BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman

DAFTAR PUSTAKA. Afianto, Ahda Bina, Jurus Jitu Agar Rajin Shalat, Cepat Hafal Al- Qur an, dan Berbakti kepada Orang Tua, Surakarta: Ahad Books, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

METODE TAHFIDZUL QUR AN PROGRAM IBTIDAIYYAH PONDOK PESANTREN IMAM BUKHARI SURAKARTA 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, karena tiada ilmu yang lebih utama untuk dipelajari oleh umat

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 2000), hlm. 1.

BAB II PENGERTIAN ALQURAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2010), hlm Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB I PENDAHULUAN. Surat al-baqarah ayat 2 yang artinya: Kitab (al-quran) ini tidak ada keraguan. padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. 1. Fitri Amalia, 2014, Efektivitas Metode Sima an Sebagai Solusi Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci penyempurna dari kitab-kitab yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. kesempurnaan iman seorang muslim terhadap Al-Qur an adalah meyakini

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran)

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I. keistimewaan yang tidak dimiliki kitab kitab lain. Beberapa keistimewaannya

BAB 1. Allah SWT telah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk. memperhatikan Al-Qur an dengan membacanya, mentadabburinya, dan

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. on the principles and values of Islam pendidikan Islam diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Dudung. Pengantar Metode Penelitian. Yogjakarta: Kurnia Kalam Semesta. 2003

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai ibadah dan tidak akan ditolak kebenarannya. 1 Al Qur an diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan kepada Nabi Muhammad secara berangsur-angsur yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Al-Qur an. Oleh karena itu, beruntunglah bagi orang-orang yang dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama Islam bertugas mempertahankan, menanamkan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dulu selalu ada orang-orang yang berusaha untuk mencari-cari kelemahan, atau

Cece Abdulwaly. Diterbitkan oleh: melalui:

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

Mukadimah. Pengkajian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

Lampiran 1 DAFTAR TERJEMAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah sebagai aktifitas umat Islam dalam. metode maupun media yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara formal pendidikan yang diselenggarakan disekolah biasa

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Arab dipilih Allah SWT sebagai bahasa Al-Qur'an, hal ini dijelaskan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roswilda Hadianti, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DALAM PENGAJARAN MEMBACA AL-QURAN

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH. (Madrasah Tidak Berbasis Asrama)

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi kalam Allah yang digunakan sebagai pedoman dan petunjuk bagi kehidupan umat Islam. Adapun definisi Al-Qur an menurut Muhammad Ali al- Shubuni yang telah disepakati oleh para Ulama adalah: Al-Qur an ialah Kalam Allah yang (memiliki) mukjizat, diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul, dengan melalui perantara Malaikat Jibril, ditulis dalam berbagai muṣhaf, dinukilkan kepada kita dengan cara tawātur (mutawatir), yang dianggap ibadah dengan membacanya, dimulai dengan surat Al- Fātiḥah, dan ditutup dengan surat An-Nās. 2 Al-Qur an diturunkan oleh Allah sebagai pelajaran, petunjuk dan pedoman bagi umat Islam di setiap aspek kehidupan. Untuk itulah kita sebagai umat Islam diwajibkan untuk mempelajari, mengamalkan dan menjaga atau melestarikan 1 Muhammad Ali as-ṣubuni, at-ṭibyan fī Ulūm Al-Qur an, (Damsyik- Syiria: Maktabah al-ghazali, 1401 H/ 1981 M), hlm. 8. 2 Muhammad Amin Suma, Ulūm Qur an, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 23. 1

isi dan ajaran-ajaran Al-Qur an. Adapun cara untuk menjaganya antara lain dengan belajar membaca, mengamalkan isi dan menghafal Al-Qur an. Apabila dilihat dari sudut pandang sejarahnya, sebagaimana pada zaman Nabi dan sahabat, Al- Qur an sungguh terpelihara dalam hafalan lebih dulu sebelum terpelihara dalam bentuk tulisan di kertas atau lembaran. Bahkan kenyataannya Al-Qur an telah ditulis di kertas-kertas di samping juga telah dihafal. Dan memang adanya perhatian para sahabat untuk menghafal dan menerima langsung ayat-ayat Al-Qur an dari Nabi, kemudian mereka dapat membaca Al-Qur an dengan tartil. Kemurnian dan terjaganya keaslian Al-Qur an mulamula dimulai pada masa sahabat yang menghafal Al-Qur an sebagaimana mereka terima dari Nabi SAW. Pemeliharaan Al- Qur an selanjutnya dilakukan oleh para tābi in. Meskipun pada masa para sahabat Al-Qur an telah ditulis di muṣhaf - muṣhaf, namun hal ini tidak mengurangi semangat para tabi in untuk menghafal dan menerima secara langsung dari para sahabat Nabi. Bahkan secara bersamaan, di samping ada mushaf-mushaf itu mereka juga tetap menghafalnya. Dan demikianlah yang terjadi pada setiap generasi setelah zaman sahabat dan tābi in, selalu terdapat orang-orang yang menghafal Al-Qur an secara tartil persis seperti yang dipraktekkan Nabi SAW sampai pada zaman 2

kita sekarang ini. 3 Sungguh yang demikian itu merupakan bukti nyata dari firman Allah: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Q. S. Al- Hijr/15:9). 4 Usaha-usaha untuk menghafal Al-Qur an oleh sebagian umat Islam terus berlanjut dan hal ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga dan memelihara kemurnian Al-Qur an. Meskipun dalam salah satu ayat Al-Qur an Allah telah menegaskan dan memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur an selama-lamanya. Namun secara operasional menjadi tugas dan kewajiban umat Islam untuk selalu menjaga dan memeliharanya, salah satunya adalah dengan menghafalkannya. Dengan demikian belajar Al-Qur an adalah merupakan kewajiban yang utama bagi setiap mukmin, demikian juga mengajarkannya. Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits: 3 Muḥammad Abu Zahrah, Ushul Fiqih, diterj. dari Uṣhūl al-fiqh oleh Saefullah Ma shum, dkk., (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005), hlm. 102-103. 4 Departemen Agama RI., Al-Qur an dan Terjemahan, (Bandung: PT. Syamil Cipta Media, 2005), hlm. 263 3

Sebaik-baik kamu sekalian adalah orang yang belajar Al- Qur an dan mengajarkannya (HR. Bukhori). 6 Mengajarkan Al-Qur an hendaklah dimulai sejak dini, yakni sejak anak-anak dan remaja. Karena pada masa-masa tersebut adalah masa awal perkembangan manusia sehingga nilainilai yang terkandung di dalam Al-Qur an akan tertanam kuat dalam dirinya dan akan menjadi tuntunan dan pedoman hidupnya di dunia. Selain itu pembelajaran Al-Qur an yang dimulai sejak dini akan lebih mudah karena pikiran anak masih bersih dan ingatan anak masih kuat. Salah satu pembelajaran Al-Qur an yang dimulai sejak dini adalah Taḥfīdzul Qur an, yaitu proses mempelajari Al-Qur an dengan cara menghafalkan ayat-ayat Al- Qur an. Untuk itulah sebagai umat muslim yang taat dianjurkan untuk menghafal Al-Qur an di samping membaca, mengetahui maknanya serta mengamalkannya. Karena orang yang taḥfīdz Al- Qur an akan memperoleh kemuliaan dan kedudukan yang tinggi di sisi-nya. 5 Imam Abdullah Muḥammad bin Ismā īl al-bukhāri, ṣahih Bukhāri Juz III, (Indonesia: Maktabah Dahlan, t.t.), hlm. 2084. 6 Imam Abdullah Muḥammad bin Ismā īl al-bukhāri, Tarjamah Shahih Bukhari Juz VI, dterj. dari ṣahih Bukhāri Juz III oleh Ahmad Sunarto, dkk., (Semarang: CV. Asy-Syifa, 1993), hlm. 619. 4

Namun, tentunya usaha untuk menghafal Al-Qur an bukalah hal yang mudah. Menghafalkan Al-Qur an dibutuhkan kesiapan yang matang, niat yang sungguh-sungguh dan ikhlas, konsentrasi penuh, serta keistiqamahan dalam menjalani prosesnya. Karena terkadang kesiapan yang kurang matang dan kurangnya keinginan yang kuat akan memperhambat seseorang dalam menghafalkan Al-Qur an. Apalagi godaan di sekitar kita di zaman penuh kerusakan moral maupun material ini merupakan suatu tantangan besar yang harus dilawan, demi tercapainya tujuan mulia menghafal Al-Qur an. Adapun lama waktu dalam menghafalkan Al-Qur an sampai khatam rata-rata sekitar 2-3 tahun, tergantung kondisi masing-masing individu. Sedangkan di Pondok Pesantren Taḥfīdzul Qur an Al-Hikmah Tugurejo Tugu Semarang, mayoritas lama waktu yang ditempuh santri dalam menghafalkan Al-Qur an sampai khatam yakni 3 tahun. Sedangkan untuk tabarukan selama 1 atau 2 tahun. Sehingga waktu keseluruhan untuk menghafalkan Al-Qur an sampai memperoleh ijazah dari guru yakni 5 tahun. Sedangkan metode yang digunakan mayoritas pondok pesantren, salah satunya Pondok Pesantren Taḥfīdzul Qur an Al-Hikmah yakni metode simā ī, sorogan dan takrīr. Salah satu faktor penting dalam mendukung kemudahan menghafal Al-Qur an yaitu metode atau cara yang digunakan dalam menghafal. Adapun salah satu metode yang akan 5

dieksperimenkan dalam penelitian skripsi ini adalah metode alkitābah (menulis). Metode ini terbilang masih langka di Indonesia karena masih jarang pondok pesantren taḥfīdzul Qur an di Indonesia yang menerapkan metode ini. Metode al- kitābah berasal dari Maroko, negara yang sangat terkenal dengan metode menghafal Al-Qur an terbaik di dunia. Sebenarnya metode ini bernama metode lauḥ, yang artinya papan. 7 Metode lauḥ adalah menghafal Al-Qur an dengan cara menulis ayat-ayat Al-Qur an yang akan dihafalnya di papan atau kertas, kemudian ayat yang ditulis dihafalkan dan setelah hafal, ayat yang tadi sudah dihafalkannya ditulis kembali untuk menguji kemampuan dan kebenaran hafalannya. Disebut metode lauḥ karena media yang digunakan dalam metode ini dengan menggunakan papan. Metode ini dinilai sangat efektif bila diterapkan oleh orang yang menghafal Al- Qur an bahkan diterapkan secara permanen di pesantren taḥfīdzul Qur an sebagai salah satu kurikulum dalam pembelajaran. Karena belajar melalui menulis lebih dalam menyimpan memori dibandingkan hanya dengan membaca. Dalam perspektif psikologi kognitif, belajar pada dasarnya adalah peristiwa mental, bukan peristiwa behavior (yang bersifat jasmaniah) meskipun hal-hal yang bersifat 7 Sukmahadi, Menghafal Al-Qur an Ala Maroko, Dakwatuna, http://www.dakwatuna.com/menghafal-al-quran-ala-maroko, diakses tanggal 19 Januari 2013. 6

behavioral tampak lebih nyata hampir setiap peristiwa belajar siswa. Secara lahiriah, seorang anak yang sedang belajar membaca dan menulis, tentu menggunakan perangkat jasmaniah (dalam hal ini mulut dan tangan) untuk mengucapkan kata dan menggoreskan pena. Akan tetapi perilaku mengucapkan kata-kata dan menggoreskan pena yang dilakukan anak tersebut bukan semata-mata respon atas stimulus yang ada, melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya. Sehubungan hal ini, Piaget, seorang pakar psikologi Swiss yang hidup tahun 1896-1980 dan dikutip oleh Tohirin, menyimpulkan bahwa Children have a built in desire to learn bahwa sesungguhnya anak-anak memiliki kebutuhan yang melekat dan hasrat dalam dirinya sendiri untuk belajar. 8 Proses belajar akan berhasil dan sesuai dengan tujuan apabila ada hasrat dan benarbenar murni keinginan diri sendiri untuk belajar. Dan dalam cara belajar masing-masing memiliki karakter yang berbeda-beda sesuai kebutuhan psikisnya. Berdasarkan hasil penelitan di Pondok Pesantren taḥfīdzul Qur an Putri Darul Ilmi yang menerapkan metode alkitābah (menulis), Hasil dari metode tersebut yang di terapkan di Tahfidzul Qur an Putri Darul Ilmi dapat terlaksana dengan baik dan tingkat keberhasilan dari metode ini,dapat di lihat dengan sudah banyaknya mencetak para ḥāfiẓah berjumlah 8 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendiidkan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 72. 7

kurang lebih 200 orang. Dan bagi santriwati yang lainnya sudah memproduksi hafalan rata-rata dari 1-5 juz. Meski masih terbilang sangat baru adanya program ini di Pondok Pesantren Putri Darul Ilmi, yakni baru 1 tahun silam. Dan juga dari hasil penelitian dari para responden (santriwati taḥfīdzul Qur an Putri Darul Ilmi) saat ini, dinyatakan 10% cukup memuaskan dan 90% memuaskan. Seperti yang sudah dikemukakan di atas bahwa metode al-kitābah tergolong metode menghafal Al-Qur an yang masih langka digunakan baik secara individu maupun di lingkungan pesantren taḥfīdzul Qur an. Untuk itu saya ingin mencoba melakukan eksperimen terhadap metode ini untuk penelitian skripsi. Dengan adanya latar belakang tersebut, sehingga saya tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul Efektivitas Metode al-kitabah terhadap Kemampuan Menghafal Al-Qur an Siswa Kelas VII SMP Takhassus Al-Qur an Bulakwaru Kec. Tarub Kab. Tegal. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah Pelaksanaan Metode al-kitābah dalam Menghafal Al-Qur an Siswa Kelas VII SMP Takhassus Al- Qur an Bulakwaru Kec. Tarub Kab. Tegal? 2. Bagaimanakah Kemampuan Menghafal Al-Qur an Siswa Kelas VII SMP Takhassus Al-Qur an Bulakwaru Kec. Tarub Kab. Tegal? 8

3. Adakah Efektivitas Metode al-kitābah terhadap Kemampuan Menghafal Al-Qur an Siswa Kelas VII SMP Takhassus Al-Qur an Bulakwaru Kec. Tarub Kab. Tegal? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui tingkat pelaksanaan metode alkitābah dalam menghafal Al-Qur an siswa Kelas VII SMP Takhassus Al-Qur an Bulakwaru Kec. Tarub Kab. Tegal. b. Untuk mengetahui kemampuan menghafal Al-Qur an siswa kelas VII SMP Takhassus Al-Qur an Bulakwaru Kec. Tarub Kab. Tegal. c. Untuk mengetahui efektivitas metode al-kitābah terhadap kemampuan menghafal Al-Qur an siswa kelas VII SMP Takhassus Al-Qur an Bulakwaru Kec. Tarub Kab. Tegal. 2. Manfaat Penelitian a. Penerapan metode al-kitābah dapat memberikan pengalaman baru bagi peserta didik, khususnya dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur an. b. Penerapan metode al-kitābah dapat menghidupkan suasana yang menyenangkan bagi peserta didik dalam proses menghafalkan Al-Qur an. c. Penerapan metode al- kitābah dapat menambah variasi metode dalam menghafal Al-Qur an. 9