Draft Proposal Program Kampung Hijau. (Program Perbaikan Kampung)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DRAFT PROPOSAL PROGRAM GEMAR MEMBACA BERSAMA BANK BUKOPIN

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BPD KALTIM. Samarinda, 2 Juli 2015

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Salah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak

I. PENDAHULUAN. Asas otonomi daerah merupakan hal yang hidup sesuai dengan kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Petunjuk Teknis Program HIBAH MITI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan derap laju pembangunan. Berbagai permasalahan tersebut antara lain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang

BAB I PENDAHULUAN. Kota dengan segala macam aktivitasnya menawarkan berbagai ragam

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

RENTAL OFFICE DI DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pada dasarnya hunian tidak dapat dilihat sebagai tempat hidup saja

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Tatanan lingkungan, sebenarnya merupakan bentuk interaksi antara manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Perancangan Rumah Susun Sederhana di Kota Kediri BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap kepadatan penduduk sekaligus berpengaruh pada kebutuhan

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk memiliki tempat tinggal yaitu rumah sebagai unit hunian tunggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

BAB V PENUTUP. Sebagaimana dirumuskan dalam fokus penelitian, studi ini ingin. mengetahui apa dan bagaimana kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sangat pesat telah mengubah laju

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

URGENSI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PADA GENERASI Z UNTUK INDONESIA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Sumber data statistic BPS DKI Jakarta. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta

1.8.(2) Peremajaan Permukiman Kota Bandarharjo. Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat karena kota saat ini, dipandang lebih menjanjikan bagi masyarakat desa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. stabilitator lingkungan perkotaan. Kota Depok, Jawa Barat saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2011 Petunjuk Teknis Program HIBAH MITI

Laporan Evaluasi Program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social

penelitian 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pemerintah masih menjadi pemrakarsa, pemberi dana, kontributor keterampilan,pemelihara dan pengendali yang dominan saat ini. Namun minimnya peran

IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kota menawarkan berbagai ragam potensi untuk mengakumulasi aset

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kecil dan Menengah. Pengembangan menejemen koprasi II.5. 2 Peningkatan Kualitas II.5 Kelembagaan Koprasi. Tahun : 2015 SUMBER DANA ALTERNATIF KEGIATAN

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Permasalahan Perumahan dan Permukiman di Indonesia

`BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pada dasarnya pembangunan dalam sektor permukiman adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bank Sampah Wargi Manglayang RW 06

Menakar Kinerja Kota Kota DiIndonesia

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEREMAJAAN PEMUKIMAN RW 05 KELURAHAN KARET TENGSIN JAKARTA PUSAT MENJADI RUMAH SUSUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan. Lingkungan merupakan

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

I. PENDAHULUAN. dan berwibawa dengan melibatkan peran serta swasta dan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan Taman).

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. tinggal yang terdiri dari beberapa tempat hunian. Rumah adalah bagian yang utuh

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

IDENTIFIKASI PERAN DAN MOTIVASI STAKE HOLDER DALAM PENYEDIAAN PRASARANA PERMUKIMAN DI WILAYAH PERBATASAN

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Transkripsi:

Draft Proposal Program Kampung Hijau (Program Perbaikan Kampung) Latar Belakang Salah satu masalah sangat penting yang dihadapi negara-negara berkembang dewasa ini adalah pertumbuhan dan konsentrasi penduduk di kota-kota besar yang pesat. Pada tahun 1950 jumlah penduduk perkotaan di 34 negara sedang berkembang baru 275 juta (atau 38%) dari 724 juta total penduduk perkotaan di seluruh dunia. Pada tahun 2001 penduduk perkotaan di seluruh dunia meningkat menjadi 3 miliar jiwa, dan di negara sedang berkembang dua per tiga di antaranya tinggal di kota-kota metropolitan. Bahkan diperkirakan jumlah penduduk perkotaan di negara-negara yang sedang berkembang akan meningkat menjadi 4,1 miliar atau 80% dari seluruh penduduk perkotaan di dunia (World Bank, World Development Report, 2000. a.). Pemukiman tidak dapat dilihat sebagai suatu benda mati atau sarana kehidupan semata. Lebih dari itu pemukiman merupakan suatu bagian dari proses bermukim yang melibatkan kehadiran manusia dalam menciptakan ruang hidup dilingkungan masyarakat yang komplek dan berpadu dengan karakter alam sekitar. Dalam kaitannya dengan perubahan dan proses modernisasi tata nilai kehidupan masyarakat ini, manusia akan memandang fungsi permukiman sebagai wadah pemenuhan kebutuhan kehidupan sosial budaya dalam suatu kelompok masyarakat (Siswono Yudohusosdo,1991). Kegiatan perbaikan kampung yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat maupun sektor swasta merupakan upaya strategis untuk meningkatkan kualitas lingkungan kampung kota dengan tujuan lebih lanjut adalah untuk meningkatkan kesejahteraan mayarakat penghuni. Pendekatan yang paling sepadan digunakan adalah metoda community empowerment approach. Depok, sebagai daerah penyangga ibukota, menjadi salah satu target dari program perbaikan kampung karena memiliki masalah lingkungan yang cukup kompleks dengan adanya perkembangan kampung-kampung kumuh dan illegal yang tersebar di dalam wilayah kota. Perkembangan berbagai kegiatan penelitian pada pemukiman-pemukiman selama ini menunjukkan hasil yang bervariasi karena dipengaruhi oleh kondisi kampung yang beraneka ragam serta pemahaman masyarakat yang berbeda-beda dalam melihat persoalan fenomena kampung mereka.

Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa pemahaman masyarakat dalam satu wilayah kampung yang sama sangat bervariasi sehingga keberlanjutan dari berbagai program perbaikan kampung belum dapat dicapai. Pada kondisi pemahaman masyarakat yang rendah disebabkan karena pra kondisi yang dilakukan sangat kurang untuk memperoleh tingkat keberlanjutan yang tinggi, oleh karena itu diperlukan upaya yang lebih baik oleh para inisiator pada masa pra kegiatan terutama dalam bentuk pemahaman masyarakat terhadap program dengan benar. Ditinjau dari sisi tata ruang daerah tersebut, masih terlihat serampangan dan cenderung tidak tertata dengan baik. Hal ini terlihat dari susunan rumah yang tidak tertata dengan baik serta saluran pembuangan air yang tidak sempurna serta tidak adanya pembuangan sampah yang terkelola dengan baik akan menyebabkan permasalahan tersendiri. Belum lagi banyak gang dan jalan yang belum diberikan penamaan serta rumah yang tidak jelas penomerannya, akan membuat kebingungan dalam menentukan lokasinya. Melihat kondisi tersebut, program perbaikan kampung merupakan solusi cepat untuk meningkatkan kualitas lingkungan, dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat yang ada di daerah tersebut. Program ini diharapkan mampu menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peningkatan mutu lingkungan yang tertata dan terkelola dengan baik serta turut menjaganya agar tercipta suatu lingkungan yang bersih, sehat serta berkualitas. Agar tercipta sebuah lingkungan yang sesuai dengan gambaran ideal, maka kami menawarkan sebuah pengelolaan program perbaikan kampung yang kami namakan dengan program Kampung Hijau, yang merupakan sebuah kerjasama antara pihak sponsor atau donor dengan Lembaga Kemitraan Pembangunan Sosial (LKPS) sebagai pihak pengelola program perbaikan kampung dengan masyarakat sebagai pihak yang akan menjadi target dan pelaksana program perbaikan kampung tersebut. Tujuan Program a. Terpenuhinya sarana dan prasarana lingkungan permukiman di RW. 04 Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan Kota Depok sesuai dengan kebutuhan dan apresiasi masyarakat dalam pembiayaannya selaras dengan willingness dan ability to pay masyarakat setempat serta memenuhi kriteria fisibility sosial. b. Dapat dimanfaatkannya sarana dan prasarana lingkungan permukiman yang berhasil dibangun, dan dalam pemanfaatannya mampu menunjang peningkatan produktivitas

sosial-ekonomi masyarakat RW. 04 kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan Kota Depok. Manfaat Program Bagi Masyarakat : 1. Terciptanya sebuah lingkungan ideal yang tertata dan terkelola dengan baik dengan melibatkan seluruh warga dalam turut menjaga, merawat serta memperbaiki agar mampu menjadi sebuah lingkungan yang bersih, sehat, aman serta tertata dengan rapi. 2. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam rangka menciptakan sebuah lingkungan yang besih, sehat, aman serta tertata dengan rapi. Bagi Bank pihak donor : 1. Program Kampung Hijau ini merupakan pihak donor untuk berpartisipasi dalam melakukan kegiatan sosial yang bersifat langsung serta menjadi bukti bahwa pihak donor benar-benar mampu memberikan sumbangsih nyata dalam berpartisipasi membangun masyarakat. 2. Program Kampung Hijau ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi citra baik pihak donor kepada masyarakat luas, sehingga tujuan akhirnya adalah masyarakat akan semakin bersimpati dan semakin meningkat kepercayaannya untuk menggunakan jasa atau produk pihak donor dalam mendukung aktivitas keseharian mereka. Rancangan Program Program Kampung Hijau ini membutuhkan waktu selama 12 bulan terbagi atas 3 tahap, dimana pada tiap-tiap tahapan saling terkait dan menguatkan sehingga program yang akan dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan. Adapun tahapan tersebut adalah : 1. Tahap Persiapan a. Melakukan identifikasi masalah yang nyata di lingkungan. b. Melakukan analisa. c. Mencari alternatif yang dapat dilaksanakan. d. Memilih solusi yang tidak terlalu kompleks.

2. Tahap Pelaksanaan a. Mengumpulkan potensi masyarakat untuk dilibatkan dalam program. b. Memberikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan kepada masyarakat agar mereka dapat melaksanakan program tersebut. c. Menjalankan program yang telah dirancang pada tahap sebelumnya. d. Melakukan monitoring pelaksanaan program berkala (mingguan/bulanan). 3. Tahap Evaluasi dan Pelaporan a. Hasil monitoring yang dilakukan secara berkala akan dihimpun dan dianalisa untuk dibuatkan sebuah laporan evaluasi kegiatan. b. Presentasi dan penyerahan laporan akhir dari program kegiatan Kampung Hijau. Rancangan Kegiatan Program Kampung Hijau ini memiliki alternatif program antara lain : 1. Perbaikan infra struktur kampung a. Pembuatan tempat pembuangan sampah b. Perbaikan saluran pembuangan air c. Perbaikan jalan setapak d. Penyediaan pos terpadu (keamanan, kesehatan, temu warga, dll) e. dll 2. Penguatan potensi wilayah a. Pemberdayaan pemuda b. Pemberdayaan ibu-ibu c. Penguatan organisasi mesjid d. Penguatan kerjasama antara warga dengan Pesantren dan Madrasah e. dll 3. Penyediaan sarana dan prasarana kampung a. Pengadaan gerobak sampah b. Pengadaan papan nama jalan c. Penomoran rumah warga yang teratur d. dll 4. Riset a. Melakukan need assessment b. Melakukan monitoring program c. Melakukan evaluasi program

d. dll Jadwal Pelaksanaan Program Program Kampung Hijau ini secara keseluruhan akan memakan waktu sekitar 1 (satu) tahun dengan jadwal rencana kegiatan sebagai berikut : KEGIATAN Tahap Persiapan Melakukan identifikasi masalah yang nyata di lingkungan Melakukan analisa Mencari alternatif yang dapat dilaksanakan Memilih solusi yang tidak terlalu kompleks Tahap Pelaksanaan Mengumpulkan potensi masyarakat untuk dilibatkan dalam program Memberikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan kepada masyarakat agar mereka dapat melaksanakan program tersebut Menjalankan program yang telah dirancang pada tahap sebelumnya Melakukan monitoring pelaksanaan program berkala (mingguan/bulanan) Tahap Evaluasi dan Pelaporan Hasil monitoring yang dilakukan secara berkala akan dihimpun dan dianalisa untuk dibuatkan sebuah laporan evaluasi kegiatan Presentasi dan penyerahan laporan akhir dari program kegiatan Kampung Hijau BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Alur Pemikiran Program Kampung Hijau ini dirancang sebagai salah satu bentuk nyata dari sumbangsih dunia usaha terhadap upaya untuk membantu masyarakat agar tercipta suatu keadaan yang harmonis dan teratur, sehingga lingkungan menjadi aman, tenteram dan kondusif untuk berkembangnya perekonomian masyarakat. Bank Hijau sebagai salah satu bagian dari sector dunia usaha, memiliki kepentingan untuk mendorong perekonomian masyarakat, sehingga masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan jasa perbankan yang disediakan oleh pihak donor untuk mendorong usaha-usaha masyarakat tersebut. Melihat pentingnya program tersebut dilakukan dengan sebaik-baiknya, maka perlu dibuat sebuah alur pemikiran yang mendasari dilaksanakannya program ini. Alur tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini :

Dunia Usaha (pihak donor) Corporate Social Responsilibity (CSR) Munculnya kepercayaan terhadap agen perubahan untuk merancang program sosial dan menjalankan program tersebut Kondisi yang kondusif dimasyarakat akan memunculkan kebutuhan menggunakan jasa perbankan yang disediakan oleh pihak donor Kemitraan Menfasilitasi dunia usaha dalam menjalankan fungsi sosialnya lewat rancangan program sosial Masyarakat (Perbaikan Kampung) Tumbuhnya kesadaran warga untuk menjaga kampung agar tetap kondusif bagi tumbuhnya usaha masyarakat Umpan balik yang berguna untuk merancang program sosial lanjutan Agen Perubahan (LKPS)