BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia menunjukkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, mengalami perkembangan yang sangat cepat. Berdasarkan indikator-indikator

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peran lembaga keuangan tersebut menjadi sangat penting. taraf hidup rakyat banyak (UU RI No. 10 tahun 1998).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pinjaman kepada orang-orang yang membutuhkan dana. Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka (Oktriani, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup signifikan. Menurut outlook perbankan syariah 2012 yang

BAB I PENDAHULUAN. didirikan pada tahun 1963 di Mesir, dengan namamitghamr Bank. Lembaga

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai roda kehidupan bagi perekonomian di seluruh negara-negara dunia. Sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah di Indonesia pertama didirikan tahun 1992 meskipun

dan masyarakat sebagai pengguna jasa Bank Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Oleh karena itu bank dapat dikatakan sebagai baromer

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai berpindah dan mempercayai Perbankan Syariah. Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunikan secara prinsip dapat mendukung usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. dengan sistem bunga, walaupun masih banyak negara yang mengalami kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. syariah diragukan system operasionalnya, tetapi tidak demikian adanya bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia mulai mengalami goncangan saat terjadinya krisis

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. untuk investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan, yaitu: (i) murabahah, (ii) salam dan salam paralel (iii) istishna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tika Indah Kawuryan, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ide pendirian bank syariah di negara negara Islam tidak terlepas dari kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional yang beredar di negara negara Islam sendiri. Pada abad ke -20 timbul kesadaran dikalangan umat Islam untuk melepaskan diri dari imperialisme Barat, yang membawa dampak yang cukup luas dalam kehidupan sosial politik dan ekonomi. Dalam dunia ekonomi, negara negara Barat yang tidak sesuai dengan nilai nilai Islam, antara lain adalah persoalan bunga bank. Oleh karena itu, dipandang perlu adanya bank syariah yang bebas dari praktik bunga. Sistem perbankan dalam ekonomi Islam didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian. Prinsip yang umum adalah siapa yang ingin mendapatkan hasil dari tabungannya, harus juga mendapatkan risiko. Kebanyakan perusahaan atau orang takut mengambil risiko. Berbagai definisi dapat diberikan kepada kata risiko itu, namun secara sederhana artinya adalah senantiasa ada kena mengenanya dengan kemungkinan akan terjadinya akibat buruk yang merugikan, seperti kasus yang biasa terjadi disektor perbankan adalah dengan membengkaknya kredit macet, kenaikan tingkat suku bunga, dan lain lain. Semua itu sangat merugikan kegiatan perbankan sehingga akan menghambat aktivitas yang dilakukan di bank bank terkait. (Amir Machmud dan Rukmana, 2010: 131). 1

Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia menunjukkan bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan satu-satunya sistem yang dapatdiandalkan. Perbankan syariah merupakan salah satu sistem perbankan lain yang lebih tangguh karena menawarkan prinsip keadilan dan keterbukaan. Perbankan syariah yang dilaksanakan diatas prinsip yang berbeda dengan perbankan konvensional yang kenyataannya lebih terbukti mampu bertahan pada saat krisis sekalipun. Saat ini, sistem perbankan syariah lebih berkembang dan menjadi alternatif menarik bagi kalangan perusahaan sebagai pelaku bisnis, akademisi sebagai penyedia sumber daya manusia dan masyarakat sebagai pengguna jasa perbankan. Jasa perbankan yang ditawarkan oleh bank syariah pada umumnya untuk menghimpun dan menanamkan dana dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito berjangka. Pada prinsip operasional bank syariah terdapat ciri khusus, yaitu pemilik dana menyimpan dan menanamkan dananya di bank syariah tidak dengan motif untuk mendapatkan bunga. Bank syariah sama halnya dengan bank konvensional berfungsi untuk mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan atau pemberian kredit, namun terdapat perbedaan mendasar dalam tujuan utama dan sistem pemberian imbalan. Bank syariah secara umum bertujuan untuk mendorong dan mempercepat kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan melakukan kegiatan perbankan, finansial, komersial, dan investasi sesuai kaidah syariah. Bank syariah menggunakan sistem bagi hasil, sedangkan bank konvensional menggunakan sistem bunga sebagai dasar untuk menentukan imbalan yang diberikan kepada nasabah yang bertujuan bagi pencapaian keuntungan setinggi-tingginya (profit maximization). 2

Dalam perkembangan dunia saat ini kebutuhan masyarakan sangat tinggi. Ekonomi adalah salah satu syarat yang ada pada suatu Negara. Dengan adanya ekonomi suatu Negara akan mengalami perkembangan dalam pemerintahaannya. Dalam kegiatan ekonomi salah satunya adalah kegiatan perbankan di suatu Negara. Dimana perbankan di berbagai Negara selalu ada banyak menawarkan jasa dalam perbankannya. Dalam perbankan di dunia ada dua jenis system dimana system konvensional dan system syariah.umat Islam di Indonesia sudah cukup lama menginginkan sistem perekonomian yang berdasarkan prinsip prinsip Islam (syariah) untuk diterapkan dalam kegiatan ekonomi. Di samping itu alasan lainnya adalah karena ekonomi Islam bertujuan mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia. Hal ini ditunjukan oleh tindakan pemerintah Indonesia yang mendirikan bank syariah berskala nasional. Sejumlah bank swasta nasional membuka jendela kepada masyarakat luas sekitar untuk melayani masyarakat yang merasa lebih tentram menggunakan jasa berbasis Islam, bebas riba. Di Indonesia keberadaan Bank Syariah sudah ada sejak pertengahan tahun 1992, tepatnya setelah disahkannya Undang-undang No. 7 Tahun 1992. Undangundang tersebut menjadi UU No. 10 tahun 1998 dan kemudian disempurnakan lagi dengan dikeluarkannya UU No. 21 Tahun 2008. Dengan disahkannya Undang Undang No. 21 Tahun 2008 tersebut maka landasan hukum tentang perbankan syariah telah cukup jelas dan kuat, baik dari segi kelembagaan maupun landasan operasionalnya. Pada dasarnya bank syariah merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang keuangan, untuk memobilisasi dana masyarakat dan memberikan 3

pelayanan jasa perbankan lainnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam yang bersumber pada Al-Qur an dan Al-Hadits. Suatu hal yang membedakan antara Bank Islam dengan Bank Konvensional adalah penerapan sistem bagi hasil yang menggantikan sistem bunga. Upaya pemerintah mendorong perkembangan Bank Syariah, dilaksanakan dengan memperhatikan bahwa sebagai masyarakat muslim di Indonesia pada saat ini sangat menantikan suatu sistem perbangkan syariah yang sehat dan terpercaya, untuk mengakomodasikan kebutuhan mereka terhadap layanan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah. Perkembangan perbankan syariah juga ditujukan untuk meningkatkan mobilisasi dana masyarakat yang selama ini belum terlayani oleh sistem perbankan konvensional. Selain itu, sejalan dengan upayaupaya restukturisasi perbankan, perkembangan Bank Syariah merupakan suatu alternatif sistem pelayanan jasa bank dengan berbagai kelebihan yang di milikinya. Hingga saat ini perbankan syariah telah menyebar ke berbagai negara, bahkan negara barat. Di Indonesia, perkembangan bank syariah menunjukan peningkatan yang semakin pesat dari tahun ke tahun. Dengan semakin berkembangnya perbankan syariah dengan berbagai produk yang bermacam-macam di Indonesia, Produk yang ditawarkan bank syariah sangat bervariasi dengan prinsip saling menguntungkan dan menjunjung tinggi prinsip prinsip keadilan. Produk yang ditawarkan bank syariah berupa pengerahan dana masyarakat, penyaluran dan jasa perbankan. Secara umum bank syariah diartikan sebagai media intermediasi yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran 4

uang yang pengoperasiannya dilandasi oleh syariat Islam baik dalam bentuk jual beli, bagi hasil maupun sewa menyewa. Sementara itu kegiatan usaha bank Syariah secara detail diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (BI) Nomor 6/24/PBI/2004 Tanggal 14 Oktober 2004 Tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Pasal 36 peraturan Bank Indonesia tersebut mengatur bahwa usaha bank syariah adalah melakukan penghimpunan dana, melakukan penyaluran dana, melakukan pelayanan jasa perbankan, membeli, menjual dan menjamin surat berharga pihak ketiga, membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan pemerintah atau Bank Indonesia (BI), menerbitkan surat berharga, memindahkan uang untuk kepentingan sendiri atau nasabah, dan kegiatan lainnya. Secara teoritis, keunggulan perbankan syariah terletak pada sistem yang berdasarkan pada prinsip bagi hasil (profit and lost sharing) dan berbagai resiko (risk sharing). Sistem ini diyakini oleh para ulama sebagai jalan keluar untuk menghindari penerimaan dan pembayaran bunga (riba). Pandangan Islam terhadap bunga adalah riba, dan riba dalam agama Islam jelas jelas dilarang. Islam mensyaratkan kerja sama pemilik modal dengan usaha/kerja untuk kepentingan yang saling menguntungkan kedua belah pihak, dan sekaligus untuk masyarakat. Sebagai konsekuensi dari kerjasama adalah memikul resiko, baik untung maupun rugi. Jika untung yang diperoleh besar, maka penyedia dana (financier) dan pekerja menikmati bersama sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, dan pekerja rugi dari jerih payahnya. Inilah keadilan yang sempurna. Keuntungan sama sama dinikmati, dan kerugian sama sama dirasakan. Masih terbatasnya pemahaman masyarakat mengenai kegiatan usaha bank syariah 5

yang timbul dari keterbatasan informasi mengenai bank syariah ini menyebabkan masih banyaknya masyarakat yang memiliki persepsi yang tidak tepat mengenai operasional bank syariah. selain itu, masih terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki keterampilan teknis bank syariah ataupun para praktisi perbankan syariah dan komitmen dengannya, masih perlu diperhatikan untuk ditingkatkan eksistensi keberadaannya. Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah tebagi kedalam empat kategori yang dibedakan menurut tujuan penggunaannya, yaitu pertama, pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang yang berdasarkan prinsip jual beli. Dalam transaksi ini, keuntungan penjualan sudah masuk dalam harga jual sehingga penjual tidak perlu memberitahukan tingkat keuntungan yang diinginkan. Kedua, pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa berdasarkan prinsip sewa (Ijarah). Ijarah berasal dari kata al-ajru yang berarti al-iwadhu (ganti). Ijarah adalah akad pemindahan kepemilikan hak guna atas barang dan jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli. Perbedaaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksinya adalah jasa. Pada akhir sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakan kepada nasabah. Oleh karena itu, dalam perbankan syariah lebih dikenal dengan ijarah mutahhiyah bittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Ketiga, pembiayaan untuk usaha kerja sama yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil (syirkah). Bagi hasil merupakan konsep yang lazim dan tidak ada 6

keraguan di dalamnya. Keempat pembiayaan dengan akad pelengkap, yang ditujukan untuk memperlancar pembiayaan dengan menggunakan tiga prinsip diatas. Pokok usaha bank syariah adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat memulai pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dalam melakukan kegiatan usahanya tersebut, diterapkan pola usaha dengan prinsip bagi hasil sebagai salah satu prinsip pokok dalam kegiatan perbankan syariah, prinsip mana akan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada masing masing pihak, baik bank maupun nasabah. Kegiatan usaha bank Syariah Mandiri selain menghimpun dana, penyalur dana, melakukan pembiayaan, pinjaman, serta pendapatan dan jasa bank syariah. Salah satu produk pembiayaan bank syariah adalah ijarah. Ijarah salah satu produk pembiayaan bank syariah yang menghasilkan keuntungan untuk bank syariah dalam sewa menyewa. Ijarah mempunyai kesamaan dengan perlakuan dengan pembiayaan murabahah sampai saat ini mayoritas produk pembiayaan bank syariah masih terfokus pada produk produk murabahah (prinsip jual beli). Kesamaan keduanya adalah bahwa pembiayaan termasuk dalam kategori natural certainty contract atau kontrak dalam bisnis yang memberikan kepastian dalam pembayaran, baik dalam segi jumlah maupun waktu. Perbedaan keduanya hanya pada objek transaksinya, murabahah objek transaksinya seperti mobil, rumah dan sebagainya. Sedangkan pada ijarah, objek transaksinya adalah jasa, maupun manfaat atas barang dan tenaga kerja. 7

Tabel 1.1 Pendapatan Pembiayaan Ijarah Dan Perkembangan Return On Assets (Roa) Periode Januari Desember Tahun 2013 Bulan Pendapatan Perkembangan Rp % Roa % Perkembangan % Januari 15.172.000 - - - 5.10 - Febuari 25.113.000 9.941.000 65.5% 5.20 0.10 Maret 32.030.000 6.917.000 27.5% 5.30 0.10 April 42.362.000 10.332.000 32.3% 5.20-0.10 Mei 52.081.000 9.719.000 23% 5.10 0.10 Juni 61.309.000 9.228.000 17.7% 5.20 0.10 July 71.667.000 10.358.000 17% 5.10-0.10 Agustus 85.754.000 14.087.000 19.6% 5.10 0 September 181.321.000 95.567.000 111.5% 5.10 0 Oktober 192.943.000 11.622.000 6.4% 5.10 0 November 221.545.000 28.602.000 14.8% 5.10 0 Desember 250.090.000 28.545.000 12.9% 5.50 0.40 Sumber : Laporan bulanan publikasi PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk bulan Januari Desember Tahun 2013 Dapat kita lihat data perkembangan pendapatan sewa ijarah dan perkembangan ROA (Return On Assets) pada PT. Bank Syariah Mandiri, dimana pendapatan ijarah mengalami peningkatan yang sangat baik dari bulan januari sampai dengan desember 2013, namun dalam perkembangannya tidak setabil, dapat kita lihat perkembangan pendapatan Ijarah terendah terjadi pada bulan desember sebesar 12.9% dan perkembangan tertinggi terjadi pada bulan September sebesar 111.5%. Sedangkan untuk ROA (Return On Assets) periode januari-desember 2013 juga mengalami peningkatan cukup baik, namun dalam peningkatannnya tidak 8

setabil karena terjadi penurunan pada bulan juli dan sampai bulan November tidak menunjukan peningkatan maupun penurunan dan terjadi peningkatan pada bulan Desember yaitu sebesar 0.40 % dari bulan sebelumnya. Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna), bukan perpindahan kepemilikan (hak milik). Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli tapi perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya barang, sedangkan pada ijarah objek transaksinya adalah barang dan jasa. Menurut Karim (2011;128) ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri. Return On Assets (ROA) merupakan salah satu indikator yang biasa digunakan dalam penilaian profitabilitas bank. Return On Assets (ROA) dapat diartikan sebagai pengembalian atas total aktiva. Muhammad (2005:257) mendefinisikan Return On Assets (ROA) sebagai rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan. Dengan demikian, dapat disebutkan bahwa Return On Assets (ROA) merupakan gambaran produktivitas bank dalam mengelola dana sehingga menghasilkan keuntungan. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa Return On Assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan atas aktiva yang dimiliki serta merupakan rasio profitabilitas bank yang lebih baik daripada rasio profitabilitas lainnya. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang 9

masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulisan tertarik untuk menuangkannya dalam skripsi berjudul Pengaruh Pendapatan Ijarah Terhadap Return On Assets (ROA) pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan dalam latar belakang, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan pendapatan Ijarah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. 2. Bagaimana perkembangan Return On Assets (ROA) pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. 3. Bagaimana pengaruh pendapatan Ijarah terhadap Return On Assets (ROA) pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penulisan bermaksud untuk menganalisis tentang pengaruh pendapatan ijarah terhadap profitabilitas PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perkembangan pendapatan Ijarah pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. 2. Untuk mengetahui perkembangan Return On Assets (ROA) pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. 3. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan Ijarah terhadap ROA pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. 10

1.4 Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini dilakukan, penulis berharap dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, sebagai berikut: 1. Bagi penulis Harapan penulis akan menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan serta informasi mengenai bidang perbankan khususnya tentang masalah yang berkaitan dengan pendapatan ijarah dan profitabilitas perbankan syariah. 2. Bagi pihak perbankan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbang saran bagi manajemen bank syariah dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan yang berkaitan dengan pembiayaan Ijarah. 3. Bagi STIE EKUITAS Penulis mengharapkan bahwa apa yang telah dikemukakan dalam skripsi ini dapat menjadi bahan bacaan yang mudah mudahan bermanfaat dan menambah pengetahuan mahasiswa STIE EKUITAS khususnya mengenai perbankan syariah. 4. Masyarakat Umum Bagi masyarakat umum, penulis berharap apa yang telah dihasilkan dari penelitian ini adalah menjadi sumbangan pengetahuan baru yang akan di kembangkan lagi dan menambah wawasan masyarakat agar lebih mengerti tentang perbankan syariah. Selain itu dari hasil ini diharapkan juga agar dapat meningkatkan nilai nilai pendidikan ke arah yang lebih baik berdasarkan ukuran penelitian penulis. 11

1.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, Penulis melakukan penelitian pada salah satu lembaga keuangan syariah yaitu Bank Syariah Mandiri, kantor pusat yang beralamat di Wisma Mandiri I, Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta 10340 Indonesia. Tlp (62-21) 2300 509, 3983 9000 (Hunting). Fax. (62-21) 3983 2989. 12