BAB I PENDAHULUAN. akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan siswa sebagai bekal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. hampir disemua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan. Dalam ajaran Islam, pendidikan adalah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai individu yang bermasyarakat dan berguna. Lebih jauh lagi. Pendidikan Nasional pasal 1 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan makhluk lainnya. Al-Qur an merupakan bukti tanda. kebesaran/kemahaluasan ilmu Allah bagi orang-orang yang berilmu.

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuannya. Disamping itu tiap-tiap individu manusia mempunyai kepentingan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHLUAN. Pembelajaran Fiqih mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Islam sangat memperhatikan arti pendidikan. Karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang ada pada

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Penegasan Judul. Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan berlangsung sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa secara berkelanjutan.untuk itu pendidikan harus menjadikan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggug jawab. 1 Pendidikan merupakan modal untuk memberikan pengetahuan, penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan siswa sebagai bekal dimasa akan datang. Dengan mengenyam pendidikan, siswa telah memiliki modal awal dalam hidup agar patuh dan taat terhadap peraturan yang ada, sehingga siswa terbiasa mendisiplinkan diri sendiri. Pentingnya pendidikan ini tergambar dalam ajaran Islam pada Alquran surah Al-Mujadilah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW., sebagai berikut: 1 Undang-undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Fokusmedia,2003), h. 6-7. 1

76 Berdasarkan surah Al-Mujaadilah ayat 11, dapat diambil pelajaran bahwa Allah Swt. akan mengangkat orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat, maksudnya antara orang yang berilmu pengetahuan berbeda dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan, sehingga itu disiplin ini sangat penting bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah yang berada pada tingkat dasar jenjang pendidikan. Agama sebagai dasar disiplin untuk proses pembentukan pribadi merupakan satu cita-cita yang sesuai urutannya adalah ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, peningkatan budi pekerti yang luhur, peningkatan kepribadian, peningkatan pengetahuan, dan keterampilan, serta cinta kepada bangsa dan tanah air. 2 Dalam dunia pendidikan dikenal adanya reward (ganjaran/hadiah) dan punishment (hukuman), hal ini disebabkan hukuman juga merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan disiplin adalah sebagai salah satu kunci keberhasilan dalam hidup. Dalam pelaksanaan pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah, apabila disampaikan dengan cara yang lemah lembut, menyentuh perasaan sering memperoleh keberhasilan, tetapi apabila dalam cara mendidik disampaikan dengan keras atau bahkan terlalu lembut maka akan membuat jiwa tidak stabil. Oleh karena itu dalam mendidik anak perlu juga sedikit disampaikan dengan menggunakan cara yang sifatnya berupa pemberian reward dan punishment pada anak didik. Pembahasan yang lebih luas, reward dapat dilihat sebagai alat pendidikan yang bersifat preventif dan represif yang menyenangkan dan bisa menjadi 27 2 Conny R. Semiawan, Penerapan Pembelajaran pada Anak, (Jakarta: Indeks, 2009), h.

77 pendorong atau motivator belajar siswa. 3 Reward berfungsi sebagai alat yang bersifat preventif bermaksud untuk mencegah masuknya pengaruh-pengaruh buruk dari luar ke dalam diri anak didik. Adapun yang bersifat represif dimaksudkan untuk penindakan yang sifatnya menindas, yakni menindas tindakan-tindakan atau perilaku negatif siswa agar anak tetap berada dalam koridor yang benar. 4 Penggunaan reward dalam pembelajaran anak usia dini dimaksudkan untuk membuat anak lebih giat lagi dalam melakukan sesuatu guna memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah dapat dicapainya. Dengan kata lain, siswa menjadi lebih keras kemauannya untuk bekerja atau berbuat yang lebih baik lagi. 5 Jadi, maksud reward yang terpenting bukanlah hasil yang dicapai seorang siswa, melainkan dengan hasil yang telah dicapai siswa itu, pendidik bertujuan membentuk kata hati dan kemauan yang lebih keras pada siswa tersebut untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi. Menurut Amin Danien Indrakusuma dalam bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan Hukuman (punishment) adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan nestapa (ganjaran), dan dengan adanya nestapa itu anak akan menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak mengulanginya. 3 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,2002), h. 127. 4 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 143 5 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoristis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 176

78 Hukuman (punishment) juga sering diartikan sebagai penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru, dan sebagainya) setelah terjadi suatu pelanggaran kejahatan, atau kesalahan. Penggunaan reward dan punishment merupakan salah satu tindakan yang dapat membina kedisiplinan siswa terhadap peraturan-peraturan yang ada di setiap sekolah. Biasanya penggunaan reward dan punishment khususnya sangat berpengaruh terhadapat perilaku siswa dalam disiplin waktu ataupun belajarnya. Setelah pada saat saya berbincang-bincang bersama dengan guru di Madrasah Ibtidiyah tersebut saya mendapatkan beberapa informasi yang sangat menarik bagi saya yakni guru tersebut menggunakan reward dan punishment dalam membuat disiplin siswa-siswanya. Reward yang berupa pujian ataupun sanjungan kepada siswa atas apa yang telah siswa kerjakan dengan baik. Punishment berupa mengerjakan pekerjaan rumah di tempat apabila lalai dalam tugasnya dan lain sebagainya. Pendidikan yang disampaikan dengan cara lemah lembut tanpa didasarkan atas paksaan atau kekerasan akan lebih baik dari pada pendidikan yang disampaikan dengan cara yang keras karena hal ini akan berpengaruh besar kepada kejiwaan anak. Pendidikan yang disampaikan dengan cara yang keras akan membuat anak takut dan tegang dalam proses belajar mengajar, sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar mungkin tidak bisa tercapai dengan baik. Sehingga dengan adannya reward dan punishment, siswa menjadi tahu/faham tentang kesalahan apa yang dilakukannya, tanpa merampas batas

79 kemanusiaannya. Dengan kata lain hukuman yang diterapkan di sekolah kepada peserta didik harus bersifat mendidik dan menumbuhkan kedisiplinan anak didik. Reward dan punishment merupakan salah satu cara untuk merupabah perilaku dengan konsekuensi yang seimbang. Dalam Alquran surah An-Najm ayat 31 yang berbunyi: Ayat di atas menyatakan bahwa ada balasan bagi orang-orang yang berbuat jahat (kesalahan/pelanggaran) yaitu berupa hukuman (punishment), dan pujian bagi orang-orang yang berbuat baik akan mendapatkan kebaikan pula dari Allah yang bertujuan memberikan kegembiraan kepada peserta didik (manusia) sebelum memulai lehidupan selanjutnya (pembelajaran). Punishment juga sebagai alat pendidikan yang fungsinya sebagai alat pendorong untuk mempergiat anak didik, juga agar anak didik lebih menaati peraturan dengan penuh kesadaran dan disiplin. Sebagaimana firman Allah Swt. pada surah Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi: Berdasarkan ayat diatas, menunjukkan bahwa Islam mengakui keberadaan hukuman (punishment) dalam rangka kebaikan umat manusia dan menunjukkan bahwa hukuman diberlakukan hanya kepada orang yang melakukan pelanggaran saja, tetapi pemerlakuan punishment ( hukuman) dalam pendidikan tidak berhenti pada hukuman itu sendiri, melainkan kepada tujuan yang ada di belakangnya,

80 yaitu agar si pelanggar jera, sadar akan kesalahan yang dibuat dan tidak mengulanginya lagi. Dengan demikian, keberadaan hukuman diakui dalam Islam dan digunakan dalam rangka membina umat melalui pendidikan Kebutuhan akan kedisiplinan sebenarnya ditimbulkan dari rasa takut individu itu sendiri karena menyadari bahwa setiap individu memiliki banyak keterbatasan dan naluri negatif. Disiplin dimaksudkan agar setiap individu memperoleh keseimbangan diri. Jadi, tujuan disiplin bukan untuk mengekang kebebasan, namun untuk memberi kebebasan dalam lingkup yang sama. 6 Penggunaan reward dan punnishment, diharapkan akan muncul kesan di dalam diri siswa yang kelak menjadi motivasi dalam pembinaan kedisiplinan siswa. Penggunaan reward dan punnishment sebelumnya belum pernah digunakan. Berdasarkan observasi pertama yang penulis lakukan terdapat salah seorang guru yang menggunakan reward dan punishment ini dalam pembinaan kedisiplinan siswa sehingga penulis tertarik untuk meneliti sekolah Madrasah Ibtidaiyah Ni matul Aziz tersebut. Menurut peneliti penggunaan reward dan punishment sangat bangus dalam membentuk disiplin siswa khususnya dalam pembinaan kedisiplinan siswa khususnya pada kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Ni Matul Aziz Jelapat 1. Penggunaan reward dan punishment juga dapat menumbuhkan minat anak dalam meningkatkan kedisiplinan siswa dalam berbagai hal kedisiplinan. Kasus yang diterapkan sekolah sama dengan judul yang peneliti angkat. 6 V. Lestari, Membina Disiplin Anak, (Jakarta: Pondok Press, 1984), h. 4.

81 Kegiatan pembelajaran di kelas guru memiliki tugas mendidik dan mengajar siswa. Guru sebagai pendidik bertugas membentuk karakter dan kepribadian siswa agar menjadi siswa yang baik, berbudi pekerti dan memberi manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebagai pengajar guru bertugas mentransfer ilmu pengetahuan untuk anak didiknya agar menjadi orang yang berilmu. Oleh karena itu guru secara langsung bertanggungjawab memberikan bantuan membimbing siswa-siswanya yang mengalami masalah seperti masalah tentang kedisiplinan siswa atau masalah yang lain. Mengantisipasi dan mengatasi masalah kedisiplinan maka diperlukan cara yang efektif agar kedisiplinan siswa dapat terwujud. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendidik kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas yaitu dengan penggunaan reward dan punishment. Peneliti bermaksud merumuskan masalah tersebut menuangkan dalam bentuk profosal skripsi dengan judul, yaitu: Penggunaan Reward dan Punnishment dalam Pembinaan Kedisiplinan Siswa pada Kelas III Di Madrasah Ibtidaiyah Ni matul Aziz Jelapat 1 Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka agar penelitian ini dapat terarah dan tidak terjadi kesinampungan, maka penulis merasa perlu untuk merumuskan masalahmasalah yang akan digali dalam penelitian ini. Masalah-masalah tersebut adalah:

82 1. Bagaimana penggunaan Reward dan Punishment dalam Pembinaan Kedisiplinan Siswa pada kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Ni matul Aziz Jelapat 1? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Penggunaan Reward dan Punishment dalam Pembinaan Kedisiplinan Siswa pada kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Ni matul Aziz Jelapat 1? C. Tujuan Penelitian Beranjak dari pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui Penggunaan Reward dan Punishment Dalam Pembinaan Kedisiplinan Siswa Pada Kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Ni matul Aziz Jelapat 1 Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala tahun pelajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Penggunaan Reward dan Punishment Dalam Pembinaan Kedisiplinan Siswa Pada Kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Ni matul Aziz Jelapat 1 Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala. D. Definisi Operasional Sebagai antisipasi untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul skripsi di atas, maka penulis perlu mengemukakan definisi operasional dari judul tersebut, sebagai berikut: 1. Kata dasar dari penggunaan adalah guna yang artinya faedah, manfaat, atau fungsi. Sedangkan penggunaan adalah proses, cara, perbuatan menggunakan

83 sesuatu atau pemakaian. 7 Penggunaan yang peneliti maksud adalah bentuk penyampaian segala sesuatu baik itu berupa tindakan atau perilaku seseorang maupun lebih yang menyangkut tentang bagaimana hukuman edukatif dalam lingkungan sekolah, guna meningkatkan kedisiplinan, nilai-nilai moral, simpatik, serta kualitas siswa dalam belajar mengajar perilaku yang mengaplikasikan hal-hal seharusnya dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Reward (penghargaan) adalah alat pendidikan yang diberikan kepada anakanak yang menunjukkan peristasi atau hasil pendidikan yang baik, baik dari segi prestasi kepribadiannya yang meliputi kelakuannya, kerajinannya, maupun dalam prestasi belajarnya. 8 Reward yang peneliti maksud adalah bentuk alat sebagai penghargaan atau ganjaran yang diberikan kepada anak yang berprestasi berupa pujian (verbal dan nonverbal) yang memotivasi siswa atau memberikan hadiah (alat tulis seperti pulpen dan buku). 3. Punishment adalah suatu sanksi yang diterima oleh seseorang sebagai akibat dari pelanggaran atas aturan-aturan yang telah diterapkan. 9 Hukuman diberikan sebagai alat pendidikan dimana hukuman yang diberikan dapat mendidik dan menyadarkan siswa, adapun hukuman diberikan berupa menegur anak terlebih dahulu, menyuruh anak membaca surah pendek sekalian melatih anak dalam mengingat surah-surah Alquran. 7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), h.42 8 Alifus Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 60 9 Ali Imran, manajemen Peserta Didik Bebasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012).

84 4. Pembinaan berasal dari kata bina yang artinya menyusun, membentuk, dan menata yang dibubuhi awalan pe dan akhiran an menjadi pembinaan yang memiliki arti upaya membentuk, menyusun, dan menata sesuatu kembali. 5. Kedisiplinan adalah taat pada peraturan atau menaati tata tertib. 10 Disiplin yang peneliti maksud ialah cara guru dan dari peraturan sekolah dalam menanamkan kedisiplinan pada siswa-siswa kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Ni matul Aziz Jelapat 1 Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala. Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dan mempelajari lebih dalam bagaimana penggunaan reward dan punisment dalam pembinaan kedisiplinan siswa di sekolah tersebut, maka penulis mengangkat judul yaitu: Penggunaan Reward dan Punishment Dalam Pembinaan Kedisiplinan Siswa Kelas III Tentang Peraturan Sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Ni matul Aziz Jelapat 1 Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala. E. Alasan Memilih Judul Adapun yang menjadi alasan peneliti memilih judul tersebut antara lain adalah: 1. Mengingat kedisiplinan siswa merupakan suatu yang sangat penting dalam berperilaku di rumah, sekolah maupun di luar sekolah. 2. Sesuai dengan pengalaman dan informasi yang peneliti dapat dari pihak lain bahwa hal dalam pembinaan kedisiplinan ini sangat baik ditanamkan kepada siswa kelas III. 10 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: 2008), h. 358

85 3. Kelas III karena salah satu kelas yang lebih menggunakan reward dan punishment dalam membina kedisiplinan kepada siswa. 4. Dalam kegiatan belajar ataupun diluar pembelajaran dalam kelas biasanya guru atau pendidik hanya menyampaikan materi dengan cara biasa padahal banyak sekali cara yang dapat dipakai guna membantu guru dalam pembinaan kedisiplinan siswa agar lebih termotivasi ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. 5. Mengetahui bagaimana penggunaan reward dan punishment dalam pembinaan kedisiplinan siswa pada kelas III. Adapun berbedaan yang peneliti disini ialah dalam pembinaan kedisiplinan bisa meningkatkan kedisiplinan belajar saja akan tetapi juga bisa melatih anak berperilaku lebih baik dan selalu menaati peraturan. Penggunaan Reward dan Punishment dalam Pembinaan Kedisiplinan Siswa di kelas III merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam hal menghadapi atau mengatasi suatu permasalahan mengenai kedisiplinan siswa khususnya dikelas III ini dalam pemberian reward dan punishment sangat baik karena siswa menganggap itu sebagai motivasi agar siswa tersebut tidak lagi mengulang kesalahan yang pernah dilakukannya dan juga agar membiasakan peserta didik dalam berdisiplin dan selalu menaati peraturan yang berlaku. F. Signifikan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi teoristis maupun praktis, yaitu sebagai berikut: 1. Segi Teoritis

86 a. Sebagai bahan masukan bagi guru guna meningkatkan mutu pendidikan dengan jalan menciptakan dan mempertahankan penggunaan reward dan punishment dalam pembinaan kedisiplinan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Ni matul Aziz Jelapat 1 Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala. b. Melalui penelitian ini, diharapkan agar siswa termotivasi untuk selalu mentaati peraturan yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Ni matul Aziz Jelapat 1 Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala. 2. Segi Praktis a. Sebagai bahan informasi bagi pihak sekolah dan guru untuk lebih meningkatkan lagi kedisiplinan siswa. b. Sebagai bahan kajian, bagi mahasiswa atau pihak yang ingin mengadakan penelitian lebih mendalam terhadap objek yang sama. c. Memperkaya khazanah perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin. G. Tinjauan Pustaka Berdasarkan penelitian terhadap beberapa penelitian terdahulu terdapat penelitian yang terkait dengan judul yang peneliti angkat, diantaranya: 1. Pengaruh Pemberian Reward dalam Meningkatkan Kemampuan Kosakata Bahasa Arab Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawan Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah oleh Emilya Ulfah NIM: 1001290819, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari Banjarmasin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kosakata bahasa Arab dan untuk mengetahui

87 pengaruh pemberian reward yang dapat meningkatkan kemampuan kosakata bahasa Arab siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian berada di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bawan Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah. 2. Efektivitas Reward dan Punishment Terhadap Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP SMIP 1946 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2011/2012 oleh Siti Norjannah NIM: 0701258337. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian reward dan punishment dalam pembelajaran matematika efektif meningkatkan keaktifan belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP SMIP 1946 Banjarmasin tahun Pelajaran 2011/2012. 3. Penerapan Sanksi Edukatif pada MI Fajar Islam Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas oleh Ratnawati NIM: 0801299424. Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan sanksi edukatif merupakan salah satu unsur yang turut menentukan dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Fajar Islam Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas. Berdasarkan penelitian terdahulu maka terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis yakni persamaannya meneliti penggunaan reward dan punihment dalam meningkatkan kedisplinan, keaktifan dan kemampuan belajar siswa. Sedangkan perbedaannya yakni membina dan melatih siswa bersikap displin dalam setiap peraturan yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah. H. Sistematika Penulisan bab, yaitu: Sistematika penulisan dalam skripsi ini secara garis besar terdiri dari lima

88 BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori, berisi tentang Pengertian Reward dan Punishment, Penggunaan Reward dan Punishment dalam Pembinaan Kedisiplinan Siswa, dan Faktor-faktor yang mempengaruhi perlunya reward dan punisment dalam Pembinaan Kedisiplinan Siswa. BAB III Metode Penelitian, yang berisi subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data, serta prosedur penelitian. BAB IV Laporan Hasil Penelitian, berisi gambaran lokasi penelitian secara umum, penyajian data, teknik pengolahan data dan analisis data. BAB V Penutup, berisi simpulan dan saran-saran.