Milunardi, Fahrizal dan Iskandar. Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jln Imam Bonjol Pontianak

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PEMANFAATAN PANDAN DURI

PERSEPSI MASYARAKAT DESA SUNGAI AWAN KANAN TERHADAP KEBERADAAN HUTAN MANGROVE DI KAWASAN PANTAI AIR MATA PERMAI KABUPATEN KETAPANG

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG BUDUK SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH DI DESA IDAS KECAMATAN NOYAN KABUPATEN SANGGAU

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DI DESA MERAGUN KECAMATAN NANGA TAMAN KABUPATEN SEKADAU

STUDI TINGKAT KEPEDULIAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN TERHADAP HUTAN LINDUNG GUNUNG PEMANCING - GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA

PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN PASIRAN TERHADAP HUTAN KOTA GUNUNG SARI KECAMATAN SINGKAWANG BARAT KOTA SINGKAWANG

FAKTOR PENDORONG MASYARAKAT DESA PENINSUNG DALAM MENJAGA HUTAN ADAT DI KECAMATAN SEPAUK

TINGKAT KEPEDULIAN MASYARAKAT DESA MERAGUN TERHADAP HUTAN LINDUNG GUNUNG NANING KECAMATAN NANGA TAMAN KABUPATEN SEKADAU

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah

PERSEPSI MASYARAKAT DESA TELUK BAKUNG TERHADAP KEBERADAAN HTI PT. KALIMANTAN SUBUR PERMAI KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA

PERSEPSI MASYARAKAT DESA SAHAN TERHADAP SATUAN POLHUT REAKSI CEPAT (SPORC)

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. besar di dalam suatu ekosistem. Hutan mampu menghasilkan oksigen yang dapat

SIKAP MASYARAKAT DESA SUNGAI NILAM TERHADAP PENEBANGAN KAYU TANPA IZIN (STUDI KASUS DI DESA SUNGAI NILAM KECAMATAN JAWAI KABUPATEN SAMBAS)

PENDAHULUAN. peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial, pembangunan dan

LAMPIRAN KERTAS POSISI WWF INDONESIA TENTANG PEMANFAATAN TRADISIONAL SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEHIDUPAN MASYARAKAT DAN KONSERVASI

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP HUTAN DESA DI DUSUN MANJAU DESA LAMAN SATONG KECAMATAN MATAN HILIR UTARA KABUPATEN KETAPANG

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PERBURUAN DAN PERDAGANGAN ORANGUTAN (Pongo pygmaeus) DI DESA KEPARI KECAMATAN SUNGAI LAUR KABUPATEN KETAPANG

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1)

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PELESTARIAN HUTAN MANGROVE DI DESA BATU GAJAH KABUPATEN NATUNA

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam, termasuk di

PELAKSANAAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN PEDAGANG MOBIL KELILING

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1)

VII. PERSEPSI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI TERHADAP PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS)

STUDI PERUBAHAN LUASAN HUTAN MANGROVE DI DUSUN PINTAU DESA TANJUNG SATAI KECAMATAN PULAU MAYA KABUPATEN KAYONG UTARA

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

ANALISIS KOMPATIBILITAS PEMANFAATAN LAHAN MASYARAKAT DI ZONA KHUSUS TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia mendapat julukan sebagai Macan Asia dan keberhasilan

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BENTUK KEARIFAN LOKAL TERKAIT PEMANFAATAN HASIL HUTAN DI SEKITAR TAHURA BUKIT BARISAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Hak ulayat adalah hak penguasaan tertinggi masyarakat hukum adat

PARTISIPASI KELOMPOK TANI MITRA REHABILITASI DI DESA CURAHNONGKO RESORT ANDONGREJO DALAM PROGRAM REHABILITASI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN KEBAKARAN LAHAN GAMBUT (STUDI KASUS MASYARAKAT PEDULI API DI KECAMATAN RASAU JAYA, KABUPATEN KUBU RAYA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN tentang Kehutanan, hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa

SKRIPSI. Oleh Kurniawan Adiputra NIM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

BAB I PENDAHULUAN. petani ikan dan sebagainya. Menurut Loekman (1993:3) Besarnya fungsi sektor pertanian bagi masyarakat Indonesia tentu saja harus

I. PENDAHULUAN. melimpah, baik kekayaan mineral maupun kekayaan alam yang berupa flora

Dewita, Sofyan Zainal dan Uke Natalina H. Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jln Imam Bonjol Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan paru-paru dunia karena hutan dapat memproduksi oksigen

Jurnal IPREKAS Ilmu Pengetahuan dan Rekayasa

ABSTRACT. Keywords: Mangrove Forest, Participation, Conservation, Community

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

mendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003).

DAMPAK PERAMBAHAN HUTAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER TERHADAP ASPEK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaannya diserahkan hukum adat (Pasal 1 UU No.41 tahun 1999). Masyarakat

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP SUMBER DAYA HUTAN (Studi Kasus Tahura Bukit Barisan, Kawasan Hutan Sibayak II, Kabupaten Karo) SKRIPSI

REUSAM KAMPUNG BENGKELANG KECAMATAN BANDAR PUSAKA KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR : TAHUN 2010

PERSEPSI MASYARAKAT DESA PISAK TERHADAP PENGELOLAAN MODEL DESA KONSERVASI

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KELURAHAN PASIRAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN KOTA GUNUNG SARI KOTA SINGKAWANG

KEPADATAN INDIVIDU KLAMPIAU (Hylobates muelleri) DI JALUR INTERPRETASI BUKIT BAKA DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA KABUPATEN MELAWI

[Type the document subtitle]

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan kemasyarakatan atau yang juga dikenal dengan community forestry

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik serta ciri khas masyarakatnya berdasarkan etnografisnya. Perbedaanperbedaan

KARAKTERISTIK INDIVIDUAL ANGGOTA MASYARAKAT

PERANAN LEMBAGA ADAT DALAM PENYELESAIAN KONFLIK LAHAN PADA HUTAN ADAT DI DESA ENGKODE KECAMATAN MUKOK KABUPATEN SANGGAU

TINJAUAN PUSTAKA. Lanskap Hutan. Istilah lanskap secara umum dipahami sebagai bentang alam yang

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI PENYELESAIAN SENGKETA ANTAR WARGA MASYARAKAT ADAT BERDASARKAN KEARIFAN LOKAL DALAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN NON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. (1968) disebut sebagai tragedi barang milik bersama. Menurutnya, barang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Nurlita Indah Wahyuni 1, Rinna Mamonto 2

I. PENDAHULUAN. lain-lain merupakan sumber daya yang penting dalam menopang hidup manusia.

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DUSUN I DAN II DESA NUSAPATI DALAM PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi nasional tekanan terhadap sumber daya hutan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Cisolok Kabupaten Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. spesifik. Oleh sebab itu, apa yang diperoleh ini sering disebut sebagai

diarahkan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat

NILAI EKONOMI AIR HUTAN LINDUNG SUNGAI WAIN DI BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya. Pada Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Lailan Syaufina 1 dan Fransisxo GS Tambunan 1

TRADISI METHIL SEBAGAI SALAH SATU WARISAN KEARIFAN LOKAL DI DESA KARANGMALANG KECAMATAN KASREMAN KABUPATEN NGAWI. Inka Septiana. Sosiologi Antropologi

PENDAPATAN MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN TEMBAWANG DI DUSUN PERONGKAN KECAMATAN SEKADAU HULU KABUPATEN SEKADAU

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

POPULASI BEKANTAN Nasalis larvatus, WURM DI KAWASAN HUTAN SUNGAI KEPULUK DESA PEMATANG GADUNG KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT

Partisipasi Masyarakat terhadap Pengelolaan Hutan Lindung di DAS Palu (hulu), Sulawesi Tengah. Oleh C.Yudilastiantoro

PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. Hutan merupakan bagian penting dari negara Indonesia. Menurut angka

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dilakukan secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. ruang aktivitas manusia dan budayanya tidak bisa lepas dari atmosfir, biosfir,

Transkripsi:

PARTISIPASI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DALAM MELESTARIKAN HUTAN ADAT SEBAGAI DAERAH PENYANGGA SUMBER AIR DI DESA MENYABO KECAMATAN TAYAN HULU KABUPATEN SANGGAU Community Participation in Forest on Indigenous Preserve Forest as A Source of Water in Support of Menyabo Village in Tayan Hulu Subdistrict of Sanggau District Milunardi, Fahrizal dan Iskandar. Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jln Imam Bonjol Pontianak 78124 Email : milunardinardi@yahoo.com ABSTRACT Indigenous forests have a very large role in the lives of local people of Menyabo and communities around indigenous forest, the forest conservation effort in order to be able to benefits for future. In utilizing forest communities have the local wisdom in managing forests with its rules or norms that have been applied over the years and is complied with and adhered to by community members, the norms are so called customary norms. The method that used in this research is descriptive whereas for data collection used structured interviews using questionnaires. The number of respondents in this research study are 81 respondents. The research results revealed that the communities participation of forest in conserving indigenous forests as a buffer zone water resources tends to be high ie there are 62 respondents (76.55%) who have high participation, there were 8 respondents (9.87%) which had medium participation, and 11 respondents (13.58%) who had low participation. Keyword : participation, community, Indigenous forest, Source of Water. PENDAHULUAN Menurut Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 70/Kpts-II/2001 Tentang Penetapan Kawasan Hutan, Perubahan Status Dan Fungsi Kawasan Hutan dalam pasal 1 ayat 1, hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didomisili pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan adat bagi masyarakat Menyabo mempunyai peranan yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat setempat maupun masyarakat yang berada disekitar kawasan hutan adat, baik berupa kayu maupun non kayunya. Dalam memanfaatkan hutan masyarakat adat mempunyai kearifan dalam mengelola hutan dengan tatanan aturan atau norma yang telah diterapkan selama bertahun-tahun yang dipatuhi dan ditaati oleh anggota masyarakat, norma tersebut dinamakan adat. Adat itu sendiri merupakan kebiasaan yang tetap dipertahankan dalam menjaga budaya mereka khususnya hutan mereka sebagai wilayah ekosistemnya yang merupakan habitat sebagai ruang hidupnya. Penelitin ini bertujuan untuk Mengetahui partisipasi masyarakat sekitar hutan dalam melestarikan hutan adat sebagai daerah penyangga sumber air di Desa Menyabo Kecamatan Tayan 334

Hulu Kabupaten Sanggau serta mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan, persepsi masyarakat terhadap hutan adat, pengetahuan mengenai manfaat hutan, dengan partisipasi masyarakat sekitar hutan dalam melestarikan hutan adat sebagai daerah penyangga sumber air di Desa Menyabo Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberi masukkan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam upaya melestarikan hutan, dan diharapkan agar masyarakat dapat mengambil langkah-langkah positif dalam melestarikan hutan adat sebagai daerah penyangga sumber air di Desa Menyabo, sehingga manfaat hutan adat dapat dirasakan saat ini dan dimasa yang akan datang. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Menyabo Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau. Dengan waktu pengambilan data di lapangan 3 minggu dari tanggal 25 Februari sampai tanggal 18 Maret 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif sedangkan untuk pengumpulan data digunakan wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal dilokasi penelitian yaitu Desa Menyabo Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau. pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling terhadap 81KK. Responden yang diambil memiliki kriteria kepala keluarga dan minimal memiliki usia 20-64 tahun dengan lama berdomisili minimal 5 tahun serta sehat jasmani dan rohani, meliputi data primer berupa identitas responden, dan partisipasi penyangga sumber air. Sedangkan data sekunder adalah peta lokasi penelitian dan data monografi Desa Menyabo. Data ditabulasi dan dianalisis Menggunakan Chi- Kuadrat. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Partisipasi Masyarakat Sekitar Hutan Dalam Melestarikan Hutan Adat Sebagai Daerah Penyangga Sumber Air Di Desa Menyabo. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, partisipasi masyarakat Desa Menyabo dalam melestarikan hutan adat sebagai daerah penyangga sumber air disini mempunyai tingkat partisipasi tinggi dalam melestarikan hutan adat sebagai daerah penyangga sumber air, berjumlah 62 responden (76,55%) yang bearti lebih dari 50% dari jumlah responden yang telah dijadikan sampel. Partisipasi menurut pendapat Mikkelsen, (2005) seperti dikutip (Almutahar, 2012) adalah keterlibatan masyarakat secara sukarela dalam perubahan yang ditentukan sendiri oleh masyarakat dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka. Partisipasi penyangga sumber air disini cenderung tinggi, karena masyarakat menyadari dan memahami betapa pentingnya pelestarian hutan dan sumber air yang ada. 335

Sejalan dengan pendapat Fauzi, (2012) hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat desa yang masih memiliki nilai-nilai dan kultur tradisional. Selanjutnya Fauzi, (2012) menjelaskan sejak zaman dahulu, masyarakat tidak hanya melihat hutan sebagai sumber pangan, obatobatan, energi, sandang, lingkungan dan sekaligus tempat tinggal mereka. Dalam menjaga hutan masyarakat Menyabo beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya, sehingga ada tanggung jawab yang besar dan kesadaran secara sukarela untuk menjaga dan mengelola hutan mereka, perilaku ini berkembang menjadi suatu kebudayaan mereka dan berkembang secara turun-temurun. Secara umum, budaya lokal atau budaya daerah dimaknai sebagai budaya yang berkembang di suatu daerah (Baharudin, 2008). Pendapat ini sejalan dengan pendapat Fauzi, (2012) menjelaskan masyarakat tradisional adalah masyarakat yang dalam bersikap, berfikir dan bertindak selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun. Alqamari, (2012) menjelaskan masyarakat sekitar hutan adalah masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan baik yang memanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung hasil hutan tersebut. Masyarakat sekitar hutan dalam memandang hutan sebagai ruang kehidupan yang luas, tidak hanya bermakna produksi atau ekonomi, tetapi juga sumber manfaat lainnya, baik bersifat ekologis ataupun terkait dengan aspek kultural, hingga makna religi yang menempati kedudukan terhormat. 2. Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat 2.1. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Partisipasi Masyarakat Sekitar Hutan Dalam Melestarikan Hutan Adat Sebagai Daerah Penyangga Sumber Air. Berdasarkan hasil uji kuadrat (X 2 ) didapatkan nilai X 2 hitung = 1,68 dan X 2 tabel = 9,49. Hal ini menunjukkan bahwa X 2 hitung lebih kecil dari X 2 tabel yang bearti bahwa H 0 diterima H I tolak (tidak terdapat hubungan pendidikan dengan partisipasi masyarakat sekitar hutan dalam melestarikan hutan adat sebagai daerah penyangga sumber air di Desa Menyabo). Hasil analisis terhadap variabel yang diamati seperti pada lampiran 8 diperoleh nilai X 2 hitung 1,68 sedangkan X 2 tabel taraf signifikan 5% dengan db = 4 didapat nilai 9,49 (X 2 hitung < X 2 tabel). Dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara pendidikan terhadap partisipasi masyarakar, karena X 2 hitung < X 2 tabel, maka H 0 diterima H I ditolak. Keeratan hubungan pendidikan antara partisipasi masyarakat dapat dilihat pada lampiran 6 dimana C yang didapatkan adalah 0,14 sedangkan C maks nya adalah 0,81. Selisih antara C dengan C maks adalah 0,67. Karena selisih antara C dengan C maks besar dari 0,5 maka hubungan yang terjadi adalah sangat rendah. Dari analisis data penelitian diketahui bahwa tidak terdapat hubungan pendidikan dengan partisipasi penyangga sumber air, Tinggi 336

rendahnya pendidikan tidak berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat, karena masyarakat sudah memahami pentingnya pelestarian hutan adat sebagai daerah penyangga sumber air. Abdullah, (2010) mengartikan pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan terencana yang dilakukan orang dewasa yang mempunyai ilmu dan keterampilan guna memberikan kompetensi kepada anak didik sehingga mereka memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai dasar yang refleksi berpikir dan bertindak demi terciptanya sumberdaya manusia yang diinginkan selanjutnya dijelaskan, pendidikan terdiri dari tiga jenis yang pertama, pendidikan dalam keluarga (informal), kedua, pendidikan di sekolah (formal). Ketiga, pendidikan dalam masyarakat (nonformal). Jika dilihat dari pendidikan formalnya masyarakat desa Menyabo memiliki pendidikan formal yang cukup baik. 2.2. Hubungan Tingkat Persepsi Masyarakat Dengan Partisipasi Masyarakat Sekitar Hutan Dalam Melestarikan Hutan Adat Sebagai Daerah Penyangga Sumber Air. Berdasarkan hasil uji kuadrat (X 2 ) didapatkan nilai X 2 hitung = 19,08 dan X 2 tabel = 9,49. Hal ini menunjukkan bahwa X 2 hitung lebih besar dari X 2 tabel yang bearti bahwa H 0 ditolak H I diterima (terdapat hubungan persepsi dengan partisipasi masyarakat sekitar hutan dalam melestarikan hutan adat sebagai daerah penyangga sumber air di Desa Menyabo). Hasil analisis terhadap variabel yang diamati seperti pada lampiran 10 diperoleh nilai X 2 hitung 19,08 sedangkan X 2 tabel taraf signifikan 5% dengan db = 4 didapat nilai 9,49 (X 2 hitung > X 2 tabel). Dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara persepsi terhadap partisipasi masyarakar, karena X 2 hitung > X 2 tabel, maka H 0 ditolak H I diterima. Keeratan hubungan persepsi antara partisipasi masyarakat dapat dilihat pada lampiran 7 dimana C yang didapatkan adalah 0,43 sedangkan C maks nya adalah 0,81. Selisih antara C dengan C maks adalah 0,38. Karena selisih antara C dengan C maks kurang dari 0,5 maka hubungan yang terjadi adalah sedang. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tinggi rendahnya persepsi seseorang mempengaruhi partisipasi penyangga sumber air. Tingkat persepsi yang positif menunjukkan bahwa masyarakat yang memiliki pandangan positif atau tanggapan yang baik terhadap adanya upaya pelestarian hutan adat, hal ini disebabkan keberadaan hutan adat sangat penting bagi kehidupan mereka mengingat pada umumnya mata pencaharian mereka adalah sebagai petani. Suryaningsih, (2012) menjelaskan Persepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dalam pembangunan kehutanan, yang paling penting adalah tumbuhnya kesadaran masyarakat, bahwa hutan memiliki 337

multi fungsi dengan timbal baliknya tentu saja memberikan kesejahteraan bagi masyarakat itu sendiri. Sehingga tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikannya bukan hanya tanggug jawab pemerintah, namun juga merupakan kewajiban seluruh lapisan masyarakat. Sejalan dengan pendapat Wibowo (2013) yang menjelaskan bahwa kelestarian hutan, bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah, namun kesadaran atau peran partisipasi aktif masyarakat juga sangat menentukan kelestarian hutan. Hal ini dikarenakan masyarakat hutanlah yang berhubungan langsung dengan keberadaan hutannya. 2.3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai Manfaat Hutan Dengan Partisipasi Masyarakat Sekitar Hutan Dalam Melestarikan Hutan Adat Sebagai Daerah Penyangga Sumber Air Berdasarkan hasil uji kuadrat (X 2 ) didapatkan nilai X 2 hitung = 9,68 dan X 2 tabel = 9,49. Hal ini menunjukkan bahwa X 2 hitung lebih besar dari X 2 tabel yang bearti bahwa H 0 ditolak H I diterima (terdapat hubungan pengetahuan dengan partisipasi penyangga sumber air di Desa Menyabo). Hasil analisis terhadap variabel yang diamati seperti pada lampiran 9 diperoleh nilai X 2 hitung 19,08 sedangkan X 2 tabel taraf signifikan 5% dengan db = 4 didapat nilai 9,49 (X 2 hitung > X 2 tabel). Dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap partisipasi masyarakar, karena X 2 hitung > X 2 tabel, maka H 0 ditolak H I diterima. Keeratan hubungan pengetahuan antara partisipasi masyarakat dapat dilihat pada lampiran 8 dimana nilai C yang didapatkan adalah 0,32 sedangkan C maks nya adalah 0,81. Selisih antara C dengan C maks adalah 0,49. Karena selisih antara C dengan C maks kurang dari 0,5 maka hubungan yang terjadi adalah rendah. Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa tinggi rendahnya pengetahuan seseorang mempengaruhi partisipasi penyangga sumber air. Semakin tinggi tingkat pengetahuan masyarakat maka akan semakin baik dan tinggi pula tingkat kesadaran masyarakat. Masyarakat di Desa Menyabo pada umumnya memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai hutan adat. Riana, (2004) dalam Dewita, (2012) menjelaskan pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal dan pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi pola pikir atau tingkat kesadaran, sikap atau perilaku seseorang terhadap kegiatan yang dilakukannya. Masyarakat desa Menyabo khususnya orang Dayak mewariskan ilmu-ilmu tradisional yang diajarkan orang tua mereka bagai mana cara menjaga dan melestarikan hutan yang ada. Sejalan dengan pendapat Uluk, Sudana, Wollenberg, (2001) pengetahuan yang diwariskan secara turun-temurun itu merupakan pendidikan informal yang sangat 338

beharga bagi orang Dayak maupun masyarakat luas apabila dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Dalam mengelola hutan, orang Dayak sangat terampil sehingga tidak menimbulkan kerusakan hutan yang luas. Sedangkan Pilin dan Patebang, (1999) menjelaskan bahwa menurut pandangan orang Dayak hutan dengan segala isinya termasuk didalamnya sungai, dan semua binatangnya, berhubungan erat dengan manusia yang terungkap dalam sistem adat istiadat dan budaya mereka. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Partisipasi masyarakat sekitar hutan dalam melestarikan hutan adat sebagai daerah penyangga sumber air di Desa Menyabo Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau, secara keseluruhan mempunyai tingkat partisipasi tinggi. 2. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan Partisipasi melestarikan hutan adat sebagai daerah penyangga sumber air di Desa Menyabo Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau. 3. Terdapat hubungan antara persepsi dengan Partisipasi masyarakat sekitar hutan dalam melestarikan hutan adat sebagai daerah penyangga sumber air di Desa Menyabo Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau. 4. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan Partisipasi melestarikan hutan adat sebagai daerah penyangga sumber air di Desa Menyabo Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau. 5. Tingginya partisipasi masyarakat Desa Menyabo dalam melestarikan hutan adat karena adanya pengetahuan lokal masyarakat dan menunjukan bahwa masyarakat memiliki pandangan positif atau tanggapan yang baik terhadap adanya pelestarian hutan adat. Saran 1. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan adat Desa Menyabo Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau masih memiliki keanekaragaman jenis yang masih tinggi, mengingat hutan adat tersebut difungsikan sebagai sumber air bersi masyarakat dan sebagai kawasn yang melindungi untuk jenis-jenis yang komersil, maka haruslah untuk dipertahankan keberadaan dan kelestariannya. 2. Keberadaan hutan adat telah dilindungi dengan adanya hukum adat yang masih dijalankan untuk itu sanksi adat perlu disesuaikan dengan keadaan sekarang dan juga perlu adanya sosialisasi usaha tani menetap yang sesuai dengan kondisi sosial masyarakat setempat sekaligus memenuhi tujuan pelestarian sumber daya alam terutama sumber daya hutan adat di Desa Menyabo. DAFTAR PUSTAKA Abdullah. 2010. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. 339

Almutahar. 2012. Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Terhadap Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat. Bandung. Baharudin. 2008. Kearifan Lokal, Pengetahuan Lokal Dan Degradasi Lingkungan. Jakarta. Dewita. 2012. Peran Serta Masyarakat Desa Semuntai Dalam Pelaksanaan Program Community Development [Skripsi]. Pontianak: Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura. Fauzi, H. 2012. Pembangunan Hutan Berbasis Kehutanan Sosial. Karya Putra Darwati. Bandung. [MENHUT] Menteri Kehutanan. 2001. Keputusan menteri kehutanan Nomor 70/kpts-II tentang penetapan kawasan hutan, perubahan status dan fungsi kawasan hutan. Jakarta. Pilin, M dan Petebang, E. 1999. Hutan Darah dan Jiwa Dayak. Sistem Hutan Kerakyatan Kalimantan Barat. Pontianak. Suryaningsih. 2012. Persepsi Dan Perilaku Masyarakat Dalam Upaya Pelestarian Hutan Rakyat Di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo. Jurnal Ekosains, Vol. 4. Uluk, Sudana, Wollenberg. 2001. Ketergantungan Masyarakat Dayak Terhadap Hutan Di Sekitar Taman Nasional Kayan Mentarang. (CIFOR). Indonesia. Wibowo. 2009. Motivasi Dan Partisipasi Masyarakat Desa Buluh Cina Dalam Upaya Melestarikan Hutan Adat Buluh Cina Kec.Siak Hulu Kab. Kampar Provinsi Riau. Jurnal Lingkungan Hidup, Vol. 1. 340