BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. batang, benang sari kuning kehijauan, kelopak hijau, mahkota lonjong berwarna

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah, dan benua Amerika yang beriklim tropis.

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lobak mulai dikenal bangsa China sekitar tahun 500 SM. Lobak sering

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kacang hijau (Phaseolus radiatusl.) merupakan salah satu komoditas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita maxima,

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk berupa spiral pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak canola telah dipopulerkan beberapa ribu tahun yang lalu, dan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang, umurnya dapat mencapai 600 tahun. Satu pohon zaitun bisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenis yang dikenal saat ini. Strawberry yang dibudidayakan sekarang ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Habitat asli srikaya berasal dari daerah tropis di Amerika, Karibia,

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :

Sistem Ekskresi Manusia

KULIT. Kulit adalah lapisan paling luar tubuh yang terdiri dari selsel hidup dan merupakan lapisan tipis yang penting bagi tubuh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %

11/10/2017. Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur MACAM TELUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persea america sinonim dengan P.gratissima Gaertin atau P.drymifolia Schlect

KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU

Struktur Anatomi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatomi Kulit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk Indonesia. Tanaman anggur merupakan tanaman tropis bertipe iklim

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

Cara Menghilangkan Jerawat Dengan Jeruk Nipis

Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung 83-87,5 g air; 3,3 4,9 g protein dan; 4 7,3 g lemak. Susu kambing

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. bagian yang bersentuhan langsung dengan lingkungan, Fungsi utama kulit adalah

BAB I PENDAHULUAN. laki-laki. Keagungan dan kekuasaan laki-laki dapat jatuh dan bertekuk lutut di

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut sejarahnya, tanaman anggur diduga sudah ada sejak zaman

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total.

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus)

Karenanya labu kuning yang bisa mencapai ukuran besar ini juga membawa beragam manfaat hebat untuk mencegah beragam penyakit, di antaranya:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diduga berasal dari Amerika Selatan. Pada waktu bangsa Spanyol menduduki

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sediaan perawatan dan pembersih kulit adalah sediaan yang digunakan untuk maksud

Bila dulu scrubbing hanya dapat dilakukan sekali-sekali saja, namun, zaman sudah mulai berubah. Sehingga scrubbing dapat dilakukan kapan saja,

Luka dan Proses Penyembuhannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan yang paling esensial bagi manusia untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

BAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28

PENDAHULUAN. proses pengolahannya permen terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Buah Mangga 2.1.1 Buah mangga Buah mangga termasuk kelompok buah yang berdaging. Panjang buah 2,5 cm sampai 30 cm. Bentuk buah ada yang bulat, bulat telur atau memanjang dan ada juga yang bentuknya pipih. Warnanya bermacam-macam dari hijau, kuning, merah atau campuran. Pada bagian ujung buah ada bagian yang runcing yang disebut paruh. Di atas paruh ada bagian yang membengkok yang disebut sinus, yang dilanjutkan ke bagian perut. Bagian belakang disebut punggung. Kulitnya (exocarp) tebal dan ada titik-titik kelenjar. Dagingnya (mesocarp) tebal dan ada juga yang kurang tebal tergantung jenisnya. Daging buah ada yang berserat dan ada juga yang tidak berserat, ada yang berair dan ada yang tidak berair, ada yang manis dan ada juga yang rasanya seperti terpentin. Warna daging buah yang telah masak ada yang kuning, krem atau oranye. Serat-serat yang asalnya dari kulit biji (endocarp) kadang-kadang bisa menembus ke daging buah, sehingga daging buahnya lalu berserat, maka yang dimakan sering kali hanya cairannya (Pracaya, 2011). Ada lebih dari 100 varietas mangga yang tergolong dalam 2 tipe, yaitu Indian dan Indocina (kadang disebut Filipina). Kulit mangga tipis sampai tebal dan berwarna hijau, bila masak bisa tetap hijau atau berubah menjadi orange, kuning, atau merah, dan tidak bisa dimakan. Buahnya bisa berbentuk bulat, berbentuk ginjal atau bulat memanjang dengan panjang 5-25 cm, berdaging 5

tebal, ketika masak, dagingnya bisa lunak, legit, atau berserat, berbau harum, rasanya masam sampai manis, dan banyak mengandung air. Mangga berbiji satu, bentuknya pipih, berukuran besar mengikuti bentuk buahnya (Setiawan, 2013). Komponen daging buah mangga yang paling banyak adalah air dan karbohidrat. Selain itu juga mengandung protein, lemak, macam-macam asam, vitamin, mineral, tannin, zat warna, dan zat yang mudah menguap sehingga menciptakan aroma harum khas buah mangga (Pracaya, 2011). Karbohidrat daging buah mangga terdiri dari gula sederhana, tepung dan selulosa. Gula sederhananya berupa sukrosa, glukosa, dan fruktosa yang memberikan rasa manis sehingga bermanfaat bagi pemulihan tenaga pada tubuh manusia. Selulosa dan pektin pada buah mangga dipercaya akan melancarkan saluran pencernaan sehingga memudahkan proses buang air besar (Pracaya, 2011). Selain gula, rasa dan karakteristik buah mangga juga dipengaruhi oleh tannin dan campuran asam. Tanin pada buah mangga menyebabkan rasa kelat (sepet) dan menyebabkan buah mangga menjadi hitam setelah diiris. Terkadang, tannin juga membuat buah mangga menjadi pahit. Sementara itu, rasa asam pada buah mangga disebabkan oleh adanya asam sitrat. Rasa asam dari asam sitrat (antara 0,13-0,17%) yang menyertai rasa manis pada buah mangga diyakini mampu merangsang nafsu makan. Rasa asam juga disebabkan oleh adanya vitamin C yang juga sangat bermanfaat bagi tubuh (Pracaya, 2011). Menurut Suparni (2013), mangga memiliki beberapa manfaat seperti mencegah radikal bebas, memutihkan kulit, mengecilkan pori-pori, melembabkan 6

wajah, menghilangkan flek hitam akibat jerawat, sebagai antiseptik alami bagi wajah. 2.1.2 Taksonomi buah mangga Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Dicotyledoneae : Sapindales : Anacardiaceae : Mangifera Species : Mangifera indica L. 2.1.3 Kandungan buah mangga Kandungan buah mangga memiliki beberapa kandungan vitamin yang baik untuk kulit sebagai berikut: a. Vitamin C, zat ini sering digunakan dalam krim maupun serum pada produk kosmetik dengan fungsi mengatasi garis-garis penuaan dan pigmentasi yang tidak diharapkan (Prianto, 2014). b. Vitamin A, zat ini sering digunakan dalam kosmetik dan telah terbukti mampu menghilangkan garis-garis penuaan pada kulit dan kelebihan pigmen kulit (Prianto, 2014). Keunggulan vitamin A dalam kosmetik antara lain mudah diserap oleh kulit dan mampu meningkatkan kandungan air kulit (Tranggono dan Latifah, 2007). c. Vitamin E, zat ini dapat berfungsi untuk memelihara stabilitas jaringan ikat di dalam sel sehingga kekenyalan dan kelenturan kulit dapat terjaga. Selain itu, juga berfungsi sebagai pelembab yang dapat mempertahankan ikatan air di 7

dalam kulit dan melindungi lipoprotein yang ada dalam sel (Tranggono dan Latifah, 2007). d. Sukrosa, mekanisme kerja zat ini sebagai pelembab karena adanya gugus hidroksi dalam struktur sukrosa menyebabkan terikatnya air dari udara atau lingkungan sehingga dapat mereduksi penguapan air dalam kulit, sehingga kelembaban kulit akan terjaga dan kulit tidak akan menjadi dehidrasi dan menjadi kering (Msagati, 2013). Menurut USDA National Nutrient data base, kandungan gizi yang terdapat pada buah mangga (mangifera indica L.) adalah sebagai berikut. Tabel 2.1 Kandungan zat gizi buah mangga Zat Gizi Kandungan Air 280,43 g Energi 202 kkal Protein 2,76 g Lemak total 1,28 g Karbohidrat 50,33 g Serat 5,4 g Gula Total 45,90 g Kalsium 37 mg Besi 0,54 mg Magnesium 34 mg Posfor 47 mg Potassium 564 mg Sodium 3 mg Seng 0,30 mg Vitamin C 122,3 mg Tiamin 0,094 mg Riboflavin 0,128 mg Niacin 2,248 mg Piridoksin 0,400 mg Asam folat 144 mg Vitamin A 3636 IU Vitamin E 3,02 mg Vitamin K 14,1 µg 8

2.2 Kulit 2.2.1 Struktur kulit Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutup seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Bagi wanita, kulit merupakan bagian tubuh yang perlu mendapat perhatian khusus untuk memperindah kecantikan. Kulit manusia mempunyai ketebalan yang bervariasi, mulai dari 0,5 mm sampai 5 mm, dengan luas permukaan sekitar 2 m 2 dan berat sekitar 4 kg (Wibowo, 2013). Lapisan kulit dari lapisan luar ke dalam terdiri dari epidermis, dermis, sub dermis dengan susunan sebagai berikut: a. Lapisan Epidermis/kutikula Merupakan lapisan terluar, sebagian besar terdiri dari epitel skuamosa yang bertingkat yang mengalami kreatinisasi yang tidak memiliki pembuluh darah. Sel-sel yang menyusun epidermis secara terus-menerus terbentuk dari lapisan germinal dalam epithelium kolumnar. Pigmentasi dari kulit sebagian besar karena melanin (suatu pigmen yang berwarna hitam, pada lapisan terdalam epidermis), pigmentasi ini sebagian besar dikontrol oleh hormon adrenalin dan pituitari. Lapisan epidermis terdiri dari: a). Stratum Korneum (lapisan tanduk), yang terdiri dari sel gepeng yang mati tidak berinti, mengandung keratin (sel tanduk). b) Stratum Lusidum, merupakan sel gepeng tanpa inti, yang jelas terlihat pada telapak kaki dan tangan dengan ketebalan empat sampai tujuh lapisan sel. c) Stratum Granulosum, yaitu sel gepeng berkulit kasar dan berinti, sel-sel tersebut terdapat hanya 2 3 lapisan yang sejajar dengan permukaan kulit. 9

d) Stratum spinosum (stratum akantosum), yaitu lapisan yang paling tebal dan terdiri dari banyak glikogen. Sel-selnya disebut spinosum karena sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal atau banyak sudut dan mempunyai banyak tanduk (spina) dan disebut akantosum sebab sel-selnya berduri. e) Stratum Basale (germinatifum), bentuknya silindris dengan inti yang lonjong, di dalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna. Disini terjadi pembelahan yang cepat dan sel baru didorong masuk ke lapisan berikutnya. b. Lapisan Dermis Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis. Di dalam lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf dan juga lapisannya elastik, fibrosanya padat dan terdapat folikel rambut. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas (stratum papilar) dan bagian bawah (stratum retikularis). c. Subkatis atau hypodermis Subkatis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel lemak dan diantaranya terdapat serabut-serabut jaringan ikat dermis. Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama yang berguna sebagai pegas bila tekanan trauma mekanis menimpa pada kulit dan sebagai tempat penimbunan kalori serta tambahan untuk kecantikan tubuh (Setiadi, 2007). 2.2.2 Fungsi kulit Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga yang berfungsi sebagai berikut: 10

a. Sebagai pelindung, melindungi struktur internal dari tubuh terhadap trauma dan terhadap invasi oleh mikroorganisme yang membahayakan, melindungi terhadap sinar ultraviolet sinar matahari. b. Sebagai peraba, merasakan sentuhan, rasa nyeri, perubahan suhu dan tekanan kulit dari jaringan subkutan, dan ditransmisikan melalui saraf sensoris ke otak. c. Sebagai alat pengatur panas, dapat dilepaskan oleh kulit dengan penguapan, pemancaran, konduksi dan pengaliran. d. Sebagai tempat penyimpanan, jaringan adipose di bawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak utama pada tubuh. e. Sebagai alat absorpsi, kulit dapat mengabsorbsi obat-obat tertentu yang digunakan sebagai salep, mengabsorpsi sinat ultraviolet yang beraksi atas prekusor vitamin D yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tulang. f. Sebagai ekskresi (Setiadi, 2007). 2.2.3 Klasifikasi kulit Pada umumnya, keadaan kulit dibagi menjadi tiga jenis yaitu kulit kering, kulit normal, dan kulit berminyak. a. Kulit kering merupakan kulit dengan kadar air yang kurang. Ciri-ciri yang terlihat pada kulit kering yaitu kusam, bersisik, mulai tampak kerutan-kerutan dan pori-pori tidak kelihatan. b. Kulit normal adalah kulit dengan kadar air yang tinggi. Ciri-ciri yang terlihat pada kulit normal yaitu kulit tampak segar dan cerah, cukup tegang dan bertekstur halus, pori-pori kelihatan tetapi tidak terlalu besar, kadang terlihat berminyak di daerah dahi, dagu dan hidung. 11

c. Kulit berminyak adalah kulit dengan kadar air dan minyak yang tinggi. Ciri-ciri kulit berminyak yaitu tekstur kulit kasar dan berminyak, pori-pori besar, mudah kotor dan berjerawat (Tranggono dan Latifah, 2007). 2.3 Krim Menurut FI ed. III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60%, dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Adapun menurut FI ed. IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Sebagai sediaan luar, krim harus memenuhi beberapa persyaratan berikut: a. Stabil selama pemakaian. Oleh karena itu, krim harus bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada di dalam kamar. b. Lunak. Semua bahan dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan homogen. c. Mudah dipakai. Umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit. d. Terdistribusi secara merata. Obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat atau cair pada penggunaan (Widodo, 2013). Menurut Wasiatmaja (1997), bentuk sediaan kosmetika pelembab biasanya emulsi minyak dalam air (krim W/O) namun dapat pula berbentuk emulsi air dalam minyak (krim O/W). Krim digolongkan menjadi dua tipe, yakni: 12

a. Tipe a/m, yaitu air terdispersi dalam minyak. Contohnya cold cream. Cold cream adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih, berwarna putih, dan bebas dari butiran. Cold cream mengandung minyak mineral dalam jumlah yang besar. b. Tipe m/a, minyak terdispersi dalam air. Contohnya vanishing cream. Vanishing cream adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk membersihkan, melembabkan, dan sebagai alas bedak. Vanishing cream sebagai pelembab (moisturizer) akan meninggalkan lapisan berminyak/film pada kulit (Prianto, 2014). Keuntungan menggunakan sediaan bentuk krim yaitu krim dapat mempertahankan kelembaban kulit serta dapat membuat kulit terasa lebih lentur saat pemakaiannya. Krim dapat meningkatkan suplai bahan-bahan seperti humektan, air, dan minyak ke dalam kulit sehingga diharapkan bahan aktif maupun bahan penunjang lainnya yang ada dalam sediaan krim dapat masuk atau berpenetrasi ke dalam kulit dengan baik. Krim memiliki fungsi lain dalam pemakainya yaitu dapat membersihkan kulit (Loden dan Michelson, 2013). 2.4 Pelembab Kulit Dasar pelembaban kulit yang didapat adalah efek emolien, yaitu mencegah kekeringan dan kerusakan kulit akibat sinar matahari atau kulit menua, sekaligus membuat kulit terlihat bersinar. Kandungan air dalam sel-sel kulit normal lebih dari 10%, bila terjadi penguapan air yang berlebihan maka nilai kandungan air tersebut berkurang. Cara mencegah penguapan air dari sel kulit adalah: 13

a. Menutup permukaan kulit dengan minyak (oklusif). b. Membentuk sawar terhadap kehilangan air dengan memberikan zat hidrofilik yang menyerap air. c. Memberikan humektan yaitu zat yang mengikat air dari udara dan dalam kulit. Zat-zat yang bersifat humektan adalah gliserin, propilen glikol, sorbitol, gelatin, asam hialuronat, dan beberapa vitamin. d. Memberikan tabir surya agar terhindar dari pengaruhnya yang mengeringkan kulit (Wasiatmajda, 1997). Bahan aktif sebagai pelembab yang terkandung dalam buah mangga yaitu karbohidrat jenis gula-gulaan seperti sukrosa. Mekanisme kerja sukrosa sebagai pelembab karena adanya gugus hidroksi dalam struktur sukrosa menyebabkan terikatnya air dari udara atau lingkungan sehingga dapat mereduksi penguapan air dalam kulit, sehingga kelembaban kulit akan terjaga dan kulit tidak akan menjadi dehidrasi dan menjadi kering (Msagati, 2013). 14