NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA LANSIA DI GRAHA WERDHA MARIE JOSEPH PONTIANAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan

Kata kunci: lansia, senam lansia, kemampuan fungsional.

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa tua merupakan masa yang paling bahagia. Yaitu masa dimana kita

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANSIA YANG INSOMNIA Famelia Yurintika 1, Febriana Sabrian 2, Yulia Irvani Dewi 3

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

IRMA MUSTIKA SARI J

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

NASKAH PUBLIKASI GUSRINI RUBIYANTI NIM I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemunduran (Padila, 2013). Penuaan biasanya diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

STUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP TINGKAT DEMENSIA PADA LANSIA

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

RABIATHUL IRFANIAH NIM I

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN RAMBUT PADA LANSIA DI DESA PATALAN, KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

SKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA DI YAYASAN WERDA SEJAHTERA DESA KAWAN KECAMATAN BANGLI

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun

BRAIN GYM BERPENGARUH TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI LANSIA

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental. Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental Design adalah

TINGKAT DEPRESI MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) LANSIA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI

KEMANDIRIAN FUNGSIONAL LANSIA DIABETES MELITUS DI KELURAHAN BANGSAL KOTA KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA LANSIA DI DESA MIJEN UNGARAN KELURAHAN GEDANGANAK KECAMATAN UNGARAN TIMUR

SENAM LANSIA MENINGKATKAN KAPASITAS INSPIRASI PARU DI PANTI SOSIAL WERDHA A YOGYAKARTA

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI DESA SUMBERGONDO KECAMATAN GLENMORE KABUPATEN BANYUWANGI

FAKTOR ANAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA MENETAP DARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI KOTA PALEMBANG

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

PERMAINAN STIMULASI OTAK MENINGKATKAN KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI KEGIATAN DI PANTI WERDHA

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TERHADAP SIKAP KELUARGA DALAM PEMBERIAN PERAWATAN ACTIVITIES DAILY LIVING

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

ELSA PERNANDA UTARI NIM I

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI BALAI PSTW UNIT BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

Analisis Hubungan Status Gizi Lansia Di Puskesmas Limboto Barat

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

I. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009).

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

204 Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

Tabel 1. Jumlah Penduduk Lansia (60+) Di Provinsi Jambi,

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA LANSIA DI GRAHA WERDHA MARIE JOSEPH PONTIANAK INTAN DEBORA SITORUS I31112072 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA LANSIA DI GRAHA WERDHA MARIE JOSEPH PONTIANAK Intan Debora Sitorus 1, Ramadhaniyati 1, Yuyun Tafwidhah 1 1 Program Studi Ilmu keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Email korespondensi : intandeborasitorus@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Lansia akan mengalami penurunan terutama dalam kemampuan fisik, sehingga membuat lansia mengalami ketergantungan. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas sehari-hari adalah senam lansia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Senam Lansia terhadap Aktivitas Sehari-hari pada Lansia di Graha Werdha Marie Joseph Pontianak. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif berupa quasi experiment dengan rancangan pre dan post test without control. Sampel penelitian berjumlah 10 responden. Analisa yang digunakan adalah paired t test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor aktivitas sehari-hari sebelum dilakukan senam adalah 14.50 dan setelah dilakukan senam adalah 16.20, yang menujukkan bahwa responden mandiri dalam melakukan beberapa aspek aktivitas dan memerlukan bantuan untuk melakukan beberapa aspek lainnya. Hasil paired t test menunjukkan nilai p=0,000<0.05. Nilai ini menyatakan bahwa senam lansia mampu meningkatkan skor aktivitas sehari-hari pada lansia. Kesimpulan: Ada pengaruh senam lansia terhadap aktivitas sehari-hari pada lansia sebelum dan setelah dilakukan senam. Senam lansia dapat meningkatkan aktivitas seharihari pada lansia di Graha Werdha Marie Joseph Pontianak. Kata kunci : Senam lansia, Lansia, Aktivitas sehari-hari 1

2 IMPACT OF GERIATRIC EXERCISE TOWARD ACTIVITIES OF DAILY LIVING OF ELDERLY IN MARIE JOSEPH SOCIAL SHELTER PONTIANAK Intan Debora Sitorus 1, Ramadhaniyati 1, Yuyun Tafwidhah 1 1 Nursing Study Program, Faculty of Medicine, Tanjungpura University Prof. Dr. H. Hadari Nawawi Street, Pontianak Email Correspondence : intandeborasitorus@gmail.com ABSTRACT Background: Elderly will experience detoriation in some capabilities especially in physical abilities, thus making the elderly requires the other s assists. One way to improve the health in the elderly is geriatric exercise. Objective: This research aimed to examine the Impact of Geriatric Exercise toward Activities of daily living of elderly in Marie Joseph Social Shelter Pontianak. Methods: This Quantitative Study was a quasi experiment with pre and post test without control design. Samples were 10 participants. The utilized analysis was Paired t test. Results: The results showed that the mean of daily living activity s score before exercise was 14.50 and after exercise was 16.20, which showed that participants are independent to do activity on some aspect and need assistance on others aspect. Paired t test showed p value=0,000<0,05, means that Geriatric exercise can stimulate activity daily living of elderly. Conclusion: Geriatric exercise has impact on score of activity daily living before and after exercise. Geriatric exercise can increase activity daily living of elderly in Marie Joseph Social Shelter Pontianak. Keywords : Geriatric exercise, Elderly, Activities of daily living

3 PENDAHULUAN Penduduk lansia di negara berkembang pada tahun 2013 diperkirakan sebanyak 554 juta jiwa dari 7200 juta jiwa penduduk dunia. Jumlah ini akan meningkat pada tahun 2050, yakni menjadi sekitar 1600 juta jiwa dari 9600 juta jiwa penduduk dunia. 1 Indonesia termasuk dalam 5 besar negara dengan jumlah lansia terbanyak di dunia. Pada tahun 2014 jumlah penduduk lansia di Indonesia sebanyak 18.781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan mencapai 36 juta jiwa. 2 Pesatnya jumlah lansia juga terjadi di Kalimantan Barat (Kalbar). Pada tahun 2010 jumlah penduduk lansia di Kalbar sebanyak 290.400 jiwa, kemudian meningkat menjadi 309.800 jiwa atau 6,6% di tahun 2014. Kalbar akan memasuki provinsi rawan lansia sekitar 10% pada tahun 2025 dimana jumlah lansia akan mencapai 530.800 jiwa atau sekitar 9,7% dan pada tahun 2035 diperkirakan akan mencapai 782.500 jiwa atau 13,3%. 3 Setelah seseorang memasuki masa lansia umumnya akan dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology) misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, tulang makin rapuh, penglihatan memburuk dan gerakan lambat. Hal ini menyebabkan dampak ketergantungan lansia (old depency) sehingga dapat meningkatkan ketergantungan dan memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari. 4 Secara individu, lansia akan mengalami penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, mandi, berpakaian, berpindah tempat, mengontrol BAB dan BAK, toileting, mobilisasi, menaiki/menuruni tangga. Karena perubahan fisik yang dialami lansia sehingga mengalami ketergantungan untuk memerlukan bantuan orang lain. 5 Memasuki usia tua, secara kejiwaan individu berpotensi mengalami perubahan sifat seperti: bersifat kaku dalam berbagai hal, kehilangan minat, tidak memiliki keinginan-keinginan tertentu maupun kegemaran yang sebelumnya pernah ada. 6 Masalah psikologis juga mempengaruhi kehidupan lansia di antaranya kesepian, keterasingan dari lingkungan, kurang percaya diri, keterlantaran terutama bagi lansia yang miskin serta kurangnya dukungan dari anggota keluarga, keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus bergantung pada orang lain. 7 Skala ketergantungan lansia semakin besar dan cenderung naik setiap tahun. Hasil data Susenas BPS RI menunjukkan bahwa angka ketergantungan lansia pada

4 tahun 2012 adalah 11,90. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk produktif harus menanggung sekitar 12 orang penduduk lansia. 8 Namun jika dibandingkan sesuai jenis kelamin, skala ketergantungan penduduk lansia perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk lansia laki-laki (12,95% berbanding 10,86%). 9 Peningkatan skala ketergantungan pada lansia akan mengakibatkan peningkatan beban keluarga, masyarakat dan pemerintah, terutama terhadap kebutuhan layanan khusus yaitu kondisi kesehatan lansia yang juga akan menimbulkan beban sosial yang tinggi karena pertumbuhan lansia akan terus meningkat. 10 Pengkajian aktivitas seharihari penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan lansia, untuk menetapkan level bantuan bagi lansia tersebut dan untuk perencanaan perawatan jangka panjang. 7 Walaupun kemunduran fisik pada poses penuaan berjalan secara alami dan akan dialami oleh setiap orang, tetapi sebagai tenaga kesehatan khususnya perawat, tentunya harus melakukan intervensi dengan tujuan pembinaan dan pemeliharaan kesehatan pada lansia untuk meningkatkan dan memelihara kemandirian lansia dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Hal ini telah diperkenalkan oleh Virginia Handerson mengenai teori model keperawatannya dengan pengertian membantu individu baik dalam kedaan sehat atau sakit melalui upayanya melakukan aktivitas sehari-hari. Di samping itu Handerson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan The Activity of daily living, yang menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya. 11 Latihan fisik sebagai upaya promotif dan preventif dalam kesehatan lansia, mempunyai pengaruh besar terhadap status fungsional lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Lansia akan tetap dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dengan baik, jika ditunjang dengan latihan fisik atau olah raga yang teratur. 7 Latihan fisik ringan yang mudah dilakukan dan tidak memberatkan, yang dapat diterapkan pada lansia salah satunya adalah senam lansia. Manfaat senam ini untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan lansia,meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan daya tahan tubuh, kelenturan tulang dan sendi, mendorong jantung bekerja optimal dan menangkal radikal bebas. Dengan kata lain, tubuh akan baik bila jantung dan peredaran

5 darah baik sehingga tubuh dapat menjalankan fungsinya. 12 Penelitian pada tahun 2014 mengemukakan senam lansia dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan otot dengan cara melakukan gerakan-gerakan ringan sehingga efektif untuk meningkatkan kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas sehari-hari di Desa Mijen. Senam lansia menjadi lebih bermanfaat karena akan lebih cepat untuk menstimulasi hormon endorphin yang bisa membuat lansia akan merasa bahagia sehingga akan membuat lansia lebih bugar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna tingkat aktivitas sehari-hari lansia sebelum dan setelah dilakukan senam lansia di Desa Mijen Ungaran. 13 Berdasarkan paparan diatas maka penting untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Senam Lansia terhadap Aktivitas sehari-hari pada lansia di Graha Werdha Marie Joseph Pontianak. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi experiment dengan rancangan pre test and post test without control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berada di Graha Werdha Marie Joseph Pontianak. Berdasarkan catatan petugas panti, jumlah seluruh lansia yang dapat melakukan aktivitas fisik seperti senam sebanyak 10 orang. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Total Sampling dimana seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisis bivariat yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengetahui pengruh antara variabel independen (senam lansia) dengan variabel dependen (aktivitas sehari-hari pada lansia). Untuk mengetahui apakah ada pengaruh senam lansia terhadap aktivitas sehari-hari pada lansia, maka dilakukan analisis data dengan menggunakan uji T berpasangan dengan nilai signifikansi p<0,05. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Karakteristik responden berdasarkan umur lansia di Graha Werdha Marie Joseph Variabel Mean Median SD Min- n Maks Umur 62,70 63,50 5,417 52-69 10 Umur responden menunjukkan bahwa lansia yang menjadi responden berada pada rentang umur 52-69 tahun. Dengan rata-rata umur responden 62,70.

6 Tabel 2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin lansia di Graha Werdha Marie Joseph Variabel Jumlah Presentase (%) Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki 7 3 70 30 dalam kriteria ketergantungan ringan), didapatkan responden mandiri dalam melakukan beberapa aspek aktivitas dan memerlukan bantuan dalam melakukan beberapa aspek lainnya. Aktivitas seharihari setelah dilakukan senam memiliki skor terendah 19. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin ternyata jumlah responden terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 7 responden (70%). Tabel 3 Distribusi Responden berdasarkan skor aktivitas seharihari pada lansia sebelum dan setelah dilakukan senam Variabel Perlakuan Mean Median SD Min- Maks Aktivitas Sebelum 14,50 15,50 3,866 9-11 Seharihari Setelah 16,20 17,00 3,393 19-20 Rata-rata skor aktivitas sehari-hari sebelum dilakukan senam lansia adalah 14,50 (responden dalam kriteria ketergantungan ringan). Aktivitas seharihari sebelum dilakukan senam memiliki skor terendah 9. Berdasarkan tabel di atas juga dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor aktivitas sehari-hari setelah dilakukan senam lansia adalah 16,20 (responden Tabel 4 Hasil Analisa Pengaruh senam lansia terhadap Aktivitas sehari-hari pada lansia Variabel Perlakuan Mean SD P value Aktivitas Sebelum 14,50 3,866 Sehari-hari Setelah 16,20 3,393 0,000 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai rata-rata skor aktivitas sehari-hari pada lansia sebelum dilakukan senam lansia adalah 14,50 dan setelah dilakukan senam lansia adalah 16,20. Dari data diatas didapatkan nilai p adalah 0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa senam lansia berpengaruh terhadap aktivitas seharihari pada lansia di Graha Werdha Marie Joseph Pontianak. PEMBAHASAN 1) Umur Hasil penelitian menunjukkan responden berada pada rentang 52-69 tahun. Rata-rata umur responden adalah 62,70. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa

7 penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari terjadi pada umur lansia (elderly) dan di awal umur 60-an. 14 Selain itu penelitian ini juga didukung oleh penelitian Rahmi, Somantri & Alifah (2016) yang menyatakan bahwa faktor umur mempengaruhi tingkat kemandirian seseorang. 15 Pada umur 60- an fungsi tubuh pun mengalami kemunduran sehingga lansia lebih mudah terganggu kesehatannya, baik kesehatan fisik ataupun kesehatan jiwa. 2) Jenis Kelamin Dalam penelitian ini didapatkan jumlah responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang (70%) dan laki-laki sebanyak 3 orang (30%). Hal ini didukung oleh data Kemenkes RI (2012) yang menyebutkan bahwa skala ketergantungan penduduk lansia perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk lansia laki-laki (12,95 berbanding 10,86). 9 Hal ini disebabkan karena usia harapan hidup lansia berjenis kelamin perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. 3) Aktivitas sehari-hari sebelum dan setelah dilakukan senam Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas sehari-hari pada responden sebelum dilakukan senam mengalami peningkatan setelah dilakukan senam lansia. Responden tetap dalam kriteria ketergantungan ringan, dimana responden dapat mandiri dalam beberapa aspek aktivitas dan memerlukan bantuan dalam beberapa aspek lainnya. 4) Pengaruh Senam lansia terhadap Aktivitas Sehari-hari pada Lansia Berdasarkan hasil uji paired t test diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa senam lansia berpengaruh terhadap peningkatan skor aktivitas sehari-hari pada lansia. Peningkatan skor menunjukkan bahwa senam lansia berpengaruh terhadap aktivitas seharihari pada lansia di Graha Werdha Marie Joseph Pontianak. Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Wahyuni (2015) yang menyimpulkan bahwa senam lansia dapat merangsang pembuluh darah kapiler, kemudian terjadi vasodilatasi (pelebaran) pada pembuluh darah yang mengakibatkan transport oksigen ke seluruh tubuh lancar terutama otak. Aktivitas olahraga yang teratur, membakar glukosa melalui aktivitas otot yang akan menghasilkan ATP sehingga endorphin akan muncul dan membawa rasa nyaman, senang, dan bahagia. Olahraga akan merangsang mekanisme HPA (Hypothalamus Pituitary Adrenal) axis yang akan diteruskan ke pituitary (hipofisis) untuk membentuk beta endorphin yang akan menimbulkan rileks

8 dan perasaan tenang sehingga lansia dapat mandiri melakukan beberapa aspek aktivitas. 16 Sama halnya dengan Yurintika (2015) menyatakan bahwa Senam lansia merangsang pembuluh darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah yang mengakibatkan transport oksigen ke seluruh tubuh lancar terutama otak. Pada kondisi ini akan meningkatkan relaksasi otot, Selain itu sekresi melatonin yang optimal dan pengaruh beta endorphin dan membantu peningkatan pemenuhan aktivitas fisik lansia. 17 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adnyana (2013), dimana senam dapat menstimulasi kontraksi pembuluh darah kapiler sehingga terjadi keadaan vasodilatasi atau melebarnya pembuluh darah kapiler. Aliran oksigen dalam darah semakin lancar sehingga memacu hormon endorphin dan memacu lansia untuk dapat beraktivitas dengan baik. 18 KESIMPULAN DAN SARAN Terdapat pengaruh senam lansia terhadap skor aktivitas sehari-hari pada lansia di Graha Werdha Marie Joseph Pontianak. Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat memberikan solusi bagi lansia yang mengalami penurunan fungsional dan responden dapat melakukan senam lansia secara mandiri untuk meningkatkan kemampuannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan kedepannya meningkatkan kesehatan lansia. Untuk Peneliti selanjutnya dapat memperluas sampel penelitian dan memperbanyak jumlah sampel penelitian dan dapat melibatkan para lansia yang mengalami ketergantungan pada orang lain. Selain itu peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti variabel lain seperti faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari pada lansia. DAFTAR PUSTAKA 1. Kemenkes RI. Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2014 2. Kemenkes RI. Pelayanan dan Peningkatan Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: 2015 3. Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. 2015. [diperoleh 3 Desember 2016] dari http://kalbar.bps.go.id 4. Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. EGC. Jakarta 5. Quinn et al. Barthel Index for Stroke Trials. 2011. Department of Academic Geriatric Medicine, Institute of Cardiovascular and Medical Services, University of Glasgow, UK. Am J Quinn [diperoleh 9 september 2016] dari http://stroke.ahajournals.org

9 6. Tamher, S & Noorkasiani. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2011 7. Maryam, R. S., Ekasari, M. F., Rosidawati, J. A., & Batubara, I. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Ed. 1. Jakarta: Salemba Medika. 2011 8. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta: Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2013 9. Kemenkes RI. Situasi dan Analisis Lanjut Usia dan Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta: Kemenkes. 2012 10. Komisi Nasional Lanjut Usia. 2016. Profil Penduduk Lanjut Usia. [diperoleh 20 September 2016] dari http://www.komnaslansia.or.id 11. Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC. 2008 12. Widianti AT, Proverawati A. Senam Kesehatan. Yogyakarta. Nuha Medika. 2010 13. Aisah, Siti. Pengaruh Senam Lansia terhadap Aktivitas Sehari-hari pada Lansia di Desa Mijen Ungaran Kelurahan Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur. STIKES Ngudi Waluyo. Ungaran. Skripsi. 2014 14. Rohaedi, Slamet & Putri, Suci & Karimah, Aniq. Tingkat Kemandirian Lansia dalam Activities Daily Living di Panti Sosial Tresna Werdha Senja Rawi. Indonesia University of Education Vol 2(1). [diperoleh 19 Juni 2017] dari http:// ejournal.upi.edu/index.php/jpki. 2016 15. Rahmi, Upik & Somantri, Budi & Alifah, Nisa. Gambaran Pengetahuan Lansia Mengenai Senam Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi. Indonesia University of Education Vol 2(1). [diperoleh 19 Juni 2017] dari http:// ejournal.upi.edu/index.php/jpki. 2016 16. Wahyuni, Ni Putu Dewi Sri. Lansia Sehat dan Bahagia dengan Senam Bugar Lansia. Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015. Undiksha. Singaraja. 2015 17. Yurintika, Famelia. 2015. Pengaruh Senam Lansia terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia yang Insomnia. JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015 18. Adnyana, I. Wayan. Pengaruh Senam Lansia terhadap Kemampuan Fungsional pada lansia yang mengalami Nyeri Punggung di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kab. Semarang. STIKES Ngudi Waluyo. Ungaran. Skripsi. 2013