karena ia sebenarnya merupakan sense of spirit dari suatu proses panjang suatu pembangunan (Kristiyanto, 2012 : 2-3). Olahraga prestasi bukan hanya sekedar pencapaian akhir yang memuaskan berdasarkan target awal tim atau atlet, dalam lingkup dunia olahraga, akan tetapi bagaimana proses untuk menuju prestasi olahraga sesuai dengan targetnya. Dalam UU No 16 pasal 93 ayat 4, yaitu tentang standar pelayanan minimal keolahragaan untuk olahraga prestasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (standar pelayanan minimal keolahragaan sebagaimana dimaksud pasal 92 meliputi olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi) mencakup persyaratan : (1) pelatih olahraga, (2) klub atau perkumpulan, (3) pelatihan, (4) penataran, (5) prasarana dan sarana yang memenuhi standar, (6) kompetisi, (7) kejuaraan atau pekan olahraga, (8) sentra pembinaan, (9) ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan, (10) sistem informasi keolahragaan, (11) pendanaan, dan (12) penghargaan. Untuk mencapai prestasi dalam olahraga prestasi ini dibutuhkan beberapa faktor,yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi, sistem pembinaan dan sarana-prasarana olahraga. Sedangkan faktor eksternal meliputi, faktor psikologis, rutinitas latihan, pelatih, keadaan fisik, serta teknik dan skill yang dimiliki atlet. Tidak hanya faktor-faktor tersebut yang dapat menunjang sebuah olahraga prestasi, karena didalam olahraga prestasi terdapat manajemen SDM (rekrutmen, seleksi, orientasi, proses, evaluasi, promosi dan degradasi pada atlet, pelatih maupun pengelola), dan terdapat program latihan (jangka panjang, jangka pendek dan evaluasi progam). Bila semua faktor tersebut telah dapat dipenuhi, maka pastilah prestasi olahraga Indonesia akan menjadi lebih baik. Salah satu strategi yang paling mendasar dalam upaya mewujudkan peningkatan sumber daya manusia Indonesia, khususnya di bidang olahraga adalah dengan memusatkan perhatian dan orientasi pembangunan olahraga sedini mungkin yaitu dengan melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga bagi generasi muda sejak usia dini (KONI, 2000 : 67). Pembinaan dan pembibitan atlet merupakan permasalahan penting yang harus mendapat perhatian. Dalam GBHN 1993 secara tegas telah dikemukakan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga yang merupakan bagian upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia diarahkan pada peningkatan jasmani, mental dan rohani masyarakat, serta ditujukan untuk pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportifitas tinggi serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional. Selanjutnya dikatakan pula bahwa dalam upaya peningkatan prestasi olahraga, perlu terus dilaksanakan pembinaan olahragawan sedini mungkin melalui pencarian dan pemanduan bakat, pembibitan, pendidikan dan pelatihan olahraga prestasi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi secara lebih efektif 94 PENDIDIKAN OLAHRAGA PASCASARJANA UM

dan efisien serta peningkatan kualitas olahraga baik tingkat pusat maupun daerah (GBHN, 1993:95-96). Perlunya pembinaan olahraga menjamin keberhasilan suatu negara dalam membawa prestasi dan nama harum bangsa. Pembinaan olahraga haruslah terjalin dalam suatu sistem yang saling terkait seperti mata rantai yang tak terputus dari yang paling dasar hingga pembinaan yang tertinggi. Potensi yang ada terus menerus dapat dibina, dipelihara dan dikembangkan dari waktu ke waktu sehingga tidak tertutup kemungkinan potensi tersebut menjadi pribadi-pribadi yang tangguh dan handal. Pribadi yang mempunyai prestasi yang dapat mengangkat nama baik bangsa.pembinaan olahraga haruslah terjalin dalam suatu sistem yang saling terkait seperti mata rantai yang tak terputus dari yang paling dasar hingga pembinaan yang tertinggi. Potensi yang ada terus menerus dapat dibina, dipelihara dan dikembangkan dari waktu sehingga tidak tertutup kemungkinan potensi tersebut menjadi pribadi pribadi yang mempunyai prestasi yang dapat mengharumkan nama bangsa. Persatuan Panahan Indonesia (PERPANI) sebagai induk organisasi panahan di Indonesia dan PERPANI Kota Ponorogo merupakan induk organisasi kelembagaan yang bertanggung jawab sepenuhnya dalam menghimpun, membina prestasi, serta mengkoordinasikan seluruh kegiatan Panahan di Kota Ponorogo dalam rangka memajukan prestasi selalu berusaha memajukan olahraga panahan dengan mengadakan kompetisi atau pertandingan, selain itu diadakan pemilihan bibit pemain berprestasi baik melalui ekstrakulikuler disekolah maupun di clubclub. Maka keberadaan infrastruktur sangat penting bagi semua pihak tak terkecuali olahraga. Salah satu infrastruktur yang penting untuk melakukan pembinaan usia dini adalah sekolah. Sekolah tersebut dapat dijadikan basis pembinaan olahraga dengan membuat suatu kurikulum terpadu yang bisa memberikan ruang bagi para siswa yang berbakat untuk mengembangkan bakatnya, sekaligus sekolah sebagai sarana yang tepat dalam belajar. Sistem ini sangat cocok untuk diterapkan di wilayah wilayah yang terpencil dan belum berkembang karena terbatasnya infrastruktur. Selain melalui sekolah, pembinaan dapat dilakukan melalui club club olahraga. Dengan sistem ini memang diperlukan peran aktif dari masyarakat sendiri untuk membangun club club yang mampu menampung minat dan bakat olahraga anak anak di tempat tersebut. Kedua sistem tersebut, melalui club dan sekolah, dapat dilakukan secara bersama sama dengan melihat karakteristik daerah masing masing sehingga dapat menghasilkan bibit bibit olahraga secara maksimal ( Wiratama, 2007: 8). Selain itu PERPANI yang merupakan salah satu organisasi olahraga yang ada di Ponorogo tentunya harus memenuhi syarat khusus sebagai organisasi olahraga, sehingga dapat terwujud semua tujuan organisasi itu sendiri. Karena sebenarnya organisasi olahraga tersebut yang merancang pembinaan dan PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROFESIONALISME TENAGA PROFESI PJOK 95

pendanaan, serta memfasilitasi sarana dan prasarana bagi atlet. Sedangkan KONI bertugas untuk mengkoordinir dan menjalin kerjasama antar organisasi olahraga baik di tingkat daerah maupun pusat. Tapi kenyataanya walau PERPANI sudah di bentuk oleh KONI organisasi olahraga tersebut sebenarnya belum bisa dikatakan organisasi yang sehat. Masih banyak kekurangan dan syarat organisasi yang belum berjalan semestinya. Seperti kurangnya fasilitas maupun sarana dan prasana yang menunjang pembinaan. Tapi atlet dan staf pelatih malah mampu memberikan prestasi bagi PERPPANI Ponorogo. Tentu dilihat dari kukarangan tersebut pasti ada faktor yang mampu menunjang semangat para atlet sehingga masih dapat berprestasi. Untuk memperoleh data tersebut maka penelitian ini akan meneliti PERANI Ponorogo. Maksud penelitian mengambil data pada PERPANI Ponorogo dikarenakan dilihat dari karakteristik Kota Ponorogo yang lebih dikenal dengan seni budayanya mampu menorehkan prestasi yang cukup membanggakan. Sehubungan dengan hal tersebut, guna mengetahui dan memperoleh hasil yang sesungguhnya maka penelitian ini mengambil judul Analisis Pembinaan Prestasi Olahraga Panahan pada Perpani Kabupaten Ponorogo. METODE Penelitian ini berada dilingkungan pemerintah Kabupaten Ponorogo maka penelitian ini dilakukan di lapangan panahan dan sekertariatan PERPANI Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling dengan sampel pihak pengelola, atlet, dan pelatih serta pihak-pihak yang memiliki informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan atau observasi, wawancara dan analisis dokumen. Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data, yaitu melalui wawancara, observasi,mengkaji dokumen-dokumen dan arsip. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data atau display dan penarikan kesimpulan atau conclution drawing.. HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu ujung tombak keberhasilan pembinaan olahraga prestasi dapat dilihat dari prestasi yang ditorehkan oleh atletnya setiap mengikuti pertandingan olahraga. Prestasi atlet tidak didapat secara instan tetapi melalui suatu proses pembinaan yang berjenjang dengan melibatkan semua unsur pemangku kepentingan olahrga di Kabupaten Ponorogo. Di dalam pembinaan prestasi olahraga panahan di Kabupaten Ponorogo sudah melalui proses Jenjang Pembinaan Olahraga Nasional yang meliputi, pemassalan olahraga, pembibitan atlet, dan pembinaan prestasi. 96 PENDIDIKAN OLAHRAGA PASCASARJANA UM

Dari berbagai upaya peningkatan prestasi yang dilakukan oleh PERPANI sebenarnya masih banyak kendala yang menghambat pembinaan prestasi atlet tersebut. Salah satunya sarana dan prasarana yang dipakai selama ini di rasa masih kurang dan kalah jauh di bandingkan dengan daerah lain. Sehingga harapannya pemerintah Kabupaten melalui KONI dapat memperbaiki sarana dana prasarana yang dimiliki PERPANI agar program yang di bentuk seperti pemassalan, pembibitan, dan pembinaan presatasi dapat terlaksana dengan baik sehingga prestasi yang diperoleh dapat lebih maksimal. PERPANI memiliki kedudukan penting dalam kerangka pembinaan panahan. Koordinasi dalam organisasi PERPANI sangat diperlukan untuk mendapatkan dukungan yang optimal dari berbagai pihak terkait sebagai pengguna atlet berprestasi. cara pemilihan pengurusnya tidak asal tapi juga melalui prosedur pemilihan muscab dan juga setiap 4 tahun sekali melakukan regenerasi pengurus. Sedangkan pengurus tersebut juga memiliki SK kerja setelah terpilih menjadi pengurus PERPANI Ponorogo. Pengurus PERPANI Kabupaten Ponorogo sudah bekerja dengan baik dengan menyusun program-program bagi atlet PERPANI. Tapi pengurus terkendala dengan kurangnya perhatian dari pemerintah daerah. Dimana selama ini pemerintah daerah sering memberi target juara di setiap kejuaraan tapi sebaliknya pemerintah sangat minim memberikan perhatian dan dukungan dalam hal keuangan bagi PERPANI. Sedangkan olahraga panahan sangat membutuhkan dana yang tidak sedikit dilihat dari peralatan yang di pergunakan oleh satu atlet saja bisa sampai puluhan juta. Dilihat dari minimnya perhatian pemerintah tersebut sering sekali program pengurus tidak bisa berjalan dengan semestinya sehingga pengurus harus mencari solusi agar PERPANI dapat tetap eksis dan berprestasi. Sarana dan prasarana yang dimiliki PERPANI Ponorogo sangat kurang mendukung. Walau kalau dilihat PERPANI Ponorogo memiliki lapangan tembak sendiri, lapangan tembak yang dimiliki PERPANI sebenarnya cukup luas akan tetapi sarana pendukung dalam lapangan belum standart. Di lapangan tersebut hanya ada satu bangunan sekertariat sekaligus gudang tempat penyimpanan alat dan 1 toilet. Belum lagi lapangan tersebut sering disalahgunakan dalam fungsinya oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dimana lapangan tersebut masih sering dipergunakan untuk acara-acara lain di luar latihan seperti konser musik sehingga sangat mengganggu jadwal latihan dan tentu acara-acara tersebut sering juga mengakibatkan kerusakan fasilitas yang ada pada lapangan. Peralatan memanah yang di miliki PERPANI Ponorogo sebenarnya sudah cukup banyak, akan tetapi kenyataan dilapangan peralatan yang dimiliki sebagaian besar sudah rusak dan sudah waktunya dilakuakan peremajaan peralatan, walaupun memang tidak semuanya peralatan tersebut rusak namun ternyata peralatan tersebut yang menghambat prestasi atlet PERPANI Ponorogo. Atlet-atlet PERPANI sebenarnya juga mengeluhkan peralatan dan sarana prasarana yang selama ini di pakai untuk PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROFESIONALISME TENAGA PROFESI PJOK 97

latihan atau berkompetisi karena mereka merasa peralatan mereka tertinggal dengan peralatan yang dimiliki oleh daerah lain. Sebenarnya yang didapat oleh para atlet sangat minim, tapi dengan semangat dan kekeluargaan pengurus dengan atlet maupun orang tua atlet suasana tersebut dapat membantu semangat para atlet tersebut sehingga suasana berlatih sangat nyaman. Selain itu kekurangan yang dimiliki malah dapat menjadi motivasi lebih bagi para atlet dalam mengejar prestasi. PERPANI sebenarnya termasuk yang didanai oleh APBD. Dana dari Daerah kemudian disalurkan ke KONI dan selanjutnya di berikan ke pengcab untuk kebutuhan operasional. Pengcab / Pengurus PERPANI yang mengelola segala kebutuhan oprasional, kebutuhan-kebutuhan itu meliputi sarana latihan, honor pelatih, atlet, konsumsi, perlengkapan latihan, dan biaya mengikuti kejuaraan. Untuk anggaran tidak dapat disebutkan indeksnya berapa. Tapi dengan minimnya aggaran yang didapat dari pemerintah daerah maka pengurus mengambil dana dari iuran anggota dan bantuan orang tua atlet. pendanaan yang di peroleh PERPANI sangatlah minim dimana pengurus tidak bisa memenuhi kebutuhan program yang direncanakan. Sampai-sampai agar berjalannya suatu program hingga memakai iuran anggota dan bantuan orang tua atlet. Tapi dengan minimnya pendanaan tersebut atlet PERPANI Ponorogo masih tetap bersemangat dan mampu menorehkan prestasi di setiap kejuaraan yang diikutinya. Mengenai masalah pendanaan tidak banyak informasi yang di dapat karena bersifat privasi dan sangat sensitive, jadi peneliti hanya menanyakan garis besar saja mengenai pendanaan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah ditentukan, disimpulkan bahwa pengelolaan pembinaan prestasi olahraga panahan pada PERPANI Kabupaten Ponorogo sebagai sentra olahraga telah berjalan sesuai dengan prosedur pembinaan prestasi atlet. Secara khusus, dapat disimpulkan pula beberapa hal sebagai berikut : (1) Dilihat dari bagaimana pembinaan prestasi atletnya, PERPANI Ponorogo sudah menerapkan tahap piramida pembinaan. Kenapa bisa dikatakan demikian, sebab PERPANI Kabupaten Ponorogo sudah menerapakan tahap pembinaan pemassalan, tahap pembinaan pembibitan, dan tahap pembinaan atlet prestasi. Walau memang program piramida pembinaan tersebut belum begitu berjalan maksimal yang dikarenakan kurangnya dukungan dari pemerintah sehingga pengurus maupun pelatih kesulitan menjalankan dan mengembangkan program-program tersebut. (2) Struktur organisasi PERPANI Kabupaten Ponorogo sebenarnya sudah bisa dikatakan organisasi yang tertata dalam hal struktur kepengurusannya. Dimana dalam struktur organisasi PERPANI Kabupaten Ponorogo sudah memiliki pelindung/penasehat, ketua umum, wakil ketua, sekertaris, bendahara, dan bidangbidang sesuai kebutuhan. (3) Sarana dan prasarana latihan yang digunakan belum mengikuti perkembangan, ditinjau dari aspek kualitas dan kuantitas. Pengadaan 98 PENDIDIKAN OLAHRAGA PASCASARJANA UM

dan pemeliharaan sarana dan prasarana untuk latihan merupakan tanggung jawab bersama. (4) Pendanaan untuk PERPANI Ponorogo bersumber dari Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo dan iuran anggota serta bantuan dari orangtua atlet., belum ada sponsor dari luar untuk masalah pendanaan ini. Tentu dengan pemerintah memberikan bantuan pendanaan akan sangat berguna dalam pembinaan. PERPANI Ponorogo merupakan pondasi dalam proses pembinaan prestasi Panahan diindonesia. Dengan pengelolaan pembinaan prestasi olahraga panahan yang baik akan dapat dihasilkan atlet panahan yang berkualitas dan dapat mendukung prestasi panahan nasional oleh sebab itu disarankan kepada Pemegang kebijakan di lingkungan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo harus memberikan perhatian yang lebih kepada PERPANI Ponorogo ini agar proses pembinaan atlet dapat berjalan sesuai harapan. Tentunya dengan mengacu pada petunjuk pelaksanaan yang ada. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Burhan Bungin. 2008. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Harsuki, H. (2003). Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Husdarta, HJS. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : Alfabeta Husni, A., Hakim, L., Gayo, M. AR. (1990). Buku Pintar Olahraga. Jakarta : C.V. Mawar Gempita. http://jurnalilmiaholahraga.blogspot.co.id/2009/07/prestasi-olahraga-indonesiaoleh-dr.html http://www.koni.or.id (diakses pada 20 Desember 2014) http://panahanjateng.blogspot.co.id/ H.B Sutopo, 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS pers. Irianto, D.P., Pasurney, P., Mansur, Sidik, D.Z., Nining W.K., Hermawan, I., Dewanti, R.A., Sunyoto, Yunus, M. (2009). Materi Pelatihan Kondisi Fisik Dasar. Jakarta: Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga Kristiyanto, A. 2012. Pembangunan Olahraga untuk Kesejahteraan Rakyat dan Kejayaan Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka. Mangunhardjana, A. 1989. Pembinaan Arti dan Metodenya. Jakarta: Kanisius. Miles B. Matthew dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. 1992. Jakarta: UI Pers. Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROFESIONALISME TENAGA PROFESI PJOK 99

Nurhayati, F. (2011). Panahan. Surabaya : UNESA Riyanto, T. (2006). Pelatihan Panahan. Karanganyar : Depdikbud Kabupaten Karanganyar. Sajoto. 1990. Peningkatan & Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize Soekardi. 2006. Managemen Olahraga. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV. Alfabeta Sunarno, A. & Syaifullah, R. (2011). Metode Penelitian Keolahragaan. Surakarta: Yuma Pustaka Tohar. 2004. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Semarang. Fakultas Ilmu Keolahragaan Semarang Universitas Negeri Semarang. 100 PENDIDIKAN OLAHRAGA PASCASARJANA UM